NovelToon NovelToon
Bitter Sweet

Bitter Sweet

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan Tentara
Popularitas:406.9k
Nilai: 5
Nama Author: sinta amalia

Sekejap manis, sekejap pahit. begitulah urusan hati seorang Dinata Mahika Jennar, patah hati yang berulang membuat sikap egoisnya memaksa untuk selalu berpindah kampus tempatnya belajar dan trauma untuk menjalin rasa itu kembali terhadap seseorang.

"Gue mau jadi biksu aja, seumur hidup ngga akan pernah mau lagi ngerasain jatuh cinta sama manusia."

Namun kepulangannya ke tanah air justru mempertemukannya dengan seorang penggombal receh dimana nasib justru menghadapkan keduanya di situasi pernikahan yang terpaksa.

Adalah Prasasti Dirgantara, prajurit militer bersenjata negri yang lahir dari keluarga sederhana dan harus turut menerima derita menikahi Dina secara paksa, sepaket sifat menjengkelkan gadis kaya raya itu.

"Jangan lupa uang panainya! Pendidikan gue itu sarjana, om. Minimal 150 juta..." sengak Dina congkak. Prasasti menjedotkan kepalanya ke dinding beton markas militer, "mesti minjem kemana?!"

Sanggupkah keduanya menjalani pahit manisnya kehidupan sebuah pernikahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 6 ~ Hati yang terluka

Jika biasanya yang mereka lakukan adalah berenang bersama persis kawanan bebek, meski Zea Arumi tak mahir berenang dan seringnya berjemur di pinggir kolam. Maka kali ini mereka harus memikirkan kegiatan yang melibatkan bayi.

Makan dan belanja bareng adalah jawabannya. Tak banyak yang dibeli Dina, mengingat bajunya udah seabrek-abrek di rumah. Mana baju-bajunya lebih mahal ketimbang yang ada di tanah air, model apapun ia miliki, termasuk dari brand lokal hingga luar.

"Gue beliin baju buat ponakan gue ini aja ah! Gue tunggu sampe kamu gede ya boy, buat dijadiin pacar auntyyyy!" Dina paling suka mencium aroma bayi, menurutnya bayi itu wanginya alami, menenangkan ngga kaya orang dewasa yang udah kebanyakan dosa. Ia meraih pakaian kodok dengan tema dinosaurus untuk bayi gemoy Zea.

Zea menepuk jidatnya, "lo nya keburu nenek-nenek peak."

Clemira tertawa renyah seraya menikmati gelato dalam cup miliknya, "lagian abang gue ngga mungkin mau punya mantu kaya lo."

Dina mencebik, "yakin Ze? Gue walaupun udah nene-nene tapi perawatan loh! Ngga akan kalah sama gadis usia 17an..." balasnya.

"Ogah. Lo lebih pantes sama om Pras..." lirih Zea membuat Dina tersedak salivanya sendiri lalu bergidik geli, "amit-amit. Tukang gombal receh begitu? Mana nyebelin...." dan obrolan mengenai Prasasti seketika membuat air muka Dina berubah kecut. Yang lebih si alnya lagi, selama hangout ketiganya moment beberapa hari ke belakang yang kebanyakan isinya bareng om-om rese itu terputar bak rewind sebuah kaset di otak Dina.

Prasasti...

Prasasti...

Prasasti....

Sudah seperti iklan sabun.

Ia benar-benar menolak semuanya, takut akan sakit hati lagi di kemudian hari, seperti yang sudah-sudah, lubang menganga di hatinya saja bahkan masih sangat berdenyut.

Biasanya cowok tukang gombal gitu tuh, ngasih cintanya murah untuk semua cewek bahkan cuma-cuma kalo bisa beli 1 gratis 1. Ambil logika nya saja, jika Prasasti lelaki baik-baik, mana mungkin di usianya yang sudah menginjak usia 27 tahun itu ia masih jomblo?! Padahal parasnya cukup lah, cukup termaafkan kalo dibawa ke kondangan, meski item.

