Hai, kenalin aku Ririn, seorang perawat di salah satu RS ternama, suamiku seorang kepala kelasi di kapal, yaaaa.. jadi istri seorang pelaut yang sering di tinggal berlayar oleh suaminya itu sekarang aku. Saat suamiku pergi untuk berpamitan aku selalu berfikir amankah dia jangan jangan banyak wanita yg menggodanya.. Ahhh pikiranku kemana mana. Sampailah di titik kumpul dimana banyak teman dan rekan kerja suami disana yang jadi sorotan adalah ada dua wanita dengan tubuh yang seksi menghampiri kami, dan dengan pd nya dia cipika cipiki dengan suamiku. Mereka tampak sangat akrab lalu memberikan ucapan selamat atas pernikahan kami..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evy Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyesalanku
Di dalam mobil, ketika akan perjalanan pulang. Ku buka kotak dari Dokter Bagas, di awal ku membukanya ada selembar kartas note berwarna hitam dan tulisan putih yang senada dengan warna pitanya..
"Untuk kamu ririn orang yang selembut gerimis,
Dan aku sekeras hujan, aku terlalu sering menciptakan badai untukmu.
Untuk kamu ririn orang yang setenang lautan,
Dan aku angin, yang terlalu sering menciptakan gulungan ombak.
Turut berdukacita untuk diriku sendiri, dan selamat atas pernikahan kalian. Akhirnya garis pencarianmu berujung padanya..
Tak terasa air mata menetes, pipiku yang basah dan tak kuasa ku bendung air mata, sungguh ku rasakan sesaknya di dalam hati. Betapa jahatnya aku, buat menyakiti perasaan Dokter Bagas yang sangat baik kepadaku.. Ku sandarkan kepalaku di kemudi mobilku dan masih terparkir di basement Rumah Sakit.
Tukk... Tukkk.. Tukkk..
"Hey, rin kamu kenapa" Dari balik jendela mobil
Ku dongakan kepalaku, dengan wajah yang memerah pipi yang masih basah dan mata yang sembab. Kulihat Dokter Bagas dari balik jendela mobilku. Dia memberikan intruksi untuk membuka kaca jendela mobilku.
Ku hapus air mataku, dan ku buka kaca jendela mobilku.
"Hey, kamu nangis kenapa.?" Tanya dokter sambil mengusap sisa air mata di pipiku. Ini semakin membuatku tak kuasa manahan tangis yang ku bendung untuknya sedari tadi.
"Maaf ya dok.! " Hanya itu yang aku sanggup katakan untuknya.
Kembali ku tutup kaca mobil, lali aku bergegas pergi meninggalkannya..
Kulihat dari sepion mobil dokter masih menatap ke arah mobilku yang meninggalkannya.
Tak lama ponsel berbunyi, ada pesan dari Dokter Bagas "hati - hati rin, kalau pikiran dan hati lagi gak baik, mending berhenti dulu sejenak buat menenangkannya.. Gak baik naik mobil sendirian sambil nangis. Hehehe dengan emot tersenyum" Pesan dari dokter.
Hanya ku baca lalu ku hapus takut mas frans salah paham dengan ini, karena aku tidak pernah cerita kepadanya soal Dokter Bagas.
Ku pelankan laju mobilku, menepi dan masuk ke pom bensin hanya untuk menenangkan hati dann pikiran yang sedang kacau, masuk ke toilet hanya untuk membasuh muka, setelahnya ke indomaret poin buat beli kopi, dan ku nikmati sebentar dan duduk sembari melihat jalanan yabg ramai, tapi entah kenapa rasanya hening sekali..
Ku lihat ada pesan dari suamiku. " Yang, kamu pulang telat ya.?" Tanya suamiku melalui pesan daring.
Ku balas " Iya sayang bentar lagi pulang lagi ada briefing sebentar tadi." Perasaan bersalah kepada suamiku yabg tak tau apa apa.
Ku tinggalkan kopi yang masih setengah, dan masuk ke dalam mobil.
Ku lihat kembali kotak pemberian Dokter Bagas dan ku rapikan. Sesekali kulihat, ada cincin dengan permata putih yang mewah cantik dan anggun..
Tapi sayang aku tak dapat memakainya, akan aku simpan ini menjadi kenanganku. Ku masukkan ke dalam tas jinjingku. Tancap gass dan pulang.
Sesampai rumah, ku dapati suamiku yang masih rebahan di sofa ruang keluarga, lagi nonton serial drama korea kesukaanku, tapi dia terfokus dengan layar ponselnya.
Ku ucapkan dalam kepadanya "Assalammualaikum pak haji, istrinya pulang ini ga di sambut yaaa". Ucapku sambil tersenyum lebar
" Sini - sini cium dulu tangan pak haji biar dapet berkah." Ujar suamiku menjawab celotehanku.
