NovelToon NovelToon
Godaan Pelakor

Godaan Pelakor

Status: sedang berlangsung
Genre:Ibu Mertua Kejam / Pelakor / Pelakor jahat / Poligami / Penyesalan Suami / Selingkuh
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Bollyn

Aini adalah seorang istri setia yang harus menerima kenyataan pahit: suaminya, Varo, berselingkuh dengan adik kandungnya sendiri, Cilla. Puncaknya, Aini memergoki Varo dan Cilla sedang menjalin hubungan terlarang di dalam rumahnya.

Rasa sakit Aini semakin dalam ketika ia menyadari bahwa perselingkuhan ini ternyata diketahui dan direstui oleh ibunya, Ibu Dewi.

Dikhianati oleh tiga orang terdekatnya sekaligus, Aini menolak hancur. Ia bertekad bangkit dan menyusun rencana balas dendam untuk menghancurkan mereka yang telah menghancurkan hidupnya.

Saksikan bagaimana Aini membalaskan dendamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bollyn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16: Percikan Keberanian Aini

Aini berdiri mematung di balik celah pintu kamar mertuanya. Ponsel di tangannya masih terus merekam, mengabadikan setiap kata menjijikkan yang keluar dari mulut orang-orang yang selama ini ia muliakan. Setelah merasa cukup mendapatkan bukti yang tak terbantahkan, Aini segera melangkah pergi dengan gerakan seringan kapas, kembali ke kamarnya sebelum ada yang menyadari keberadaannya.

Begitu pintu kamarnya tertutup rapat, Aini langsung ambruk di balik pintu. Ia membekap mulutnya sendiri agar isak tangisnya tidak meledak keluar. Air matanya mengalir deras, membasahi wajah yang selama ini selalu ia paksakan untuk tersenyum demi menjaga martabat suami dan mertuanya.

"Kenapa harus sesakit ini, Ya Allah? Kenapa Mas Varo sejahat itu? Kenapa kalian semua kompak menghancurkan hidupku?" rintih Aini dalam hati. Dadanya sesak, rasanya ingin sekali ia mendobrak pintu tadi, memaki mereka semua, dan mengusir benalu-benalu itu. Namun, akal sehatnya menahan. Jika ia meledak sekarang, rencananya akan berantakan.

Aini menghapus air matanya dengan kasar. Tatapannya yang semula rapuh berubah menjadi tajam dan sangat dingin.

"Oke, kalian mau main di belakang? Silakan. Nikmati saja kemenangan semua ini. Kalian mau nikah diam-diam? Aku bakal kasih kejutan yang nggak akan pernah kalian lupakan di hari pernikahan itu nanti," gumamnya pelan sambil mengepalkan tangan kuat-kuat.

Aini menarik napas panjang, berusaha menenangkan detak jantungnya yang menggila. Ia memaksakan diri untuk berbaring di kasur, memejamkan mata tepat saat ia mendengar suara langkah kaki mendekat.

Ceklek.

Pintu kamar terbuka. Varo masuk dengan langkah yang sengaja dibuat pelan, seolah takut membangunkan Aini. Varo berdiri di tepi ranjang, menatap wajah istrinya yang tampak sangat lelah namun tetap terlihat cantik meski dalam tidur.

"Maafkan Mas ya, Ai. Mas sudah mengkhianati janji kita. Mas terpaksa melakukan ini demi kebahagiaan Ibu dan masa depan anak Mas. Mas harap suatu saat kamu bisa mengerti dan memaafkan Mas," bisik Varo lirih.

Aini mendengar setiap kata itu. Hatinya mencelos.

"Maaf? Setelah kamu tidur dengan adikku sendiri? Setelah kamu membiarkan ibumu menghinaku mandul? Maafmu nggak akan pernah cukup buat membayar lukaku, Varo! maki Aini dalam hati.

