Di dunia kultivasi, Lin Chen, seorang pemuda dari Desa Hutan Bambu yang dianggap cacat karena tidak memiliki Dantian, menemukan sebuah kristal misterius di danau dekat rumahnya. Kristal itu menyatu dengan mata kanannya, memberinya kekuatan Mata Dewa—artefak ciptaan Sang Maha Pencipta yang mampu mengendalikan sembilan hukum di alam semesta.
Dengan kekuatan barunya, Lin Chen perlahan bangkit dari posisi terendah menuju puncak kekuasaan, menjadi sosok yang berpengaruh besar dalam menjaga keseimbangan alam semesta.
Namun, warisan ini membawa tanggung jawab besar, menempatkannya di tengah takdir yang akan mengubah dunia, juga dirinya, selamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jin kazama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Paviliun Surgawi.
Bab 19. Paviliun Surgawi.
Dua minggu berlalu dengan sekejap mata,
Saat ini Lin Chen duduk di kamar sederhana yang di sediakan untuknya. Dia baru saja selesai berkultivasi menyerap energi aqi dari langit dan bumi untuk membuat kekuatannya menjadi lebih solid dan stabil.
Kini, secara garis besar Lin Chen sudah memahami beberapa hal.
Wilayah Kelas Perak di Sekte Pedang Surgawi dirancang khusus untuk mendukung perkembangan para murid, memperkuat kemampuan seni bela diri, dan meningkatkan kultivasi mereka.
Kawasan ini mencakup hutan luas yang penuh energi spiritual dan terhubung dengan Lembah Pedang Menggigil. Hutan ini menjadi tempat pelatihan bagi murid untuk melatih teknik bela diri berbasis pergerakan dan konsentrasi.
Lembah Pedang Menggigil terkenal karena tekanan energi pedangnya yang sangat kuat, memperkuat sensitivitas murid terhadap seni pedang. Lingkungan ini juga dihuni oleh hewan buas dan boneka kayu yang merupakan artefak khusus untuk mengasah kemampuan pertempuran murid dalam situasi nyata.
Aura dingin yang tajam di lembah ini menjadi tantangan tambahan, hanya bisa ditahan oleh murid dengan kontrol energi yang baik.
Di kawasan ini juga terdapat sebuah Pagoda Kultivasi megah dengan sembilan tingkat. Pagoda ini dikelilingi oleh formasi dengan efek gravitasi yang berbeda di setiap tingkatnya.
Semakin tinggi lantai pagoda, semakin besar tekanan gravitasi yang dirasakan, dirancang untuk melatih daya tahan fisik, kekuatan inti tubuh, dan kontrol energi Qi.
Setiap tingkat memiliki ruang meditasi pribadi yang dipenuhi energi spiritual pekat dan kristal energi yang dapat diserap selama pelatihan. Tantangan di setiap tingkat memaksa murid untuk bertarung melawan boneka kayu khusus sebelum dapat melanjutkan ke tingkat berikutnya.
Boneka kayu ini adalah boneka dengan inti kristal energi, menjadikannya salah satu keunikan Sekte Pedang Surgawi. Boneka ini dibuat dari kayu khusus yang diperkuat dengan inti kristal energi, menjadikannya alat pelatihan sekaligus penjaga rahasia seni bela diri sekte.
Boneka ini terbagi menjadi tiga tingkatan berdasarkan warna: putih, merah, dan hitam. Boneka kayu putih berada di level 1–3, setara dengan seniman bela diri di ranah Pemurnian Qi hingga Pengumpulan Qi, ideal untuk murid pemula.
Boneka kayu merah berada di level 4–6, setara dengan seniman bela diri di ranah Pendirian Fondasi hingga Jiwa Berbunga, digunakan oleh murid tingkat menengah hingga lanjut. Boneka kayu hitam berada di level 7–9, setara dengan seniman bela diri di ranah Transformasi hingga Pencerahan, menjadi tantangan tertinggi bagi murid sekte.
Boneka kayu level 9 dikenal sebagai harta berharga sekte karena teknik bela diri yang dimilikinya sangat sempurna, meniru gerakan dan teknik para seniman bela diri terkuat sepanjang sejarah.
