NovelToon NovelToon
Bosku Duda Arogan

Bosku Duda Arogan

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Kantor / Romansa
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: dtyas

“Bapak… selain mesum, juga nyebelin, ngeselin, rese, arogan dan sudah tua -- dewasa --. Pokoknya semua Bapak borong,” teriak Ajeng.

“Tambahkan, tampan dan membuat kamu jatuh cinta,” sahut Gentala.

Ajeng berada di dalam situasi disukai oleh rekan kerjanya yang playboy, berusaha seprofesional mungkin karena dia membutuhkan pekerjaan ini. Siapa sangka, Gentala – GM baru – yang membuat Ajeng kesal setengah hidup sejak pertama bertemu berhasil menolong gadis itu dari perangkap cinta sang playboy.

Namun, aksi heroik Gentala malah berubah menjadi bencana ...!


===
IG : dtyas_dtyas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dtyas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 19 ~ Dalam Bahaya

Gentala

 

“Tunggu sepuluh menit lagi,” titahku. Nella dan Anton pun beranjak dari ruangan dan meninggalkanku.

Bersandar pada kursi kebesaranku, menengadah dan menatap langit-langit. Sudah beberapa hari ini aku tidak melihat gadis itu. terakhir aku bertemu dengannya di rumah saat Papi ulang tahun. Malam itu dia berbeda, terlihat agak dewasa.

Entah Fabian mengatakan apa sampai dia tersedu sedan. Dari awal pertemuan dia sudah menarik perhatian. Dari sekian banyak wanita yang sengaja menarik perhatianku, dia malah menarik diri bahkan mulutnya … ck.

Apa kabarnya setelah malam itu? Aku belum melihatnya lagi, tapi tidak mungkin aku menghubungi tanpa alasan jelas atau tiba-tiba menanyakan kabarnya. Sebentar  lagi aku akan rapat dengan para manajer, mungkin saja dia akan hadir.

Tunggu … ada apa denganku? Tidak mungkin aku menyukai bocah ingusan itu.

“Ayo,” ujarku pada Nella dan Anton.

Rapat berlangsung dan aku tidak melihatnya. Fabian datang sendiri, para manajer lain pun tidak didampingi asistennya.

Rapat sempat tidak kondusif, saat hasil evaluasi ditemukan kalau divisi pemasaran tidak ada kegiatan yang oke untuk mensosialisasikan program-program unggulan. Konsepnya cenderung konvensional dan Fabian juga produser menyatakan hal yang sama diperkuat dengan hasil kerja tim marketing.

Hampir dua jam, rapat akhirnya berakhir. Akan ada rapat besar untuk mengusulkan konsep atau program baru.

“Fabian,” panggilku saat keluar dari ruang rapat. Fabian tidak mendengar, dia terburu- buru dan menuju … tangga darurat.

Aku mengikutinya dan menahan pintu karena Fabian sedang bicara lewat telepon.

“Pastikan obatnya tidak kentara saat gua campur dengan minuman dan efeknya paten untuk buat si korban tertidur.”

Obat? Korban?

“Bukan urusan lo, yang jelas gue harus dapetin ini cewek. Licin banget, jual mahal padahal gue juga ogah jadiin dia pacar.”

“Di Hotel X, ya.”

Hotel X, tempat Gala dinner. Fabian akan menjebak siapa?

Bergegas aku kembali ke ruanganku, diikuti oleh Anton.

“Siapa saja dari Go TV yang diundang gala dinner Pak Krisna?”

Anton menyebutkan jabatan dan Fabian ada dalam list itu. Walaupun dia tidak diundang, tentu saja dia akan datang karena dia masih kerabat keluarga.

“Tinggalkan aku,” titahku pada Anton.

Aku mencari kontak seseorang di ponsel dan menghubunginya.

“Ikuti Fabian dan Ajeng selama acara gala dinner berlangsung, aku akan kirimkan foto Ajeng, untuk Fabian kamu pasti sudah kenal,” ujarku lewat panggilan telepon.

Entah mengapa aku merasa korban yang dimaksud Fabian adalah Ajeng.

...***...

Aku sengaja menunggu di lobby, pria yang tadi ku hubungi sudah stand by pula. Tidak perlu aku ragukan, dengan hasil kerjanya. Mami sudah menghubungiku, karena dia belum melihatku di dalam.

Shittt.

Sepertinya aku melewatkan sesuatu, tidak mengecek daftar undangan. Seorang wanita tersenyum berjalan anggun menghampiriku.

“Hai Gentala, apa kabarmu?”

“Hm, seperti yang kamu lihat,” jawabku sambil menatap ke arah lobby.

