Karina terjebak dalam pernikahan yang pahit dengan Ryan, sebuah ikatan yang dipaksakan untuk menyelamatkan keluarganya dari kebangkrutan. Namun, pernikahan itu hanya membawa kesedihan dan perselingkuhan yang menyayat hati.
Setelah berhasil melepaskan diri dari cengkraman Ryan melalui perceraian, Karina bertekad untuk memfokuskan diri pada karirnya. Namun, nasib memiliki rencana lain.
Karina dipertemukan kembali dengan Zaian, pria yang dulu jatuh cinta padanya dan kini telah bertransformasi menjadi seorang CEO sukses di tempat Karina bekerja. Pertemuan itu membuka kembali kenangan lama dan memicu konflik batin yang mengguncang hati Karina.
Apakah Karina akan memberi kesempatan kedua pada cinta atau memilih untuk mempertahankan kemandirian yang telah diraihnya dengan susah payah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arsiana 97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 12
Karina yang melihat perdebatan antara Raysa dan Zaian memilih pergi meninggalkan mereka, sadar karina berjalan pergi meninggalkan mereka. Zaian pun memanggil security untuk mengusir Raysa dari sana.
"Awas kamu karin gara-gara kamu aku jadi di permalukan seperti ini oleh Zaian!" Hardik Raysa yang murka karena telah dipermalukan oleh Zaian dan di usir dari perusahaan.
Setelah membereskan Raysa, zaian pergi keruangan karin untuk memberikan penjelasan atas apa yang telah ia dengar dan ia lihat.
"Apa aku mengganggu waktumu?" Tanya Zaian dengan sedikit gugup.
"Maaf Tuan Zaian sekarang jam makan siang, saya permisi istrahat dulu," Sahut karin sambil berjalan akan meninggalkan ruangan.
"Tunggu, bisa kita bicara sebentar?" Ucap Zaian sambil menangkap tangan karin.
"Sepertinya tidak ada yang perlu kita bicarakan."
" Tapi ini sangat penting."
"Sepertinya anda terlalu menganggap itu penting."
"Kamu memang sangat penting untuk ku."
Karin hanya diam mendengar kata itu tanpa memperdulikan Zaian, karin pergi meninggalkan Zaian sendiri dengan rasa bersalah.
"Aakkk!! Dasar perempuan j*lang, berani-beraninya diam melakukan ini kepadaku dihadapan Zaian!" Hardik Raysa dengan memecahkan beberapa vas karena tak terima telah di permalukan.
"Ada apa sih? Pulang-pulang udah ngamuk gitu," Sahut ibu Raysa yang tidak lain adalah mantan mertua karina.
"Mamah pasti juga akan marah kalau tahu apa yang barusan aku alami."
"Kalau gitu cerita dong masalahnya apa, bukannya kamu tadi ke perusahaan Zaian untuk membahas pertunangan kalian?"
"Ada apa ini?"
"Apa baru saja terjadi gempa?" Tanya Ryan dan papah nya bersama-sama.
"Ini perbuatan Raysa, entah apa yang terjadi sampai membuat dia menjadi seperti ini," Sahut mamah Ryan menjawab.
"Aku benci sama mereka pah, mah. Mereka mempermalukan aku di perusahaan," Tangis Raysa pecah mengingat hal memalukan yang ia alami tadi.
"Siapa yang berani melakukan itu ke kamu," Tanya Ryan marah mendengar adik kesayangannya di permalukan.
"Wanita j*alang itu kak, sih karin itu."
"Apa!" Sahut mereka bertiga bersamaan saking kagetnya.
"Memang apa yang udah dia lakuin ke kamu?" Tanya ibu Ryan.
"Dia tampar aku di depan Zaian, dan.. Dan Zaian malam mengusir aku keluar dari perusahaan," Jawab Raysa ragu karena merasa malu akan hal yang ia alami tadi.
"Apa kamu bercanda? Karin it cuma wanita lemah bagaimana dia bisa tampar kamu, dan bagaimana dia bisa masuk ke perusahaan Zaian?" Tanya ayah Ryan penasaran.
"Dia kerja jadi asisten perusahaan Zaian di sana pah," Jawab Raysa
"Dasar perempuan j*al*ng, setelah bercerai dariku sekarang dia hanya bisa merayu berbagai pria saja," Hardik Ryan
"Kamu harus menyelesaikan masalah ini Ryan, karena karin adalah mantan istri kamu. Papah tidak mau kalau sampai perjodohan ini gagal, jika perjodohan ini sampai gagal maka perusahaan kita sudah dipastikan akan hancur," Ucap ayah Ryan memberi ultimatum.
