NovelToon NovelToon
Selalu Mengingatmu

Selalu Mengingatmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Romansa / Idola sekolah
Popularitas:150
Nilai: 5
Nama Author: Fayylie

Olivia pernah memberanikan diri melakukan hal paling gila di hidupnya: menyatakan perasaan ke cowok populer di sekolah, Arkana. Hasilnya? Bukan jawaban manis, tapi penolakan halus yang membekas. Sejak hari itu, Olivia bersumpah untuk melupakan semuanya, terlebih dia harus pindah sekolah. Namun, dia pikir semua sudah selesai. Sampai akhirnya, takdir mempertemukan mereka lagi di universitas yang sama.
Arkana Abyaksa—cowok yang dulu bikin jantungnya berantakan. Bedanya, kali ini Olivia memilih berpura-pura nggak kenal, tapi keadaan justru memaksa mereka sering berinteraksi. Semakin banyak interaksi mereka, semakin kacau pula hati Olivia. Dari sana, berbagai konflik, candaan, dan rasa lama yang tak pernah benar-benar hilang mulai kembali muncul. Pertanyaannya, masih adakah ruang untuk perasaan itu? Atau semuanya memang seharusnya berakhir di masa lalu? Dan bagaimana kalau ternyata Arkana selama ini sudah tahu lebih banyak tentang Olivia daripada yang pernah dia bayangkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fayylie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 4

Suasana di kafe makin rame seiring sore merayap. Lampu-lampu gantung nyala satu-satu, bikin ruangan temaram hangat. Di salah satu meja, Arkana dan Laura duduk saling berhadapan. Pelayan baru aja naruh menu di meja mereka.

Laura menopang dagu dengan tangan, matanya sedikit menyipit ke arah seberang ruangan. “Arka,” panggilnya pelan.

“Hm?” Arkana ngangkat kepala.

“Itu dimeja sebelah sana, Olivia kan? Temen SMA kita dulu.” Nada suara Laura setengah kaget, setengah kepo.

Arkana ngikutin arah pandangnya. Iya, Olivia lagi duduk beberapa meja dari mereka, ketawa kecil sama Stefan dan Nayla. Matanya sempat ketemu sebentar, tapi langsung dialihin.

“Kenapa lo nggak bilang kalau ketemu dia?” Laura balik lagi ke Arkana.

Arkana menjawab pelan. “Buat apa gue bilang? Nggak ada yang penting juga.”

Laura ngangkat alis sambil senyum tipis. “Masa sih? Yakin gak ada yang penting?”

Arkana cuma senyum tipis, balik lagi liat menu. “Mau minum apa?” potongnya, males nerusin obrolan itu.

Laura masih manyun, tapi akhirnya nyerah. “Es matcha latte.”

“Gue kopi hitam aja,” sahut Arkana ke pelayan. Selesai. Obrolan tentang Olivia pun berhenti begitu aja, tapi Laura jelas masih kepo.

......................

Di sisi lain, meja Olivia. Stefan lagi nyedot minuman sambil ngeliatin mereka. “Sumpah, Liv. Arka sama Laura masih deket banget ya keliatannya. Dulu pacaran waktu SMA kan? Kayaknya nggak pernah putus ya? Langgeng banget tuh hubungan.”

Olivia pengen ngelempar sedotan ke muka Stefan. “Bisa nggak lo diem aja? Lo bikin gue makin males.”

Nayla ikut ketawa. “Wajar sih. Mereka dari dulu emang keliatan serasi. Gue juga dulu mikir, ‘oh ya udahlah, Olivia fix kalah di sini.’”

Olivia mendengus. “Makasi banget ya, Nay, lo bikin gue makin percaya diri.”

Stefan ngakak. “Santai dong, Liv. Lagian lo kan udah bilang nggak suka lagi sama Arka.”

“IYA. Udah gue bilang, nggak suka lagi. Titik.” Olivia menekankan tiap kata, walaupun hatinya lagi jungkir balik.

Akhirnya, setelah ngerasa cukup jadi bahan ledekan, Olivia buru-buru pamit. “Gue balik duluan. Stefan, lo anterin gue ke asrama ya. Mobil gue lo bawa aja dulu, parkirin di kosan lo. Tapi inget, lo harus jagain. Kalau lecet sedikit aja, kakak gue bisa bunuh gue.”

Stefan pura-pura hormat. “Siap, yang mulia. Mobil lo aman di tangan gue. Gue udah biasa jagain hati cewek-cewek, apalagi cuma mobil.”

“Ewh,” Olivia mual mendengar gombal murahan itu. Nayla ketawa ngakak lagi.

......................

Setengah jam kemudian, Olivia udah berdiri di depan gedung asrama khusus kontestan Icon Campus. Gedungnya cukup modern, ada lobi kecil dengan sofa dan meja resepsionis. Dari luar keliatan kayak hotel murah, tapi dalemnya cukup rapi.

“Lo yakin nih, Liv, bisa survive?” Stefan masih berceloteh pas mereka udah turun dari mobil.

