Alesia seorang gadis remaja yang baru saja merayakan hari jadinya ya Ke Delapan belas tahun bersama teman - temannya di sebuah bar ternama.
Tidak sengaja terbentur kursi saat tersandung dan langsung tak sadarkan diri.
Setelah beberapa saat alexia sadar dan perlahan membuka matanya.
Dan sangat terkejut setelah melihat sekeliling, karena setelah ia membuka matanya dia sudah berada di rumah sakit.
Yang lebih mengejutkan lagi saat dia tak sengaja melihat kalender yang ada di ruangan itu.
" Apa dua ribu dua puluh lima, bukanlah masih tahun dua ribu dua puluh yang benar saja masa aku pingsan selama itu "
penasaran dengan kisahnya yuk langsung mampir saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama putri01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Saking marahnya Brian, sampai langsung membanting ponselnya ke atas tempat tidur.
" Kenapa mereka setega itu " Brian sampai tidak habis pikir.
" Apa salah ku, kenapa mereka tidak bisa menerima ku, salahkah aku yang berasal dari keluarga miskin ini " ucap Xia lirih sambil memanfaatkan situasi untuk mendapatkan simpatik dari sang suami.
Mendengar itu langsung saja Brian memeluk istrinya itu untuk memenangkan.
" Kamu tidak salah Xia, aku sendiri yang memilihmu, mereka saja yang tidak mau menerimanya, aku minta maaf atas nama ibu dan adikku ya " Brian sungguh merasa bersalah karena sikap Ibu dan adiknya, di tambah lagi dengan adanya kedua orang asing itu, membuat Brian semakin kesal saja.
" Lalu bagaimana, mereka menargetkan kamu sekarang untuk menyakitiku dan memisahkan kita? " Xia sambil menatap suaminya.
" Sepertinya untuk sementara ini kita menjauh saja dulu dari mereka, aku tidak mau terjadi sesuatu seperti yang sudah mereka rencanakan " kata Brian lagi.
" Memangnya kita terutama kamu mau apa? " Xia masih belum mengerti.
" Kalau mereka menghubungiku dengan alasan apapun aku akan terus menghindar dengan berbagai alasan juga, dan kalau mereka mendekatimu, kamu juga harus melakukan hal yang sama, intinya sekarang lebih baik kita menjauh saja dulu dari mereka" kata Brian
" Kenapa harus seperti itu, kenapa tidak langsung di ladeni saja biar mereka tahu rasa " Xia jadi geregetan dengan mereka.
" Biar bagaimana pun mereka ibu dan adikku Xia, aku malas berdebat apalagi sampai berkelahi dengan mereka, lebih baik menghindar saja demi keamanan hubungan kita " ucap Brian lagi.
" Cuma begitu saja, huh padahal aku sangat berharap Brian memberi pelajaran pada mereka berdua ibu dan ipar jahat itu huh..." gumam Xia dalam hati
Dan Xia mengangguk saja apa yang Brian katakan, meskipun hati Xia tidak menerima tapi Xia juga mengerti beginilah sikap sang suami yang sangat baik hati, meski sebesar apapun kesalahan orang, apalagi keluarga Brian selalu bersedia memaafkan, dan lebih suka menghindar daripada harus berkelahi apalagi dengan keluarga sendiri, sungguh Brian sangat menghindar sekali dari semua itu dengan cara memafkan saja semuanya.
Berbeda dengan Xia, karena jiwanya masih delapan belas tahun, tentu saja watak kerasnya masih ada, dan masih belum berpikiran dewasa.
" Baiklah selama mereka tidak menyentuhku aku akan diam saja, tapi awas kalau sampai mereka menyentuhku seujung kuku saja, aku tidak akan tinggal diam, tidak perduli itu mertua atau ipar, salah sendiri tidak mau menerimaku " gumam Xia dalam hati.
Kemudian Xia bangun dari tempat tidur pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan Brian masih malasnya untuk bangun dan kembali memejamkan matanya beristirahat.
Setelah membersihkan diri, dan melihat sang suami kembali tertidur, langsung saja Xia ke kamar putranya.
Tidak lama setelah Xia pergi ponsel Brian berdering, dengan malas - malasan Brian mengambil lalu melihat siapa yang menghubunginya.
" Mama, huh " Brian kembali meletakan ponselnya sangat malas mengangkat karena itu panggilan dari ibunya.