"Kenapa ngga dicoba buka hati buat cowok baru, Din? ya....cowok nusantara may be?"

"Siapa? Om Pras?!" tanya Dina, masih memilah-milah kembali kemeja-kemeja mungil untuk D.

Zea menoleh horor, sementara Clemira tersedak kembali sampai gelato itu meleleh di bibirnya, "ya ampunnn. Otak lo masih nyangkut di om Pras?" tanya Cle.

"Kita lagi ngomongin om-om songong itu kan?" tanya Dina menoleh, menghentikan kegiatannya memilih baju.

"Lah, emangnya cowok nusantara cuma om Pras doang?" tanya Zea.

"Cieeee, kerlingan awakmu nih! Acikiwir!" godanya memancing mata menyipit nan geli Dina.

Selesai.

Dan Dina hanya membeli apa yang ia butuhkan untuk hidup di singa putih, barang tanah air yang sedikit sulit ia dapat di negri orang itu, dan harganya cukup mahal disana.

"Mie instan, sambel, kerupuk----" ia mengabsen satu persatu barang di dalam keresek swalayan tadi. Tugasnya adalah kembali mengantar duo istri prajurit kembali dengan selamat ke rumah, jangan sampai ia ditembak mati di tempat oleh para suaminya.

Dadahhhhh!

Dina kembali menginjak pedal gas dan mengemudikan mobil itu melewati deretan gedung bagian dari batalyon. Deru suara pesawat sesekali terdengar bergemuruh mengingat ini adalah landasan udara. Tatapannya sesekali jatuh pada langit khatulistiwa yang membiaskan aura senja indah, dan langka ia temukan di negri singa putih.

Sejenak Dina menepikan mobilnya tepat di lapang kesatuan yang luas, hawa hangat sisa panas tadi siang mulai menyapu kulitnya bersahabat.

Dina terdiam sejenak demi merasai ini, akan ia simpan ini dalam memorynya dan ia bawa ke negri singa putih.

Jepret!

Potret langit di lanud markas udara ia potret.

*See you again beautiful*....

Tulisnya di status media sosial. Tanpa ia duga layarnya menscroll secara otomatis pada pembaruan teranyar.

**Deg**!

Potret William bersama Celia begitu mesra di atas kapal pesiar, dengan caption *4'th month anniversary, thanks honey*...

Ia ingat Celia sudah ia anggap seperti saudaranya sendiri, teman kamar yang ada disaat suka dan duka. Tapi nyatanya Celia justru menghianati pertemanannya dengan menjalin hubungan bersama William, alis Dina mengerut menahan rasa sedih yang menyeruak hingga ke sarafff mata. Ia bahkan memejamkan matanya, semakin saja kilasan moment itu terlihat di ingatan.

4 bulan artinya selama 3 bulan terakhir hubungannya dan William, keduanya sudah menjalin hubungan di belakang Dina. Dan penghianatan kali inilah yang begitu membuat Dina hancur. William sudah menjanjikannya masa depan yang indah untuk keduanya, bahkan Dina sudah mengenal baik keluarga William.

Pertengkaran hebatnya dengan William dan Celia saat ia memergoki keduanya sedang berhubungan layaknya sepasang suami istri di apartement William, memaksa Dina menyudahi hubungan toxicnya baik dengan William maupun dengan Celia. Meski rasa untuk William masih sangat kuat mengungkung hati Dina. Entah kapan luka hatinya itu bisa sembuh.

Dina sesenggukan saat menggeser gambar yang memang diunggah lebih dari satu itu, betapa terkejutnya ia ketika menemukan gambar Celia yang mengabadikan potret alat tes kehamilannya dengan begitu riangnya.

Segera saja ia masuk kembali ke dalam mobil dan tancap gas begitu cepat, sampai-sampai ia lupa jika kini ia sedang berada di lingkungan militer.

