Mengejar Cinta Mr. Ling

jayooo✊️

***

Sejak malam tiba, Kalingga sudah pergi dari rumahnya dengan motor besarnya. Ia tidak tahu akan kemana. Ia hanya mengikuti kata hatinya. Tadi maminya menelepon, memberitahu jika Ailee masuk rumah sakit. Tidak ada yang ia ucapkan pada maminya itu. Ia hanya bilang akan pergi malam ini.

Kalingga bingung sendiri dengan perasaannya. Apa ini ras suka? Tidak, tidak mungkin. Ia tidak mungkin menyukai gadis itu. Justru malah sebaliknya. Ia sangat tidak suka dengan kehadiran gadis itu.

Kalingga tidak tahu dia akan kemana malam ini, sejak keluar dari cafe tadi ia hanya berjalan santai dengan motornya. Tidak ada tempat khusus yang ia tuju. Sudah larut malam juga, apa dia pulang saja? Tapi jika pulang, maminya itu pasti akan memaksanya untuk ke rumah sakit, menemano Kairav disana menjaga Ailee. Kenapa juga harus keluarga dia yang menjaga gadis itu? Keluarganya kemana?

Saat sedang berjalan, tiba tiba teleponnya berbunyi lagi. Ia sudah mengabaikannya namun teleponnya itu kembali berbunyi. Mau tak mau Kalingga menghentikan motornya dan melihat siapa yang meneleponnya. Ternyata abangnya, Kairav.

"Belagu ya lo susah banget angkat telepon gue. Mau gue coret dari silsilah keluarga hah? So seleb lo naj*s," semprot Kairav saat telepon tersambung.

"Lagi di jalan. Lagian tumbenan banget lo nelpon gue, ada apa?" Tanya Lingga tenang.

"Ke rumah sakit dulu, tolongin gue jaga Ailee. Gue harus pergi jemput Rixel, tuh anak katanya mogok di jalanan sepi. Awas kalo elo kagak ke rumah sakit, gue aduin papi lo ******n sama Ailee di balkon. Bye."

Tut.

Lingga terdiam. Jadi yang melihatnya mencium Ailee bukan hanya papi dan maminya tetapi Kairav juga? Sialan! Seharusnya dia tidak terpancing saat itu. Ailee benar benar harus diberi pelajaran, gara gara dia Ling berada di situasi seperti ini.

Sementara di lain tempat, Kairav terkikik geli membayangkan ekspresi terkejut adik laki lakinya itu. Ia memang sengaja mengatakan hal itu padahal kenyataannya dia tidak tahu Kalingga sudah berciuman dengan Ailee atau belum. Meskipun sudah, ia tidak memiliki hak apapun untuk memberitahu kedua orang tuanya. Itu urusan Kalingga sendiri.

Ia kembali melajukan mobilnya untuk menjemput sepupu laknat itu. Selalu saja menyusahkan, pantas Ailee tidak menyukainya.

***

Ailee mencoba menapakan kakinya diatas ubin lantai rumah sakit yang cukup tinggi. Bahkan kakinya tidak bisa sampai ke bawah dan menggantung saat ia duduk di brankarnya. Ia masih mencoba menahan rasa peningnya juga perutnya yang sakit karena ingin segera buang air kecil.

Ailee memantapkan hatinya untuk sedikit demi sedikit turun. Namun bukannya pelan pelan, justru gadis itu malab merosot begitu saja. Lututnya hampir saja mengenai ubin lantai yang dingin itu, namun untungnya ada Kalingga yang tiba tiba berada disana.

"Ling," ucap Ailee tersenyum. Kedua tangannya dengan sigap bertumpu pada kedua bahu Kalingga agar tidak jatuh.

"Pendek," ucap Kalingga.

"Yang penting idup dan tetep cinta sama kamu," ucap Ailee. Ia kembali memejamkan matanya saat rasa pening menyerang kepalanya. Tanpa diminta ia menyandarkan dahinya pada bahu Kalingga. Aroma parfume Kalingga menyeruak masuk ke dalam hidung Ailee saat ia mendekatkan dahinya disana. Aroma yang menenangkan untuk Ailee.

Kalingga mendengus kesal. Ia pun mengangkat tubuh Ailee kembali ke atas brankar tempatnya tadi. Namun setelah Ailee duduk, gadis itu tidak mau melepaskan kedua tangannya yang berada di bahu Kalingga.