Varo membungkuk, berniat mencium kening Aini. Namun, dengan gerakan cepat yang disamarkan seperti orang yang sedang mengigau, Aini membalikkan badannya memunggungi Varo. Varo hanya bisa mendesah pelan, lalu ikut berbaring tanpa berani menyentuh istrinya lagi. Di kegelapan malam, air mata Aini kembali luruh tanpa suara.

POV Varo

Namaku Varo Kesuma. Aku anak tunggal dari Ibu Sarah dan Bapak Wijaya Kesuma. Kami berasal dari kampung yang sama dengan Aini, tapi saat aku berumur sepuluh tahun, orang tuaku memutuskan merantau ke Jakarta dengan harapan hidup lebih layak.

Aku hanya lulusan SMK. Setelah lulus, aku sempat sombong. Dengan wajah yang menurutku lumayan tampan, aku menolak pekerjaan kasar. Aku mau kerja kantoran, tapi siapa yang mau menerima lulusan SMK tanpa pengalaman? Akhirnya, karena terus ditekan Ibu, aku terpaksa menerima pekerjaan sebagai cleaning service di Artha Kencana Group. Gengsiku setinggi langit, tapi perutku butuh makan.

Di sanalah aku melihat Aini. Dia karyawan tetap, cantik, berhijab, dan terlihat sangat anggun. Aku langsung jatuh cinta pada pandangan pertama. Kesempatan datang saat mobilnya mogok di parkiran. Aku membantunya, dan dari sana kami mulai dekat. Aku beruntung, Aini tidak memandang rendah pekerjaanku. Singkat cerita, kami menikah.

Berkat bantuan Aini yang bicara langsung ke bosnya, aku diangkat jadi karyawan tetap. Hidupku membaik, ekonomi kami stabil. Tapi, setelah lima tahun, rumah tangga kami terasa hambar karena belum ada anak. Perhatianku mulai beralih. Dan puncaknya, saat kami mudik ke rumah mertuaku tahun lalu, aku melihat Cilla adik Aini yang sudah tumbuh jadi gadis dewasa yang sangat menggoda.

Kami melakukan hubungan terlarang itu pertama kali di rumah mertuaku sendiri, saat Aini dan ibunya pergi ke pasar. Sejak saat itu, aku ketagihan. Aku sering beralasan dinas luar kota hanya untuk pulang ke kampung menemui Cilla. Ibu mertuaku sebenarnya pernah memergoki kami, tapi karena aku sering memberinya uang dalam jumlah besar, dia akhirnya tutup mata dan malah mendukung kami.

Keesokan Harinya

BRAKK! BRAKK! BRAKK!

"Aini! Bangun! Kamu ini menantu macam apa, jam segini belum ada sarapan di meja! Kamu sengaja mau menyiksa mertuamu?!" Suara melengking Ibu Sarah menggedor pintu kamar tanpa ampun.

Varo terbangun dengan nyawa yang belum terkumpul penuh. Ia membuka pintu dengan wajah bantal.

"Ada apa sih, Bu? Berisik banget pagi-pagi."

Ibu Sarah langsung menutup hidungnya.

"Duh, Varo! Nafas kamu bau naga! Sana sikat gigi dulu. Mana itu istri kamu? Jam enam lewat kok belum nongol di dapur? Belagu banget jadi menantu!"

Varo menoleh ke arah kasur, namun Aini sudah tidak ada di sana.

"Mungkin dia ke pasar, Bu. Sudah, tunggu saja, nanti juga dia pulang masak." Varo hendak menutup pintu lagi karena masih mengantuk, tapi Ibu Sarah menahannya.

"Tunggu dulu! Ibu mau minta uang! Bapak kamu sudah lapar, Ibu juga gemetaran belum makan."

"Loh, kan kemarin sudah Varo kasih, Bu? Habis buat apa?"

"Ya buat jajan Ibu sama bapakmu di taman kemarin. Sekarang Ibu lapar, mau beli nasi uduk di depan. Kasihan juga Cilla, dia harus makan enak, ingat ada cucu Ibu di perutnya!" bisik Ibu Sarah penuh penekanan.

