THE STRONGEST

Suasana di kerajaan Qin saat ini benar-benar sangat ramai, karena ini adalah hari ketiga, dua perguruan mencari calon murid baru.

Berbeda dengan orang-orang di luar sana, di dalam istana kerajaan, Raja Qin terlihat berjalan ke sana kemari di dalam ruang bacanya.

"Yang Mulia," ucap Kasim yang biasa bersamanya.

"Kau sudah kembali. Cepat, katakan padaku!"

"Yang Mulia, saat ini sudah lebih dari seribu orang yang mendaftarkan diri pada perguruan Xuan, yang kemungkinan setelah diuji, akan ada sekitar 800 hingga 900 murid yang tersisa. Dan di perguruan Ming kemungkinan hanya berselisih 200 orang saja dari jumlah perguruan Xuan,"

"Perguruan Xuan dan Ming, mereka adalah dua perguruan terbesar dan terkuat,"

"Benar, Yang Mulia,"

"Aku tidak ingin mereka menambah lebih banyak lagi murid di perguruan mereka!"

"Yang Mulia,"

Kedua tangan Raja Qin mengepal, dalam pikiran Raja Qin, jika semakin banyak murid hebat dari kedua perguruan besar itu, maka akan semakin sulit baginya untuk mengatur mereka, karena mereka akan merasa lebih kuat dari Pengawal dan Pasukan kerajaan Qin.

(Pikiran macam apa itu 🙄 ingin sekali Ana tenggelamkan Raja yang begitu)

"Katakan pada Perdana Menteri dan yang lainnya, untuk berkumpul di istana!Aku akan membahas hal ini dengan mereka,"

"Baik, Yang Mulia,"

Raja Qin mengeratkan rahangnya, dengan cara apapun dia harus menghentikan pencarian murid baru kedua perguruan besar itu.

...----------------...

"Kakak Jin Cheng! Aku rasa sekarang sudah saatnya menguji calon murid baru di atas arena," ucap salah satu adik seperguruan Jin Cheng.

"Kalau begitu, pilih seratus orang lebih dulu untuk melakukannya, besok kita baru melakukannya lagi pada yang lain,"

"Baik, Kakak,"

Adik seperguruan Jin Cheng pergi untuk melakukan apa yang dikatakan oleh Jin Cheng.

Sementara di perguruan Ming, terlihat masih banyak orang yang berbaris untuk mendaftar.

Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang datang dari luar kota yang cukup jauh, karena dari kota-kota sekitar, lebih memilih untuk pergi ke perguruan Xuan.

Namun meski begitu, tidak sedikit yang berasal dari kota jauh mendaftar ke perguruan Xuan.

Jin Cheng berjalan ke arah panggung kecil yang sebelumnya telah dibuat, dia sendiri yang akan menyaksikan ujian dasar untuk masuk ke dalam perguruan Xuan, yaitu ujian kekuatan fisik.

Para calon murid baru, akan diuji di atas arena. Mereka akan menghadapi salah satu murid yang memiliki kekuatan penyatuan Qi tingkat ketiga, dari perguruan Xuan, di atas arena.

"Kakak, kami sudah memilih 100 orang yang akan diuji hari ini," ucap adik seperguruan yang berdiri di samping Jin Cheng.

"Lakukan ujiannya sekarang!"

"Baik, Kakak,"

Adik seperguruan itu lalu memanggil satu persatu calon murid yang namanya sudah tercatat, untuk bersiap melakukan ujian.

Dan tak lama, para calon murid baru perguruan Xuan pun diuji oleh salah satu murid tingkat awal perguruan Xuan itu.

Banyak orang yang melihat ujian di atas arena, meski itu merupakan sebuah pertarungan, namun tidak sampai melukai dua orang yang berada di atas arena.

Jin Cheng melihat pertarungan di atas arena ujian itu dengan seksama, karena dia yang akan menilai calon murid baru itu akan ditempatkan di mana.

...----------------...

Tap tap tap

"Kakak Ling! Kakak Ling!" teriak seseorang sambil berlari.

Wen Yi Ling, yang mendengar namanya dipanggil pun menoleh, dan melihat seseorang berlari ke arahnya.

"Ada apa?" ucap Yi Ling.

"Kakak, Tetua Wen mencarimu,"

"Ayah mencariku?"

"Benar. Lebih baik sekarang Kakak menemuinya,"

Wen Yi Ling terdiam sejenak, kemudian mengangguk dan berjalan ke arah sebuah ruangan, di mana Tuan Wen biasanya berada saat di perguruan.

