NovelToon NovelToon
Rain : Losing Us 2

Rain : Losing Us 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / CEO / One Night Stand / Enemy to Lovers / Barat
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Fitri Novianti

Angelo, yang selalu menyangkal kehamilannya, melarikan diri setelah mengetahui bahwa ia mengandung anak Maximilliam, hasil hubungan semalam mereka. Ia mencari tempat persembunyian terpencil, berharap dapat menghilang dan menghindari konsekuensi dari tindakannya. Kehamilan yang tak diinginkan ini menjadi titik balik dalam hidupnya, memaksanya untuk menghadapi kenyataan pahit dan melarikan diri dari masa lalunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitri Novianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

At first it got closer.

"Max..." Angelo mendorong Maximillian yang tengah menciumnya dengan penuh gai.rah. Bibir Maximillian meninggalkan jejak basah di sudut bibirnya.

Pria itu terhuyung sedikit, namun tatapan sayu Maximillian tetap tertuju pada Angelo, dipenuhi kesedihan yang teramat dalam. Rambut hitamnya yang sedikit berantakan menambah kesan kacau pada dirinya. Ia kembali mendekati Angelo, tangannya meraih bibir Angelo dengan lembut namun penuh desakan. "Kali ini, biarkan aku merasakannya," bisiknya, suaranya serak dan berat, seakan menyimpan beban yang tak terkatakan.

Angelo merasa bingung. Sikap Maximillian yang biasanya penuh gai.rah, kali ini terasa berbeda, lebih agresif, lebih mendesak. Aroma parfum Maximillian yang tajam memenuhi indranya, bercampur dengan aroma kopi dan kertas dari ruang kerjanya. Meski merasa sedikit takut, Angelo membiarkan Maximillian bermain-main dengan bibirnya, terlena oleh sentuhan yang begitu intens. Ada sesuatu yang berbeda pada Maximillian, sesuatu yang membuatnya terlihat kacau dan gelisah.

Namun, ciuman itu tak cukup bagi Maximillian. Dengan gerakan cepat dan pasti, ia mengangkat Angelo ke dalam gendongannya, gaya koala yang membuat jantung Angelo berdebar kencang. Aroma tubuh Maximillian yang maskulin memenuhi hidungnya. Angelo hanya bisa memejamkan mata, menikmati kehangatan tubuh Maximillian yang menyelimuti tubuhnya. Detak jantungnya beradu dengan detak jantung Maximillian yang terasa begitu cepat.

Maximillian melangkah keluar dari ruang kerjanya yang remang-remang, langkahnya tergesa-gesa, ciumannya tak pernah berhenti. Ia membawa Angelo menuju kamarnya, melewati koridor yang sunyi, tanpa Angelo sadari, ia telah dibawa ke dalam pelukan yang lebih intim dan penuh gai.rah.

Dengan gerakan hati-hati, Maximillian merebahkan tubuh Angelo di atas kasur berbahan sutra lembut. Lembutnya kain terasa kontras dengan debaran jantung Angelo yang semakin cepat. Baru saat itu Angelo menyadari sepenuhnya di mana ia berada. "Max..." bisiknya, suara lirihnya bergetar, mengungkapkan keraguan dan ketakutan yang menguasainya. Ia merasakan ini adalah sebuah kesalahan, sebuah langkah yang mungkin akan ia sesali.

Namun, seakan tak mendengar bisikan ragu Angelo, Maximillian kembali mem-belai tubuh Angelo dengan sentuhan-sentuhan lembut, penuh gai.rah yang tertahan. Rambut Angelo yang terurai di atas bantal terasa seperti sutra di bawah jemarinya. Ia tak ingin melepaskan Angelo, meski wanita itu berusaha menahan diri, menolak sentuhannya yang semakin berani. Maximillian tahu, di balik penolakan itu, Angelo juga menginginkan hal yang sama, terjebak dalam pusaran has-rat yang sama kuatnya dengan keraguan yang menggerogoti hatinya.

Setiap sentuhan Maximillian terasa nyata, menusuk, membakar. Aroma tubuh mereka bercampur, menciptakan aroma yang memabukkan. Angelo terlena, tenggelam dalam gelombang kenik-matan yang tak pernah ia sangka. Malam itu, kejadian beberapa bulan lalu, yang telah menumbuhkan sebuah nyawa di dalam rahimnya, kembali terulang. Namun kali ini, keduanya larut sepenuhnya, tak ada lagi penahanan, tak ada lagi keraguan. Hanya ada has-rat dan kepuasan yang membuncah.

