PARASIT

Donna menahan amarah dengan diam, ingin ia berteriak keras namun malu jika sampai paparazi merekamnya.

" Gila sih ini, Andara Pala benar-benar sudah membuangmu Don " Lea teman seprofesi nya mengomentari.

" Aku kok kayak nggak rela ya, emang sih perempuan itu lumayan cantik. Tapi tidak selevel jika harus bersaing dengan seorang Donna. Secara Donna adalah seorang model internasional, perempuan itu apa?" Tambah Nada.

Donna semakin tersulut emosi, sampai-sampai perutnya terasa mual hingga mau muntah.

" Don, kamu nggak apa-apa ?" Tanya Nada panik, Donna lari ke area rerumputan. Ia mengeluarkan isi perutnya di sana.

" Don, are you okay ?"

Donna mengangguk sambil mengatur nafas sehabis muntah.

" Don, wajah kamu pucat sekali... Ayo kita pulang " Ajak Lea.

Kedua teman Donna langsung mengapit nya masuk ke dalam mobil.

**

Syafa Namata menyaksikan siaran televisi yang menayangkan kabar terkini tentang selebritis. Topik utama pada hari itu adalah tentang wawancara kepada Celina .

Syafa Namata yang awalnya puas mendengar pertanyaan wartawan, terpaksa harus menelan kekecewaan setelah melihat endingnya.

Ia merasa iri sekali, suami Celina sangat melindungi saudara tirinya itu. Berbeda terbalik dengan keadaannya sekarang, Marcell Siahaan sudah tidak perduli lagi dengannya. Padahal saat ini adalah masa-masa Syafa Namata membutuhkan perhatian lebih.

Sedangkan di tempat lain, Marcell Siahaan tidak bisa jauh dari seorang Nirmala. Justru ia dengan sengaja memasukkan Nirmala bekerja di perusahaan keluarga nya Group Warman.

Milawarma yang mengetahui hal tersebut, langsung memanggil sang anak secara pribadi ke dalam ruang kerja nya.

" Siapa dia ? Sepertinya Mama tidak asing dengan wajahnya ?" Milawarma mencoba mengingat, namun gagal.

Marcell Siahaan tersenyum menutupi kegugupannya. Kalau Mamanya tahu jika Nirmala adalah kekasih Dokter Andrew yang datang saat percekcokan dengan Celina , pasti beliau tidak akan setuju.

Milawarma sangat membenci segala bentuk perselingkuhan.

" Wajah cantik memang cukup pasaran Ma" Jawab Marcell Siahaan sekenanya.

Milawarma menghela nafas panjang, ia melirik putranya dengan rasa curiga.

" Asalkan bukan Syafa Namata , Mama rasa masih bisa berkompromi "

Marcell Siahaan mengangguk mengerti. Dia kembali ke ruang kerja nya yang mana Nirmala ada disana sedang asyik menikmati tayangan di ponsel nya.

" Ada apa sih? Serius amat"

Marcell Siahaan mencium kening Nirmala kemudian duduk di tepi sofa sembari merangkul Nirmala.

" Berita tentang Celina tak habis-habis, Kemarin ada yang life streaming di Instagram tentang hubungan nya dengan Andrew. Aku sih agak ragu, tidak mungkin Andrew punya hubungan dengan Celina "

" Dan sekarang Celina diinterogasi oleh wartawan dengan sangat sadis, tapi lagi-lagi Andara Pala melindunginya. Sangat so sweet sekali "

Marcell Siahaan diam, ada rasa aneh menyisip dalam sanubari. Ia memandang layar ponsel dengan sorot mata yang sulit diartikan.

" Hey!"

Nirmala menggertak Marcell Siahaan hingga membuat pria itu gelagapan.

" A-ada apa?"

" Kok malah bengong, mikirin apa sih?" Nirmala seperti menyadari sesuatu, ia memperhatikan ponsel nya.

" Kau cemburu ?" Imbuh Nirmala mulai tak suka.

" Siapa yang cemburu sih sayang ? Aku cuma merasa kasian saja, sebab Celina paling anti dengan dunia entertainment. Dan sekarang dia harus terlibat di dalamnya " Pandai Marcell Siahaan ngeles.

" Jangan bohong kamu! Awas kalau bohong !" Dengan sinis Nirmala mengecam Marcell Siahaan .

" Iya sayang "

Marcell Siahaan mencubit hidung Nirmala dengan manja, tapi gadis itu menepis nya.

