Cewek matre? Itu biasa! Lalu, bagaimana dengan cowok matre? Sangat luar biasa.
Itulah yang Delia rasakan, memiliki kekasih yang menjadikannya seperti ATM berjalan. Hingga pada akhirnya, putus cinta membawa Delia yang tanpa sengaja menghabiskan satu malam bersama dengan pria asing.
Bagaimana cerita Delia selanjutnya? Yuk simak!
So Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom AL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 16 ONS
Dua bulan kemudian.
Usia kandungan Delia sudah menginjak empat bulan. Namun, karena tubuhnya yang ramping membuat perutnya tetap terlihat langsing. Delia berada di ruang ganti, malam ini acara pertunangannya dengan Danu. Dia terpaksa memenuhi keinginan Irwan, selain itu, Delia merasa Danu adalah sosok pria yang tulus dan bertanggungjawab. Jadi, tidak ada salahnya dia melangkah lebih maju. Di sisi lain, Irwan memiliki penyakit serangan jantung, ajal bisa kapan saja menjemputnya jika dia mendengar berita buruk.
Delia pernah kehilangan orangtua, dan dia sudah MB mm Irwan seperti orangtuanya sendiri.
"Kau kelihatan sangat cantik." ucap MUA tersenyum menatap Delia.
"Ini juga berkat kerja kerasmu." jawab Delia merendah.
"Boleh aku masuk?" tanya Bella setelah mengetuk pintu.
"Silakan, Nona. Lagipula saya sudah selesai membantunya bersiap." MUA itu pergi keluar dari kamar.
Bella duduk di sebelah Delia, dia menatap sahabatnya itu dengan senyum tipis. "Kau yakin ini pilihan yang terbaik, Delia?"
Delia menarik napas panjang. "Semua sudah terjadi, mau bagaimana lagi? Aku hanya mengikuti alur hidupku saja." sahutnya.
Mereka berpelukan.
"Aku yakin pilihanmu tidak akan salah. Aku mengenal Danu dari kecil, dan menurutku dia pria yang cocok untukmu." ujarnya sambil mengurai pelukan. "Dia juga tidak mempermasalahkan kandungmu kan?" tanyanya, Delia pun menggeleng. "Itu artinya, Danu menerimamu apa adanya."
"Do'akan yang terbaik untukku dan calon bayiku, Bella. Aku harap Danu bisa menyayanginya seperti anaknya sendiri."
"Kau jangan takut, Danu pasti akan selalu menjaga kalian berdua."
Setelah selesai berbicara, mereka pun langsung pergi ke ruang tengah. Terlihat sudah sangat ramai disana. Irwan sengaja mengundang banyak rekannya untuk menyaksikan acara bahagia ini.
Danu tersenyum lebar saat melihat Delia. Mereka berdua sama-sama memakai pakaian berwarna biru, dan sangat serasi. Keduanya berdiri berdampingan. Sebelum acara dimulai, Irwan memberikan kata pembukaan sejenak. Setelah itu, Danu mulai mengambil cincin dan menyematkannya di jari manis milik Delia. Begitupun sebaliknya.
Suara riuh tepukan tangan terdengar memenuhi kediaman Pradana. Mereka turut bahagia karena pada akhirnya, Danu, pria berusia tiga puluh lima tahun itu akan segera menikah.
"Kau tidak akan menyesal dengan keputusanmu kan, Delia?" Tanya Danu berbisik.
"Berpikir positif saja, aku rasa ini adalah pilihan yang terbaik untuk kita berdua." Delia tersenyum tipis.
"Jujur, sudah lama aku memendam perasaan ini. Dan sekarang, aku akan mengatakannya padamu. Dari awal kita bertemu, aku sudah tertarik padamu, Delia. Hanya saja, aku tidak terlalu berharap banyak. Tapi, sepertinya Tuhan memang ingin menyatukan kita. Aku dapat yang ku mau, dan bonus calon anak." Ucap Danu dengan suara gembira. Ingin rasanya dia mengelus perut Delia.
Mereka berdua saling tersenyum satu sama lain. Namun, sepertinya hal itu membuat sepasang mata yang menatap mereka dari kejauhan menjadi kesal. Dia adalah Aryan, sejak kejadian perampokan bulan lalu, dia menggali informasi tentang Delia. Dirinya merasa penasaran dan feeling nya mengatakan jika Delia adalah seseorang yang memenuhi pikirannya selama empat bulan terakhir ini.
Benar saja, Aryan mendapat semua info tentang Delia. Dan ternyata gadis itu adalah gadis yang pernah tidur bersamanya di hotel. Lebih mengagetkannya lagi, Aryan mendapat kabar jika Delia sedang mengandung. Aryan yakin anak itu adalah darah dagingnya.
"Ar!" Pekik Jenny yang melihat Aryan pergi begitu saja. "Ada apa dengannya?" tanyanya merasa heran. Jenny pun berjalan mengikuti Aryan nya.
Di parkiran.
Aryan menendang ban mobilnya, hatinya merasa kesal dan pikirannya gelisah. "Ada apa denganku? Rasanya, aku ingin menarik tangan gadis itu pergi dari sana dan membawanya bersamaku."
"Aryan!" teriak Jenny yang tiba-tiba sudah berada di belakang Aryan.
"Gadis ini lagi! Dia selalu muncul dimana pun aku berada." gumam Aryan kesal.
"Kenapa kau pergi begitu saja dari pesta? Kita bahkan belum berpamitan."
Aryan hanya diam tak bergeming.
"Jawab, Ar!" tukas Jenny memaksa. Aryan malah masuk ke dalam mobilnya, dia tidak ingin berdebat dengan Jenny karena masih memikirkan tentang Delia.
********
BERSAMBUNG
kaya kaca mbke /CoolGuy//CoolGuy/
biar della aja yg tunjukin bukti ke aryan biar dramatis dan usai