Aurora Felicia atau biasa dipanggil dengan Cia. Gadis manis dan polos berusia 16 tahun yang hidupnya tiba-tiba berubah setelah bertemu dengan keluarga kandungnya.
Cia yang biasanya hidup susah tiba-tiba menjadi anak dan cucu kesayangan keluarga kaya raya. Bahkan Cia juga memiliki tiga orang kakak yang sangat posesif padanya.
Bagaimana Cia menghadapi keluarga yang ternyata sangat posesif padanya?.
Dan bagaimana bisa Cia terpisah dari keluarga kandungnya?.
ikuti terus kelanjutan ceritanya ya 🤗 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bungabunga2929, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Sampai di sekolah, Cia langsung memarkirkan sepedanya. Saat akan berjalan menuju kelas, tanpa sengaja Cia bertemu dengan sahabatnya.
"Cia" panggil Mia.
Mia, adalah sahabat satu-satunya yang Cia miliki. Disaat semua teman-teman sekolahnya tidak ada yang mau berteman dengannya, hanya Mia lah yang mau berteman dengannya.
"Eh Mia" ucap Cia.
"Ayo ke kelas bersama. Oh iya, aku dengar-dengar dokter yang akan melakukan penyuluhan hari ini ganteng loh. Aku jadi gak sabar pengin cepat-cepat bertemu sama dokter itu" ucap Mia dengan antusias.
"Ya ampun kamu tuh ya, pagi-pagi udah gosip aja" ucap Cia sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya.
"Ihh ini tuh bukan gosip tahu. Lihat aja, kamu pasti akan terpesona saat lihat dokter ganteng itu nanti" ucap Mia.
"Udah udah gak usah bahas dokter yang katanya ganteng itu. Lebih baik sekarang kita ke kelas aja. Nanti keburu bel masuk" ucap Cia.
"Loh kok ke kelas si. Kita kan disuruh kumpul di aula sekolah. Semalam Bu indah kasih tahu di grup kelas" ucap Mia.
"Oh gitu, yaudah ayo kita ke aula sekolah" ajak Cia.
Cia sendiri tidak memiliki ponsel, karena itu jika ada pengumuman atau berita apapun dirinya selalu ketinggalan.
Biasanya Mia lah yang memberitahunya jika ada pemberitahuan dari wali kelas. Cia sendiri tidak pernah memaksa kedua orang tuanya untuk membelikan ponsel. Karena Cia sendiri tahu bagaimana kondisi ekonomi keluarganya.
"Ayo" ucap Mia.
Cia dan Mia berjalan menuju aula sekolah. Sampai di aula sekolah sudah banyak murid yang berkumpul.
"Wahh udah ramai ternyata. Ayo Cia kita duduk di sana aja" ajak Mia yang langsung menarik tangan Cia.
"Ehh iya tunggu, pelan-pelan Mia" ucap Cia.
"Hehehe maaf, aku takut keduluan murid lain soalnya" ucap Mia.
Baru saja Cia dan Mia duduk, tiba-tiba seorang pemuda duduk di sebelah Cia.
"Hai Cia" sapa Rendy sambil tersenyum.
"Ehh hai kak" ucap Cia merasa sedikit takut.
Rendy adalah murid populer di sekolah. Wajah Rendy yang tampan membuat banyak murid perempuan yang mengejarnya. Selain itu, Rendy juga merupakan ketua OSIS.
Tapi selama ini Rendy tidak pernah menanggapi murid-murid yang mencoba mendekatinya. Bahkan Rendy juga selalu bersikap dingin dan cuek.
Hanya pada Cia lah Rendy bersikap lembut dan mau berbicara.
"Kamu kenapa, kok kaya takut gitu si?" tanya Rendy.
"Ehh gak papa kak" bohong Cia.
Sebenarnya Cia memang takut jika berbicara dengan Rendy. Karena banyak murid-murid wanita yang akan menatapnya dengan tatapan benci kalau mereka melihat idola mereka berbicara dengan dirinya.
"Beneran gak papa. Tapi kenapa aku merasa kamu terus menghindar dari aku. Kamu gak pernah natap aku kalau kita lagi bicara".
"Apa ada yang ngancam kamu?".
