NovelToon NovelToon
The Chosen One

The Chosen One

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi
Popularitas:183
Nilai: 5
Nama Author: Irvan Al-Lana

Seorang laki-laki berumur 15 tahun yang Ingin membalas kan dendam nya kepada para iblis yang telah membunuh kedua orang tua nya, namun ia tidak memiliki kekuatan atau pun sihir yang dapat membinasakan para iblis, namun semua itu berubah karna kehadiran kakek kakek misterius

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irvan Al-Lana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19 : Pilar Sang Raja Iblis

"Dimana ada goa di sini Axell?" Tanya Radit sambil berlari keluar dari desa menuju hutan untuk mencari sebuah Goa.

"tunggu dulu Tuan, sebelum kau menambang Batuan Timah, kau harus membeli peralatan Menambang terlebih dahulu" Ucap Axell ada benarnya.

"hmm... masuk akal juga, aku akan beli dulu peralatannya" Ucap Radit yang berlari kembali masuk ke Desa, namun ia berpikir dari pada membeli sebaiknya tanyakan terlebih dahulu ke pandai besi itu, apakah dia punya perlatan menambang, setelah berpikir dia kembali ke tempat Blacksmith itu.

"Pak Blacksmith" Teriak Radit memanggil Pandai besi itu.

"jangan panggil aku pak blacksmith, aku punya nama" Ujarnya.

"kau tidak memberitahu namamu, ya ku panggil saja lah pak Blacksmith" Ucap Radit.

"benar juga apa yang kau bilang, panggil aku bambang" Ucap si pandai besi itu.

"Bambang?, bambang pamungkas?"

"bambang saja gausah pake pamungkas"

"ohh iyaa... apa kau punya peralatan untuk menambang?" Tanya Radit kepada Pak bambang si pandai besi itu.

"tentu saja, ambil saja di belakang, ada beliung, helm dengan senter dan ada tas juga" Ucapnya.

setelah mengambil semua peralatannya, Radit kembali berlari keluar dari desa menuju ke arah hutan, guna mencari Goa yang terdapat banyak batuan Alam, setelah beberapa kilo meter jauh dari Desa, Radit berhenti karna kebingungan.

"Axell, apakah kau bisa melacak Goa di sekitar sini?" tanya Radit.

"itu perkara mudah Tuan, Search" Ucap Axell kemudian terdapat semacam zona, zona itu yang ia gunakan untuk melacak sesuatu sesuai dengan keinginannya.

"apa kau menemukan sesuatu?" Tanya Radit.

"Di sebelah selatan berjarak sekitar 5 kilo meter dari tempat kau berdiri terdapat sebuah Goa, sepertinya itu tempat yang cocok untuk menambang" Ujar Axell.

Radit lalu berlari ke arah Selatan dengan sangat cepat, tak sampai 3 menit ia sudah sampai di mulut Goa, tanpa basa-basi dia langsung menyalakan senter yang ada di helmnya dan bergegas masuk ke dalam Goa.

"dingin sekali ya di salam sini" Ucap Radit.

Perlahan-lahan ia masuk makin dalam ke arah Goa, tempat itu sangat dingin dan lembab, juga sangat gelap, Satu-satunya penerangan yang ia miliki hanyalah Senter yang ia bawa. Semakin dalam dan makin dalam ia masuk ke dalam Goa, setelah ia masuk makin dalam ia di serang oleh semacam laba-laba gua yang mempunyai tinggi 50cm, sangat besar untuk ukuran laba-laba, namun bagi Radit itu hanyalah laba-laba dan sangat mudah untuk di musnahkan.

setelah selesai berurusan dengan laba-laba itu ia melanjutkan perjalanannya, makin dalam dan semakin dalam ia masuk ke dalam gua namun tidak satu pun tembaga yang ia temukan, di sekitarnya hanya ada batu dan tanah, karna tidak menemukan apa-apa, Radit masuk lebih dalam lagi, karna terlalu fokus memperhatikan ke depan, Radit tidak sadar bahwa di depannya terdapat sebuah lubang yang lumayan lebar, karna tidak memperhatikan lubang itu akhirnya, "Syuunggg....., gedebuk" Radit jatuh ke dalam dasar dari lubang itu, membuatnya kesakitan.

"aduuhhh... sakit sekali pantatku" ucap Radit kesakitan.

"jangan berisik Tuan" Ucap Axell.

"kenapa emangnya?" tanya Radit bingung.