“Ya bisa lah. Gue nggak sendirian juga,” sahut Olivia, meski hatinya deg-degan.

Mereka sempet basa-basi sebentar. Olivia lagi-lagi wanti-wanti, “Inget ya, Fan. Mobil gue jangan dibawa ke tempat aneh-aneh. Kalau sampe ketabrak motor anak teknik yang suka ugal-ugalan itu, gue bisa mati berdiri.”

Stefan ngakak, ngacungin jempol. “Tenang aja. Gue bakal rawat mobil lo kayak anak sendiri.”

Olivia melotot. “Anak sendiri aja lo nggak punya.”

“Ada. Mobil lo sekarang.” Stefan cabut sambil ketawa puas.

Olivia cuma bisa ngedumel, narik koper kecil masuk ke dalam asrama.

......................

Kamar 307.

Begitu Olivia buka pintu, dia langsung disambut suara rame. Ada dua orang di dalem. Jevan, cowok ramah yang kenalan tadi pagi, lagi duduk di ranjang atas sambil ngetik di laptop. Di ranjang atas sebelahnya ada Lea, cewek psikologi yang manis dan supel, lagi buka-buka binder penuh catetan warna-warni.

“Eh, Olivia!” Jevan langsung nyapa dengan senyum lebar. “Pas banget. Kita satu kamar ternyata.”

Olivia ikutan senyum, lega karena dapet teman sekamar yang udah dikenal. “Iya ya. Gue kira ntar random banget.”

Lea ikut nimbrung, nadanya ceria. “Hai Liv! Wah, seneng banget ketemu lagi di sini.”

Olivia naruh koper di pojokan. Matanya ngeliat sekeliling. Kamarnya lumayan besar, tapi dibagi dua bagian. Kanan-kiri, masing-masing ada ranjang tingkat plus meja kecil. Di tengah ada sekat lemari besar, jadi kayak ada privasi sedikit walaupun tetep bisa keliatan.

“Jadi kita cuma bertiga nih?” Olivia nanya sambil buka koper.

Belum sempet dijawab, pintu kamar kebuka lagi.

Seorang cowok masuk.

Olivia otomatis freeze.

Arkana.

Cowok itu narik koper masuk santai, tatapannya biasa aja.

Jevan langsung nyapa. “Bro! Jadi lo yang satu kamar sama kita. Mantap.”

Lea pun tersenyum ramah. “Hai Arka. Wah, kebetulan banget ya.”

Olivia cuma bisa bengong. “Seriusan nih dunia…” batinnya jungkir balik. Dari sekian banyak kamar, kenapa harus sama Arkana?

Arkana naro koper di sisi kiri, tepat sebelah Jevan. Jadi sisi kanan buat Olivia dan Lea, sisi kiri buat Jevan dan Arkana.

Suasana sempet canggung beberapa menit. Lalu mereka ngobrol basa-basi sebentar soal aturan asrama.

“Eh, gue ada kelas siang ini,” Lea tiba-tiba berdiri, ambil tasnya. “Jevan, lo anterin gue ke gedung F, yuk.”

Jevan spontan nutup laptop. “Oke, sekalian gue juga ada urusan.”

Mereka berdua keluar, pintu ketutup.

Dan sekarang…

Tersisa Olivia dan Arkana.

Keheningan langsung nyergap. Olivia pura-pura sibuk buka baju ganti dari koper.

“Kenapa bisa gini sih…” Olivia hampir ngomel sendiri. Tapi akhirnya, karena nggak tahan diem, dia memberanikan diri.

“Hmm… lo… gimana kabarnya, Arka?”

Arkana, yang lagi duduk di ranjang bawah, mendongak. Tatapannya lurus, datar, tapi ada sesuatu di matanya.

“Kita jadinya saling kenal atau enggak?” suaranya tenang, tapi nusuk.

Olivia langsung merasa darahnya naik ke kepala. “Anjir…” gumamnya pelan.

“Kenapa?” Arkana masih dengan ekspresi adem.

“Kenapa sih lo nyebelin banget? Gue udah basa-basi nanya kabar, lo malah ngejek.” Olivia ngedumel, pipinya merah.

Arkana nggak jawab, malah ambil HP dari kantong. Layarnya nyala, ada nama muncul, Laura.

Tanpa mikir, Arkana langsung angkat. “Halo, Laura.”

Olivia yang duduk di ranjang atas cuma bisa melongo. “Ya ampun, bahkan lagi di kamar pun dia langsung nelponan sama Laura. Gila, Liv.”

Tapi suaranya tetep keluar tanpa sadar. “Nyebelin banget sumpah.”

Arkana nggak peduli. Dia lanjut ngobrol di telepon, suaranya rendah, kalem.

Olivia narik selimut, nutupin muka. Hatinya campur aduk—malu, kesel, deg-degan. Dan satu pertanyaan besar makin menghantui,

“Gimana caranya gue bisa survive selama kontes berlangsung dengan tinggal satu kamar sama cowok ini?”

1
Sara la pulga
Gemesinnya minta ampun!
Nụ cười nhạt nhòa
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
°·`.Elliot.'·°
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!