Benci, perasaan itu yang dimilki oleh Sienna Abraham pada Michael Robinson. Pria yang telah merenggut keperawanannya dan membuatnya memilki seorang putra.
Akan tetapi ia terpaksa berjumpa lagi dengan pria itu karena permintaan sang putra yang sedang sakit keras.
Justin bukan hanya butuh kasih sayang dari sang Daddy tapi juga biaya pengobatan agar ia bisa sembuh dan merasakan kebahagiaan.
Akankah hubungan mereka akan membaik atau malah semakin buruk?
Pantengin kisahnya ya😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 AG Pagi Yang Panas
Pagi pun tiba. Justin bangun dari tidurnya dan mendapati sang granny di berada di sampingnya dan di atas ranjangnya. Ia pun tersenyum kemudian mencium pipi wanita paruh baya itu dengan perasaan yang sangat bahagia.
"Selamat pagi granny," ucapnya. Megan membuka matanya saat merasakan pipinya terasa basah oleh kecupan sang cucu.
"Selamat pagi Justin sayangku. Kamu bangunnya cepat sekali. Apakah ini kebiasaanmu sayang?" ucap Megan seraya membangunkan dirinya dari posisinya saat itu.
"Iya granny. Aku selalu bangun cepat karena Mommy selalu membiasakan aku bangun pagi." Justin menjawab seraya melompat dari tempat tidur itu.
"Setiap hari mommy harus berangkat bekerja dan aku harus membantunya membereskan apartemen kami," lanjut anak itu seraya melipat selimut yang baru saja dipakainya.
"Kamu masih sangat kecil Justin. Kenapa mommy mu berani-beraninya memerintahmu melakukan itu semua?!" Megan tampak kesal. Ia tidak suka mendengar cucunya diperlakukan seperti seorang pelayan oleh wanita itu. Ia pun segera pergi dari kamar itu dan ingin langsung menemui Sienna.
Justin menghela nafasnya. Ia juga mengangkat kedua bahunya kemudian melanjutkan mengatur tempat tidurnya. Setelah itu ia masuk ke kamar mandi untuk mandi.
Sementara itu, Sienna yang masih berada di tempat tidur pagi itu sudah berusaha untuk bangun tapi Michael samasekali tidak mengizinkannya pergi sebelum melakukan sesuatu yang sangat menyenangkan pagi itu.
"Tuan, aku takut Justin akan mencariku saat bangun dari tidurnya," cicit wanita itu saat Michael benar-benar mengurungnya di bawah tubuhnya yang sangat kuat.
"Mama kan bersamanya sayang. Jadi kamu tidak perlu khawatir. Kita akan keluar setelah kita berkunjung ke tempat yang sangat indah," bisik Michael seraya menyapukan bibirnya pada seluruh permukaan wajah wanita cantik itu.
"Tapi aku khawatir kalau Justin rewel dan..." Wanita itu tak mampu melanjutkan kata-katanya karena bibir suaminya sudah berhasil membungkam mulutnya.
Sienna tak bisa berkutik lagi. Michael benar-benar membuatnya melayang ke kayangan. Tak ada lagi rasa trauma yang ia rasakan. Pria itu telah mampu mengobati lukanya yang sangat dalam dan parah dengan sebuah perhatian dan kasih sayang yang sangat berlimpah.
Pagi itu di tengah udara yang masih sangat dingin, Sienna merintih-rintih nikmat atas perlakuan yang sangat manis dari pria yang selama ini sangat ia benci.
Pelan-pelan rasa sakit itu berubah menjadi sebuah rasa penawar yang tak bisa ia lukiskan dengan kata-kata. Wanita itu terbuai dengan sangat indah.
Setelah mereka cukup puas dan kembali dari kayangan, Michael segera membawa sang istri tercinta ke dalam kamar mandi dan meletakkannya di dalam bathtub. Ia begitu telaten memberikan perawatan pada tubuh Sienna dibawah air hangat agar tenaga wanita itu bisa kembali pulih.
"Terima kasih Tuan," ucap wanita itu dengan senyum merekah diwajahnya yang semakin tampak cantik. Michael tersenyum kemudian mengecup bibirnya dengan sangat lembut.
"Aku sudah bilang padamu untuk tidak memanggilku dengan panggilan itu. Aku bukan majikanmu Sienna. Aku adalah suamimu yang sangat mencintaimu sayangku," bisik Michael tepat di depan wajah wanita cantik itu.
"Aku tidak sepadan denganmu. Aku hanyalah seorang pelayan yang sangat miskin yang kebetulan sangat kamu inginkan, Tuan," jawab Sienna.
"Aku yatim dan mempunyai takdir yang buruk. Aku sungguh takut tak bisa berdiri di sampingmu Tuan. Kita akan tampak jomplang."
"Ssst!"
Michael meletakkan jari telunjuknya pada permukaan bibir sang istri tercinta. Ia melarang wanita itu mengatakan hal semacam itu. Ia sangat tidak suka kalau orang yang ia cintai mengeluarkan kata-kata itu lagi.
"Jangan pernah berkata seperti itu Sienna. Aku sangat tidak suka sayang. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang ingin terlahir miskin, menderita, atau bahkan langsung menjadi yatim piatu. Makanya itu bagi yang diberikan kelebihan dalam hal kekayaan, rupa, dan juga jabatan atau kedudukan yang bagus, haruslah merangkul yang tidak mendapatkan hal itu agar dunia ini seimbang," jelas Michael dengan wajah serius.
"Tapi aku..."
"Ayolah. Aku menyayangimu dan sangat mencintaimu. Aku rasa itu sudah sangat cukup Sienna. Jadi tak ada lagi yang perlu kamu khawatirkan sayang."
"Apakah karena Justin yang aku lahirkan Tuan?"
"Oh my." Michael meraup wajahnya kasar. Ia benar-benar harus bersabar karena wanita cantik ini belum juga mau menerima apa yang ia katakan.
"Aku benar-benar sangat mencintaimu bukan karena Justin ataupun yang lainnya. Aku sangat menginginkanmu. Dan puji Tuhan karena Justin adalah anugrah yang tak terkira nilainya yang telah mempersatukan kita."
"Bagaimana dengan wanita lain? Apakah tidak ada wanita lain di dalam hidupmu Tuan?"
Michael rasanya sudah semakin gemas dengan wanita yang ada di hadapannya ini. Ia tak ingin lagi menjawab tetapi langsung membungkam mulutnya yang terlalu banyak pertanyaan itu dengan bibirnya.
Ia lelah menjelaskan bagaimana ia sangat mencintai wanita itu apa pun latar belakangnya.
"Aku ingin menemui Justin. Kamu tidak akan berhenti menyentuhku kalau aku tidak segera pergi dari sini," ucap Sienna saat tautan bibir mereka terlepas. Ia tak menunggu waktu lama dan langsung kabur dari hadapan pria itu.
"Hey, kamu mau kemana sayang? Kamu belum memakai pakaianmu?"
"A-apa?" ucap Sienna dengan gugup. Ia memperhatikan seluruh tubuhnya yang hanya berbalut handuk saja.
"Oh My!"
*Tobe Continued.
Like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?
karena kalo Oh itu justru konotasinya meremehkan, tapi kalo "Apa" itu seperti tidak percaya dengan suatu yg di dengar.
lbh enakan gitu thor,ketika seanna bicara dengan justin dia manggil dirinya sendiri mommy,ketimbang aku.
mf ya thor kritikan nya🙏