Istri Hasil Rampasan

" Jaga bicara kamu Bagas,papah melakukan semua ini demi kamu.Papah tidak mau kamu terus hidup dalam bayang-bayang Pramesti!"

Ucap Sanjaya dengan tatapan mata nyalang.

Dadanya bergemuruh karena tak hanya sekali Bagas menudingnya tapi sudah berkali-kali.Meskipun tak sepenuhnya ia melakukan semuanya demi putranya tapi sebagai seorang ayah dia sungguh tidak terima berkali-kali mendapat tudingan dari putranya.

Kehormatannya sebagai seorang ayah seakan sangat disepelekan oleh putranya.

" Pah,jangan main tangan sama anak! Bagas hanya bertanya pah apa salahnya,kenapa harus pake kekerasan!"

Berang Ajeng yang merasa tak terima atas apa yang dilakukan Sanjaya pada putranya.

" Ck,mama melindungi anak kurang ajar ini! Apa mamah juga menuduh papah melakukan ini untuk kepentingan lain? Gila kalian benar-benar gila! Papah gak mau tau apapun yang terjadi bagaimanapun caranya pernikahan itu akan tetap terjadi.Dan kamu Bagas,kamu ingat baik-baik Pramesti bukan jodoh kamu!"

Setelah mengatakan itu Sanjaya lantas pergi dari rumah dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.

" Bagas kamu ...

" Aaaarrrgggghhhhh!"

Braaaak

Prang prang

Bagas melempar vas bunga yang berada diatas meja yang tak jauh dari dirinya.

Sementara Ajeng semakin merasa gusar dan sedih lantaran pertengkaran yang terjadi antara anak dan suaminya.Matanya mengembun hampir saja meluruhkan cairan bening yang sudah menumpuk dipelupuk matanya.

" Pramesti,semua ini gara-gara kamu.Kamu harus membayar mahal jika sampai terjadi sesuatu pada anak dan suamiku!"

Gumam Ajeng lirih.

Bagas yang sedang diselimuti kemarahan dan juga rasa sesak kembali kekamarnya yang bahkan kini tampilannya sudah jauh berbeda.

Setiap hal yang berhubungan dengan pramesti sudah tak ada lagi didalam kamar.

Bagas meraih benda pipih yang ada diatas nakas,dibukanya benda pipih tersebut yang langsung terlihat wajah ayu nan teduh seorang Pramesti.

Ia memang wallpaper ponsel Bagas masih menggunakan foto Pramesti.

Ditatapnya foto tersebut tanpa mengedipkan air mata.Entah apa yang ingin disampaikan namun lidahnya terasa keluar untuk hanya sekedar berucap.

Braaak

Pyaaar

Dilemparnya benda pipih itu Kedinding hingga membuatnya terbelah menjadi dua.

" Mesty apakah masih ada kesempatan untukku memperbaiki semuanya.Aku-aku masih sangat mencintai kamu."

Ucap Bagas dengan suara bergetar.

Sesaat ia teringat satu hal,Bagas lalu menyambar jaket dan kunci mobil.Ia pergi dari kamar dan turun kebawah.Sesampainya dibawah Bagas berpapasan dengan Ajeng namun tatapan mata Bagas tetap lurus kedepan.

" Sayang tadi mama denger suara benda dilepar diatas kamu gak kenapa-napa kan nak? Bagas kamu kemana sayang,jangan mengendarai mobil dalam keadaan marah nak!"

Peringatan Ajeng sama sekali tak digubris oleh Bagas.Bagas justru langsung tanjap gas dan meninggalkan Ajeng yang terus memanggil namanya.

...****************...

Sementara dikediaman Arya kini Mesty tengah menatap sasi yang sedang duduk santai diatas sofa dengan memainkan ponselnya.

Saking asiknya sasi sampai tak sadar jika nyonya Arya tengah menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

" Dia Sasi dia temanku sekaligus seorang beauty consultant yang akan membantu kamu." Bisik Arya ditelinga mesty hingga membuatnya meremang karna bibir Arya hampir saja menyentuh telinga Mesty.

" Memangnya kenapa dengan wajahku,aku cantik aku perawatan ko,kulit wajahku sehat." Berang Pramesti yang merasa jika Arya tak seharusnya melakukan hal itu.

