Alano Leonard pria berusia 27 tahun seorang Mafia sekaligus seorang CEO menyukai seorang gadis yang membantunya ber sembunyi dari kejaran musuh nya di dalam kontrakan gadis itu.
Tatapi, karena masih trauma dengan masa lalu Alano tidak mudah percaya dengan orang baru, Dia akan mengangap jika mereka adalah musuh yang akan menusuknya dari belakang.
Begitu pun dengan seorang gadis yatim piatu bernama Kanaya yang berhasil menarik perhatian Nya, tetapi masih ada keraguan di dalam diri Alano untuk percaya jika gadis itu bukan lah musuh.
Apakah Alano akan tetap ragu pada Kanaya jika dia sudah tau latar belakang Kanaya?
Dari pada penasaran, Yuk di silahkan di baca🤹♂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vethyy Liza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Di mobil, Kanaya meraih tisu yang berada di mobil itu lalu membersihkan muka Alano yang di penuhi darah.
"Alano, bisakah Aku bertanya sesuatu?" tanya Kanaya.
"Hm, mau tanya apa?" jawab Alano sambil memejam kan mata nya menikmati sentuhan lembut tangan Kanaya.
"Bagai mana Kalian bisa tau tentang penculikan ini?" tanya Kanaya.
"Memangnya kenapa?" tanya Alano.
"Tidak, Aku hanya ingin tau saja karena saat Aku masih di dalam ruangan itu Aku tidak sengaja mendengar pembicaraan mereka jika kami akan di jual kepada para bos besar di luar negri untuk di jadi kan budak seks," jelas Kanaya sambil tangan nya terus membersihkan muka Alano.
"Lalu bagai mana tanggapan Mu saat mendengar pembicaraan mereka?" tanga Alano.
"Tidak melakukan apa-apa, malah Aku senang walau pun akan di jadi kan budak seks," ujar Kanaya santai.
"Kenapa Kamu malah senang," sahut Alano dengan nada yang terdengar marah dan tidak rela.
"Lalu Aku harus melakukan apa Al, Aku hanya bisa diam dan pasrah karena dari dulu hidup Aku memang tidak pernah bahagia selama orang baik yang merawat Ku meninggal, namun dalam hati kecil Ku berharap jika adanya keajaiban seseorang menolong Ku dan orang itu adalah Kamu, tapi Aku memilih tidak terlalu berharap," jelas Kanaya tersenyum kecup.
"Kenapa begitu," tanya Alano.
"Bagai mana Aku harus berharap lebih, Kalian saja menganggap Aku yang tidak tau apa-apa ini sebagai musuh Kalian, jadi Aku pikir Kalian tidak akan mungkin bersusah payah menolong Kami," jelas Kanaya.
"Oh iya, Terima kasih karena Kalian berkenan telah bersusah payah untuk menolong Kami, Arga terima kasih ya," sambung Kanaya.
"Ya, sama-sama Kanaya," jawab Arga.
Sedang kan Alano tertegun saat mendengar ucapan Kanaya, entah kenapa Dia merasa bersalah telah mencurigai atau lebih tepat nya waspada sebelum mendapatkan bukti tentang Kanaya sebagai musuh atau tidak.
Tetapi jika di pikir apa salah nya untuk waspada sebelum dirinya akan menjadi korban atau orang terdekat nya yang menjadi korban, Kanaya hanya tidak tau atau belum mengerti dengan diri Nya.
"Apa Kamu menganggap Aku jahat atau pengecut karena telah mencurigai Mu Kanaya?" tanya Alano.
"Tidak, Aku tidak bisa memaksa seseorang untuk menuruti ke inginan Ku Al, walau pun Aku sangat ingin Kamu dan para sahabat Mu percaya pada Ku lalu menganggap Ku sebagai keluarga atau teman bagi Kalian, tetapi Aku tidak ingin egois, Aku cuman bisa pasrah jika Kalian berusaha menjauhi Ku dan Aku pun juga akan ikut mundur teratur dari jangkauan Kalian," ujar Kanaya panjang lebar dengan tersenyum kearah Alano dan berusaha menghapus air mata yang terus jatuh tanpa bisa dia tahan lagi.
