ASMARA KHANSA

ASMARA KHANSA

1.

Di sebuah desa terpencil hidup sebuah keluarga yang sangat miskin dari semua warga yang lain di kampung tersebut...

Bu Tika beserta suaminya Asraf di karunia empat orang anak, satu laki-laki dan tiga perempuan...namun sayang anak laki-laki itu meninggal karena kelalaian orang tua saat dia sakit...pak Asraf dan bu Tika tidak bisa membawa putra mereka ke rumah sakit karena terkendala biaya...hal itu disebabkan putra mereka satu-satunya meninggalkan luka yang sangat dalam..

Pak Asraf yang memiliki perigai buruk dalam keluarga, dia tidak sedikitpun merasa bersalah atas kehilangan putra semata wayang nya itu...justru saat putranya meninggal pak Asraf sibuk main judi dan pergi bersama wanita lain...

"Hiks...hiks..ibu, Gali...!!"ucap Khansa berderai air mata bersama kedua adiknya dan bu Tika menatap kosong Jenazah anak kecil terbaring kaku di lantai tanah beralaskan tikar...

"Kakak, adik kita, Gali..!! Dia pergi meninggalkan kita..ini semua gara-gara ayah...kalau bukan karena ayah pemalas dan tidak berjudi mungkin hidup kita tidak seperti ini..dan mendapatkan hinaan dari orang lain.."

Bu Tika memeluk erat ketiga anaknya, meratapi nasib mereka yang begitu prihatin...saat Khansa menangis meratapi kepergian adiknya,Gali. Semilir angin segar dengan lembut menyapu wajahnya, setiap angin menyentuh wajah, Khanza..rasanya hatinya itu sangat damai dan seolah ada sesuatu yang memeluknya memberikan sandaran dan ketenangan..namun dia tidak mengerti apa itu..

Miris sekali kehidupan mereka, disaat mereka sedang berduka para tetangga tidak ada yang peduli...hanya ada pak RT dan beberapa orang yang turut membantu untuk mempersiapkan jenazah dan dimakamkan tak jauh dari sana...turut hadir juga Wandy seorang tidak dengan orang tuanya...karena orang tuanya tidak menyukai Khansa dan keluarganya..

"Sudah nak, tidak usah menangis ikhlaskan kepergian adik kalian...dia sudah bahagia bersama yang maha kuasa di surga..." ucap bu Tika biarpun hatinya sangat sakit tapi wanita paru baya itu berusaha untuk tetap tegar demi anak-anaknya...

"Kamu keterlaluan, mas Asraf..entah kemana kamu bersama perempuan-perempuan itu hingga kamu tidak tahu jika putramu sudah tidak ada.." batin bu Tika menjerit...menyayangkan sikap sang suaminya yang tidak bertanggung dalam keluarga.. tapi justru sibuk dengan perempuan..entah apa yang didapat dari pak Asraf hingga para wanita pada mendekatinya..padahal soal uang dia nggak punya, dia dapat kecuali dari bu Tika dan anak-anaknya hasil dari pergi bantu-bantu di kebun orang...

"Maaf bu Tika hari semakin siang apa kita harus menunggu pak Asraf dulu baru makamkan, atau gimana.. kasihan kalau nunggu sampai sore...apalagi kita tidak tahu kemana pak Asraf pergi dan kapan pak Asraf pulang...!!" ucap pak Rt menatap bu Tika bersama ketiga putrinya menangis pilu menjaga jenazah Gali yang sudah selesai di mandikan bahkan sudah di kafani..

Bu Tika menarik nafas panjang sambil menggeleng kepala.." tidak pak Rt, tidak perlu menunggu kepulangan ayahnya kita makamkan saja.." kekecewaan terbesar terpancar di wajah bu Tika sebagai seorang ibu dan seorang istri merasa sangat terpukul dengan kepergian putranya dan saat genting seperti ini entah dimana suaminya...

Pak RT hanya mengangguk saja dan di bantu oleh beberapa bapak-bapak tetangga yang ikut mengusung jenazah Gali untuk di makamkan setelah di sholatkan...

"Eh, miris kali ya kehidupan bu Tika dan ketiga putrinya...sudah miskin punya suami sifat begitu..kasihan si Gali di makamkan tanpa ayahnya entah kemana..nih ya kalau aku Gali sudah aku gentayangan untuk menghantui ayah seperti pak Asraf"

"Iya nih...mana lagi nanti persiapan si Khansa mau menikah dengan Wandy..aku kalau jadi bu Tika sudah lama aku tinggalkan laki-laki tak berguna itu..." bisik-bisik tetangga..