"Aku ingin, setelah anak kita lahir... aku ingin membuat adik untuknya... lagi," bisik Maximillian, suaranya serak dan berat, nafasnya memburu saat mencapai puncak kenik-matan, tubuhnya lemas bersandar di samping Angelo . Kata-katanya menggantung di udara, sebuah janji sekaligus sebuah harapan yang terukir di antara mereka.

. . .

Janet diliputi kebahagiaan yang meluap. Kabar dari Jacob—bahwa Angelo turun tangan langsung untuk merebut kembali saham keluarga McKlaine dari keluarga Arnold—membuat hatinya berbunga-bunga. Ia tak menyangka calon iparnya itu begitu peduli pada dirinya dan pamannya. Sebuah rasa syukur yang dalam memenuhi hatinya.

Jacob, pria yang akan menjadi suaminya, telah merencanakan tanggal pernikahan mereka. Ia bahkan telah berdiskusi dengan Angelo, dan wanita itu berniat membiayai seluruh acara pernikahan mereka, meskipun Jacob telah menolak tawaran tersebut dengan halus.

Pagi ini, Janet berencana membangunkan Angelo untuk sarapan bersama. Ia bahkan telah menyiapkan segelas susu hamil khusus untuk Angelo, berharap keponakannya di dalam kandungan tetap sehat dan kuat.

Tok! Tok!

Janet mengetuk pintu kamar Angelo, namun tak ada jawaban.

Tok! Tok!

Ia mengetuk lagi, lebih keras kali ini, mengira Angelo mungkin tak mendengar. Namun, tetap sunyi. Dengan hati-hati, Janet membuka pintu kamar Angelo yang ternyata tidak terkunci. "Tumben, biasanya dia selalu mengunci pintu," gumamnya heran, mengamati kamar yang terlihat rapi namun sedikit berantakan.

Ia melangkah masuk, mendapati kasur yang sedikit kusut dan terasa dingin, seolah tak ada yang tidur di sana. "Angelo..." panggil Janet, suaranya sedikit cemas. Ia bergegas menuju kamar mandi, memeriksa di balik tirai shower.

Namun, Angelo tetap tak ada. Kepanikan mulai menjalar. Mengira Angelo kembali kabur—sesuatu yang pernah terjadi sebelumnya—Janet berlari keluar dari kamar Angelo, menuju kamar kakaknya yang bersebelahan.

Tanpa ragu, ia membuka pintu kamar Maximillian yang juga tidak terkunci. "Max..." sapa Janet, namun kalimatnya terhenti. Matanya membulat sempurna, tangannya spontan menutup mulutnya.

Perlahan, Janet mundur selangkah, lalu menutup pintu dengan lembut. Wajahnya memerah padam, sebuah senyum malu-malu mengembang di bibirnya. Pemandangan yang baru saja dilihatnya di pagi hari itu sungguh tak terduga. "Astaga, apakah mereka tengah membuat adik untuk calon keponakan ku yang belum lahir itu?" gumamnya, senyumnya semakin lebar, memahami apa yang terjadi di balik pintu yang baru saja ia tutup.

Janet bergegas turun, langkahnya sedikit tergesa-gesa. Aroma kopi dan roti panggang memenuhi ruang makan, namun suasana terasa sedikit sepi. Saat ia sampai, hanya Jacob dan ayahnya, Theodore, yang sudah duduk di meja makan, siap untuk sarapan. Suasana pagi yang biasanya ramai terasa berbeda.

"Di mana kakakmu dan Angelo?" tanya Theodore, alisnya sedikit terangkat, memperhatikan Janet yang kembali seorang diri dengan pipi yang masih memerah. Ada sesuatu yang berbeda pada putrinya.

Janet tersenyum tipis, pipinya masih semerah buah delima. "Mereka tengah... 'tidur'," jawabnya, menambahkan tanda kutip pada kata 'tidur' dengan jari-jarinya, seolah menekankan arti tertentu di balik kata tersebut. Senyumnya mengandung makna yang hanya bisa dipahami oleh orang tertentu.