Alano melihat ke arah Kanaya yang berusah tersenyum pada nya namun Dia tau jika Kanaya berusaha tegar di depan nya.
"Alano memeluk Kanaya dengan lembut," tenanglah Al, Aku dan Kami semua sudah percaya dengan Mu, Aku tidak akan menjauh dari Mu," ujar Alano.
"Aku tidak ingin di kasihani Al, Aku tidak mau Kalian percaya dan merangkul Ku namun di dalam hati Kalian masih ragu dengan Ku, jadi biar kan Aku pergi dari Kalian, Aku tidak ingin sakit terlalu dalam se dalam nya jika terus berada di sekitar Kalian," ujar Kanaya.
"Tidak, Kamu akan terus berada bersama Kami Kanaya, Kamu akan selalu ada di samping Ku dan tidak akan pergi kemana pun dan perlu Kamu tau Kanaya, Aku menyelamat Mu bukan untuk membiarkan Kamu pergi, jadi tetap lah bersama Ku kanaya," ujar Alano sambil menatap dalam mata Kanaya.
Arga hanya diam melihat interaksi Alano dan Kanaya karena mereka sama-sama berada di posisi yang sulit, Alano yang berusaha menjaga orang terdekatnya dan Kanaya yang tidak mengerti dan tampak sakit hati karena di curigai. Jadi Arga memilih untuk diam walau pun Dia kasian kepada Kanaya tetapi juga membenarkan apa yang di lakukan Alano.
Arga menghentikan mobil nya dan terlihat para sahabat dan anak buah yang berjejer rapi menunggu mereka karena mereka yang lebih dulu menyelesaikan misi mereka.
Arga menghentikan mobil nya lalu Dia melihat kearah Alano dan Kanaya yang masih berpelukan.
"Ayo Kita turun, pelukan nya nanti saja di kamar, kalian bisa mandi bersama untuk melepas rindu dengan puas," celetuk Arga.
"Sialan Kau," umpat Alano kesal saat Kanaya melepaskan pelukan nya.
"Kamu ngebet banget dan tidak melihat situasi, ayo kita turun Kamu lihat tuh di luar para kacung Mu sudah menunggu dari tadi," ajak Arga dengan kesal.
"Ayo Kanaya kita turun," ajak Alano tanpa memperdulikan Arga yang tampak kesal.
Kanaya mengangguk malu, lalu turun setelah di bukan pintu mobil dari luar oleh seorang pengawal.
"Kalian tunggulah di ruangan biasa, Aku akan membersihkan diri sebentar," ujar Alano lalu berjalan masuk ke dalam markas di ikuti Kanaya dan Arga.
"Apa kamar nya sudah di siapkan?" tanya Alano pada seorang wanita yang berpakaian pelayan.
"Sudah Tuan, ada juga beberapa pakaian wanita sesuai permintaan Anda," lapor pelayan itu pada Alano.
"Bagus Kamu bisa pergi," usir Alano.
"Kanaya, Kamar untuk Mu sudah di siapkan silahkan Kamu membersihkan diri lalu istrahat, Aku akan meminta pelayan mengantarkan makanan untuk Mu," ujar Alano lalu ingin meninggal kan Kanaya namun tangan nya di tahan.
"Ada apa?" tanya Alano.
"Kamar nya di mana," tanya Kanaya.
"Itu kamar Mu masuk lah," ujar Alano lalu tanpa menunggu jawaban dari Kanaya Dia segera masuk ke dalam kamar milik Nya.
Kanaya masuk ke kamar yang di tunjuk Alano, Dia melihat kamar itu yang tidak kalah mewah dengan kamar yang pernah Dia pakai saat di manson Alano.