Bukannya mereka datang membantu keluarga Khansa karena masih berduka.. justru mereka dapat cibiran dari para tetangga yang julid dan nggak punya hati...mereka memandang rendah keluarga Khansa...

Tidak ada acara tahlilan karena memang keluarga Khansa sama sekali tidak punya Apa-apa bahkan sekedar makan aja harus ikut ke ladang orang dulu..

********

Sementara di sebuah kamar hotel pak Asraf lagi bercocok tanam dengan seorang perempuan..dia tidak malu dengan umurnya

"Sayang kamu nikmat sekali..makasih ya kamu sudah mau mengeluarkan uang untuk kita bersenang-senang..tapi kamu tidak perlu takut sayang sebentar lagi mas akan menjadi orang kaya...setelah anakku yang nomor pertama menikah dengan anak orang kaya aku akan mendapatkan mobil baru dan emas sebagai mahar...itu nanti aku berikan semua padamu..."

"Serius mas..?? kamu nggak bercanda kan? nanti istri tua peotmu itu yang mengambil semua mahar itu.." kata perempuan itu dengan mata berbinar namun bibirnya sedikit cemberut..mau aja di bohongi oleh pria malas seperti pak Asraf..

"Serius dong sayang..!! Tenang saja wanita tua itu nggak punya hak...aku kepala rumah tangga yang berhak mengatur semua itu"

"Oh ya sayang, mas dulu pulang ya sudah sore nanti mas akan kesini lagi besok soalnya mas harus pulang untuk mempersiapkan pernikahan anak mas.."

"Boleh mas, tapi janji ya besok balik kesini lagi..!!" ucap perempuan itu masih gelendotan di lengan pak Asraf..

"Serius sayang...apa yang nggak bisa untukmu..oh ya sayang boleh mas minta ongkos dua ratus ribu untuk pulang dan besok kembali kesini.." tanpa banyak bicara perempuan itu mengeluarkan dua kertas merah dua lembar dan serakan ke tangan pak Asraf..

Setelah menerima uang itu pak Asraf langsung memesan ojek dan pulang ke rumah... pak Asraf pulang kerumah dari jauh dia melihat ada bendera kuning terpasang di depan rumah reot hampir rubuh itu...namun dia sangat santai seolah tidak terjadi apa-apa..

"Dari mana saja kamu pah...apa kamu tidak tahu jika Gali sudah meninggal dan bahkan sudah di makamkan...dimana letak hati nuranimu pah..!!sampai anak meninggal saja kamu tidak tahu...sepenting apa wanita murahan selingkuhan kamu itu..!!""ucap bu Tika menahan gejolak amarah.

"Apaan sih kamu..!! kalau sudah meninggal ya lebih bagus.. biar tidak menjadi beban dari pada sakit terus juga...dari pada kamu ngomel nggak jelas, lebih baik sana buatkan aku kopi..." kata pak Asraf menatap tajam bu Tika..

"Astagfirullah..Ya Allah, pak. Sungguh tega hati bapak berbicara begitu pada almarhum anakmu...!!" ucap bu Tika merasakan kecewa mendalam terhadap respon suaminya...

"Dasar ayah nggak guna.." ucap Chana..seketika mengundang emosi pak Asraf...

"Plak....!!"

"Cukup yah, jangan sakiti kak Chana...!! Memang apa yang di katakan kak Chana benar kok kenapa ayah tidak terimah...!! Sejak kapan ayah berguna bagi kami...kerja ayah hanya bisa pergi dan pulang marah-marah nggak jelas.." kata Arumi membela Chana kakak kembarnya...jadi Chana dan Arumi adalah saudara kembar...

"Seumur hidupku, aku sangat membenci seorang ayah sepertimu...!!" teriak Arumi berlari masuk kedalam kamar kecilnya sambil memegang pipinya dengan berderai air mata..

"Khansa, ayah nggak mau tahu kamu desak Wandy secepatnya menikahi kamu..kalau tidak ayah akan menjodohkan kamu dengan laki-laki lain dari luar kampung..jurangan Carlo kalau kamu menikah dengannya hidup kamu bahagia.. kamu yang akan memberikan ayah banyak uang, walaupun laki-laki itu sudah punya istri...!!" ucap pak Asraf tidak punya hati..

