NovelToon NovelToon
Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:23k
Nilai: 5
Nama Author: Zhuzhu

Lin Muwan terkubur di makam kuno Permaisuri Qing dari Era Jingyuan yang tidak dikenal ketika menjalankan misi mencari jejak sejarah.

Namun, dia kemudian terbangun di tubuh selir Pangeran Kesembilan Dinasti Jing yang dibenci karena merupakan keturunan pemberontak. Lin Muwan kemudian menyadari bahwa dia datang ke masa saat Permaisuri Qing hidup.

Plum dan aprikot yang mekar di taman adalah kesukaannya, namun kehidupan yang bagus bukan miliknya. Hidupnya di ujung tanduk karena harus menghadapi sikap suaminya yang sangat membencinya dan masih mencintai cinta pertamanya. Dia juga mau tidak mau terlibat dalam persaingan takhta antara putra Kaisar Jing.

Pangeran Kedua yang lemah lembut, Pangeran Keempat yang penuh siasat, Pangeran Kesembilan yang dingin, siapakah di antara mereka yang akan menjadikannya Permaisuri? Dapatkah dia kembali ke kehidupan asalnya setelah hidupnya di Dinasti Jing berakhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 8: BISAKAH KITA BERGEGAS?

“Nona Lin!”

Lin Muwan menahan tenaganya, mengendalikan energi dari tangan lalu menyembunyikan kembali belatinya ke dalam celah baju. Pada saat itu, Sheng Jiayin berlari menghampiri mereka dengan napas terengah-engah. Wajah cantik dan lembutnya yang memesona memerah.

“Pangeran, Nona Lin, gunung ini sudah dikepung!”

Sheng Jiayin baru akan berteriak kepada salah satu prajurit untuk membantunya menolong Pangeran Kesembilan yang sedang terluka.

Namun, ia mengurungkan niatnya ketika matanya tanpa sengaja melirik ke tempat perkemahan di kejauhan. Di sana, semua prajurit penyerta yang mengawal Kaisar dan para pejabat sudah digantikan oleh pasukan khusus.

Di beberapa sudut, Sheng Jiayin juga melihat prajurit lain berpatroli dengan senjata lengkap. Mereka bertindak agresif dan sangat masif, seolah-olah sedang mencari sesuatu yang harus ditemukan sesegera mungkin. Sheng Jiayin berpikir  ini bukan pertanda baik, jadi dia bergegas kembali ke tepi danau untuk memberitahukan situasinya.

“Sepertinya telah terjadi sesuatu di tenda perkemahan. Para prajurit itu seperti sedang memburu sesuatu.”

Lin Muwan merasa firasatnya buruk. Perburuan musim gugur ini diadakan di area khusus milik kekaisaran. Jika sesuatu memang sudah terjadi, masuk akal jika prajurit khusus turun tangan.

Namun yang tidak dapat ia mengerti adalah, mengapa pasukan itu sepertinya bukan hanya memburu seseorang, melainkan beberapa orang?

Sesuatu itu pasti besar. Di udara, suara pekikan burung tiba-tiba terdengar. Murong Changfeng menoleh, begitu pula Sheng Jiayin dan Lin Muwan.

Seekor elang berukuran besar dengan bulu tubuh cokelat tua dan bulu kepala berwarna putih, bercakar dan berparuh tajam terbang memutar di atas kepala mereka.

Setelah dua putaran, binatang besar berbulu datar itu terbang menukik, lalu hinggap di bahu Murong Changfeng. Di antara kaki elang yang kekar, sepucuk surat diikatkan dengan tali. Kertasnya sangat kecil hingga hanya memuat beberapa buah kata yang hanya dapat dimengerti Murong Changfeng.

Ekspresi Murong Changfeng yang dingin langsung berubah menjadi sangat suram. Sebuah perasaan yang lebih mirip seperti sebuah ketakutan dan kekhawatiran muncul di hari Lin Muwan. Binatang berbulu datar tersebut kembali melesat terbang tinggi, berputar dua kali lalu terbang menjauh.

Perkemahan diserang sekelompok pembunuh. Kaisar dalam perjalanan kembali ke istana, gunung dikepung. Hati-hati terhadap Pangeran Keempat.

Surat kecil itu disampaikan oleh Zifang. Tenda perkemahan diserang sekelompok pembunuh malam tadi dan Kaisar langsung bergegas kembali ke istana tanpa memedulikan di mana putra kesembilannya berada. Saat ini, gunung tempat perburuan ini sudah disegel dan dikepung ribuan prajurit.

Pimpinan pasukan adalah Pangeran Keempat, Murong Zhiyang. Dengan temperamennya yang keras dan sangat licik, Murong Zhiyang akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menyingkirkan sesuatu yang bisa menjadi ancaman untuknya.

Perebutan posisi penerus takhta sedang berlangsung, meski Murong Changfeng terlihat tidak peduli, hati Murong Zhiyang tidak akan sepenuhnya percaya.