"Papah tenang saja, besok aku akan urus wanita murahan itu," Sahut Ryan dengan wajah yang penuh kemarahan.
Diperusahaan Zaian, setelah selesai bekerja seharian kini menujukan jam pulang. Karin pun bersiap-siap untuk pulang saat tiba-tiba Zaian masuk dan mengagetkannya.
"Astaga Zaian, kamu ngapain sih?"
"Aku mohon karin beri aku kesempatan untuk menjelaskan kesalah pahaman ini," Ucap Zaian memohon.
"Cukup Zaian, di antara kita memang seharusnya tidak ada hubungan. Tapi aku yang terlalu naif sampai membuat kamu dalam masalah."
"Tapi aku tidak memiliki perasaan kepada wanita itu."
"Mau kamu bilang tidak memiliki perasaan sekali pun itu tetap saja tidak ada gunanya, karena dia adalah tunanganmu."
"Aku di paksa bertunangan dengannya, bahkan aku sebenarnya sudah akan membatalkan pertunangan dengannya."
"Jadi kamu membatalkan pertunangan itu karena aku?"
"Bukan begitu karin, maksud aku_" Perkataan Zaian langsung di hentikan karin.
"Cukup! Aku tidak ingin menjadi orang ketiga dalam hubungan kalian, jadi tolong saya mohon dengan sangat Tuan Zaian bisa menjaga jarak dengan saya," Ujar karin lalu mengambil tasnya dan pergi.
Karin keluar dari kantor dan menunggu taxi, setelah menghentikan taxi yang lewat ia masuk sedangkan dari kejauhan ada Ryan yang sedang memantaunya dan mengikuti nya.
Setelah karin tiba di rumah dan turun dari taxi, karin yang merasakan jika dirinya sedang di awasi segera berlari masuk kedalam rumah. Sedangkan Ryan yang melihat itu berusaha mengejar dan menarik rambut karina.
"Dasar kau perempuan j*alang murahan, berani-beraninya kamu menampar Raysa," Ucap Ryan dengan wajah yang merah padam karena amarahnya kepada karin.
"Kamu gila yah! Raysa yang lebih dulu menampar ku lalu aku hanya membalasnya!" Elak karin
"Sekalipun dia yang menampar mu lebih dulu itu karena kamu memang layak mendapatkan nya."
Saat Ryan hendak menampar karin, Tiba-tiba saja sebuah tendangan maut melesat kearahnya.
"Kurang ajar, siapa kamu!?" Ucap Ryan marah karena telah ditendang oleh pria itu.
"Kamu baik-baik saja?" Tanya pria itu yang tidak lain adalah Zaian, saat Zaian datang ke rumah karin ingin berusaha mendapatkan maaf dari karin tanpa sengaja ia melihat karin yang hampir saja ditampar oleh Ryan.
"Oh.. Jadi ini pria yang dulu sangat mencintaimu itu, jadi setelah bercerai denganku kamu kembali dengannya dasar wanita murahan!" Ucap Ryan, memang Ryan belum pernah melihat sosok tunangan adiknya itu yang ia ketahui hanya nama dari tunangan adiknya. Sedangkan untuk pria yang dulu sangat mencintai karin tidak dia ketahui namanya namun ia ketahui wajahnya.
"Apa kamu tahu siapa dia?" Tanya karin.
"Tentu saja, dia adalah pria brengsek yang dulu mengejar mu."
'Jadi dia tidak tahu jika Zaian adalah tunangan adiknya, tapi mengapa bisa terjadi seperti itu,' batin karin.
"Silahkan anda pergi dari sini sebelum saya patahkan kaki anda," Ancam Zaian
"Awas kalian!" Ujar Ryan sambil berjalan pergi meninggalkan mereka.
Setelah Ryan pergi mereka, karin pun bertanya perihal mengapa Ryan tidak mengenali Zaian sebagai tunangan adiknya.
"Apa yang terjadi, mengapa Ryan tidak tahu jika kamu adalah tunangan adiknya?" Tanya karin
"Wajar saja jika dia tidak tahu siapa aku, karena kami sebelumnya belum pernah melakukan pertemuan antara keluarga, dan saat pertunangan kami di laksanakan Ryan memang tidak hadir ditambah lagi saat itu tidak ada yang mengabadikan atau memfoto jadi wajar saja dia tidak tahu," Ujar Zaian menjelaskan
"Tapi Raysa pasti punya foto kamu atau apalah."