Hanya leluhur Sekte Pedang Surgawi dari generasi saat ini yang pernah berhasil mengalahkan boneka ini, setelah ribuan tahun sejak Sekte ini didirikan oleh pendiri pertamanya.
Pemimpin sekte saat ini hanya mampu menaklukkan boneka level 8, menegaskan legenda dan kekuatan boneka ini.
Setiap boneka kayu dilengkapi dengan jimat khusus yang mampu menyalin informasi teknik bela diri dari lawannya. Informasi ini mencakup seni pedang, tombak, cambuk, hingga bela diri tangan kosong.
Jimat ini memastikan murid dapat mengasah kemampuan mereka dengan mempelajari teknik mereka sendiri atau bahkan menciptakan gaya bertarung baru berdasarkan analisis boneka.
Karena nilai dan rahasia besar yang dimiliki boneka kayu, setiap murid yang ingin berlatih dengannya diwajibkan membuat sumpah jiwa. Sebelum bertarung, murid harus bersumpah di hadapan artefak sekte untuk tidak membocorkan informasi apa pun kepada orang luar.
Setelah bersumpah, rune akan muncul di pergelangan tangan murid sebagai tanda sumpah jiwa. Jika sumpah dilanggar, rune tersebut akan bersinar terang, dan serangan jiwa yang sangat kuat akan langsung membunuh murid di tempat.
Untuk mendukung perkembangan murid, Sekte Pedang Surgawi memberikan sumber daya khusus setiap bulan. Setiap murid akan menerima 10 Pil Giok Hijau yang berfungsi memulihkan energi spiritual, 10 Pil Kabut Es untuk penyembuhan, dan 10 Pil Angin Perak yang mampu meregenerasi stamina secara cepat.
Pil-pil ini diramu oleh ahli alkimia sekte, menggunakan bahan langka yang sangat berharga, menjadikannya sumber daya yang sangat bernilai bagi para murid.
Selain itu, bagi murid yang berhasil menyelesaikan misi tertentu yang ditugaskan oleh sekte, akan diberikan hadiah istimewa berupa 1 butir Pil Kabut Biru.
Pil ini memiliki kemampuan langka untuk membantu murid menerobos ke ranah berikutnya dalam kultivasi mereka.
Pil Kabut Biru adalah harta yang sangat berharga sekte, dan hanya diberikan kepada murid yang benar-benar menunjukkan keberanian, keterampilan, dan dedikasi dalam misi yang mereka jalankan.
Wilayah Kelas Perak di Sekte Pedang Surgawi tidak hanya menjadi tempat pelatihan fisik, tetapi juga menjadi salah satu simbol dedikasi sekte dalam mendukung muridnya mencapai potensi tertinggi.
Kombinasi lingkungan alami yang menantang, fasilitas canggih, boneka kayu yang legendaris, dan sumber daya langka memastikan bahwa murid dapat berkembang menjadi seniman bela diri yang kuat dan tangguh.
Di Sekte Pedang Surgawi, terdapat tiga tingkatan kelas yang menjadi acuan bagi para murid berdasarkan bakat, kemampuan, dan potensi mereka. Ketiga kelas ini adalah Kelas Perak, Kelas Emas, dan Kelas Berlian.
Sistem ini tidak hanya mencerminkan kemampuan murid, tetapi juga memotivasi mereka untuk terus berkembang demi mencapai tingkatan yang lebih tinggi.
Kelas Perak merupakan tingkatan awal, yang dikenal sebagai Wilayah Level 1. Wilayah ini dihuni oleh murid dengan talenta yang biasa saja. Meski begitu, Sekte Pedang Surgawi tetap memberikan dukungan penuh agar murid di kelas ini dapat memperkuat kemampuan mereka melalui fasilitas, sumber daya, dan pelatihan yang memadai. Kelas Perak menjadi fondasi awal bagi murid untuk memahami seni bela diri dan mengembangkan potensi mereka.
