NovelToon NovelToon
Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat

Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: Sekarani

Tari tiba-tiba jadi buronan debt collector setelah kekasihnya menghilang berbulan-bulan. Tari dipaksa melunasi utang Rp500 juta meski dirinya tak pernah mengajukan pinjaman sepeser pun.

Putus asa mendapat ancaman bertubi-tubi hingga ingin mengakhiri hidupnya sendiri, Tari mendadak dapat tawaran tak terduga dari Raka.

Pewaris keluarga konglomerat tersebut berjanji melunasi utang yang dibebankan kepada Tari jika gadis itu mau menjadi istrinya. Raka bahkan bersedia membantu Tari balas dendam pada sang kekasih.

Apa yang sebenarnya telah terjadi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sekarani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenangan yang Layak Dibenci

Penampilan Raka tampak luar biasa meski hanya mengenakan kemeja lengan panjang warna abu-abu yang seluruh kancingnya dibiarkan terbuka. Raka memakai busana tersebut selayak outer untuk melapisi kaus putihnya.

Seolah sengaja tampil dalam balutan gaya monokrom, Raka memadukan bajunya dengan celana jeans abu-abu gelap dan sneakers putih.

Memperkuat kesan kasual, lengan kemeja dilipat sampai nyaris siku sehingga mengekspos tangan berotot Raka. Saat menyisir rambut dengan jari, pria itu tanpa sadar mengundang perhatian kaum hawa, terlebih dengan adanya jam tangan mewah yang melingkari pergelangan tangannya.

Mapan. Tampan. Menawan.

Menurut Tari, tiga kata itu sudah lebih dari cukup untuk mendeskripsikan pesona Raka.

Raka adalah satu dari sedikit orang kaya yang tak harus mengenakan busana formal untuk memamerkan status sosial. Apa pun yang dia kenakan, entah kenapa jadi terlihat mahal.

Soal penampilan fisik, Tari tak akan ragu memberikan penilaian bintang lima. Berdosa jika dia tidak menyebut suaminya sempurna.

Jadi, kenapa Raka yang sempurna ini berakhir menikah dengan Tari yang serba biasa-biasa saja?

Pikiran itu terlintas begitu saja kala Tari berjalan di samping Raka. Langkahnya seketika melambat, sengaja menciptakan jarak karena tak mau tampak sedang berdampingan dengan sang pewaris.

Tak butuh waktu lama bagi Raka untuk menyadari perubahan ritme langkah istrinya. Segera saja dia berhenti melangkah sambil menoleh ke belakang.

Tari tidak siap dengan langkah Raka yang mendadak mandek. Alhasil, dirinya menubruk tubuh tegap Raka. Jika sang suami tak sigap meraih pinggangnya, Tari mungkin bakal tersungkur di lantai mal.

"Apa saya melangkah terlalu cepat?" tanya Raka sambil menatap lurus mata Tari.

Raka memang tidak bisa melihat sebagian wajah Tari yang tertutup masker. Namun, tak sulit membaca ekspresi sang istri lewat perubahan ukuran pupil matanya yang tampak membesar.

Tari menjawab pertanyaan Raka dengan gelengan kepala, lalu buru-buru melepaskan diri dari dekapan Raka. Banyak orang memperhatikan mereka dan itu sungguh membuat Tari tak nyaman.

"Mal lagi ramai banget karena ini akhir pekan. Bakal repot kalau saya dan kamu terpisah," kata Raka sembari mengulurkan tangannya.

Beberapa detik berlalu, Tari hanya terdiam sambil memandangi tangan Raka yang masih menunggu sambutannya.

"Kalau nggak mau gandengan tangan, tolong jangan berjalan di belakang saya. Kamu bukan Okta," ujar Raka.

"Maaf," ucap Tari lirih.

"Kenapa minta maaf? Saya yang salah karena jalan terlalu cepat. Maaf, ya. Mestinya saya yang belajar mengikuti tempo kamu, bukan sebaliknya."

Sikap lembut Raka membuat Tari bingung antara membiarkan hatinya merasa tersentuh atau justru harus meningkatkan kewaspadaan. 

Bukankah Raka seharusnya marah-marah karena Tari lelet? Mengapa malah kelihatan merasa bersalah?

Dulu, Gani melakukan hal serupa. Tari ingat benar saat Gani sengaja melangkah lebih lambat agar Tari tidak kewalahan setiap kali jalan berdua. Mereka juga selalu bergandengan tangan karena tak mau kehilangan satu sama lain.

Bagi Tari, itu adalah kenangan manis yang kini tidak ingin dia ulang dengan siapa pun, termasuk Raka, suaminya.

*** 

Jika bisa, Tari ingin lanjut menghabiskan akhir pekan bersama Sandra. Namun, Raka bilang bakal datang menjemput, otomatis membatalkan rencana duo sahabat ini makan siang bareng setelah menonton film di bioskop mal.

Tak mau ambil risiko, Tari sengaja memakai masker untuk menutupi sebagian wajahnya. Dia juga merasa harus menggunakan topi saat menemui Raka karena tidak mau tepergok orang-orang yang mungkin mengenalnya.

"Saya sengaja membawa kamu ke restoran yang menyediakan ruang privat supaya kamu bisa makan dengan tenang, Tari. Jadi, mau sampai kapan kamu pakai masker?"

Seperti yang dikatakan Raka, keduanya kini berada di ruang makan privat salah satu restoran mewah dalam mal. Mereka sudah duduk manis menunggu makanan disajikan, tetapi Tari tak kunjung melepas masker dan topi.

"Lain kali, makan di rumah saja," kata Tari sambil lepas masker.

Raka cuma diam memerhatikan Tari yang lanjut copot topi dan seketika sibuk merapikan rambutnya yang memang terlihat agak berantakan.

"Lain kali, mau coba makan di tempat lain? Ada banyak restoran privat di Jogja. Kita bisa mengunjunginya satu per satu sampai menemukan tempat yang paling kamu suka."

Bukankah Raka mengatakan sesuatu yang cukup manis? Tari mestinya tersipu, 'kan? Sayangnya, lagi-lagi dia malah jadi merasa terganggu.

Perasaannya semakin risau saat melihat pramusaji menghidangkan pasta carbonara. Selain soal alergi kepiting dan semangka yang tidak disukai Tari, Raka ternyata juga tahu sajian pasta kesukaan Tari. Jenis pastanya pun penne, pilihan favorit Tari.

Tidak ada obrolan apa pun saat pasangan suami istri ini makan. Bahkan setelah Raka menghabiskan makanannya, pria itu tetap tidak mengatakan apa pun. Dia cuma diam sambil sesekali memerhatikan Tari yang menikmati pastanya perlahan.

Raka baru berbicara setelah memastikan Tari menelan suapan terakhirnya. 

"Pastanya sesuai selera kamu?" tanya Raka yang memang penasaran dengan pendapat Tari.

Saat Tari menganggukkan kepala, Raka tersenyum lega.

"Tunggu di sini sebentar. Saya mau kasih kamu sesuatu," ujar Raka kemudian.

Raka meninggalkan Tari di ruang makan sendirian, tetapi tidak lama. Tak sampai lima menit, Raka sudah kembali bersama buket mawar putih di tangannya.

Tari bersumpah ini adalah buket bunga terbesar yang pernah dia terima. Jumlah mawar putih yang terangkai sepertinya tak kurang dari 100 tangkai. Kenapa tiba-tiba Raka menyiapkan semua itu untuknya?

"Saya pernah bilang kalau ada banyak hal yang ingin saya lakukan untuk kamu. Ingat? Ini adalah salah satunya. Kamu suka bunga, 'kan?"

Raka tidak salah. Tari memang suka. Itulah kenapa dulu Gani sering memberinya bunga pada setiap momen istimewa dalam perjalanan cinta mereka. Tidak harus mawar, bunga apa pun boleh, asal warnanya dominan putih.

Ini seharusnya jadi momen romantis, 'kan? Namun, saat Tari memandangi buket bunga mawar putih yang kini ada dalam pelukannya, mengapa rasanya malah menyesakkan? Raka membuat Tari mengingat kenangan indah sialan yang sejatinya ingin dia lupakan.

"Lain kali, Anda jangan begini lagi. Saya benci hal-hal semacam ini," tutur Tari.

Biarpun lirih, Raka masih bisa mendengar setiap kata yang diucapkan Tari.

"Kamu tidak suka bunganya atau tidak suka menerima kejutan seperti ini? Apa yang tidak kamu suka?" tanya pria itu dengan perasaan cemas.

Buru-buru Tari menjawab, "Semuanya. Saya tidak suka semuanya. Saya benci hal-hal seperti ini."

Tari tidak suka semua hal yang membuatnya teringat masa lalu bersama Gani. Ironisnya, hari ini Raka membuat Tari berulang kali mengingat terlalu banyak hal tentang pria yang telah melukai hatinya itu.

Di sisi lain, Raka sungguh tak menyangka buket bunga darinya akan berujung kata benci.

"Boleh saya ambil kembali? Saya tidak suka melihat kamu terpaksa menerima sesuatu yang tidak kamu suka."

1
Sekarani
maaf yaa menunggu lama/Hey/
Fitria Agustina
di tunggu lanjutannya thor..
R. Danish D
ah sakit telinga, tolong
R. Danish D
baru mulai udh kissu kissu
tapi aku suka gaya penulisan authornya
Sekarani: makasih yaaaa
semoga betah bacanya sampai ending nanti❤
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal kak. Ceritanya keren.
5 like + /Rose/buatmu sebagai hadiah perkenalan.
semangat menulis terus ya
Sekarani: wah makasih yaaaa /Smile//Smile//Smile/

semangat dan sukses selalu untuk kita🔥
total 1 replies
Anita Jenius
Salam kenal thor..
Sekarani: halo! makasih udah mampir kak/Heart/
total 1 replies
Sekarani
Halo! Istri Darurat Pewaris Takhta Konglomerat adalah karya pertamaku di NovelToon /Heart/

Terima kasih untuk dukungannya! Semoga suka dengan kisah yang disajikan /Smile/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!