"Cerita sama aku" ucap Rendy.
"Enggak ada kak. Udah aku beneran gak papa kok" ucap Cia.
"Hufttt....".
"Yaudah deh kalau kamu gak mau cerita. Kalau gitu aku mau lanjut mempersiapkan acara ini dulu ya" pamit Rendy.
"Iya kak silahkan" ucap Cia.
Rendy sendiri sebenarnya tidak ingin beranjak dari tempat duduknya. Dia ingin tetap duduk di sebelah Cia. Tapi sebagai ketua OSIS banyak hal yang harus dia persiapkan.
Setelah Rendy pergi, Cia langsung menghela nafas lega.
"Huft.... Akhirnya" gumam Cia.
Mia yang sejak tadi hanya menyimak percakapan Cia dan Rendy langsung menepuk pundak sahabatnya itu.
"Cia, aku tahu kamu takut kalau sampai Susan dan teman-temannya lihat kamu lagi ngobrol sama kak Rendy kan. Makannya tadi wajah kamu kelihatan gelisah gitu" ucap Mia.
"Iya, aku cuma gak mau aja nambah masalah. Apalagi berurusan sama Susan. Kamu tahu kan gimana sifat dia" ucap Cia.
Susan adalah salah satu dari sekian banyak murid wanita yang menyukai Rendy. Selama ini Susan bersama kedua temannya yaitu Tania dan Mila selalu saja membully para murid yang mencoba mendekati Rendy.
Susan sendiri memiliki sebuah geng bernama the queen. Geng mereka banyak ditakuti para murid karena mereka tahu Susan adalah anak dari kepala sekolah.
Jadi selama ini tidak ada yang berani berurusan dengan Susan dan gengnya itu.
"Iya si, dia itu selalu aja sok berkuasa di sekolah ini. Aku tuh sebel banget tahu kalau lihat dia sama gengnya itu" ucap Mia.
"Shuttt....".
"Jangan bilang kaya gitu, gimana kalau ada yang denger" ucap Cia sambil melihat sekitar untuk memastikan tidak ada Susan dan gengnya itu.
"Oh iya lupa. Abisnya aku kesel banget sama nenek lampir itu. Dia itu selalu aja berlaku seenaknya" ucap Mia meluapkan kekesalannya.
"Sabar, sabar. Ingat, sebentar lagi kamu mau ketemu sama dokter yang kamu bilang ganteng itu kan".
"Jadi udah gak usah marah-marah gitu. Nanti cantiknya ilang loh" ucap Cia.
"Hufttt....".
"Iya kamu benar. Tapi tetap aja Susan itu nyebelin tahu gak" ucap Mia.
Tidak lama, orang yang Cia dan Mia bicarakan datang. Siapa lagi kalau bukan Susan dan kedua temannya.
Seperti biasa, dengan sombongnya Susan mengusir murid yang sudah duduk sejak tadi di posisi depan.
"Minggir" usir Tania.
"Iya ih, minggir minggir. Kita mau duduk tahu" usir Mila.
Dengan patuh, murid tersebut langsung beranjak dari duduknya. Dia tidak ingin berurusan dengan Susan dan juga gengnya.
"Nah gitu dong tahu diri. Tempat duduk ini tuh khusus buat geng the queen" ucap Tania.
Di bangku belakang, Mia yang melihat kejadian tersebut merasa sangat kesal.
"Astaga mereka tuh ya emang nyebelin banget tahu gak. Suka banget bersikap seenaknya gitu".
"Padahal baru aja kita membicarakan mereka. Eh orangnya udah langsung muncul aja" ucap Mia.
"Ehh udah gak usah ikut campur. Nanti yang ada kita kena masalah sama mereka. Emangnya kamu mau" ucap Cia.
"Gak mau si, tapi aku kesel aja lihat kelakuan sok mereka Cia" ucap Mia.
"Udahlah, sebaiknya kita hindari bermasalah sama mereka. Kamu tahu sendiri kan mereka siapa" ucap Cia.
"Iya si kamu benar. Nanti yang ada kita di keluarin dari sekolah lagi" ucap Mia.
"Nah itu, makanya udah diam aja" ucap Cia.