Galang, ketua geng motor, jatuh cinta dengan seorang gadis yang memiliki trauma dengan geng motor. Namanya Shella, gadis penjual fried chicken yang cantik dan pintar.
Shella merupakan penyelamat hidup Galang, dan memberikan sebagian darahnya saat nyawa Galang di ujung maut.
Bagaimana Galang harus berjuang agar bisa mendapatkan cinta dari Shella?
Trauma apa yang dialami Shella?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eni pua, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19. Shella diculik
Shella sangat senang karena usaha ayahnya lebih maju dari yang dia perkirakan. Bahkan sekarang Rafael telah menyiapkan tambahan investasi untuk tempat baru mereka. Mereka akan membuka cabang baru di kota lain.
Setelah mendapat panggilan telepon dari Rafael, Shella pamit pada ayahnya untuk menemui Rafael. Rafael memintanya datang untuk membicarakan langkah kedepannya. Kenapa harus dengan Shella bukan pak Darman?
Shella telah belajar manajemen sedangkan ayahnya hanyalah seorang koki. Walaupun alasan sebenarnya adalah, Rafael ingin bertemu Shella. Dalam cinta, segala usaha bisa dicoba selama masih dalam batas kewajaran.
Shella naik sepeda motornya dengan kecepatan sedang. Dengan santai dan tanpa curiga apapun, Shella melewati jalanan yang agak sepi.
Tiba-tiba, beberapa sepeda mengganggunya dengan menghalangi jalannya, sehingga memaksa dia untuk berhenti. Shella agak ketakutan saat tahu, mereka adalah anggota geng motor.
"Kalian mau apa? Kalian minggirlah!" teriak Shella.
Mereka tidak ada yang menjawab. Salah satu dari mereka turun diikuti dua orang yang lain. Mereka memaksa Shella untuk ikut masuk ke dalam sebuah mobil yang sudah mereka siapkan. Obat bius telah mereka siapkan agar Shella tidak berteriak.
Saat Shella sadar, Shella sudah berada didalam sebuah ruangan dengan tangan dan kaki terikat serta mulut yang diikat dengan kain. Shella berusaha melepaskan ikatan tangan dan kakinya, tetapi dia tidak sanggup.
Saat mendengar seseorang hendak masuk, Shella berpura-pura masih belum sadarkan diri. Masuklah seseorang semakin dekat dan dekat. Ketika melihat Shella belum bangun, orang tersebut meletakan bungkusan di atas meja.
["Hallo Bos. Gadis itu belum sadar. Gimana ini?"]
["Nggak papa. Pasti sebentar lagi dia sadar. Gue udah hubungi Galang dan dia sangat panik. Berarti mereka memang ada hubungan."]
["Berarti, dia setuju untuk tanding malam ini?"]
["Semua sesuai rencana. Kamu tetap jaga dia, jangan sampai kabur."]
["Siap, Bos."]
Shella mendengarkan pembicaraan mereka dengan hati cemas. Mereka sengaja menculik dirinya agar Galang mau ikut balapan liar. Mereka sungguh sangat menakutkan.
Pelan-pelan Shella membuka mata dan melihat ke arah orang yang menculiknya yang masih berdiri di tempatnya semula.
"Lo nggak bakalan bisa kabur," kata Jiro, anggota geng motor yang menjaganya.
"Hhhhhh ...."
Shella hanya bisa menahan kekesalannya karena mulutnya masih terikat. Dia menatap tajam Jiro yang tiba-tiba terdiam. Jiro seperti mengenali wajah Shella.
"Lo, adiknya Ferdi?" tanya Jiro penasaran.
"Hhhhhh." Shella mengangguk pelan.
"Maaf, gue akan membuka ikatan di mulut Lo. Tapi Lo harus janji, tidak akan berteriak. Oke?" tanya Jiro.
Shella kembali mengangguk pelan. Shella tidak menyangka jika orang yang menculiknya mengenal dirinya. Jiro melepaskan ikatan yang menutup mulut Shella. Shella bisa bernapas lega meskipun kaki dan tangannya masih terikat.