"lihat apa yang ada di depanmu" Ucap Axell.

pemandangan yang ada di depannya membuat Radit terkejut terdiam tak bergeming, Di depannya terdapat seekor Ular yang sangat besar, besarnya sampai 10 kali lipat lebih besar dari pada Radit. Ular itu sedang tertidur, Radit tidak ingin membangunkan makhluk itu, karna akan sangat merepotkan jika harus berurusan dengannya, Radit kemudian menghilangkan suaranya dan bergerak dengan sangat hati-hati, agar tidak menciptakan suara apapun yang bisa membuat Ular besar itu terbangun dari tidurnya. Tapi siapa sangka di sekitar tempat ular itu tertidur terdapat banyak batuan dasar, berupa Tembaga, Besi, Emas bahkan permata.

"Axell, hewan apa itu, gede banget gila" Ujar Radit tidak percaya dengan apa yang ia lihat, jika di bandingkan dengan Dharma, Ular putih itu berukuran 2 kali lebih besar dari Dharma.

"itu adalah Ular King Viper, dia penjaga tempat ini, dia sedang hibernasi, aku rasa itulah sebabnya mengapa aku tidak dapat merasakan energinya, dia sudah menonaktifkannya" Ucap Axell.

"ouhh seram juga bejir"

Radit lalu bergerak secara perlahan agar bisa dengan mudah mengambil Tembaga, dan Permata yang berada di dekat ular raksasa itu. ketika ingin mengambil timahnya, ternyata sangat keras perlu di pukul dengan beliung terlebih dahulu untuk menghancurkannya.

"keras banget nih, perlu di pukul pake beliung dulu biar hancur nih" bisik Radit.

"kalau pakai beliung, takutnya Ular gede itu bangun, nambah kerjaan lagi buat ngalahinnya" Ujar Radit dalam hati lagi.

"coba saja pelan-pelan Tuan" saran Axell.

"kalau bangun gimana?"

"ya tinggal kalahin aja, kok repot"

"sedap kali mulut kau tu berkicau ya"

Radit lalu mengeluarkan beliungnya dan memukul tembaga itu secara perlahan-lahan dengan sangat pelan, sangking pelannya tidak ada sedikit pun bagian tembaga itu yang pecah.

"mau sampai kapan kau akan menambang kalau begitu terus?, mau sampai Tua?" Ujar Axell.

"diam lah aku sedang berusaha nih jangan banyak cakap" Ucap Radit dengan suara berbisik.

karna tidak membuahkan hasil Radit sedikit mengeluarkan tenaganya untuk memecahkan tembaga itu dan akhirnya "tiiingggg" suara dentingan dari tembaga itu menggema ke seluruh Ruangan, membuat Radit terdiam tidak berkutik, ketika ia mulai membalikkan badannya menoleh ke arah Ular itu, seketika Matanya terbuka lebar, berwarna Oren cerah pupil matanya mengarah ke arah Radit.

"ohh s*al, dia bangun" Ucap Radit.

"kalahkan dia Tuan" Ucap Axell.

"tapi bagaimana caranya, badannya terlalu besar" Ucap Radit.

Ular itu lalu bangkit dari tidurnya, membuka mulutnya sepertinya sedang menguap sambil mengeluarkan suara yang mengerikan, suaranya menggema di dalam ruangan itu. setelah selesai menguap Ular itu memperhatikan Radit, namun Radit masih terdiam tak bergeming.

"siapa kau?, berani sekali kau masuk ke wilayahku, dan mengganggu waktu tidurku" Ucap ular raksasa itu, ternyata Ular itu bisa berbicara, siapa sangka.

"wahh bisa ngomong cuy" Ucap Radit.

"Ini iblis Tuan bukan monster, jadi wajar dia bisa ngomong" Ucap Axell.

"eeee anu... aku ingin mengambil beberapa tembaga untuk di bawa pulang, hehe boleh kan?" Radit memberanikan diri berbicara kepada ular Raksasa itu yang ternyata adalah Iblis.

"Lancang sekali kau memasuki wilayahku sang pilar Raja Iblis" Ucapnya dengan nada lantang.

"pilar Raja Iblis?, apa itu Axell" Tanya Radit kepada Axell.

"Pilar adalah petingginya sang Raja Iblis, simplenya pilar itu adalah prajuritnya Raja Iblis yang memiliki kedudukan paling tinggi setelah Sang Raja Iblis" Jelas Axell.

"kalau begitu sepertinya akan susah untuk mengalahkannya" Ujar Radit.

"Karna kau sudah masuk ke wilayahku, maka kau harus menerima akibatnya,M*ti Kau manusia"

Si Pillar Raja Iblis itu kemudian mengayunkan ekornya ke arah Radit, ketika ia mengangkat ekornya, ternyata Radit tidak ada di situ. Ia ternyata sudah berpindah di samping ular itu.

"baiklah kalau begitu, ku b*nuh saja" Ucap Radit dengan ekspresi kesal.

To Be continued...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!