Ku kecup tangan suamiku.
"Masa cuma cium tangan aja, peluk juga dong kalo pengen dapet berkahnya ini." Jahil suamiku
"Hihhhhh, mulai cabulll. Mana ada pak haji minta peluk segala biar dapet berkah." Jawabku cengengesan
Aku peluk suamiku yabg sedang rebahan telentang, hanya untuk menenangkan perasaanku yang kacau hari ini, perasaan bersalah pada suamiku.
Di elusnya kepalaku dengan lembut "kenapa sayang, capek ada apa lagi hari ini?" Tanya dia.
Ku dongakkan kepalaku hingga kami berhadapan. "Nggak, nggak capek dan nggak ada apa - apa. Cuma kangen aja sama kamu yang." Jawabku dengan mata berkaca - kaca penuh dengan rasa bersalah padanya.
"Yang kok nangis kenapa kamu ga habis di marahi atasan mukan. Atau jangan - jangan kamu habis salah suntik obat ke pasien hingga dia tewas. Astaghfirullah yang, aku punya istri pembunuhh ahhh takut" Ucapnya sambil cengengesan menggodaku.
"Hah apa mau adek bunuh bang, hah sini sini aku bunuh." Jawabku sambil ku cubit perutnya.
"Awwwww sakit, udah sana mandi drama terusss sih yabg di lihat. Sana mandi bauk" Ucapnya
"Emmmm yaudah bye mau mandi." Sambil meninggalkan suamiku yang masih rebahan depan tv
Sesampai di kamar ki buka lemari paling atas yabg biasa ku buat simpan peralatan dan beberapa perhiasan lamaku. Ku letakkan kado dari Dokter Bagas masuk ke dalamnya.
Aku bergegas mengambil buku dearyku, ku luapkan segala keluh hatiku hari ini.
" Nanti saat fajar telah tiba.
Jangan ingat lagi, jam berapa kamu tertidur di samping ranjangku. Jangan ingat - ingat aku memelukmu kala itu, hanya untuk meredakan perasaan bersalahku.
Karena kalau kamu ingat, aku harus jujur.
Aku pernah diam - diam menyakiti kamu hari itu."
Air mataku kembali memenuhi kelopak mata, tak kuasa aku menahannya sambil ku peluk buku dearyku..
Aku mendengar langkah kaki menuju kamar aku bergegas berdiri dan masuk ke kamar mandi di kamar..
"Yang, kamu lagi ngapain.?" Tanya suamiku dari balik pintu kamar mandi.
"Hah, ya lagi mandi to sayang masak lagi mancing.!" Jawabku.
"Kok ga denger suara air kalo mandi.. Kamu mandi apa tayamum sih yang. Hahah" Tawa suamiku yang renyah terdengar
Membuatku senyam senyum di baliknya.
"Udah sana suka ganggu orang mandi aja" Jawabku teriak
Ku dengar suara televisi berbunyi di kamar kami.
Aku bergegas membuka baju dan mandi berendam dalam bathtub.
Setengah jam sudah, aku menikmati berendam sedikit rilex isi fikiran setelahnya. Ku lingkarkan handuk di tubuhku, keluar ke kamar mandi untuk mengambil pakaian yang tadi lupa nggak aku bawa masuk sekalian..
Mata suamiku menatapku tajam bak sepertu mata elang yang sedang mengincar mangsanya kemanapun langkahku matanya selalu mengikutiku. Aku uang sedang mengambil pakaian di almari segera di di hampiri dan di bopongnya aku ke atas ranjang, aku teriak seperti krang kesetanan...
"Yang lepas turun, aku mau ganti baju.!!!" Teriakku pada suamiku yang membopongku.
Dia tak peduli sambil tersenyum puas ke arahku.
"Yang lepas ngga, aku mau pake baju dulu.!" Ucapku
"Ushhhht diem aja yang, gausah di pake, nanti juga aku lepas lagi.. Udah gini aja biar ga kelamaan yaaa." Jawab suamiku
"Ihhhh gamau nanti malem aja.. " Kusingkirkan tangan suamiku yang menghalangi tubuhku.
Aku beranjak dari tempat tidur dan kembali ke kamar mandi buat memakai pakaianku.
Keluar dari kamar mandi aku berdandan ku sisir rambutku tak lupa pakai parfum.. Ku hampiri suamiku yang masih asik dengan handphonenya.
"Sesungguhnya menolak permintaan suami adalah dosa" Dia membacakan dalil di depanku di sambut dengan vidio ceramah ustad di dalam ponselnya yang menerangkan bahw menolak ajakan suami adalah dosa bagi istri."
Tak ku gubris celotehan suamiku aku keluar dari kamar dan menuju dapur..
Bersambung....