" Sudah diam,turuti saja apa yang aku inginkan jangan protes kamu akan puas dengan hasilnya karna dua Minggu kedepan kita akan datang kesebuah acara penting."

Ucap Arya ,ia merengkuh pinggang Mesty dan membawanya kesasi.

" Ekhem! Kamu saya bayar untuk bekerja bukan untuk bersantai dan bermain ponsel.Jika kamu tidak butuh uang silahkan pergi dan saya bisa cari orang lain!"

Ucap Arya .

Suaranya terdengar begitu dingin namun mematikan ditelinga Sasi.

" Oh hahahaha kamu bisa aja Arya becandanya.Aku ini lagi nunggu kamu loh.

Sabar Sasi sabar demi Lamborghini." Gumam Sasi lirih yang masih bisa didengar oleh Arya.

Arya mencebikan bibirnya tanpa mau berkomentar lagi.

" Mesty ini Sasi dan Sasi ini Mesty istriku Carikan produk terbaik untuknya.Lakukan yang terbaik untuk dia,jangan hawatirkan soal harga berapapun akan saya bayar asal hasilnya memuaskan."

Ucap Arya .

Mesty memutar bolamatanya dengan malas mendengar kata-kata suaminya.

Dalam hati Mesty menggerutu dan mengumpat atas Arya yang menurutnya sombong dan angkuh.

" Mesty mari ikut saya!"

Ucap Sasi,dua wanita cantik itu lantas menuju keruangan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Kurang lebih 35 menit Sasi dan Mesty berbicara akhirnya Sasi menemukan produk kecantikan yang sesuai untuk kulit wajah Mesty.

Mesty menatap takjub ruangan yang sudah disulap seperti salon kecantikan dengan berbagai alat yang memang sudah dipersiapkan oleh suaminya.Arya memang seposesif itu hingga ia tak ingin istrinya pergi keluar untuk melakukan perawatan tubuh dan juga wajahnya.Dia menyulap salah satu ruangan diistananya menjadi sebuah salon kecantikan dengan mendatangkan para ahlinya lengkap dengan peralatannya.

" Hallo,besok pekerjaan kita sudah dimulai dan kalian harap datang tepat waktu.Bawa apa saja yang kalian butuhkan karna kita harus menginap dan melakukan pekerjaan kita selama 10 hari dirumah tuan Arya."

Titah Sasi pada seseorang disebrang telfon.

" Bagaimana Sasi apa kamu sudah menemukan produk yang cocok untuk istriku?"

Sasi dan Mesty kaget lantaran Arya tiba-tiba sudah ada diruangan tersebut tanpa mereka sadari.

" Sudah jangan hawatir,besok sudah bisa dimulai.Para pegawaiku harus mempersiapkan diri mereka dulu karna kamu menculik kami untuk kamu sekap diistana ini beberapa hari kedepan."

Ucap Sasi dengan sinis.

" Kalau kamu keberatan aku bisa mencari orang lain."Lagi-lagi Sasi harus mengurut dadanya saat berbicara dengan Arya.

" Hahahaha tuan Arya yang Budiman,sultannya sultan jangan dianggap serius aku hanya bercanda."

sasi tertawa tanpa humor ,ia memang harus berhati-hati saat berbicara dengan Arya.

Sementara Mesty hanya diam menyimak pembicaraan antara suaminya dan Sasi.Dalam hati Mesty merasa takjub sekaligus tersanjung karna begitu diratukan oleh suaminya.

" Gila siih, dulu waktu gue mau perawatan harus nunggu gajian dulu itupun gue pake prawatan yang biasa aja karna duit gue pas-pasan.Hihii ada untungnya juga nikah sama si tuan nyebelin ini,bukan cuman perawatan mahal tapi semua peralatan kecantikan dan produk-produk mahal diboyong langsung lengkap sama mba mbanya." Kekeh Mesty dalam hatinya.

Arya seolah tau dengan isi hatinya,ia menatap Mesty dengan tatapan yang sulit diartikan,senyum tipis nyaris tak terlihat kala ia menghampiri istrinya.

Diusapnya puncak kepala Mesty,sebelum Arya pergi dari ruangan tersebut.

...****************...

Anita gegas keluar saat mendengar bell rumahnya berbunyi.

Ia membuka pintu dan terkejut melihat wajah tamu yang berkunjung tanpa diundang.

" Kamu!"