"Ayah...ayah..sampai kapan ayah baru sadar...dengar ya ayah...kalaupun aku tidak jadi menikah dengan mas Wandy...jangan harap aku akan menuruti permintaan ayah..." ucap Khansa berlalu pergi..

Bu Tika hanya bisa geleng kepala penuh kekecewaan...

Tidak tersirat sedikitpun kecemasan atau kesedihan di wajah pak Asraf sebagai seorang ayah yang baru saja kehilangan putranya...mungkin karena bukan dirinya yang melahirkan sehingga dia tidak merasa sedih dan kehilangan...

Pak Asraf yang duduk di bangku kecil yang sudah sedikit lapuk di depan rumah...merasakan angin kencang mendorong tubuhnya hingga jatuh dan tersungkur di tanah, ia mengeram kesakitan

"Wusss...."

"Brukkkk..."

"Argh...!!" pak Asraf merasakan cairan mengalir di bibirnya ternyata bibirnya menyentuh tanah sehingga bibirnya berdarah..."Tika..." teriak pak Asraf tak lama bu Tika berlari tergopoh-gopoh dari dalam..

"Astagfirullah...pah..bapak kenapa kok bisa jatuh...??"

"Banyak tanya, kamu...!!cepat bantuin sakit tahu...!!"

Hidup itu harus saling bersosialisasi, jangan hanya egois, kalau mau egois, mendingan hidup di hutan saja. Seberapa mahal harga sebuah bantal, tidak akan menggantikan tenang dan nyaman bahu seorang suami...namun berbeda dengan bu Tika yang memiliki seorang suami yang benar-benar tidak punya hati..dia tidak layak disebut sebagai seorang suami maupun ayah..

"Yang egois kamu, yang selalu disalahkan aku. Yang temperamental kamu, yang selalu sabar aku. Rasanya aku sudah lelah dengan perilakumu selama ini. Bagaimanapun aku berusaha untuk tetap mempercayaimu, namun sayang aku tak bisa menahan rasa kecewaku padamu. Jadi orang jangan cuma egois dan pengen menangnya sendiri! Coba sekali-kali kamu menjadi aku, dan ngerasain gimana menjadi posisi kaya gini. Perempuan itu lebih suka perhatian kecil tapi berkali-kali, daripada perhatian besar tapi cuma sesekali..Kenyataan yang menyedihkan adalah bahwa kesempatan tak datang dua kali. Jika aku memperlakukanmu seperti halnya kamu memperlakukanku, kamu pasti akan membenciku." ucap bu Tika

Menatap tajam pak Asraf bukan hanya mental bu Tika yang tergoncang tapi ketiga anaknya juga..dalam hatinya percuma memberikan nasihat kepada sang suami karena tidak akan terealisasikan olehnya...

Daripada menjelaskan apapun terhadap suami yang egois dan tidak pernah mau mengerti, mengalah serta meminta maaf kadang akan menjadi tindakan yang sangat penting...Hidup harus selalu mendengarkan lawan bicara, jangan hanya meninggikan ego dan tak mau mengalah. Ada beberapa hal yang membuatmu harus mengalah, jangan keras kepala dan egois...Kedewasaan antara setiap orang sangatlah dibutuhkan. Untuk itu, sebaiknya jangan saling egois dan menang sendiri.

Cinta itu seutuhnya bukan sebutuhnya. Cinta itu tentang memiliki dan mempertahankan bukan memiliki dan ditinggalkan...sementara bu Tika sudah tidak mendapatkan cinta dan kasih sayang dari sang suami..

"Betapa indahnya kalau kita saling menghargai dan mengerti. Jangan saling egois dan nggak peduli. Ketahuilah, suami yang baik itu tidak egois. Lidah itu sangat kecil dan ringan. Tapi bisa mengangkatmu ke derajat yang paling tinggi dan bisa menjatuhkanmu ke derajat paling rendah. Cintailah dirimu sendiri, namun jangan egois. Pahamilah orang lain namun jangan terpaksa juga." ucap bu Tika setelah itu berlalu pergi meninggalkan pak Asraf menahan sakit..dia mendengus kesal karena bu Tika sama sekali tak peduli padanya...

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Dwi Agustina

Dwi Agustina

pertama nyoba mampir Krn tertarik nama tokohnya sama dg nama anakku😅,tp cukup menarik lah👍

2025-05-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!