Kelas Emas adalah Wilayah Level 2, dihuni oleh murid yang memiliki bakat dan kemampuan lebih baik dibandingkan Kelas Perak. Wilayah ini memiliki sumber daya yang lebih besar dan fasilitas pelatihan yang lebih canggih.
Murid-murid di sini dianggap sudah memiliki pemahaman yang lebih mendalam tentang seni bela diri dan kultivasi. Mereka juga diberikan pelatihan khusus untuk meningkatkan teknik bertarung, konsentrasi, dan daya tahan.
Kelas Berlian adalah Wilayah Level 3, tempat berkumpulnya para jenius berbakat terbaik di Sekte Pedang Surgawi. Wilayah ini hanya dihuni oleh murid-murid terpilih yang memiliki potensi luar biasa untuk menjadi murid inti atau bahkan calon pemimpin sekte di masa depan.
Dengan sumber daya terbaik, pelatihan intensif, dan panduan langsung dari para tetua sekte, murid di Kelas Berlian memiliki peluang yang sangat besar untuk mencapai puncak kultivasi dan seni bela diri.
Semakin tinggi level wilayah, semakin besar pula sumber daya yang diberikan kepada para murid. Hal ini mencakup akses ke pil-pil langka, formasi pelatihan eksklusif, serta bimbingan dari para ahli di sekte. Dengan begitu, kesempatan untuk menjadi murid inti atau mendapatkan pengakuan dari tetua sekte juga akan meningkat.
Selain itu, Sekte Pedang Surgawi mengadakan pertandingan bulanan yang menjadi ajang pembuktian kemampuan para murid. Dalam pertandingan ini, setiap murid dari berbagai kelas diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian mereka.
Siapapun yang berhasil masuk dalam 10 besar akan mendapatkan kesempatan untuk naik kelas, dari Kelas Perak ke Kelas Emas, bahkan dari Kelas Emas ke Kelas Berlian.
Pertandingan ini tidak hanya menguji kekuatan dan teknik bertarung, tetapi juga ketahanan mental, strategi, dan kemampuan untuk bekerja di bawah tekanan.
Sistem tiga kelas ini dirancang untuk menciptakan persaingan sehat di antara murid, mendorong mereka untuk terus berkembang, serta memastikan bahwa hanya mereka yang benar-benar layak yang akan mendapatkan sumber daya terbaik dan posisi penting di Sekte Pedang Surgawi.
Kembali Ke Lin Chen.
Lin Chen mulai merasa nyaman di Kelas Perak. Di tempat ini, semua murid memiliki bakat yang biasa-biasa saja, namun saling menghormati dan mendukung satu sama lain. Hal itu membuat Lin Chen merasa lebih tenang dibandingkan saat berada di lingkungan orang-orang berbakat yang sering kali sombong dan merendahkan orang lain.
Pagi itu, saat Lin Chen sedang berlatih ringan di halaman, Zhao ZhiQing, gurunya, mendekatinya. Wanita itu dikenal sebagai guru yang tegas, namun peduli terhadap murid-muridnya. Dengan langkah tenang, ia berdiri di dekat Lin Chen.
"Lin Chen," panggil Zhao ZhiQing dengan nada lembut namun berwibawa.
Lin Chen segera menghentikan latihannya dan membungkuk hormat. "Ada apa, Guru Zhao?"
Zhao ZhiQing mengangguk kecil sebelum berbicara. "Aku ingin mengingatkanmu tentang satu hal penting. Sebagai murid Kelas Perak, kau memiliki hak istimewa untuk memasuki Paviliun Surgawi. Kau diizinkan memilih satu teknik seni bela diri tingkat menengah."
Mata Lin Chen seketika berbinar mendengar itu. "Paviliun Surgawi? Benarkah, Guru? Aku benar-benar bisa masuk ke sana?"
Zhao ZhiQing tersenyum tipis. "Tentu saja. Itu adalah hak setiap murid, baik dari Kelas Perak, Emas, maupun Berlian. Namun, syaratnya adalah tingkat kultivasi minimal harus mencapai ranah Pengumpulan Qi. Kau sudah memenuhi syarat itu," jelasnya, lalu berhenti sejenak sebelum melanjutkan, "Namun ingat, kesempatan ini hanya datang sekali, jadi pilihlah dengan bijak."
