NovelToon NovelToon
Gara-gara Mantan

Gara-gara Mantan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Berbaikan
Popularitas:23.3k
Nilai: 5
Nama Author: nenah adja

"Dasar brengsek! Kadal burik! Seumur hidup aku gak mau ketemu kamu lagi. Bahkan meskipun kamu mati, aku doain kamu susah menjemput ajal."

"Siapa yang sekarat?" Kanya terhenyak dan menemukan seorang pria di belakangnya. Sebelah tangannya memegang kantung kresek, sebelah lagi memasukan gorengan ke dalam mulutnya.

"Kadal burik," jawab Kanya asal.

"Kadal pake segala di sumpahin, ati- ati nanti kena tulah sumpah sendiri."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Usaha Alan

Kanya menghela nafasnya saat berhasil mendudukkan dirinya di kursi pesawat. Bersama Dilan di sebelahnya, Kanya memperhatikan kelas ekonomi yang dia naiki. Beruntungnya Kanya memilih kelas ini, hingga dia tak mungkin bertemu Alan.

Sudah pasti Alan juga satu penerbangan dengannya, mengingat tadi Alan ikut melakukan cek boarding pass. Namun pria itu tidak mungkin memesan kursi ekonomi sepertinya, kan?

Kanya tersenyum dengan memejamkan matanya, setidaknya dia bisa duduk tenang selama perjalanan ini. Namun mata Kanya langsung terbuka saat merasa ada yang duduk di sebelahnya.

"Kamu!" Sialan! Bagaimana bisa kadal burik ini duduk di sebelahnya. Bukan hanya satu kelas dengannya, namun di sebelahnya.

"Loh, kalian disini?" lihatlah wajah pura-pura bodohnya, dia tidak menampakkan kebohongan seolah yang terjadi memang ketidak sengajaan, dan kebetulan. "Hai, Dilan?" Alan mengangkat tangannya ke arah Dilan, hingga Dilan membalas dan mereka melakukan hi five.

"Kamu gak puas ya terus ngintilin aku?" tanya Kanya dengan kesal.

"Loh, kenapa?"

"Kenapa? Kamu ganggu tahu!"

Alan tersenyum, tangannya bergerak untuk mengenakan sabuk pengaman, begitu pun Kanya, sebab pesawat akan segera lepas landas.

Kanya memastikan sekali lagi Dilan aman lalu kembali menatap tajam padanya. "Jangan coba- coba ngajak aku ngomong, dan ganggu aku!" Kanya melipat tangannya ke dada lalu memalingkan wajahnya.

Alan masih tersenyum. Baginya ini cukup. Berada di dekat Kanya meski mereka tidak bicara, tapi hatinya sudah merasa bahagia. Ya, Alan memang memesan kelas bisnis, namun saat tahu ada Kanya, dia rela menukar kursinya dengan orang lain. Tentu saja atas kesepakatan bersama. Lagi pula siapa yang tidak mau duduk di kursi yang nyaman namun dengan biaya kelas ekonomi.

Setelah pesawat mengudara, Kanya dan Dilan melepas sabuk pengaman mereka, keduanya bahkan pergi ke toilet, setelah setengah jam perjalanan, Kanya masih acuh pada Alan, meski sesekali Dilan berceloteh padanya.

Kanya mendengarkan musik sementara Dilan tertidur. Dari ujung matanya Kanya melihat Alan sibuk dengan beberapa lembar kertas di depannya. Entah apa yang pria itu kerjakan. Namun, mata Alan nampak fokus dan serius dengan sesekali mencoret di beberapa bagian dengan bolpennya.

Saat Alan menoleh Kanya memejamkan mata, berpura-pura tak melihat, padahal Alan tahu Kanya mencuri pandang ke arahnya. Alan hanya tersenyum di sudut bibirnya, sambil menyelesaikan pekerjaannya. Alasan awalnya Alan memesan kelas bisnis agar dia leluasa bekerja selama penerbangan, namun saat dia bersama Kanya tentu saja dia juga tak boleh menyiakan kesempatan, meski akhirnya dia tidak leluasa untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Setelah pekerjaannya benar-benar selesai Alan menutup berkasnya, dan menoleh pada Kanya yang ternyata sudah tertidur. Wajah yang tadi berpaling dan enggan melihat padanya kini justru miring ke arahnya, hingga Alan dengan bebas memandangnya.