"Jangan modus lo. Kalo gatel ya garuk, jangan deket deket gue kayak gini," ucap Ling.

Mulutnya tetap pedas, padahal Ailee sedang sakit. Ailee membutuhkan perhatian Ling bukan perkataan pedas seperti itu.

"Ailee gatel cuma sama Ling. Boleh minta tolong? Ailee udah kebelet pipis dari tadi, anterin ke kamar mandi. Udah gak tahan," ucap Ailee.

"Jalan sendiri aja gak usah manja. Bukannya lo pernah bilang kalo lo terbiasa sendiri?" Tanya Kalingga.

"Emang iya. Tapi kepala Ailee pusing banget pas dibawa jalan, serius ini bukan modus Ling," ucap Ailee.

"Ck. Nyusahin banget sih," gerutu Ling. Mau tak mau ia pun mengangkat tubuh Ailee ke kamar mandi.

Tadi, Ling sebenarnya tidak akan pergi saat mendengar ucapan Kairav. Toh papi dan maminya juga sudah tahu kejadian itu. Namun tak berselang lama, pesan singkat masuk dari papinya. Mau tak mau Lingga harus menuruti kemauan papinya itu.

Pesan itu berisi ancaman tentang penyitaan fasilitas yang diberikan Kavin jika Kalingga tidak mau ke rumah sakit untuk menjaga Ailee. Ling membutuhkan fasilitas itu. Jadi mau tak mau ia hanya bisa menuruti ucapan papinya.

"Ling, udah," teriak Ailee dari dalam kamar mandi. Lingga pun segera masuk lagi dan mengangkat tubuh Ailee keluar dari sana.

Ailee senang bukan kepalang saat Lingga menggendongnya seperti ini. Memang bukan yang pertama kali namun tetap saja ia akan bahagia. Orang yang menggendongnya adalah orang yang sangat ia sukai.

Tanpa mereka berdua sadari di balik pintu Rixel dan Kairav sudah berada disana. Rixel melotot melihat adegan dimana Ailee digendong oleh Kalingga. Ia hendak masuk namun Kairav menahannya dan menarik pria itu pergi dari sana agar tidak mengganggu momen berdua Ailee dan Kalingga.

"Makasih calon pacar, eh enggak deng. Bukan pacar, calon suami deh," ucap Ailee.

"Mimpi," rutuk Kalingga.

"Gak papa, kan semuanya berawal dari mimpi," ucap Ailee.

Tuk..

Bunyi nyaring akibat Lingga yang menjitak kening Ailee. Gadis itu mengaduh kesakitan. Meskipun ia di jitak oleh orang yang ia cintai, jika sakit tetap saja ia akan marah. Apalagi jitakan Kalingga pasti saja keras dan tidak memakai perasaan. Jelas saja, jika Kalingga memakai perasaan, mungkin Ailee tidak akan cinta sendirian sampai saat ini.

"Lebay," ucap Kalingga. Pria itu pun duduk di kursi yang ada di sebelah Ailee.

Ailee mencebikan bibirnya. Tiba tiba perutnya berbunyi, Kairav masih belum kembali juga. Entah kemana anak itu pergi.

"Ling, suapin Ailee dong. Ailee belum makan dari pagi," ucap Ailee.

"Makan sendiri jangan manja," ucap Kalingga.

"Jahat. Ailee lagi sakit masih aja ketus," ucap Ailee. Gadis itu pun merebahkan tubuhnya dan tidur memunggungi Kalingga. Ia marah ceritanya, semoga saja Kalingga tidak pergi dari sini. Ailee ingin ditemani Kalingga malam ini.

Cukup lama Ailee diam seperti itu namun Kalingga masih belum juga bergerak. Tiba tiba ia mendengar suara pintu ruangannya terbuka. Cepat cepat Ailee membalikan tubuhnya. Ternyata Kalingga pergi.

"Padahal gue berharap banget ditemenin sama lo," gumam Ailee pasrah. Ia pun mengubah tidurnya jadi terlentang.

"Buka mulut lo."

Ailee mengerjap. Ia melihat ke samping, disana ada Kalingga dengan semangkok bubur ayam.

Tbc.