Beberapa murid wanita di perguruan Chang melihat Wen Yi Ling, mereka juga saling berbisik.

Itu adalah pemandangan yang biasa terlihat di perguruan, ketika anak dari pemilik perguruan atau murid-murid tertentu berjalan melewati murid-murid lain di perguruan itu.

Wen Yi Ling kini berada di depan pintu sebuah ruangan. Matanya menatap pintu yang masih tertutup itu.

"Ling, masuklah!" ucap seseorang dari dalam.

Mendengar perkataan itu, Wen Yi Ling yang yakin jika itu adalah Ayahnya, membuka pintu yang berada di depannya.

"Kemari!" ucap Tuan Wen setelah putranya terlihat berdiri di depan pintu.

Yi Ling berjalan masuk setelah menutup kembali pintu ruangan itu.

"Ayah, apakah ada sesuatu yang ingin Ayah bicarakan denganku?" ucap Yi Ling.

"Benar, duduklah!"

Wen Yi Ling mengangguk, lalu duduk di depan ayahnya.

"Ling, di dalam hutan lembah yang berada di belakang perguruan kita, tumbuh bunga anggrek kuning. Bunga itu saat ini telah berbunga, dan kelopak bunga itu dapat menyembuhkan berbagai penyakit, juga dapat menyembuhkan inti kultivasi seseorang," ucap Tuan Wen.

Yi Ling diam me dengarkan ucapan Tuan Wen.

"Ayah ingin kau masuk ke dalam hutan lembah dan mengambil bunga anggrek kuning itu. Kau pernah mengalami luka parah, dan inti kultivasimu memerlukan bunga itu. Jadi, kau harus mengambil bunga anggrek kuning itu di dalam hutan lembah,"

"Apakah bunga itu benar-benar bisa memperbaiki inti kultivasi yang..."

"Iya, namun bunga itu harus dipetik oleh orang yang akan menggunakannya. Tidak bisa dipetik oleh orang lain,"

Wen Yi Ling menatap Tuan Wen dengan bingung.

"Bunga anggrek kuning hidup sangat lama, namun dia hanya akan berbunga setiap 10 tahun sekali. Dan bungannya akan mekar hanya dua hari. Jadi mendapatkan bunga itu tidak mudah, juga bunga itu akan langsung menyerap ke dalam tubuh seseorang yang memetiknya, dan hanya dapat mengobati orang itu saja,"

"Ayah, selama ini aku baru mengetahui hal itu,"

"Itu karena sudah sangat lama bunga anggrek itu tidak berbunga. Dan kali ini aku merasakan jika bunga itu akan berbunga besok,"

"Jika begitu, aku akan ke hutan lembah untuk memetiknya, juga...aku akan membawa Jian Yi ke sana,"

"Tidak! Kau tidak perlu membawanya,"

Yi Ling mengerutkan keningnya, "Ayah, aku melihat Jian Yi berbeda beberapa bulan ini. Aku rasa dia memiliki sesuatu di dalam dirinya, dan mungkin saja bunga anggrek itu bisa membantunya,"

"Tidak, Jian Yi tidak memiliki masalah apapun. Dia juga terlihat seperti biasa,"

"Tetapi Ayah..."

"Kau harus segera pergi ke sana, bunga anggrek itu hanya berbunga selama dua hari!"

Yi Ling mengepalkan tangannya, "Baik, aku akan pergi sekarang, Ayah!"

Setelah memberi hormat, Yi Ling pun segera keluar dari ruangan itu.

Raut wajah Yi Ling terlihat tidak baik, selama ini Tuan Wen selalu memintanya agar membawa Jian Yi jika ingin melakukan sesuatu. Namun kali ini berbeda, bahkan saat Yi Ling memaksa Tuan Wen, sang Ayah menolaknya untuk membawa Jian Yi.

Tuan Wen menatap kepergian putranya yang tampak kecewa karena perkataannya itu.

"Dia sudah tidak memiliki inti kultivasi, bunga anggrek hanya akan menjadi bunga biasa di tangannya. Karena hanya orang yang memiliki inti kultivasi saja yang dapat menggunakan bunga anggrek kuning itu,"

Tuan Wen keluar dari ruangan itu, lalu berjalan menuju ruangan lainnya, di mana para guru telah menunggunya di sana untuk membicarakan beberapa hal.