Terpaksa Berjumpa

Terpaksa Berjumpa

Bab 1 AG Justin Sakit

Sienna menangis tiada henti saat tahu kalau putranya sedang dirawat di rumah sakit. Seorang guru di sekolah anak itu yang memberinya kabar buruk seperti ini. Padahal baru sepekan anak itu bersekolah.

Justin tiba-tiba saja pingsan di sekolahnya. Sungguh, Ia sangat berharap bukanlah karena sebuah penyakit berat yang sedang diderita oleh sang putra hingga ia bisa pingsan seperti itu.

"Ada banyak darah keluar dari hidungnya Nyonya," kata sang guru melaporkan lewat telpon beberapa saat yang lalu.

"Oh, aku pikir ia pingsan hanya karena tak sarapan pagi dan juga lupa membawa bekal makan siang," ucapnya lirih dengan nada yang sangat sedih.

"Datanglah ke rumah sakit sekarang Nyonya. Dokter sedang ingin bertemu dengan keluarganya."

"Ah iya baiklah," ucap Sienna kemudian segera memakai jaket hoodie nya dan berpamitan pada Paula, pemilik toko bunga tempatnya bekerja.

Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, tangisnya tak kunjung reda. Ia merasa bahwa nasib buruk kembali menghantam kehidupannya yang sejak dulu tak pernah bahagia.

Langit terasa runtuh tepat di hadapannya dan tak memberinya jalan untuk lari. Rasa sesal karena tak mempunyai waktu banyak untuk Justin semakin menyeruak kini. Tapi ia bisa aPa jika tuntutan ekonomi membuatnya tak bisa menjadi seorang ibu yang baik.

Bayangan anak itu yang ingin bersekolah beberapa bulan yang lalu kini berputar di dalam kepalanya.

Oh Justin, aku sudah takut saat kamu ingin keluar rumah sayang. Aku takut kalau kamu akan rendah diri karena hidup bersama denganku yang miskin dan juga tanpa daddy.

 Dan ya aku juga takut akan mendengar berita buruk tentang dirimu dari orang lain.

Akhir-akhir ini kamu pun selalu saja baik padaku. Apa ini caramu untuk menyakiti aku Justin?

Oh sayangku, kamu bahkan tak pernah lagi bertanya tentang daddy padaku, apakah ini bentuk marah mu pada mommy?

Justin, kumohon. Jangan buat mommy takut sayang.

Sienna terus bermonolog di dalam hatinya dengan perasaan pilu. ia bahkan tak sadar kalau ia sudah sampai di rumah sakit kalau bukan karena sopir taxi yang memberitahunya.

"Dimana pasien yang bernama Justin Abraham, suster?" tanyanya saat baru saja menginjakkan kakinya di sebuah ruangan emergency room.

"Apa anda ibunya?"

"Iya suster. Saya Sienna Abraham. Saya ibunya," jawab Sienna dengan wajah paniknya.

"Silakan masuk ke dalam kamar sebelah kiri. Putramu sedang dirawat di sana," ucap sang perawat.

"Terimakasih banyak," balas Sienna seraya menyusut air matanya yang terasa tak ingin berhenti untuk mengalir.

Ia pun segera berjalan ke arah ruangan yang dimaksud oleh perawat itu. Sesak rasanya melihat putranya sedang terbaring lemah dengan alat bantu pernafasan yang terpasang pada hidungnya.

"Justin, kamu harus kuat sayang, hanya kamu milik aku satu-satunya di dunia ini," ucap wanita cantik itu seraya menyusut kembali airmatanya. Tangannya menggenggam tangan kecil dan kurus sang putra dengan hati yang bagai diremas pilu.

"Justin jangan buat aku takut sayang, hiks." Sienna menangis lagi seraya memeluk dan mencium tubuh ringkih itu sampai tak menyadari kalau seorang dokter yang menangani putranya sedang berdiri di belakangnya.

"Apa nyonya tidak pernah tahu kalau Justin sudah lama menderita penyakit ini?" tanya sang dokter dengan tatapan lurus pada wajah Sienna yang nampak sembab.

"Tidak dokter. Justin tak pernah sedikitpun mengeluh apapun padaku. Ia selalu tampak sehat dan kuat. Bahkan ia selalu ingin membantu aku di toko untuk menjual bunga."

"Guru yang membawanya saat ia pingsan di sekolah mengatakan kalau Justin sudah sering kali mimisan setiap jam belajar."

"Oh," Sienna tercekat. Ia begitu kaget mendengarnya. Cairan bening semakin tak terbendung menganak sungai dari kelopak matanya.

Justin memang seringkali tampak sangat pucat tapi itu karena anak itu mengaku jarang terkena sinar matahari karena sibuk membaca buku yang ia belikan di sebuah toko loakan.