Varo akhirnya merogoh dompetnya dan memberikan selembar uang lima puluh ribu.

"Kok cuma lima puluh? Kurang lah! Kasih seratus ribu! Kamu jangan pelit sama ibu sendiri!" tagih Ibu Sarah lagi. Varo menghela napas pasrah dan memberikan selembar seratus ribu sebelum akhirnya kembali tidur.

Ibu Sarah berjalan menuju warung nasi uduk dengan gaya angkuh. Di sana, ia bertemu dengan Ibu Enik, tetangga sebelah rumah.

"Eh, Bu Sarah? Baru datang ya dari kampung?" tanya Ibu Enik basa-basi.

"Sudah beberapa hari di sini, Jeng," jawab Ibu Sarah singkat.

"Tumben beli sarapan, Bu? Biasanya Aini rajin banget masak pagi-pagi."

Ibu Sarah mendengus kencang agar didengar ibu-ibu lain.

"Halah, rajin apanya? Menantu saya itu cuma pencitraan saja depan orang. Aslinya pemalas! Pagi begini saja sudah keluyuran nggak jelas, rumah berantakan, sarapan nggak dibikin. Kasihan si Varo cari uang capek-capek tapi istrinya nggak becus urus rumah. Kayaknya emang pembawa sial!"

Ibu Enik mengernyitkan dahi.

"Masa sih, Bu? Setahu saya Aini itu rajin banget. Sering kok saya lihat dia sudah ke pasar subuh-subuh. Dia juga sering curhat harus hemat-hemat banget karena uang belanja terbatas."

"Dia curhat begitu?! Kurang ajar banget itu anak! Pasti uangnya dipakai foya-foya sendiri, makanya dia bilang kurang! Varo itu nggak pernah pelit sama dia!" cerocos Ibu Sarah menyebar fitnah.

Begitu Ibu Sarah sampai di rumah, ia melihat Aini baru saja masuk lewat pintu depan dengan tas belanja kecil.

"Baru pulang kamu?! Bukannya masak buat orang rumah, malah keluyuran pagi-pagi! Sengaja ya kamu mau bikin mertua kamu kelaparan?" semprot Ibu Sarah langsung saat Aini baru saja melepas sepatu.

Cilla yang sedang duduk manis di sofa ikut memanaskan suasana.

"Iya nih, Mbak Aini. Kasihan Ibu sampai harus beli sarapan sendiri ke depan tadi gara-gara Mbak nggak ada di rumah. Padahal kan Mbak tahu Ibu punya maag."

Aini menarik napas panjang. Kali ini, dia tidak akan hanya diam seperti biasanya. Dia menatap Ibu Sarah dengan tenang namun tegas.

"Ibu... aku itu baru pulang dari pasar. Kalau aku nggak ke pasar, Ibu mau makan apa? Tembok? Bahan makanan di kulkas habis, Bu," ucap Aini santai namun menusuk.

Ibu Sarah melotot, kaget mendengar menantunya mulai menyahut.

"Kamu berani menjawab?! Kamu seharusnya bisa bangun lebih pagi dan masak sebelum Ibu lapar! Apa susahnya sih?"

"Susah kalau uang yang dikasih Mas Varo cuma cukup buat makan satu minggu tapi dipaksa buat sebulan, Bu," balas Aini sambil menatap lurus mata mertuanya.

"Ibu bilang aku keluyuran? aku tadi ke pasar beli bahan yang paling murah biar kita semua masih bisa makan besok. Kalau Ibu mau sarapan jam 5 pagi, mungkin uang belanjanya perlu ditambah buat stok makanan mewah."

"Aini! Kamu nyindir Ibu?!" Ibu Sarah suaranya meninggi, wajahnya merah padam.