Jika bisa menyingkirkan salah satu pangeran dan menyamarkan kematiannya sebagai ulah dari kelompok pembunuh, itu mudah saja bagi Murong Zhiyang.

Dia hanya perlu menemukan Murong Changfeng dan membunuhnya. Murong Zhiyang tidak akan membiarkan Murong Changfeng kembali ke istana dalam keadaan hidup.

“Ckckck… menyedihkan.” Lin Muwan mencibir. “Hubungan persaudaraan keluarga kekaisaran sungguh sangat baik.”

Dia membaca situasinya, dan itu lumayan mengejutkan untuk Murong Changfeng dan Sheng Jiayin. Selama ini, Lin Muwan hanya tahu menangis dan membenci suaminya, namun tidak pernah mengerti urusan lain apalagi tentang perebutan kekuasaan dan intrik politik.

Hari ini, dia tiba-tiba membaca situasinya dengan jelas, bahkan mencibir dan menyindir dengan sangat fasih.

Wanita ini, sejak kapan dia menjadi lebih pintar?

“Apa yang harus kita lakukan sekarang?”

Sheng Jiayin kebingungan dan tidak tahu harus berbuat apa. Jumlah prajurit yang dikerahkan untuk mengepung gunung adalah ribuan.

Hampir mustahil bagi mereka jika ingin kembali hidup-hidup. Murong Zhiyang adalah orang yang kejam, yang tidak segan-segan menyingkirkan noda yang menghalangi pandangannya tanpa berkedip.

Jika sudah bertekad membunuh Murong Changfeng, itu bukan tidak mungkin. Sheng Jiayin tidak ingin Murong Changfeng mati di tangan Murong Zhiyang, namun apa yang bisa dia lakukan?

Dia hanya wanita terpelajar yang dibesarkan di lingkungan keluarga pejabat. Meski tahu soal intrik politik dan perebutan kekuasaan di istana, dia tidak dapat menemukan cara yang bagus ketika menghadapinya secara langsung.

Lin Muwan berpikir si cantik nomor satu di ibukota ini mungkin bodoh. Dia memang awam terhadap urusan semacam ini, tapi di situasi kritis yang sedang dihadapi sekarang, satu-satunya jalan adalah melarikan diri sejauh mungkin.

Murong Zhiyang tentunya tidak akan menyerah mengejar Murong Changfeng dengan alasan mengejar para pembunuh. Tertangkap oleh mereka barulah bencana kematian yang sesungguhnya.

Astaga, dia tadi bahkan berpikir untuk menemui kematian lebih cepat. Kenyataannya ketika kematian sudah di depan mata, Lin Muwan goyah dan tetap merasa takut. Sifat buruk dalam meremehkan kehidupan dan kematian yang ada dalam dirinya benar-benar harus dihilangkan.

Lin Muwan berbalik untuk meninggalkan sepasang kekasih malang tersebut.

“Nona Lin, kau mau ke mana?”

“Melarikan diri.”

“Tunggu sebentar!”

Sheng Jiayin membantu Murong Changfeng untuk berdiri, meletakkan tangan pria itu di bahunya dan memposisikannya untuk memapahnya. Akan tetapi, Murong Changfeng enggan melangkah. Dia tetap mempertahankan posisi diamnya meski Sheng Jiayin mencoba membantunya berjalan.

“Pangeran Kesembilan, ada apa?” tanyanya.

Tatapan teduh Murong Changfeng jatuh pada wanita itu. Kedalaman dari hati yang tercermin dari matanya tidak dapat diukur. Sheng Jiayin tidak pernah bisa melupakan tatapan tersebut, sehingga dia hanyut lebih jauh dari yang seharusnya.

“A Yin, kau kembalilah.”

“Bagaimana denganmu?”

Lin Muwan menyela, “Hei, Nona, kau bodoh ya? Mereka tidak bergegas memburunya karena tahu kau sedang bersamanya. Pangeran Keempat tidak akan membunuhmu.”

Sheng Jiayin adalah putri tunggal Menteri Pertahanan. Kalau dia mati, Menteri Pertahanan tentu akan mengincar Murong Zhiyang.

Murong Zhiyang tidak akan menghilangkan potensi dukungan besar, dia tidak akan menyingkirkan sesuatu yang masih bisa memberinya keuntungan.

Sheng Jiayin masih berguna untuk mengendalikan Menteri Pertahanan, jadi, Murong Zhiyang tidak akan membunuhnya meski tahu dia adalah kekasih Murong Changfeng.

“Pangeran Keempat tidak akan membunuhmu.”

“Tidak. Kita harus kembali bersama-sama!”

Pada akhirnya, Sheng Jiayin tidak dapat menahan dirinya lagi. Kekhawatirannya terhadap keselamatan Murong Changfeng menjadi bukti bahwa dia masih mencintai pria itu.