"Apa penyakit Justin sangat parah dokter?" tanya Sienna dengan perasaan yang sangat takut. Sungguh, ia sangat khawatir jika saja dokter itu menyebutkan sebuah penyakit yang sangat parah.

"Umumnya anak sering mimisan di usia 3–10 tahun. Penyebabnya bisa karena udara yang kering, kebiasaan mengorek hidung, atau adanya gangguan di dalam hidung. Namun hati-hati, jika anak sering mimisan bisa saja disebabkan oleh kondisi yang sangat serius," jelas dokter itu.

Sienna semakin khawatir. Ia tegang. Tangannya jadi basah karena keringat dingin. Wajahnya menyiratkan ketakutan yang sangat dari dalam hatinya.

"Mimisan pada anak bisa terjadi mendadak dan kapan saja, seperti saat ia sedang bermain, beraktivitas atau bersekolah, hingga saat beristirahat atau tidur," lanjut Mario Bros, sang dokter.

"Tapi kenapa aku tidak pernah melihat Justin mimisan dokter. Apa ia terlalu pintar menyembunyikan penyakitnya dariku?"

"Ya, itu tentu saja. Buktinya kamu bahkan tidak mengetahuinya sebelum ini."

Sienna menghela nafasnya berat. Ia pun mencium tangan Justin yang terbebas dari jarum infus dengan tangis sesenggukan.

"Lalu apa yang harus aku lakukan dokter agar Justin segera sembuh?"

"Kami baru akan melakukan pemeriksaan dibagian THT untuk mengetahui penyebab putramu mimisan, bisa saja ada kelainan pada pembuluh darahnya."

"Oh." Sienna tercekat. Kembali ia mencium tangan dan pipi sang putra bertubi-tubi. Ia takut kalau putranya itu akan meninggalkannya dalam waktu cepat.

"Apakah itu sangat berbahaya dokter?" tanya Sienna dengan perasaan yang sangat takut.

"Kami masih akan memeriksanya lagi di laboratorium. Mimisan dalam bahasa medis disebut epistaksis. Kondisi ini terjadi ketika pembuluh darah kecil di dalam hidung pecah. Pembuluh darah ini memang mudah pecah karena dindingnya tipis dan berada dekat dengan permukaan kulit."

Sienna menyimak dengan baik penjelasan sang dokter.

"Mimisan bisa berlangsung selama beberapa detik hingga beberapa menit, tapi umumnya tidak lebih dari 10 menit. Dan jika anak sering mimisan, yaitu lebih dari satu kali seminggu. Hal ini biasanya disebabkan oleh iritasi pada pembuluh darah kecil dalam hidung yang memerlukan waktu lama untuk sembuh, terutama pada anak yang sering pilek atau alergi."

"Kami akan tetap memeriksanya lebih lanjut. Tapi biaya yang diperlukan lumayan banyak, nyonya."

"Ah iya, dokter. Aku mengerti." Sienna mengangguk saja. Ia sangat mengerti kalau penyakit Justin pasti membutuhkan uang yang sangat banyak.

"Baiklah, setelah ini nyonya bisa menemui bagian administrasi untuk mengurus segala sesuatunya agar kami bisa segera melakukan tindakan padanya," ucap sang dokter kemudian segera meninggalkan ruangan itu.

Aku tidak punya uang untuk pengobatan itu. Lalu kemana aku harus mendapatkannya? Ucapnya dalam hati.

"Justin sayang, apa yang harus aku lakukan untuk membangunkan dirimu," bisik Sienna dengan hati pilu.

Semua orang tahu kalau mereka berdua adalah keluarga yang sangat miskin. Sienna yang hanya seorang anak yatim-piatu dan hidup dengan hasil bekerja sebagai penjual bunga tentunya tidak punya uang atau harta yang bisa digunakan untuk membiayai penyakit putranya.

Dan sekarang ia butuh biaya mahal untuk mendapatkan perawatan yang terbaik bagi anak semata wayangnya itu. Sementara untuk kebutuhan sehari-hari saja mereka kadang tidak cukup.

Untuk membayar biaya sekolah saja, Justin mendapatkan uang dari hasil menjual lukisannya yang katanya dibeli oleh seorang pria kaya.

Akhir-akhir ini toko kecil tempatnya menjual bunga sudah jarang kedatangan pengunjung. Dan itu berarti ia tak akan mungkin mendapatkan satu dollar pun jika tidak mencari pekerjaan yang lain.

"Aku akan melakukan apa saja yang penting kamu bisa sembuh sayang," ucapnya lagi dengan suara bergetar menahan rasa sedih yang teramat sangat dari dalam hatinya.

