“Barang siapa melancarkan rezeki orang lain, rezekinya juga akan dilancarkan. Dan barang siapa menghambat rezeki orang lain, rezekinya pun juga akan dihambat sampai tujuh turunan.”
***
Rahayu Tejo, mandor proyek perempuan telah menandatangani kontrak kerja untuk tugas melanjutkan suatu proyek perumahan yang telah mangkrak selama bertahun tahun.
Rahayu Tejo tidak tahu jika ternyata proyek perumahan itu telah memakan banyak korban pekerja proyek. Maka akhirnya proyek itu mangkrak karena orang orang tidak mau bekerja di proyek itu.
Ada misteri apa di proyek itu, hingga telah memakan banyak korban? Apa karena ada satu pohon yang konon ceritanya sangat angker di lokasi proyek itu atau ada hal lain?
Apa Rahayu Tejo mampu melanjutkan proyek yang telah memakan banyak korban dan banyak dihuni hantu itu? Atau dia justru menjadi korban?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 4.
Pak Kadus melangkah menuju ke pintu gerbang yang terbuat dari besi baja itu. Pintu itu setinggi pagar tembok, dan lebarnya kira kira empat meter.
Sudah beberapa menit Pak Kadus berdiri sambil mencoba membuka kunci gembok itu. Namun gembok besar itu belum juga berhasil dibukanya.
“Susah ya Pak?” tanya Respati.
Respati yang tadi sudah kembali masuk ke dalam mobil. Turun lagi dan melangkah mendekati Pak Kadus.
“Biasa Pak, ini gembok lama tidak dibuka, sedikit berkarat juga karena sering kehujanan.” Ucap Pak Kadus sambil terus berusaha membuka gembok pagar itu.
Respati juga ikut mencoba membuka gembok itu, namun hasilnya juga sama saja. Gagal dibuka.
Yayuk mengambil sesuatu dari dalam tas ranselnya. Dia pun segera turun dari motor dan melangkah mendekati dua laki laki yang sudah sejak tadi gagal membuka gembok pintu pagar..
“Coba Pak.” Ucap Yayuk sambil menengadahkan tangannya meminta kunci yang masih dipegang oleh Respati.
“Susah Bu, kalau tidak bisa dibuka nanti agak siang kita beli gorok besi saja.” Gumam Respati sambil menyerahkan kunci itu.
“Bismillah.” Ucap Yayuk memegang gembok itu dan menuang sedikit isi dari botol yang tadi dia ambil dari tas ranselnya.
Yayuk pelan pelan memasukkan anak kunci. Dia putar pelan pelan..
“Belum bisa ya Bu? Saya ambilkan olie di motor ya?” ucap Pak Kadus saat melihat Yayuk pun belum bisa membuka gembok itu.
“Orang yang bersih bersih kantor siapa Pak? Bagaimana dia masuk pagar?” tanya Yayuk sambil masih berusaha membuka gembok.
“Mbah Seno, katanya juga sudah diberi olie gembok ini tapi tetap susah dibuka. Dia lompat pagar Bu.” Jawab Pak Kadus..
Dan sesaat kemudian...
KLEK
“Alhamdulillah.” Gumam Yayuk saat gembok sudah berhasil dibuka.
Respati tersenyum dan semakin bangga dengan istrinya.
“Wah Bu Yayuk hebat pakai minyak apa tadi Bu?” tanya Pak Kadus sambil menatap Yayuk yang kini membuka pintu pagar yang juga tampak susah karena seret.
Respati pun dengan cepat cepat membantu Sang isteri membuka pintu pagar yang seret itu.
“Hanya minyak kayu putih Pak, mungkin karena sambil berdoa jadi bisa.” Ucap Yayuk sambil masih membuka pintu pagar.
Pintu pagar yang seret itu pun akhirnya bisa terbuka lebar. Pak Kadus dan Respati kembali masuk ke dalam mobil dan mobil pun berjalan memasuki lokasi proyek mangkrak itu.
Kini tinggal Yayuk yang masih berdiri di dekat pintu pagar itu. Entah kenapa bulu kuduknya kembali berdiri..
Secara reflek pula kepala Yayuk menoleh ke arah pohon duwet yang tumbuh di dalam lokasi proyek mangkrak..
“Apa gara gara pohon ini ya? Dahan dahannya sudah sampai di atas pagar juga.” gumam Yayuk di dalam hati. Dia mendongak ke atas.
Tengkuknya masih saja merinding jika menatap pohon duwet itu.
“Harus mencari orang yang mau menebang pohon ini.” Gumam Yayuk lagi..
Akan tetapi di saat Yayuk kembali menoleh berpaling pandangan matanya dari pohon duwet itu.. Dia akan melangkah menuju ke motor nya..
Jantung Yayuk berdebar debar lebih kencang. Mak tratap. Betapa kagetnya Yayuk di saat di dekat pintu pagar itu berdiri seorang laki laki tua..
Rambut di kepalanya putih karena dimakan usia. Kulit coklat kehitaman dan berkeriput. Laki laki tua itu memakai kaos merah, ada tulisan dan lambang salah satu partai di negara Indonesia. Dan celana hitam sebatas lutut. Di tangannya membawa senjata tajam dan karung putih.