"Maaf, gue nggak tahu kalau Lo adiknya Ferdi. Gue turut berduka cita atas meninggalnya kakak Lo," ucap Jiro sedih.
"Kamu siapa, kenapa kamu bisa kenal Kak Ferdi?" tanya Shella.
"Gue dan kakak Lo adalah teman baik. Dia salah satu anggota geng motor kami," jawab Jiro.
"Apa, jadi kakak adalah anggota geng kalian?" tanya Shella kaget.
"Benar. Maafkan gue, karena gue nggak bisa selamatin Lo. Kakak Lo pasti marah pada gue karena gue sudah buat adiknya dalam bahaya," jawab Jiro.
"Kamu benar. Kak Ferdi pasti akan sangat kesal padamu. Kamu telah melakukan memperlakukan adiknya seperti ini. Boleh aku bertanya ?" kata Shella.
"Katakan!"
"Untuk apa geng kalian menculik aku. Aku tidak pernah ada hubungan dengan geng kalian bukan?" tanya Shella. "Tolong, lepaskan aku."
"Sebenarnya, gue pingin sekali ngelepasin Lo. Tapi, ini berhubungan dengan masa depan geng motor kami. Jadi, maaf, gue nggak bisa," jawab Jiro.
"Masa depan apa? Kalian ingin membuat Galang ikut balapan liar bukan? Cara kalian ini, sungguh sama sekali tidak gentle. Kalau kalian berani, langsung saja tantang dia, kenapa harus mengancamnya dengan menculik aku?" tanya Shella kesal.
Shella terus berusaha berontak, tetapi ikatan di tangan dan kakinya ternyata cukup kuat. Tenaga Shella hampir terkuras habis.
"Demi hubungan gue sama kakak Lo. Kali ini, gue bakal usahain untuk membebaskan Lo. Lo ikutin saja arahan gue. Lo teman saja, yang penting Lo bisa bebas," kata Jiro memberi harapan pada Shella.
Shella akhirnya bisa bernapas dengan lega setelah mendengar ucapan Jiro. Meskipun Shella tidak yakin apakah apa yang diucapkan Jiro bisa dia percayai. Yang pasti, dia masih memiliki sedikit harapan.
Yang membuat hatinya sedih, bagaimana sedih hati orangtuanya saat mengetahui dia hilang?
Jiro kembali mengikat mulut Shella seperti awal mulanya. Jiro lalu membuat video selama beberapa menit. Setelah itu, Jiro melepaskan ikatan di mulut Shella.
Malam telah tiba dan Shella berusaha meminta izin Jiro untuk menjalankan ibadah. Tetapi Jiro menolaknya. Jiro menyuapi Shella makan meski Shella berusaha menolak.
Saat menjelang tengah malam, Jiro pamit pada Shella untuk pergi.
"Shella, gue pergi dulu. Sebentar lagi, polisi akan datang ke tempat ini. Kamu pasti akan bebas. Aku harap kakakmu bisa memaafkan aku," ucap Jiro.
"Terima kasih, Jiro," ucap Shella.
Entah kenapa, Shella begitu percaya dengan ucapan Jiro. Teman kakaknya itu terlihat tulus meskipun dia seorang anggota geng motor. Rupanya tidak semua anggota geng motor itu jahat. Seperti juga Galang yang kini telah banyak berubah demi dia.
Saat Shella teringat Galang, Shela mendengar suara sirine mobil patroli polisi. Dan benar saja, polisi akhirnya bisa menemukannya Shella.
Polisi segera membebaskan Shella dan membawa Shella pergi dari tempat itu. Shella menangis sepanjang jalan dan tidak lupa mengucapkan syukur pada Allah Karen telah melindungi dirinya dari orang-orang jahat.
Shella teringat Galang yang saat ini pasti sedang melakukan balapan liar. Shella menceritakan pada polisi sekaligus meminta bantuan polisi untuk menyelamatkan Galang. Shella tidka ingin Galang celaka lagi karena balapan liar.
...****************...
Sambil menunggu up selanjutnya, baca juga karya teman aku.