Untuk pertama kalinya ia sangat menyesalkan hidupnya yang sangat miskin.

Berbagai ide pun muncul di dalam kepalanya untuk mendapatkan uang. Salah satunya adalah menjadi seorang pelayan seperti yang pernah dilakukannya sebelum ia mengandung Justin.

"Daddy..." gumam anak itu dengan suara pelan.

Sienna tersentak kaget. Antara haru, bahagia, dan takut mendengar putranya mencari sosok daddy yang sangat ia benci.

🍁🌺

*To be continued.

Like dan komentar ya.

Sienna Abraham 21 tahun.

Justin Abraham, 4 tahun.

Michael Robinson, 32 tahun.

Terpopuler

Comments

Astrid Yasriati

Astrid Yasriati

kecemasan semua ibu

2023-09-30

0

Nanda🌻

Nanda🌻

guanteng banget

2023-08-31

0

Fify

Fify

cantiknya.

2023-08-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 AG Justin Sakit
2 Bab 2 AG Keinginan Justin
3 Bab 3 AG Terpaksa Berjumpa
4 Bab 4 AG Bawa Justin Pergi
5 Bab 5 AG Harapan Terbaik
6 Bab 6 AG Idiopatik Trombositopenik Purpura
7 Bab 7 AG Masih Benci
8 Bab 8 AG Harapan Michael
9 Bab 9 AG Kembali Ke Mansion
10 Bab 10 AG Lamaran Michael
11 Bab 11 AG Tanpa Kontak Fisik
12 Bab 12 AG Bukan Cucuku
13 Bab 13 AG Menjadi Objek Lukisan
14 Bab 14 AG Pelayan Tetaplah Pelayan
15 Bab 15 AG Sepasang Mata
16 Bab 16 AG Tutup Matamu Dan Nikmati
17 Bab 17 AG Nikmat Dan Indah
18 Bab 18 AG Karena Aku Hanya Pelayan
19 Bab 19 AG Pagi Yang Panas
20 Bab 20 AG Aku Pergi
21 Bab 21 AG Jaga Sienna
22 Bab 22 AG Jangan Pergi Lagi!
23 Bab 23 AG Apa Salah Kami?
24 Bab 24 AG Rencana Megan
25 Bab 25 AG Michael Rapuh
26 Bab 26 AG Aku Akan Datang Justin
27 Bab 27 AG Keinginan Pelakor
28 Bab 28 AG Wanita Sialan
29 Bab 29 AG Sienna Istriku
30 Bab 30 AG Kekonyolan Dua Pria
31 Bab 31 AG Rindu Padamu
32 Bab 32 AG Misi Orang Dewasa
33 Bab 33 AG Justin Anak Genius
34 Bab 34 AG Sienna Terbuai
35 Bab 35 AG Tak Ingin
36 Bab 36 AG Kembali Pulang
37 Bab 37 AG Mertua Aneh
38 Bab 38 AG Ada Apa Sienna?
39 Bab 39 AG Balasan Sienna
40 Bab 40 AG Tak Bergerak
41 Bab 41 AG Persiapan Pesta
42 Bab 42 AG Tekad Bulat Jennifer
43 Bab 43 AG Apa Yang Dilakukannya Dad?
44 Bab 44 AG My Love
45 Bab 45 AG Megan Malu
46 Bab 46 AG Seorang Pria Kesepian
47 Bab 47 AG Siapakah Dia?
48 Bab 48 AG Sakit Hati
49 Bab 49 AG Rasa Gado-gado
50 Bab 50 AG Godaan Jennifer
51 Bab 51 AG Baby Shower
52 Bab 52 AG Permintaan Maaf
53 Bab 53 AG Stevi Dan William
54 Bab 54 AG Dasar Robot!
55 Bab 55 AG Tak Bisa Menahan Diri
56 Bab 56 AG Terlalu Berharap
57 Bab 57 AG Calon Istri
58 Bab 58 AG Sebuah Masalah
59 Bab 59 AG Konspirasi Jahat
60 Bab 60 AG Kekhawatiran Seorang Ibu
61 Bab 61 AG Modus Kejahatan
62 Bab 62 AG Wanita Jahat
63 Bab 63 AG Door!
64 Bab 64 AG Keadaan Genting
65 Bab 65 AG Rayuan Nick
66 Bab 66 AG Jawab Aku!
67 Bab 67 AG Lelah Berkualitas
68 Bab 68 AG Perlu Waktu Sendiri
69 Bab 69 AG Perasaan Nick