Amarah, rasa muak, dan kekecewaan kembali menyeruak sampai merasuki pikiran jernihnya, ia terus menggeber kecepatan mobilnya, melewati beberapa orang tentara yang sedang berlari atau sekedar olahraga sore tanpa permisi dan mengundang decakan kesal.

"Woy!"

"Astaghfirullah!"

Pras yang kebetulan melakukan olahraga sore harinya itu masih duduk di pos serambi depan bersama prajurit yang berjaga berteman segelas kopi instan.

"Kapan jadwal piket, bang?" tanya nya.

Belum sempat Pras jawab, suara laju mobil melintas dengan deru berat tanda jika sang empunya memaksakan kinerja mesin itu terdengar bak kilat, melintasi jalanan kompleks militer itu yang sontak saja mengundang atensi dari petugas jaga.

"Woahhh! Siapa itu?!"

Prasasti ikut tergelonjak. Mereka langsung beranjak keluar untuk segera menghadang sosok di balik kemudi mobil yang melaju cepat itu.

"Tahan, bang. Mumpung masih di depan. Sebelum masuk jalan raya!"

Prasasti ikut melompat dan berlari mengejarnya, Dina yang sudah sesenggukan tak sabar untuk segera melaju cepat meninggalkan tempat itu sejauh mungkin, namun arus lalu lintas yang cukup padat di depan gerbang lanud membuat gadis dengan amarah meluap-luap itu nekat membunyikan klaksonnya berulang kali, meminta kendaraan yang menghalangi jalannya menepi atau sekedar memberi jalan untuknya, ia ingin pergi....berlari....sejauh mungkin!

Bunyi berisik klakson itu berulang kali dibunyikan membuat kegaduhan dan keriuhan di sana.

Huuuu!

Woyyyy! Lo gilaaa?!

Turun lo!"

Begitulah seruan yang dilemparkan pengendara lain untuk Dina.

Penjaga pos disana mencoba menenangkan para pengemudi, sementara Prasasti sudah mendekati mobil Dina, ia mengernyit demi mengenali mobil hitam itu, "bocil?"

"Iya ini mobil si bocil!" gumamnya yakin.

"Cil, turunn!" pinta Pras mengetuk-ngetuk jendela mobil Dina, di dalam sana Dina sudah terisak menangis lirih. Kenapa ia harus menangisi para pengkhianat breng sek itu, jawabannya karena hatinya terlalu sakit hingga ia tak dapat membedakan yang mana yang harus ia tangisi dan tidak.

Dina sampai memukul-mukul dadanya yang teramat sesak dan pegal lalu menundukan kepalanya di stir.

"Cil!!" teriak Pras sudah seperti mo nyet.

"Dina!! Buka!" bentak Pras. Gadis itu menegakan kepalanya dan membuka kaca jendela mobilnya hingga menampakan wajah marah nan tegang Pras.

"Kamu be go apa di be go-be goin?!" namun pertanyaan itu langsung tergantikan dengan uluran tangan Pras yang meraih kunci dan handle pintu lalu masuk.

Melihat wajah berurai air mata Dina cukup bikin Pras syok, tapi ia harus segera menepikan mobil Dina dan mengamankan gadis itu dari amukan masa.

"Bawa ke pinggir!" bentaknya lagi tegas dan dituruti Dina sambil ia yang sesenggukan. Mobil perlahan mundur dan menepi ke dekat pos jaga. Melihat pengendara lain yang sudah ditenangkan para penjaga pos, kini perhatian Pras kembali pada gadis di sampingnya yang masih sibuk menangis.

Ia tidak bicara dan tidak melakukan apapun, selain dari menangis. Dina menyeka air mata yang sudah banjir di pipinya lalu bersandar dengan tatapan kosong.