"Maafin aku Anya, mungkin kamu akan semakin kesal karena aku akan selalu mengganggu kamu mulai sekarang."

Saat suara mengudara jika pesawat yang mereka tumpangi akan segera mendarat. Alan melihat jika sabuk pengaman Kanya dan Dilan ternyata tidak terpasang. Alan bergerak perlahan agar tak membangunkan Kanya untuk memasangkan sabuk pengaman Dilan, lalu beralih pada Kanya yang masih terlelap untuk memasangkan sabuk pengamannya. Tepat saat Alan mengunci sambungan pada sabuk, Kanya terbangun dan berjengit.

"Apa- apaan nih!" Kanya menepis tangan Alan hingga Alan menjauh.

"Maaf, aku pasangin sabuk pengaman, kamu." Kanya menunduk dan mengedarkan pandangannya. Semua orang menatapnya mungkin karena mereka terkejut.

"Bisa kan, bangunin aku aja," desisnya pada Alan.

"Maaf, aku gak tega bangunin kamu. Lelap banget sampe ileran," tunjuk Alan pada bibir Kanya. Kanya mendengus lalu memalingkan wajahnya. Bisa- bisanya dia tidur dalam perjalan yang hanya kurang dari dua jam ini. Ileran pula. Bikin malu saja.

Dengan terkekeh Alan mengenakan sabuknya sendiri. Hingga pesawat mendarat dengan selamat barulah mereka turun satu persatu termasuk Alan dan Kanya.

"Dada, Om." Dilan melambaikan tangannya pada Alan, begitu pun Alan yang membalas lambaian tangan Dilan. Mata Alan beralih pada Kanya yang masih mengabaikannya. Namun Alan tak akan melewatkan. Dia tak berkedip, bahkan meski dari kejauhan. Rasanya saat melihat Kanya semangat hidup Alan yang dulu mati kini kembali. Setelah sekian lama yang ada di kesehariannya hanya kerja dan kerja, kini dia kembali memikirkan Kanya, dan tentu saja dengan hati yang lebih ringan. Meski dia belum dimaafkan, tapi Alan bisa melihat dimata Kanya masih ada dirinya, meski hanya kebencian. Dan itu sudah cukup.

Alan berjalan beberapa langkah dan memasuki mobil dimana Samuel telah datang menjemputnya.

"Apa kabar, Pak?"

"Baik. Gimana pekerjaan Sam?"

"Lancar, Pak. Lagian meski anda libur, anda tetap kerja."

Alan memijat pelipisnya. "Anda sendiri, gimana Pak?"

"Apa?"

"Lancar deketin mantan- nya?"

Alan berdecak. "Dia tidak menghajarku saja itu sudah untung. Tapi, aku rasa akan lebih baik kalau dia menghajarku saja. Karena rasanya akan lebih melegakan. Dibanding hanya diam dan mengabaikan ..." Alan menghela nafasnya. "... rasanya masih jauh untuk mendapat maaf darinya."

Samuel mengangguk. "Anda bisa bercerita lengkapnya kalau mau lebih lega."

"Mungkin nanti, Sam."

"Saya akan dengan senang hati mendengarkan." ucap Samuel lagi. Dia mulai menerka garis besar dalam kisah Alan, namun akan lebih baik jika dia tahu dari Alan sendiri.

"Terimakasih."

"Oh iya, mengenai berkas perceraian anda, Bu Sonya bersi keras tidak mau menanda tanganinya, Pak."

"Gak papa, biar langsung ke pengadilan saja," jawab Alan acuh.

Alan sudah memprediksi sejak awal jika Sonya tak akan mau bercerai. Karena wanita itu memang bersikeras sejak tiga tahun lalu, dimana pernikahan mereka harusnya selesai. "Aku gak akan bercerai sampai dia datang menjemputku, dan Raka!" begitu katanya setiap kali Alan mengajukan gugatan. Tapi kali ini Alan tak mau menyerah untuk mendapat kebebasannya. Lima tahun sudah cukup hidupnya sia- sia. Dia bahkan menyakiti dan meninggalkan Kanya hanya karena menikahi Sonya dan mengakui jika bayi Sonya adalah miliknya. Bukan inginnya, tapi keadaan yang memaksanya.