Lin Muwan melihatnya seperti menonton sebuah pertunjukkan. Dia melipat tangannya di dada sambil memperhatikan interaksi sepasang kekasih yang saling mengkhawatirkan di depan matanya.

“A Yin, percayalah padaku.”

Setelah dibujuk, Sheng Jiayin akhirnya menyerah. Dia setuju untuk kembali dan membiarkan Murong Changfeng melarikan diri.

Itu bisa menjadi kesempatan agar dia bisa mengalihkan perhatian Murong Zhiyang. Walau terasa berat dan enggan, Sheng Jiayin akhirnya pergi.

“Astaga, aku tidak percaya aku menghabiskan tiga puluh menit berhargaku untuk menonton perpisahan sepasang kekasih yang malang. Ckck… aku si orang ketiga ini benar-benar punya banyak waktu senggang.”

Cibiran terhadap dirinya sendiri ini benar-benar sangat mengesalkan. Lin Muwan tidak bisa lagi menunda lebih lama atau prajurit pemburu itu akan menemukannya. Dia baru selamat dari kejaran Zhou Ying, tidak mungkin baginya menyerahkan nyawa pada Murong Zhiyang.

“Lin Muwan, jika kau pergi sendiri, kau akan mati,” ucap Murong Changfeng dengan intonasi yang sangat jelas, namun terdengar sangat mengesalkan di telinga Lin Muwan. Ini buruk. Ini jelas-jelas hal yang buruk.

Meninggalkannya dan berlari sendirian ke dalam hutan memang bukan ide yang buruk. Lin Muwan dapat bertahan hidup di alam liar, namun dengan kondisinya saat ini, itu hampir mustahil.

Ilmu bela dirinya belum pulih, dia juga tidak punya uang atau barang berharga yang dapat ditukar dengan makanan dan pakaian. Sekalipun bisa lolos dan keluar dari gunung, dia hanya akan menjadi gelandangan.

Lin Muwan tidak tahu persisnya dunia seperti apa ini. Di tempat asing ketika ia hanya mengenal diri sendiri membuatnya harus menurunkan prinsip dan memperlebar jarak toleransinya.

Murong Changfeng adalah pangeran, kecerdasannya pasti di atas rata-rata. Ada pemahaman yang tidak dapat dikuasai orang lain seperti Lin Muwan yang hanya dimiliki oleh pria itu.

Lin Muwan menahan egonya dan perasaan tidak senangnya. Di hadapan Murong Changfeng, Lin Muwan lalu berkata, “Kalau begitu, Pangeran Kesembilan, bisakah kita bergegas?”

1
Sulati Cus
biar adil pangeran kedua sm nona Shen pgn tau reaksi si chengfang 😅
Sulati Cus
makanya jgn kebanyakan istri
Sulati Cus
mungkin kasusnya berhubungan dg permaisuri dan permaisuri pasti py backingan yg g main2
Sulati Cus
tp yg diotak pangeran ke4 kyknya ada double target membuat malu sm menjadi menantu perdana menteri untuk menunjang ambisinya mengejar tahta lbh kearah mendapatkan dukungan sih klu menurut ku
Sulati Cus
aku selalu baca "chengfang" 😂
trie
biar tambah seru sebentar lagi akan ada drama baru nich
sahabat pena
masih teka teki. apa mgkn yg koruspi dana militer menteri Pertahanan. ayah nya sheng jiayin.dia ingin memberontak dan bekerjasama dgn salah satu pangeran. mknya kaisar ga setuju pangeran sembilan dan sheng jiayin menikah. hanya thor yg tau🤣🤣🤣lanjut kak💪💪💪
trie
pasangan yg rumit ....
pada akhirnya jadi fatner yg sangat cocok karna tujuan yg sama
@haerani-d
dibalik keberhasilan suami ada istri tercinta yang luar biasa, walaupun rasa cinta itu masih samar dan belum pada ngeuh, tapi otw nongol /Chuckle/
zansen
lin muwan pak kaisar.. ancamannya g main² lansung kicep tuh anak nya /Applaud//Applaud//Joyful//Joyful/
zansen
karena di putus cinta sama Sheng jiayin pak kaisar..
zansen
pangeran udah berhenti malas² gara² lin muwan ngomel + nyindir dan kalah debat juga /Joyful//Joyful//Joyful/
zansen
rumit banget misteri nya
zansen
pangeran udah malai nurut nih.. bentar lg bucin dong... /Kiss//Kiss/
zansen
terbang g lin makan angin /Joyful//Joyful/
Marini Dewi
lanjut thor, cerita y sangatlah menarik
zansen
aku juga merestui lin.. kompakan mereka couple bangke
zansen
kayak tau aja lin barang nya g berguna /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
A
aku suka adegan pinjam2 tangan seerti ini. plus lihat kecambah2 rasa cintah dri pangeran😅. lanjut thorr,semangat
Andi Ilma Apriani
mantaappp thooorrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!