"Aku tidak pernah menyimpan foto profil di internet jadi tidak mungkin dia memiliki, kecuali aku sendiri yang memberikannya."
"Lalu apa tujuan kamu ke sini?," Tanya karin lagi tanpa ingin melihat wajah Zaian.
"Aku harus menjelaskan semuanya malam ini, aku tidak ingin kamu menghindari atau sampai menjauhiku," Ucap Zaian dengan tulus, karin yang mendengarnya hanya diam. Kemudian Zaian melanjutkan lagi penjelasannya.
"Aku tidak pernah memiliki perasaan kepada Raysa, ada pun bagaimana sampai aku bisa bertunangan dengannya itu semua karena paksaan dan aku pun juga terpaksa, saat itu keluarga Raysa berusaha mendekatkan Raysa denganku lalu ibu dan ayahku yang memang ingin supaya aku cepat menikah pun terhasut rayuan mereka. Sehingga ibuku pun berpura-pura sakit agar aku mau bertunangan dengan Raysa dan karena terpaksa demi kesembuhan ibuku aku pun menurutinya," Jelas Zaian panjang lebar.
"Lalu apa gunanya kamu memberikan penjelasan ini kepada ku, toh kalian memang pasangan dan pasti akan menikah."
"Tidak, aku tidak akan menikahi wanita lain selain kamu."
"Jangan konyol Zaian, kita tidak bisa menghancurkan hati banyak orang demi ego kita sendiri."
"Lalu bagaimana dengan ku, dan bagaimana dengan perasaan mu kepada ku. Apa kamu tidak pernah memiliki perasaan sedikit pun kepadaku?" Tanya Zaian dengan mata yang mulia berkaca-kaca, karin pun hanya terdiam tak sanggup menjawab pertanyaan itu.
Jika ditanya masalah perasaan, maka karin lah yang paling mencintai bahkan dia siap selalu berkorban demi cintanya. Namun alih-alih menjelaskan perasaannya ia lebih memilih memendamnya dari pada mengutarakan perasaannya itu. Ia takut jika rasa cintanya kepada Zaian membuat Zaian dalam masalah apa lagi sampai membahayakan nyawanya.
"Entahlah Zaian, aku tidak pernah ingin berharap jauh dengan perasaanku ini. Aku takut jika rasa cinta ini bisa mengancam nyawa seseorang."
"Tolong katakan jika kau juga mencintaiku karin."
"Walaupun cinta itu ada tapi kamu dan aku tidak akan pernah layak bersatu kita berada di dunia yang berbeda, dan jika harus memaksa dua dunia ini bersatu dengan cara mengorbankan hal-hal berharga. Lebih baik aku mengubur dalam-dalam rasa ini," Ucap karin dan berjalan masuk kedalam rumah lalu menutup pintu rapat-rapat, seolah-olah begitu juga hatinya yang ia tutup dengan rapat.
Kaysan yang sedari tadi melihat kakaknya yang sedang berbicara dengan Zaian, ia berjalan dan memeluk kakaknya yang memang sangat membutuhkan sandaran. Saat berada di pelukan kaysan karin menangis sejadi-jadinya, rasa sakit yang ia pendam kini ia tumpahkan.
"Apakah yang kakak lakukan itu salah, kakak hanya tidak ingin bersikap egois," Ujar karin dengan derain air mata yang tak dapat lagi ia bendung.
"Aku tidak tahu apa sebenarnya masalah kakak, tapi yang aku lihat kakak wanita yang hebat," Jawab kaysan menenangkan kakaknya itu.
setelah memenangkan dirinya, karin pun menceritakan dari awal kuliah sampai akhirnya ia dan Zaian bertemu kembali, tanpa terlewatkan bahkan saat ia di ancam oleh Ryan untuk menjahui Zaian dan agar dapat menyelamatkan nyawa Zaian ia pun rela menjahui Zaian.
kaysan yang mendengar cerita itu menjadi emosi dibuatnya.
"Tapi menurutku, tidak sepantasnya kakak selalu menanggung semuanya sendiri. kakak harus berani menghadapi semua rintangan yang ada demi membuktikan jika kakak benar-benar mencintai dia," ujar kaysan memberi nasehat.
"Tapi sekarang dia sudah mempunyai tunangan, kakak tidak mungkin hadir kembali menjadi orang ketiga," sahut karin.
"Dulu kakak siap berkorban untuk membuktikan cinta kakak, sekarang dia juga harus membuktikan cintanya."
Karin hanya diam mendengar ucapan adiknya itu, entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini.