Ami terlahir dari keluarga yang miskin,diam - diam mencintai Wisnu kakak dari sahabatnya yang sudah mempunyai istri.
Gayung bersambut terjadilah hubungan terlarang di antara Ami dan Wisnu. Hubungan terlarang itu berantakan saat hubungan itu terbongkar.
Ami dan Wisnu berjuang mewujudkan mimpi mereka,tapi malang kecelakaan yang membuat Wisnu amnesia merubah segalanya. Awalnya Ami mencoba bertahan demi kesembuhan sang kekasih dan rencana yang telah dibuat,tapi karna pengusiran dari Wisnu membuat Ami mengalah dan memilih menjauh.
Beberapa tahun kemudian Ami secara tidak sengaja Ami dan Wisnu bertemu di kota kelahirannya dengan membawa seorang anak laki - laki yang berwajah tampan. Wajah itu membuat semua orang mengira - ngira siapa ayah dari anak tersebut.
Apakah Ami akan menerima cinta Wisnu atau sebaliknya? Bagaimana nasib Raja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima Susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
Ponsel Ami berdering dari tadi,Ami sedang malas mengangkat panggilan. Ia sama tidak menghiraukan dan melihat siapa yang menelponnya.
"Ami ponselmu berbunyi,nak. Kok ga diangkat sih,mana tau penting. " ujar Ibu.
"Malas,bu." Ami masih saja asik memakan cemilan yang sedari tadi ia makan.
"Kita dulu." perintah ibu sedikit melotot pada Ami.
Ami terpaksa melihat ponselnya yang berada didalam tas kecil yang ia bawa tadi. Tertera nama mama Epi disana.
Dengan ogah - ogahan Ami terpaksa menjawab panggilan itu.
"Assalamualaikum,ma."
"Waalaikumsalam, Mi. Kamu tumben kan segini belum sampai di rumah?" tanya mama Epi merasa heran dengan kebiasaan Ami setiap pagi sudah ada di rumahnya menyiapkan kebutuhan Wisnu.
"Ami hari ini kayanya ga kesana dulu,ma. " jawab ami.
" Kenapa ?"
"Aku lagi kepengen ikut ayah dan ibu mengurus toko hari ini,ma." jawab Ami memberi alasan.
"Kamu lagi ga berantem sama Wisnu kan?" selidik mama Epi.
"Galah,ma. Aku dan mas Wisnu baik - baik saja kok. " jawab Ami.
" Oh ya udah kalau begitu. Salam buat Ayah dan ibumu." Mama Epi memutus panggilan setelah mengucapkan salam.
Ami menghembuskan nafasnya yang tiba - tiba terasa sesak. Sudah kesekian kalinya ia berbohong untuk hari ini.
Ami melewati hari ini dengan banyak berinteraksi dengan pembeli. Ia bisa mengalihkan pikirannya tentang Wisnu. Hati kecilnya berkata " lebih baik ia membiasakan diri tanpa Wisnu,toh Wisnu juga tidak suka saat dirinya berada di dekat Wisnu."
"Lumayan rame hari ya ,yah." Ujar Ami seusai menghitung pendapat hari ini.
"Alhamdulillah, nak. Mungkin ini rezeki si dedek." uajr Ibu membelai perut putrinya sambil tersenyum.
"Apakah aku boleh setiap hari membantu kalian di sini?"tanya Ami.
"Tentu saja boleh,nak. Kamu merasa sangat senang jika kamu mau membantu ayah dan ibu jualan." jawab ayah sambil meminum kopinya.
"Yah,barang -barang sudah masuk semuanya?" tanya ibu memastikan tidak ada barang yang tertinggal di luar.
" Sudah,bu." jawab Ayah.
"Kita pulang sekarang?" ajak Ami pada yah dan ibunya.
"Kamu mau makan apa,nak? Nanti sebelum pulang ayah akan mampir dulu membeli makanan untuk kita bertiga." tanya Ayah pada Ami.
"Kayanya aku lagi kepengen makan nasi goreng seafood yah,sama es buah kayanya segar deh." kekeh Ami.
"Baiklah,kamu pulang bareng ibu,ayah mau mampir membeli pesanan bugil dulu." ujar ayah sembari menutup toko dan menguncinya.
Ami membonceng ibunya pulang kerumah,sementara ayah membeli makanan. Sesampai di rumah Ami bersih - bersih karna badanya terasa lengket setelah seharian beraktivitas di toko.
Malam itu mereka makan dengan lahap. Suasana seperti ini jarang sekali mereka lakukan. Biasanya ayah dan ibu pulang di toko akan langsung istirahat atau malah terkadang mereka tidur di toko.
"Makasih ya,yah. Ayah memang the best." Ami mengacungkan kedua jempolnya pada sang ayah.
"Kamu makan yang banyak,biar bayimu sehat." ucap Ayah.
Setelah selesai makan malam,Ami ijin pamit untuk istirahat. Badanya terasa sangat lelah,mungkin karna tidak terbiasa bekerja melayani pembeli selama ini. Tapi ia bersyukur ia mempunyai kesibukan yang baru sehingga ia bisa melupakan lelaki yang tidak sama sekali mengingat dirinya.
Mungkin untuk seterusnya Ami akan menyibukkan dirinya di toko saja. Dengan begitu ia tidak akan merasa stress.