Satu-satunya cara adalah dengan menemukan pemilik asli bayi itu, alias yang membuat Sonya hamil. Buat dia bertangung jawab, hingga Alan sendiri bisa lepas sepenuhnya. Namun pria itu begitu sulit di temukan, tiga tahun terakhir Alan bahkan menggunakan detektif swasta untuk mencarinya. Alan kecolongan, seharusnya dia bercerai sejak tiga tahun lalu. Namun pria itu berhasil lari darinya setelah dua tahun di penjara. Dia mengingkari janjinya untuk bertanggung jawab pada Sonya setelah urusannya di penjara selesai.

Alan menegakkan tubuhnya. "Gimana dengan pencariannya, sudah ada titik terang?”

Samuel menggeleng merasa bersalah. " Sepertinya dia memang tahu ada yang mengejarnya, karena terus berpindah tempat. Tapi ..." Samuel menghentikan ucapannya, hingga dia melihat Alan mengeryit karena menunggunya. "Yang saya tak mengerti, Dari mana dia memiliki uang untuk berpindah tempat?" Alan semakin mengerut dalam, lalu mengangguk.

"Kamu benar. Dia bukan milyarder yang memiliki uang banyak, hingga uangnya tak pernah habis dia gunakan untuk pelariannya. Bukankah, ada seseorang di belakangnya? Memberinya uang dan menunjang kehidupannya selama ini?"

Samuel mengangguk. "Kita harus menemukan siapa di belakangnya untuk menemukannya, Pak."

Alan memejamkan matanya, lalu menghela nafasnya.

"Sepertinya aku tahu, siapa dia."

Kali ini Samuel yang menunggu Alan bicara. "Aku akan memastikannya lebih dulu. Aku minta untuk sementara tunda uang bulanan Mama, dan Papaku."

Samuel mengerjapkan matanya, "Tapi Pak, beliau selalu datang jika anda telat sebentar saja."

"Aku tahu. Biarkan mereka datang padaku."

Samuel mengangguk. "Tapi, Pak. Apa hubungan orang itu dengan perceraian anda dan Bu Sonya?"

"Karena dia yang harusnya bertanggung jawab. Dia adalah ayah Raka yang sebenarnya."

1
Rabiatul Addawiyah
Semoga cepat sehat kembali thor 🤲🤲
Rahmawati
kanya masih peduli sm Alan, berati masih cinta
Aningrum
GWS thor..
semangat..
Rahmawati
oooo gitu toh ceritanya
Hamsiyah Hasta
cepat sembuh thor...
tata sugandhi
smg cepat sembuh y Thor...
Anna Kusbandiana
semoga lekas sehat lagi ya thor...
semangat..💪
Mom Dee 🥰 IG : devinton_01
orang tua gak bener ... fakta klo pilih kasih ke anak itu memang jahat banget
Isma Nayla
jng sampai kanya di perkaos sm alan thor,gk rela aq.
alan sj blm cerai kasian kanya bs di blng pelakor wlu pernikahan alan tnpa cinta.
yuning
semoga lekas sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasa , istirahat yang cukup Thor
Rahmawati
bener kata anye jgn jual murah jg ma
Rahmawati
lanjuttt
Ceu Nah
cuma kamu yang mau mereka balikan kk😅
Rabiatul Addawiyah
Wah klo Kanya mau dengar penjelasan Alan bakal balik ga ya mereka? semoga lah Kanya balik sm Alan
Marta Meilinda
hebat sekali akan, selain jd sapi perah, bs jadi kambing hitam dan jg tumbal.
bisa laku tinggi, gk lama lg kan idul adha/Silent/
azalea_lea
mau dijadiin apapun itu udah gak ngaruh udah telat penjelasan mu alan 😞👍🌹🙏❤
Isma Nayla
rasakan tuh alan,knp dlu gk km jelasin sm kanya malah nikah sm sonya.
wlu sekrng kanya tau tetap aja kanya dpt bekas alias duda apalagi blm resmi cerai lg sm sonya.
bikin greget si alan ini,makan tuh rs kasihanmu
3sna
trus ortu ini jadiin sapi perah anak yg lain dijadiin kambing hitam ,harus bertnggung jwb pdhl gk ngelakuin kesalahn,hah ini lebih egis
3sna: egois
total 1 replies
3sna
urusan sm sonya blm kelar mlh ngejar2 kanya jgn smpe aja tr kanya dislhin jd pelakor gr2 keegisan sonya terutama kamu sialan yg gk tegas sm sx
kiya
sptnya alan bkn anak kandungnya karna mm nya ga mau si mak lampir jd mantunya, pdhal ydah nikah sm alan, brarti alan bkn anaknya dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!