>>>

" Kok diam saja ?" Goda Andara Pala disaat mereka dalam perjalanan pulang setelah rapat dengan PRAKSON GROUP.

Celina membuang muka, ia malu sekali jika mengingat kejadian tadi. Sehingga membuat Celina tidak fokus ketika rapat. Untung Andara Pala banyak membantu.

" Kita langsung pulang yuk" Sambung Andara Pala , wajah Celina semakin merona merah. Dia tersenyum malu.

Andara Pala menyentuh punggung tangan sang istri, kemudian menarik nya ke atas pangkuannya. Dengan hanya menggunakan satu tangan, pria itu mengemudikan mobilnya.

Tiba-tiba ponsel nya berdering, terpaksa ia melepaskan pegangannya.

" Hallo " Sapa Andara Pala , dia melihat itu adalah nomor asing.

" Andara, Ini aku Lea!" sahut dari seberang.

" Lea?? Lea siapa?"

" Teman Donna, sekarang Donna dibawa ke rumah sakit. Ia dehidrasi, sejak tadi muntah-muntah dan tidak mau makan apapun "

Andara Pala tercekat, dilirik nya Celina yang tengah memperhatikan.

" Kalian urus saja dia " Balas Andara Pala .

" Andara.. Please.. Donna membutuhkan mu. Dia tidak mau makan karena terus menerus memikirkan mu. Setidaknya beri dia semangat untuk mau makan" Bujuk Lea.

Andara Pala mencengkram erat steering mobil, ia mulai emosi. Tapi bagaimana jika itu benar ? Bagaimana pun hatinya masih menyimpan rasa kepada Donna? Dia adalah satu-satunya wanita yang sangat ingin dia perjuangkan.

" Baiklah, aku akan datang " Jawab Andara Pala pada akhirnya.

" Siapa ?" Tanya Celina , dia sebenarnya sudah bisa menebak. Namun hanya takut salah saja.

" Ada proyek yang bermasalah " Jawab Andara Pala terpaksa berbohong. Ada rasa khawatir jika Celina akan salah sangka.

Celina manggut-manggut, tidak ada bantahan. Namun hatinya teriris pilu.

" Aku akan mengantarmu pulang dulu"

" Umm boleh tidak aku pergi ke makam Mama ku, jaraknya Deket kok"

Andara Pala diam, ia takut Celina akan pergi dengan memberikan alasan.

" Please " Pinta Celina setengah memaksa.

" Baiklah, tapi aku akan meminta supir untuk menemani mu. Jadi kau bisa pulang tanpa menunggu ku" Akhirnya Andara Pala memiliki cara untuk memantau Celina .

Celina setuju, tak lama setelah dia sampai di makam Ibunya. Supir pribadi keluarga ARTHAMA pun tiba. Barulah Andara Pala pergi ke rumah sakit untuk menemui Donna.

Sesampainya di rumah sakit, Donna dalam keadaan tidak sadar efek obat bius. Selang infus menancap di pergelangan tangannya.

Hatinya terenyuh, dia sangat tidak tega melihat kondisi Donna yang seperti ini. Dulu, tergores sedikit saja, Andara Pala adalah orang pertama yang paling takut Donna kenapa-kenapa. Apalagi sekarang ? Gadis itu harus ditusuk jarum infus.

" Kalau kamu masih mencintai Donna, jangan tinggalkan dia"

Lea bersuara, hal itu diiyakan oleh Nada.

" Dia sudah mengecewakan ku, kenapa harus bertindak terlalu jauh ? Sampai mempermalukan dirinya sendiri " Andara Pala menjawab.

" Karena dia tidak ingin kehilanganmu Andara " Bantah Nada.

" Dia yang tidak menginginkan aku, lalu kenapa dia harus takut kehilangan ku? Aku sudah bertekuk lutut di depannya agar dia mau menikah dengan ku, tapi dia justru tidak memiliki perasaan kasian. Dia pergi dengan hanya mengatakan jika semua akan baik-baik saja, Seiring berjalannya waktu "

Lea dan Nada saling melempar pandangan, mereka tidak tahu harus menyangkal bagaimana untuk membela Donna.

" Bukankah semuanya harus baik-baik saja, seperti yang dia katakan padaku " Lanjut Andara pala.

Donna membuka matanya, ia sudah tidak tahan lagi untuk berpura-pura.

Andara Pala membeku, reaksi nya amat sangat dingin.

Kedua bola mata Donna berkaca-kaca, tangan nya meraih tangan Andara Pala .

Sedangkan Lea dan Nada memilih keluar untuk memberikan ruang bagi mereka berdua.