A wild fictional history of a brothel.
Sepak terjang seorang pengusaha muda mendirikan sebuah rumah bordil dengan konsep yang mewah.
Dengan ditemani wanita-wanita cantik dan jatuh bangun.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ruang Kelas
Rumah bordil First Class Lady
"Selamat pagi tuan",
"Selamat pagi tuan",
"Ada yang bisa aku bantu tuan?",
"Aku kemari untuk bertemu dengan tuan Kissbreaker",
"Apakah anda sudah punya janji dengan tuan Phil?",
"Ya aku dijadwalkan datang ke tempat tuan Phil hari ini untuk mengajar sebuah kelas,"
"Namaku Faxkerman",
"Mari silahkan masuk tuan Faxkerman",
"Tuan sudah ditunggu",
Boom membawa tuan Faxkerman masuk ke dalam rumah bordil.
Ruang kelas
Phil memberikan perkenalan singkat tuan Faxkerman kepada bunga-bunga yang tersisa di First Class Lady.
"Silahkan tuan",
"Kelas ini sepenuhnya milik anda",
"Terimakasih... ",
Phil meninggalkan ruang kelas.
"Selamat pagi ladies",
"Selamat pagi tuan Faxkerman",
"Sekarang tinggal aku dan kalian",
"Sebelum kita memulai pelajaran pagi hari ini, aku akan memperpanjang perkenalan ku kepada kalian ladies",
"Namaku Faxkerman",
"Aku seorang pakar bercinta dan suhu dalam ilmu bercumbu",
"Sekarang ini aku tinggal di kota Grimy bersama istriku",
"Dulu aku bekerja sebagai seorang konsultan sex di sebuah pusat pelayanan kesehatan di kota besar",
"Tepatnya di Riversperm",
"Aku juga beberapa kali mengajar di kampus untuk materi khusus yang aku kuasai",
"Aku pernah beberapa kali membuat seminar tentang sex dan kehidupan malam",
"Sekarang aku ingin mengenal nama-nama bunga ranjang kalian",
"Berdiri dan perkenalkan diri kalian satu persatu",
"Silahkan... ",
"Namaku Iris",
"Namaku Lily tuan Faxkerman",
"Namaku Daisy",
"Aku Dahlia",
"Aku Carnation",
"Namaku Rose",
6 bunga-bunga yang tersisa di rumah bordil First Class Lady duduk dengan manis.
"Baiklah ladies",
"Terimakasih atas perkenalan nya",
"Aku akan menghafal nama-nama kalian",
"Iris, Lily, Daisy, Dahlia, Carnation dan Rose",
"Sebelum aku mulai ke materi pembelajaran yang pertama",
"Adakah yang ingin bertanya tentang si tua Faxkerman ini?",
"Aku tuan Faxkerman",
"Silahkan Iris",
"Apakah anda juga mengajar di rumah bordil yang lain?",
"Jawabannya adalah iya, aku mengajar di rumah bordil yang lain sebelumnya",
"Sejauh ini aku sudah mengajar di empat tempat prostitusi",
"Yang pertama V Palace tempat nya nyonya Maggie",
"Kemudian ada The Rape Me, 69 House, dan Wet Pussy",
"Ada pertanyaan yang lain ladies?",
"Aku tuan Faxkerman",
"Kamu lagi Iris, silahkan",
"Darimana asal pengetahuan yang anda miliki tuan Faxkerman?",
"Pertanyaan yang sangat bagus Iris",
"Pengetahuan yang aku miliki berasal dari pengalaman yang pernah aku lakukan",
"Aku dulunya adalah seorang laki-laki panggilan",
"Aku adalah pilihan wanita-wanita berkelas",
"Aku menjadi budak sex mereka ketika suami-suami mereka sedang pergi bekerja ke tempat yang jauh",
"Ada pertanyaan lagi ladies?",
"Silahkan Rose",
"Bagaimana anda bertemu dengan nyonya Faxkerman dan memutuskan untuk berhenti menjadi seorang pelacur?",
"Pertanyaan yang bagus Rose",
"Istri ku dulunya adalah salah seorang pelanggan setia ku",
"Setelah suaminya meninggal ia menikahi ku dan meminta ku untuk berhenti menjadi seorang pelacur",
"Aku mengiyakan nya karena dia memiliki kekayaan yang tidak terbatas dari peninggalan harta warisan mendiang suaminya",
"Aku menjadi seorang gigolo karena kesenangan meniduri wanita-wanita yang dimiliki oleh laki-laki lain dan juga untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya",
"Aku berhenti karena sudah bisa mewujudkan semuanya",
"Bukankah anda berhenti karena anda sudah tua tuan Faxkerman?",
"Itu juga merupakan salah satu alasannya Iris",
"Sekarang marilah kita masuk ke pelajaran",
"Besok kalian masih bisa bertanya lagi",
"Yang aku ingin bicarakan yang paling pertama adalah tentang desire",
"Desire atau hasrat",
"Semua manusia baik itu laki-laki maupun perempuan punya hasrat nya sendiri-sendiri ketika sedang atau ingin bercinta",
"Tapi aku akan langsung membicarakannya dari sudut pandang kalian ladies",
"Yaitu sebagai seorang pekerja sex komersial",
"Apa hasrat kalian dalam berhubungan badan ladies?"
"Silahkan jawab... ",
"Kontol yang besar",
"Pria yang tampan",
"Tubuh laki-laki yang berotot",
"Seorang gentleman",
"Ada lagi ladies?",
"Tip yang banyak",
"Pantat yang besar",
"Ada lagi ladies?",
"Tidak ada, baiklah aku lanjutkan",
"Tapi bagi kalian para pelacur dan budak sex",
"Kalian harus sadar bahwa kalian tidak punya banyak pilihan",
"Karena perannya adalah sudah sangat jelas, kalian yang memenuhi hasrat dan kebutuhan sexual para pelanggan dan tamu-tamu yang datang membayar kalian",
"Mereka rela mengeluarkan uang yang mereka cari dengan susah payah demi kalian",
"Kalian harus menerima kenyataan itu"
"Jadi jika ingin memenuhi hasrat pribadi yang kalian miliki",
"Maka ambilah peran yang paling mendekati dengan hasrat kalian masing-masing",