Tiara tidak menyadari perasaan apa yang bersarang di hatinya kini. Ia hanya tahu saat ini dia menginginkan takdir terindah harus diperoleh oleh Rangga, sahabatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Enab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan tersembunyi.
"Aku pulang dahulu", pamit Rangga kepada teman-teman perempuannya.
"Mereka tinggal di rumah yang mana?", tanya Tiara kepada Mariah yang sedang latihan dialok.
"Di depan. Oh, ya, kalian pasti sangat dekat?. kenapa kalian tidak berpacaran saja?".
"Aku tidak mahu merusak persahabatan kami dengan perasaan seperti itu", jawab Tiara, nada sedih.
"Berarti kamu punya rasa ke dia dong?".
"No coment. Aku mandi dahulu".
selagi Tiara di kamar mandi, Mariah menemui Surya di rumah depan dan diajaknya mengobrol empat mata di teras.
"Ada apa?", tanya Surya.
"Rangga dimana?".
"Keluar beli gorengan buat cemilan kami nanti malam. Kenapa, sih?".
"Bagaimana perasaan Rangga kepada Tiara?".
Rangga menghentikan langkah kakinya tepat di rumah samping seketika terdengar obrolan Surya dan Mariah.
"Dari curhatannya, Rangga menyimpan perasaan terhadap Tiara tapi, entah dengan Tiara".
"Tepat sekali. Tiara juga sama tapi, gadis itu memilih bungkam karena khawatir persahabatan mereka hancur ".
Rangga tersenyum dan senang mengetahui perasaan sebenarnya Tiara terhadapnya.
"Kok, alasan mereka sama?, apa kita jebak saja mereka agar jadian?", Surya menyodorkan ide.
"Contohnya?".
"Kita jebak mereka...".
"Sedang apa kamu disini?", Rangga memotong obrolan mereka sebelum ngelantur kemana-mana.
"Cuma mampir, nggak boleh?", Judes Mariah.
"Kenapa kamu senyum-senyum nggak jelas gitu?" Tanya Surya, keheranan.
Rangga bungkam dan terus melangkah memasuki rumah.
...****************...
"Kamu belum pulang?", tanya Andi kepada Sarah di meja kerjanya.
"Aku lagi malas pulang".
"Pulang kok, malas?".
"Pergi sana, jangan ganggu aku. Jangan mengambil kesempatan dalam kesempitan. Aku sudah tahu isi kepalamu".
"hehehe.. Tahu saja kamu. Ok, aku pulang duluan. kalau butuh aku, telepon saja".
"Ogah!".
"Galak banget. Rujuk, yuk".
Sarah bosan bila harus bersama-sama mengobrol lama dengan Andi. Akhirnya dimatikannya, komputer dan lampu meja kerjanya dan kembali pulang.
"Sar! Sar!. Setebal apa kemarahanmu padaku?. Aku sungguh-sungguh ingin kita bersama lagi".
Sarah terus berjalan hingga tiba di depan lift .
"Aku sudah tidak marah lagi padamu. Hanya saja, aku takut terluka lagi. Tolong, jangan kejar-kejar aku lagi".
Andi menarik Sarah yang mulai meneteskan air mata ke pelukannya.
"Menangislah, luapkan sakit hatimu. Pukul aku, maki aku jika itu membuatmu puas.
Sarah memukul-mukul pundak Andi dengan linangan air mata masih membasahi pipinya.
"Maafkan aku telah menyia-nyiakanmu".
"Lepaskan dia!", teriak Andika seraya menarik Sarah menjauhi Andi.
"Apa yang kamu lakukan kepadanya ?!".
"Kakak, ini masalah pribadiku jangan ikut campur".
"Saya mantan pacarnya dan saya ingin rujuk dengannya. Kali ini saya serius ".
Sarah menendang kaki Andi hingga Andi mengeram kesakitan.
"Jangan dengarkan omong kosongnya", ucap Sarah kepada Andika, gugup.
"Memalukan", lanjutnya kepada Andi.
Sarah memasuki lift.
"Saya hargai keberanianmu. besok temui saya di ruangan saya dan kita bicarakan perihal hubungan kalian".
Ayo kita pulang", lanjutnya ketika pintu lift telah terbuka.
"Silakan bapak duluan".
...****************...
Pagi yang cerah, entah sudah berapa lama Tiara tidak berolahraga pagi. Mumpung tidak bekerja, Tiara jogging keliling kampung.
"Nona pasti salah satu dari pemain teater itu ?", tanya salah seorang ibu yang sedang menyapu pekarangan rumah.
"Benar, bu. Salam kenal", Sapa Tiara, tersenyum.
"ibu mahu saya bantu?, lanjutnya menawarkan diri.
"Nanti merepotkan, tidak usah, non", tolaknya.
"Tidak merepotkan kok"
Tiara mengambil sapu lidi dari tangan si ibu dan melanjutkan pekerjaan yang tersisa.
"Terima kasih ya, non. ibu buatkan teh, ya".
"Terima kasih sebelumnya ".
Mariah terbangun dari tidurnya. Karena selalu tidur seorang diri, Mariah terlupa akan kedatangan Tiara kemarin sore.
"Mariah, Tiara sudah bangun atau belum?", tanya Rangga menghampirinya yang sedang melakukan gerakan pemanasan.
"Tiara?, astaga!. Aku lupa kalau dia disini. Aku tadi bangun, dia sudah nggak ada disamping".
"Kamu ini gimana, sih?. Dia kan, baru disini. Kalau dia hilang jalan bagaimana?!", Rangga baru kali ini marah membuat Mariah merasa ketakutan.
...****************...
Bersambung. ...
awal huruf dlm percakapan sebaiknya huruf kapital juga thor🙏