“Astaghfirullahaladzim” gumam Yayuk sambil memegang dadanya yang berdebar debar karena kaget.
Laki laki tua itu tersenyum lebar menatap Yayuk yang kaget..
“Wah pintu sudah bisa dibuka ya Bu? Apa sampeyan tamunya Pak Kadus?” tanya laki laki tua itu dengan ramah.
“Iya, saya Yayuk, tamu Pak Kadus, teman Pak Duta pemilik proyek ini.” Ucap Yayuk dengan ramah pula.
“Ooo Bu Yayuk yang akan bertugas melanjutkan proyek ini ya?” tanya laki laki tua itu sambil masih tersenyum menatap Yayuk.
Yayuk pun menganggukkan kepalanya.
“Saya Seno, yang disuruh Pak Kadus membersihkan rumah yang akan ditempati Bu Yayuk itu. Saya sekarang akan membersihkan rumput rumput di halamannya Bu.. Kemarin baru membersihkan dalam rumah saja. Biar bisa untuk istirahat sampeyan.” Ucap laki laki tua itu selanjutnya.
“Oo Mbah Seno suami Mbah Surti ya?” tanya Yayuk masih juga tersenyum ramah.
“Iya benar Bu. Istri saya disuruh kerja di rumah Pak Kadus, setelah pembantunya meninggal.. “ ucap Mbah Seno tidak berlanjut..
Sesaat Mbah Seno menatap ke arah pohon duwet. Lalu dia cepat cepat melangkah masuk ke dalam pagar proyek mangkrak itu.
“Sudah ya Bu saya mau bersih bersih keburu siang nanti.. kebenaran ini pagar sudah bisa dibuka, saya tidak usah loncat.. kemarin saya mau kepleset je..” ucap Mbah Seno
Dia terus melangkah dengan cepat, bahkan setengah berlari meninggalkan pintu pagar itu.
“E mbah.. mbah.. tolong pangkas ini dulu Mbah. Ranting ranting dan dahan pohon duwet ini!” teriak Yayuk karena Mbah Seno terus berlari.
“Suruh orang lain saja Bu Yayuk. Saya tidak berani.” Teriak Mbah Seno juga tanpa menoleh ke arah Yayuk.
Yayuk masih menatap Mbah Seno yang terus berlari menuju ke mobil yang sudah berhenti di depan salah satu rumah di dalam lokasi proyek mangkrak itu.
“Mbah Seno kok seperti sangat ketakutan ya? Disuruh memangkas ranting ranting dan dahan yang sampai ke pintu pagar saja dia tidak berani.” Gumam Yayuk di dalam hati.
Namun sesaat Yayuk mengusap tengkuknya dan melangkah menuju motornya.
“Hii bulu kudukku kok merinding lagi..” gumam Yayuk lagi dan dia cepat cepat menyalakan mesin motornya dan segera masuk ke dalam lokasi proyek mangkrak itu. Tanpa menutup pintu pagar.
Tidak lama kemudian motor Yayuk pun berhenti di belakang mobil. Tampak Mbah Seno sudah memangkas rumput di halaman rumah itu.
Rumah itu memang tampak sudah lebih bersih dari rumah rumah lainnya. Respati dan Pak Kadus sudah masuk ke dalam rumah sambil membawa tas dan koper koper.
“Bu Yayuk sudah saya antar. Semua kunci dan inventaris Pak Duta sudah saya serahkan pada Bu Yayuk...Sekarang saya pamit mau siap siap kerja.” Ucap Pak Kadus sambil tersenyum manis menatap Yayuk yang baru saja masuk ke dalam rumah itu.
“Iya Pak, terima kasih. Biar suami saya mengantar Pak Kadus pulang.” Ucap Yayuk sambil menatap suaminya yang masih menaruh koper ke dalam kamar.
“Pak tolong Pak Kadus diantar dulu. “ ucap Yayuk agak keras.
“Iya Bu, kamu berani aku tinggal sebentar?” tanya Respati yang akan mengantar Pak Kadus.
“Berani Pak, itu ada Mbah Seno membersihkan rumput. Tadi aku suruh memangkas ranting ranting pohon duwet itu dulu kok tidak mau. Padahal sudah sangat rimbun sampai kemana mana rantingnya.” Ucap Yayuk.
“Ya nanti kalau ada alatnya aku saja Bu yang memangkas ranting ranting itu.” Ucap Respati sambil meminta kunci motor. Dia akan mengantar Pak Kadus memakai motor saja.
Pak Kadus yang mendengar Respati akan memangkas ranting ranting pohon duwet tampak melotot kedua matanya..
“Pak lebih baik jangan.” Ucap Pak Kadus.
ini yayuk is the best yaaa
lanjt yuk biar semua terungkap
dann ohhh whattr.. blnjane jlimiet
wissss jannn tliti amat apa sih yg mau di jlimetin palg harga cabe naik lagi g jd harga tomat melambung g jadi
harga kacang panjang melambung ambil lain lagi 🤣🤣🤣🤣🤦