"Aku nggak nyindir, Bu. Aku cuma bicara fakta. Ibu sendiri tadi beli nasi uduk habis berapa? Seratus ribu? Itu uang makan kita buat dua hari lho, Bu," sahut Aini dengan nada sopan yang dibuat-buat, namun nadanya penuh sindiran.

Varo keluar dari kamar karena mendengar keributan.

"Ada apa lagi sih? Ai, kamu jangan kurang ajar sama Ibu!"

Aini menoleh ke Varo, tersenyum tipis yang terlihat sangat asing bagi Varo.

"Mas, aku nggak kurang ajar. Aku cuma lagi lapor keuangan ke Ibu biar Ibu tahu gimana susahnya aku putar otak tiap hari. Bukannya Mas sendiri yang bilang aku harus jujur soal keuangan?"

"Gara-gara kamu, Ibu jadi dibilang pelit sama tetangga di depan tadi! Kamu pasti sengaja ya curhat soal uang belanja yang dikit itu ke mereka?" tuduh Ibu Sarah lagi, suaranya gemetar karena marah.

"Bu... tetangga itu punya mata," ucap Aini pelan namun sangat berani.

"Mereka lihat apa yang masuk ke dapur ini tiap hari. Kalau Ibu nggak mau dibilang pelit, ya mungkin Mas Varo harus kasih uang belanja yang pantas buat menantu dan mertuanya. Masa Ibu mau dibilang mertua yang menyiksa menantu sendiri dengan uang sejuta sebulan?"

"Kamu... kamu benar-benar sudah berani ya sekarang, Aini!" Ibu Sarah menunjuk wajah Aini dengan jari gemetar. Dia merasa harga dirinya sebagai mertua yang berkuasa mulai runtuh.

Aini hanya tersenyum tenang, sama sekali tidak takut.

"Bukan berani, Bu. Tapi aku cuma sudah mulai lelah untuk diam. Aku mau ke dapur dulu ya, mau taruh belanjaan. Oh iya Cilla... kalau kamu lapar banget, lain kali bantu Mbak ke pasar ya, jangan cuma duduk manis nunggu makanan jadi."

Aini melangkah pergi meninggalkan mereka yang terdiam kaku. Ibu Sarah hampir jatuh ke sofa saking marahnya.

"Varo! Lihat itu istrimu! Dia sudah nggak ada sopan-sopannya sama Ibu! Kamu harus kasih dia pelajaran!"

Varo hanya bisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia merasa ada yang berubah dari istrinya.

"Aini... kok sekarang jadi tajam banget bicaranya? batin Varo gelisah.

Di ruang tengah, Cilla segera mendekati Ibu Sarah.

"Sudah, Bu, jangan marah-marah. Mbak Aini mungkin lagi capek. Sini, duduk dulu, biar Cilla pijitin ya. Duh, kasihan calon mertua aku dibentak-bentak begitu."

Ibu Sarah langsung memeluk Cilla.

"Cuma kamu yang ngerti Ibu, Cilla. Beda banget sama kakakmu yang sudah kayak singa betina itu!"

"Sabar ya Bu. Nanti kalau Cilla sudah jadi nyonya di sini, Ibu nggak akan ngerasain diginiin lagi sama menantu," bisik Cilla sambil melirik Varo dengan senyum kemenangan.

Tanpa mereka sadari, dari balik pintu kamar, Aini mendengar semuanya. Senyum sinis terukir di wajahnya.

"Nikmati saja drama kalian sekarang. Karena saat kejutan dariku datang, kalian semua nggak akan punya muka buat keluar rumah."

BERSAMBUNG...

1
rian Away
MAMPUS JALANG
Dede Azwa
kejutan Mulu thorrr..bosen denger ny,,,harus ny langsung ke inti ny....bikin darting liat ny😡
Dede Azwa: iya kak othor sama"🤭semoga kedepannya lebih gacorrr lagi...bagus ceritanya pemeran utama ny gak menye" pertahan kan KK..sukses selalu kak othorr buat novel ny👍💪🥰
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!