"Aku selalu di buat takjub dengan semua yang Alano miliki, kamar di markas dan disini tidak ada bedanya sama sekali," guman Kanaya saat memperhatikan keliling kamar itu.
"Aku harus segera mandi , badan Ku sangat lengket," gumam Kanaya lalu gegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Apa benar Alano sudah tidak meragukan Ku lagi? Atau itu hanya bualan semata hanya untuk menghibur Ku?" tanya Kanaya dalam hati saat mengingat ucapan Alano di mobil.
Kanaya menghela nafas kasar bingung harus melakukan apa, Di sangat ragu untuk bertemu dengan Alano dan yang lain nya.
Selesai mandi Kanaya kembali ke kamar dan ternyata sudah ada makanan di atas meja.
Kanaya segera menghabiskan makanan itu lalu tidur.
Setelah melakukan pertemuan dengan para sahabat dan anak buah nya, Alano masuk Ke dalam kamar Kanaya yang sudah tertidur pulas karena pengaruh obat tidur yang Dia masuk kan ke dalam makanan Kanaya. Alano segera melakukan tujuan Nya hingga beres lalu keluar dari kamar itu yang ternyata sudah di tunggui Dani di depan pintu.
"Sudah?" tanya Dani saat melihat Alano keluar dan masih menggunakan sarung tangan medis.
"Sudah bang, Ayo," ajak Alano.
Mereka masuk dengan pelan ke dalam kamar Erga yang ternyata juga sudah tidur pulas karena sudah di berikan obat tidur oleh Dani sendiri.
Alano segera melakukan hal yang sama pada Erga dan menyelesaikan dengan cepat sebelum ada yang menyadari.
"Ayo Bang, Kita pergi ke ruang medis sekarang," ajak Alano.
Mereka memasuki ruangan laboratorium yang biasa di pakai Dani atau Alano untuk menguji coba sesuatu.
Mereka lansung melakukan tes DNA pada darah Kanaya dan Erga untuk mencari tahu apakah kecurigaan Alano benar saat Dia menemukan gelang yang sama persis milik elsa adik erga yang hilang dan foto masa kecil Kanaya.
"Kita membutuhkan waktu berapa lama untuk mengetahui hasil nya Bang," tanya Alano.
"Tidak membutuhkan waktu yang banyak seperti di rumah sakit kok Al, paling besok pagi hasil nya sudah keluar," jawab Dani.
"Kenapa begitu Bang?" tanya Alano heran.
"Karena di rumah sakit butuh waktu untuk mensterilkan semua alat dan juga dokter yang melakukan tes DNA tidak hanya fokus pada satu pekerjaan tetapi mereka masih melakukan tugas mereka untuk memeriksa kesehatan pasien, sedang kan di sini selain tidak mengurus pasien juga memiliki alat yang super canggih," jelas Dani.
Alano menganggukan kepala tanda mengerti mendengar penjelasan Dani," Baik lah Aku mengerti sekarang," sahut Alano.
"Kita kembali ke kamar sekarang, Kita tinggal menunggu hasil nya besok pagi," ajak Dani.
"Bukan kah ini sudah pagi?" jawab Alano tetapi kaki Nya tetap mengikuti Dani.
"Ya, setidaknya Kita bisa istrahat sebentar," jawab Dani.
Mereka keluar dari ruangan itu dengan santai dan mereka juga menyadari jika ada yang memperhatikan mereka sejak keluar dari ruangan rahasia. dan mereka tidak perlu khawatir karena ruangan medis itu sudah di gantikan sistem lain untuk sementara oleh Alano.
...****************...
Author selalu telat update karena sambil kerja, tempat kerja Author yang sekarang susah banget buat curi-curi waktu pegang hp dan sering lembur juga🙏
Nanti Author akan usahain untuk sering update ya, dan Terima kasih karena sudah mampir🙏❤
5 like + /Rose/buatmu. semangat ya kak.