70 Bab 70 AG Ingin Bertemu
71 BAB 71 Semua Karena Mama
72 Bab 72 AG Perjuangan Nick
73 Bab 73 AG Untuk Apa Kamu Pergi?
74 Bab 74 AG Rindu Nick
75 Bab 75 AG Hai Onty!
76 Bab 76 AG Kamu Dipecat!
77 Bab 77 AG Tunggu Aku Indonesia!
78 Bab 78 AG Cium Tanah Air
79 Bab 79 AG Kenapa Stev?
80 Bab 80 AG Aku Bahagia
81 Bab 81 AG Selamat Berbahagia
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Bab 1 AG Justin Sakit
2
Bab 2 AG Keinginan Justin
3
Bab 3 AG Terpaksa Berjumpa
4
Bab 4 AG Bawa Justin Pergi
5
Bab 5 AG Harapan Terbaik
6
Bab 6 AG Idiopatik Trombositopenik Purpura
7
Bab 7 AG Masih Benci
8
Bab 8 AG Harapan Michael
9
Bab 9 AG Kembali Ke Mansion
10
Bab 10 AG Lamaran Michael
11
Bab 11 AG Tanpa Kontak Fisik
12
Bab 12 AG Bukan Cucuku
13
Bab 13 AG Menjadi Objek Lukisan
14
Bab 14 AG Pelayan Tetaplah Pelayan
15
Bab 15 AG Sepasang Mata
16
Bab 16 AG Tutup Matamu Dan Nikmati
17
Bab 17 AG Nikmat Dan Indah
18
Bab 18 AG Karena Aku Hanya Pelayan
19
Bab 19 AG Pagi Yang Panas
20
Bab 20 AG Aku Pergi
21
Bab 21 AG Jaga Sienna
22
Bab 22 AG Jangan Pergi Lagi!
23
Bab 23 AG Apa Salah Kami?
24
Bab 24 AG Rencana Megan
25
Bab 25 AG Michael Rapuh
26
Bab 26 AG Aku Akan Datang Justin
27
Bab 27 AG Keinginan Pelakor
28
Bab 28 AG Wanita Sialan
29
Bab 29 AG Sienna Istriku
30
Bab 30 AG Kekonyolan Dua Pria
31
Bab 31 AG Rindu Padamu
32
Bab 32 AG Misi Orang Dewasa
33
Bab 33 AG Justin Anak Genius
34
Bab 34 AG Sienna Terbuai
35
Bab 35 AG Tak Ingin
36
Bab 36 AG Kembali Pulang
37
Bab 37 AG Mertua Aneh
38
Bab 38 AG Ada Apa Sienna?
39
Bab 39 AG Balasan Sienna
40
Bab 40 AG Tak Bergerak
41
Bab 41 AG Persiapan Pesta
42
Bab 42 AG Tekad Bulat Jennifer
43
Bab 43 AG Apa Yang Dilakukannya Dad?
44
Bab 44 AG My Love
45
Bab 45 AG Megan Malu
46
Bab 46 AG Seorang Pria Kesepian
47
Bab 47 AG Siapakah Dia?
48
Bab 48 AG Sakit Hati
49
Bab 49 AG Rasa Gado-gado
50
Bab 50 AG Godaan Jennifer
51
Bab 51 AG Baby Shower
52
Bab 52 AG Permintaan Maaf
53
Bab 53 AG Stevi Dan William
54
Bab 54 AG Dasar Robot!
55
Bab 55 AG Tak Bisa Menahan Diri
56
Bab 56 AG Terlalu Berharap
57
Bab 57 AG Calon Istri
58
Bab 58 AG Sebuah Masalah
59
Bab 59 AG Konspirasi Jahat
60
Bab 60 AG Kekhawatiran Seorang Ibu
61
Bab 61 AG Modus Kejahatan
62
Bab 62 AG Wanita Jahat
63
Bab 63 AG Door!
64
Bab 64 AG Keadaan Genting
65
Bab 65 AG Rayuan Nick
66
Bab 66 AG Jawab Aku!
67
Bab 67 AG Lelah Berkualitas
68
Bab 68 AG Perlu Waktu Sendiri
69
Bab 69 AG Perasaan Nick
70
Bab 70 AG Ingin Bertemu
71
BAB 71 Semua Karena Mama
72
Bab 72 AG Perjuangan Nick
73
Bab 73 AG Untuk Apa Kamu Pergi?
74
Bab 74 AG Rindu Nick
75
Bab 75 AG Hai Onty!
76
Bab 76 AG Kamu Dipecat!
77
Bab 77 AG Tunggu Aku Indonesia!
78
Bab 78 AG Cium Tanah Air
79
Bab 79 AG Kenapa Stev?
80
Bab 80 AG Aku Bahagia
81
Bab 81 AG Selamat Berbahagia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!