“Sedang apa di sini? menunggu pasanganmu? Aku dengar kamu baru kembali dari Singapura,” tutur Yasmina -- mantan istri -- yang berusaha menarik perhatianku.

“Aku mewakili Ayah, dia sedang di luar kota. Setelah ini aku tidak ada acara lagi, kita bisa bicara atau ….” Yasmina tersenyum sambil menyelipkan kunci kamar ke dalam saku celanaku. “Aku tunggu.”

Ponselku kembali berdering saat Yasmina sudah pergi, lagi-lagi Mami. Aku pun bergegas menuju ballroom tempat acara, acces card kamar Yarmina aku lemparkan ke tempat sampah.

Acara belum dimulai, aku mendampingi Papi dan Mami menemui para tamu kami. Mulai dari pejabat, pengusaha, artis dan tokoh masyarakat lainnya. dari sekian banyak tamu, wanita ini yang enggan aku temui.

“Malam Papi, Mami,” sapa Yasmina.

Papi hanya tersenyum, sedangkan Mami menjawab salam Yasmina. Aku malas menanggapi, karena Yasmina seperti bawahan sedang menjilat pimpinan untuk bisa naik jabatan atau pengurangan sanksi karena sudah berulah.

“Pih, kita temui mereka,” ajakku agar menjauh dari Yasmina yang sedang bicara dengan Mami.

“Kamu nggak ada rencana rujuk?”

“Apa Papi masih mau menerima wanita itu sebagai menantu?” tanyaku sambil menatap sekeliling mencari sosok yang aku ingin sekali aku temui.

“Masih mending Papi jadikan Diajeng menantu. Gadis yang polos, bertanggung jawab dan ceria. Kecil kemungkinan dia akan selingkuh dan terlihat seperti perempuan rumahan yang cocok jadi ibu rumah tangga dari pada wanita karir.”

Penuturan Papi tepat dengan pandanganku pada gadis itu, Diajeng Sekar Ayu. Rasanya aku ingin mengumpat pada Fabian, karena penampilan gadis itu terlihat lebih dewasa dan tentu saja menawan.

“Malam Yah, Om Yasa,” sapa Fabian pada kami.

“Selamat malam Pak Krisna dan Pak Genta.” Kali ini dia menyapa dengan senyum dan lesung pipinya. Baru kali ini aku menyadari senyumnya indah, apa selama ini aku tidak pernah menyadarinya.”

“Hm.”

“Wah, kebetulan sekali. Kami sedang membicarakanmu,” ujar Papi pada gadis itu.

“Saya kenapa lagi, Pak?” tanya gadis itu dengan wajah frustasi menatapku. Rasanya aku ingin terbahak, tapi mengingat rencana Fabian aku kembai fokus pada pasangan ini.

Acara pun dimulai, aku pasti akan sibuk. Ajeng dan Fabian sudah dalam pengawasan orang kepercayaanku. Fokusku hampir buyar saat mendapatkan informasi, Fabian membisikan sesuatu dan Ajeng meninggalkan ballroom  bahkan saat ini berada di lift.

“Jangan sampai dia masuk kamar Fabian,” titahku lirih lewat panggilan telepon.

“Gentala, sudah waktunya,” tegur Mami.

Ajeng, ada apa dengan dirimu. Tidak sadarkan kalau kamu sedang dalam bahaya.

 

1
Arieee
Luar biasa
Arieee
mantap 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣👍👍👍👍👍👍
Arieee
bunga bangkai 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Arieee
kasian si Ajeng sial Mulu🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Sintia Dewi
bisa gitu mau marah nunggu istri mood dimarahin wkwkwk ajeng2 ada2 aja
Aishaldira
nah kena mental kan /Tongue//Tongue//Tongue/
Aishaldira
dinikahin pasti
Aishaldira
hhhhhhhh gentala putra petir
Aishaldira
/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Aishaldira
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Aishaldira
kurain nolak ternyata e ternyata mau juga /Facepalm/
Aishaldira
😂😂😂😂😂😂
Yusuf Alabror
/Curse//Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
Dewi Sri
cerita yg bagus kayak beneran kehidupan sehari hari
Ratri Gustanti
Luar biasa
Sintia Dewi
ngapain jg ayahnya ajeng sampek nyuruh2 gentala nengok cucunya yg udh pulang aneh bgt keluarga si ajeng ini
Mei Prw
luar biasa
ariyatti
udah kepededean aja dikira diajakin pulang bareng taunya urusan ganti rugi mobil yg lecet /Facepalm//Facepalm/
momo2
bagus tau ceritanya
Rose 19
wkwkwk pintunya tang harus kebuk sempurna Gen.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!