Tapi karena ponselnya terus berdering akhirnya mau tidak mau Brian menerimanya.
" Iya ma " sambil memejamkan matanya Brian angkat telponnya.
" Brian mama kangen sama Rafa, mama kan tidak boleh ke rumah mu, jadi kamu sendiri saja ya yang antarkan cucu mama kerumah " kata ibu Brian di sebrang ponsel sana.
" Iya ma, nanti Brian antar " sahut Brian dengan malasnya.
" Kenapa nanti Brian, mama kangen sekarang saja ya " paksa ibunya.
" Brian masih ngantuk ma, nanti saja ya " alasan Brian.
" Tidak bisa Brian, kalau kamu tidak mau antara mama sendiri yang akan datang kerumah mu " ancam ibunya.
Mau tidak mau Brian bangun dan terus berpikir alasan yang tepat, dan langsung terpikirkan ide untuk menghadapi ibunya itu.
" Baiklah ma, Brian saja yang antar Rafa ke rumah mama, mama jangan datang ke rumah Brian, nanti mama berbuat macam - macam lagi sama istri Brian " mengalah sekaligus menyindir ibunya itu.
" Mana ada seperti itu, kamu jangan souzon gitu sama mama, ya sudah kalau kamu tidak mau mama datang ke rumahmu, kamu saja yang antar cucu mama ke rumah ya " ibunya tidak Terima di sindir lalu mengalah saja.
" Iya ma sebentar lagi Brian antar, Brian mandi dulu " kata Brian
" Baiklah cepat ya jangan lama - lama, mama tunggu di rumah sekarang " ucap ibunya lagi seperti terdengar sangat senang.
" Iya "
langsung saja Brian menutup telponnya dan langsung masuk kekamar mandi membersihkan diri.
Setelah beberapa saat akhirnya Brian selesai bersiap dan sudah sangat rapi penampilannya.
Teringat ide yang di dipikirkannya membuat Brian tersenyum sendiri lalu langsung menuju ke kamar putranya untuk melihat istri dan anaknya.
-----------
Sedangkan di tempat lain tepatnya di rumah orang tua Brian saat ini mereka sedang sibuk menyiapkan semuanya.
" Bagaimana ma, kak Brian mau datang? " tanya Lila penasaran.
" Iya, sebentar lagi kakak mu datang, bagaimana persiapannya sudah selesai? " tanya bu Rita balik.
" Sudah ma, Lila sudah siapkan minuman dan obatnya " sahut Lila sambil memperlihatkan gelas berisi air dan sebungkus obat serbuk di sebelahnya.
" Bagus, Nella bagaimana " ucap bu Rita lagi memastikan.
" Nella juga sudah siap tante " sahut Nella baru datang dengan pakaian seksinya berwarna merah cerah.
" Wow, seksi " Lila langsung berbinar melihat penampilan Nella yang sesuai dengan idenya.
" Bagus Nella, sekarang sebaiknya kamu segera masuk ke kamar yang sudah tante sediakan, cepat sana " suruh bu Rita
" Baik tante, kalau begitu Nella tunggu di kamar, Nella ke kamar dulu "
Dan langsung di anggukan bu Rita dan Lila, langsung saja Nella menuju ke kamar yang sudah di siapkan bu Rita dan langsung masuk ke dalamnya menunggu sang pujaan hati dengan perasaan berdebar bahagia.
" Aku yakin kali ini kamu akan jadi milikku Brian, kamu tidak akan sanggup menolak penampilanku yang seperti ini, apalagi dengan bantuan obat perangsang, sangat mudah untuk ku mendapatkan mu, hahahaha... " Nella sangat senang dan sangat tidak sabar menantikan semuanya.
Sedangkan di luar, bu Rita juga langsung bersiap.
" Cepat masukan obat itu ke dalam air itu Lila " suruh bu Rita
" Baik ma " langsung saja Lila memasukkan obat serbuk itu ke dalam air di dalam gelas itu.
Dengan cepat Lila mengadukannya agar cepat larut, setelah itu membersihkan sisa bungkus obat itu lalu membuang bungkus obatnya ke bak sampah.
" Sudah selesai ma " Lila sudah membereskannya.
" Bagus, kita tunggu kakakmu sebentar lagi dia pasti akan datang " ucap bu Rita yang sudah sangat tidak sabar.
Begitu juga dengan Lila, yang paling tidak sabar mau melihat idenya berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang sudah ia bayangkan.