Theodore mengerutkan dahi, tak mengerti maksud putrinya. Namun, Jacob langsung menangkap maksud Janet. Seulas senyum nakal terkembang di bibirnya. Dengan cepat, ia menarik kursi di samping Janet, mengajaknya duduk dan segera menikmati sarapan mereka. Tatapan Jacob pada Janet penuh dengan pengertian dan sedikit godaan.

. . .

Gelap. Hanya sedikit cahaya yang berhasil menerobos celah gorden tebal kamar Maximillian, tak cukup untuk mengganggu tidur lelap mereka. Maximillian dan Angelo terpeluk erat di bawah selimut tebal, tubuh mereka saling melekat dalam kehangatan. Bau samar parfum Angelo, Vanilla Musk, masih tercium di udara.

Maximillian sudah terbangun sejak Janet, menutup pintu kamar. Ia menatap Angelo yang tertidur pulas di dadanya, rambutnya yang hitam berkilauan terurai di atas bantal sutra. Wajah lelah Angelo terlihat begitu damai, pipinya yang sedikit tembam karena kehamilan semakin menambah kesan lembut di wajahnya. Jari Maximillian dengan lembut membelai pipi Angelo, merasakan lembutnya kulit wanita itu.

Namun, sentuhan lembut itu tiba-tiba membangunkan Angelo. Matanya terbuka lebar, menatap Maximillian dengan tatapan tajam yang menusuk. Suaranya dingin, tanpa sedikitpun kelembutan, "Ini kali terakhirnya kau mabuk," desisnya. Dengan gerakan cepat, Angelo menarik selimut hingga menutupi tubuhnya yang telan-jang, lalu berlalu ke kamar mandi, meninggalkan Maximillian yang masih tersenyum—senyum yang kini terasa sedikit pahit. Aroma Vanilla Musk yang tadi terasa menenangkan, kini terasa menyengat, mengingatkannya pada kejadian malam sebelumnya.

1
Reka Cantika
luar biasa
Reka Cantika
lagi dong Thor
Noey Aprilia
Bguslh kl max yg yg mnglaminya,biar bumil sntai aja....lgian kn udh bwa baby kmn mna,mualnya buat bpknya baby....
Noey Aprilia
Mnjauh smntra,mngkn lbih baik buat angelo....apa lg ada ssrorng yg sllu ada d smpingnya....biarlh orng yg udh bkin dia sdih,mnrima hkumannya.....
Noey Aprilia
Wjar sih kl angelo jd stress,scra mntalnya pst trgnggu krna kta2 mreka....
tmbh lg trauma msa lalu,pst bkin dia mkin down....mga aja max bsa bkin dia lbh smngt.....
Reka Cantika
lanjut lagi
Noey Aprilia
Pntsn angelo mrah,dia trauma trnyta.....
lgian,udh ada ank sndri knp mlah adopsi????sukur2 kl ga iri pas udh dwsa,kl iri kn mlah bhya....
Reka Cantika
lanjutkan
Noey Aprilia
Yg d perut aja blm kluar,mlah mau ngadopsi ank orng...urus ankmu dlu lh...
Reka Cantika
lanjut lagi Thor
Noey Aprilia
Abs tu siap2 kna gmpar angelo,trs gas bleh dkt2 lg apa kg bbo bareng....spa sruh pke mbuk sgla.....
Noey Aprilia
Angelo sllu pnuh kjtan....
jgn blng kl goerge d jbak skretarisnya pke ssuatu,trs dia tau dn nyri istrinya????
tp mmdingn gt sih,drpd jd skandal....
Reka Cantika
lanjutkan lagi
Noey Aprilia
Jd gmna pnggilan buat mreka y????
kl angelo nkah sm max,brrti janet jd adik ipar....tp kn janet bkln nkah sm jacob,pdhl jacob pmannya angelo....
🤔🤔🤔
SamdalRi: Dipikir², aku tidak kepikiran /Facepalm/
total 1 replies
Reka Cantika
lagi dong Thor
Noey Aprilia
Bagooossss......
ppet trs smp angelo brsdia buat nkah sm max.....
Reka Cantika
lanjutkan lagi
Noey Aprilia
Kaaaannnn....bnr....
janet bbo bareng sm jacob...enth bgaimna smp mreka bs brsma,mngkn krna trbwa suasana....
Reka Cantika
lanjutkan
Noey Aprilia
Alamakkkk....
jgn2 janet bno bareng sm jacob?????
SamdalRi: /Sly/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!