Pras menghela nafasnya, "ngga kaya gini caranya kalo kamu punya masalah. Kamu tuh manusia berpendidikan, kamu juga bukan bocah...sudah bisa membedakan yang mana yang salah dan mana yang benar...dan aksi kamu barusan tidak dibenarkan."

Ia menyunggingkan senyuman kegetiran dan selanjutnya air matanya kembali mengalir.

"Saya antar pulang." Ucapnya tak tega melihat gadis ini pulang sendirian dengan keadaan kacau begini, lagipula ia tak bisa menjamin jika Dina akan melakukan hal nekat lainnya di jalan.

Pras keluar dari bangkunya dan meminta Dina menggeser duduknya agar ia bisa mengemudi, "minggir, biar saya yang bawa."

"Saya bukan cenayang. Ataupun psikolog...tapi kalau kamu butuh seseorang untuk mendengar, telinga saya masih normal untuk sekedar menerima cerita." lirik Pras khawatir.

Tapi Dina diam saja, tak berniat menyahut bahkan menoleh pun tidak, ia seperti sedang asyik dengan pikirannya sendiri. Hingga laju mobilnya sampai di gerbang rumah Dina, gadis itu tetap diam.

"Kamu ngga mau turun? Udah sampai di rumah...saya tidak bisa lama-lama, hanya mengantarkan saja."

Namun Dina justru semakin keras menangis lirih, "tega....sampai hamil om."

"Ha?" Pras membeo.

Dina membuka pintu mobilnya tanpa mau menjelaskan lebih pada Pras, ia berniat masuk. Sontak saja Prasasti ikut keluar karena salah penafsirannya.

"Tunggu!" tahannya.

"Kamu hamil?!" pria ini sungguh terkejut dan jujur saja di dalam sana, ada sebagian hati kecilnya yang remuk mendengar itu.

"Apa?!!!" mama Dina yang berada di halaman luar dan tengah menyiram tanamannya praktis ikut terkejut mendengar itu, niat hati ingin menyapa dan menyambut aang putri ia malah mendengar ucapan tabu bagi seorang gadis terlebih itu putrinya.

.

.

.

.

.

1
Arifah
benerkan tugas ngawal si snow white...
Arifah
ngawal si snow white ke pengadilan x ya.....
Arifah
uuuuuu sweetnyaaaa....🥰
IbuNaGara🎀
pdhl alesannn doank ituu😂😂😂
IbuNaGara🎀
ada gitu ikan mbak😂😂😂
Arifah
🤣🤣🤣🤣🤣
Arifah
ayo cari strategi yang tepat....🤣🤣🤣
Arifah
tindakannya romantis tp yg buat ngiket karet nasi bungkus...🤭🤣🤣
Arifah
biji toge alias kacang ijo....🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Arifah
ya iyalah masee wong kamunya lg nyamar gimana mau kenal...😂
Ray Aza
kegiatan neng sin tiap pagi nih abis nyiapin anak2 ke se,olah n paksu brgkt kerja... 🤣🤣🤣
Okie Larasati
laaaaah,, nggak jadi di test andi,, mamak penasaran banget iki loooo
🍾⃝ᴀͩiᷞsͧyᷠaͣhsufi👏 👙⒋ⷨ͢⚤
alah alasan si Pras menghemat minyak bumi..lwong dia gak mau balik rumah' takut Ama si Dina ngamuk 🤣🏃
Lisa aulia
siap nggak siap harus siap Din..percayalah dg adanya baby diantara kalian pasti makin lengkap deh rasa nya...
Tri Tunggal
menghemat minyak bumi ya bang... apa takut diciwel sama bini 😂😂
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣🤣
MunaRizka
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Nanik Lestyawati
🤣🤣🤣🤣
Nanik Lestyawati
ini mah terlalu santai neng, kmu hamidun kali ya elah🤣🤣🤣
Elizabeth Zulfa
itu ikan Diiiiiiinnn bukan wanita... ampun daaaah aahh 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!