Lin Chen mengangguk penuh semangat. "Terima kasih, Guru! Aku akan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya."
"Bagus. Jangan lupa membawa token perakmu," lanjut Zhao ZhiQing, mengingatkan. "Itu adalah identitasmu sebagai murid Kelas Perak dan akan menjadi tanda bahwa kau berhak masuk. Setelah di sana, jelaskan tujuanmu kepada Penjaga Paviliun, dan dia akan memberimu akses."
Lin Chen merogoh saku bajunya, memastikan token perak itu masih ada. "Token ini, ya, Guru? Aku akan menjaganya baik-baik."
"Benar. Namun, satu hal lagi," kata Zhao ZhiQing sambil menatapnya serius. "Jangan serakah. Teknik seni bela diri yang kau pilih harus cocok dengan gaya bertarungmu. Pilihan yang salah bisa menjadi beban daripada keuntungan."
"Baik, Guru. Aku akan berhati-hati," jawab Lin Chen dengan sungguh-sungguh.
Zhao ZhiQing tersenyum puas, lalu menepuk bahu Lin Chen. "Pergilah sekarang. Jangan buang waktumu."
Lin Chen membungkuk hormat sebelum pergi dengan langkah cepat menuju Paviliun Surgawi. Meskipun gurunya tidak tahu, Lin Chen merasa percaya diri karena ia memiliki Mata Dewa, kemampuan rahasia yang memungkinkannya memahami teknik apa pun dengan sangat cepat. Dan hanya dirinya sendiri yang tahu.
Saat tiba di Paviliun Surgawi, Lin Chen disambut oleh seorang pria tua dengan rambut putih panjang dan janggut lebat yang duduk di kursi kayu di depan pintu besar paviliun. Tatapan pria itu tajam, memancarkan aura tenang namun penuh kewibawaan.
"Ada keperluan apa, anak muda?" tanya pria itu tanpa menunjukkan banyak emosi.
Lin Chen segera membungkuk hormat sambil mengeluarkan token peraknya. "Saya Lin Chen, murid Kelas Perak. Saya datang untuk memilih teknik seni bela diri tingkat menengah," ucapnya dengan sopan.
Pria tua itu menyipitkan matanya, menerima token tersebut, memeriksanya sejenak, lalu berkata, "Persyaratan awalnya adalah berada di ranah Pengumpulan Qi. Tunjukkan tingkat kultivasimu," katanya dengan nada datar.
Sebenarnya, pria itu sudah tahu bahwa Lin Chen telah mencapai ranah Pengumpulan Qi, namun aturan formalitas tetap harus dijalankan.
Mendengar itu, Lin Chen tanpa ragu segera melepaskan auranya. Energi Pengumpulan Qi level satu perlahan muncul dari tubuhnya, menciptakan riak energi di sekitar.
Setelah melihat aura Lin Chen, pria tua itu mengangguk singkat. "Kau diizinkan masuk. Gulungan teknik seni bela diri tingkat menengah berada di lantai dua. Waktumu hanya satu jam," ucapnya acuh tak acuh.
"Terima kasih, Tuan Penjaga," ucap Lin Chen dengan sopan sebelum melangkah masuk.
Begitu melewati pintu Paviliun Surgawi, Lin Chen terpesona. Rak-rak tinggi yang penuh dengan gulungan dan buku teknik berdiri menjulang di sekelilingnya. Ruangan itu dipenuhi energi murni, seolah setiap teknik di dalamnya memiliki kehidupan sendiri.
Lin Chen menarik napas dalam, lalu mulai melangkah. Matanya menyapu berbagai kitab seni bela diri. Dengan bantuan Mata Dewanya, ia yakin dapat menemukan teknik yang paling cocok untuk dirinya.
Dia mencari teknik yang selaras dengan Serangan Tinju Gelombang dan Pedang Kilat miliknya, agar semuanya saling melengkapi.