NovelToon NovelToon
My Lovely MUA

My Lovely MUA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Kaya Raya
Popularitas:83.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sage Green92

Briana Micella mendadak menjadi seorang MUA (Make Up Artist) idola para model, artis maupun istri pejabat di negaranya. Bukan tanpa alasan Briana menjadi idola, sebelumnya dia terpaksa menggantikan ibunya yang juga berprofesi sebagai MUA senior profesional yang sedang sakit. Banyak sekali kejutan-kejutan menghampiri Briana di saat dia sedang melakukan tugasnya. Termasuk mendapat seorang klien model terkenal, mirisnya model itu adalah calon istri dari masa lalunya yang belum usai; Nevan Xaquil, mantan kekasih Briana saat duduk di bangku SMA.
Akankah Briana goyah kembali setelah Nevan datang kembali di kehidupannya ? Sanggupkah Briana bekerja secara profesional jika selalu berhubungan dengan masa lalunya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sage Green92, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19.

Briana tak berhenti menatap bayangan Nevan yang memantul di pintu kaca. Ia pun lalu membuang muka ke samping. Nevan keluar dan menyentuh telapak tangan Briana yang menggantung bebas ke bawah. Sekilas ia genggam, lalu dengan sedikit hentakkan Briana menepis tangan Nevan.

Aisha menghela nafasnya dalam-dalam. Baru saja bibirnya berucap tentang Briana. Gadis itu nyatanya sudah berdiri di depan pintu.

“Lo ngapain kesini ?!” tanya Briana dingin.

“Gue mau minta maaf.”

Briana berdecak lalu memandang Nevan menggunakan kacamata tebalnya. “Gue udah maafin lo dari dulu jauh sebelum lo bertingkah!”

“Gue nyesel, i need you right now, Bri,” ucap Nevan memelas.

Briana tertawa kecil sambil menunduk. “Lo pergi, atau gue panggilin istri lo kesini. Inget, Van lo udah married, nggak ada sangkut pautnya lo sama gue lagi. Permisi.”

Briana menyenggol lengan kekar Nevan sampai Nevan sedikit oleng ke samping. Walaupun kecil, tetapi tenaga Briana lumayan kuat. Senyuman kecil Nevan terangkat saat mengetahui fakta jika Briana belum tahu atas batalnya rencana pernikahannya dengan Isyana.

“Lo pikir lo bakalan bisa lari dari gue ?” gumam Nevan melenggang berjalan masuk ke dalam mobilnya.

Di dalam kantor MUA-nya, Aisha bersedekap menatap wajah putrinya yang nampak lelah. “Gimana kerja pertamanya ?”

Briana menggeleng. Hari ini, Briana belum sempat memegang wajah orang di William Entertainment. Dikarenakan ada sesuatu hal, Briana malah pergi ke toko buku. Dan akhirnya, dia pulang lebih awal.

“Kok bisa sih hari pertama kerja malah bolos! Katanya kamu bakalan semangat ?”

Briana mengangkat kelima jarinya ke udara. “Briana udah ijin ke Sir Christian jika harus kontrol dulu ke rumah sakit.”

“Dan kamu malah asyik ke toko buku trus lanjut pulang, gitu, iya ?” tanya Aisha kesal setengah mati. Mengapa hari ini dia terlihat begitu banyak bicara.

Briana duduk bersandar di kursi kerjanya. Memakan sebuah cemilan yang ia beli di mini market tadi. Tiba-tiba Elsa muncul dari pintu belakang. Membawa nampan berisi cemilan, dan tiga gelas berisi es sirup.

“Loh, kok Om gantengnya sudah nggak ada, Nyonya ?” tanya Elsa mengedarkan seluruh pandangannya ke sudut kantor. Kedua tangannya terlihat bergetar membawa beban di atas nampan berwarna hijau bermotif daun itu.

Briana tertawa kencang sambil menepuk keningnya gemas. “Orangnya udah pergi, gue usir. Sini, buat gue aja sirupnya!”

Elsa merendahkan tubuhnya, tangan Briana dengan cepat menyambar es sirup itu ia teguk sekali sampai tersisa setengah.

“Kamu tidur ya di dapur ?” kata Aisha menimpali.

Elsa kembali cengengesan. “Oh itu, tadi sekalian Elsa goreng krupuk, Nyonya. Makanya lama.”

Briana dan Aisha saling beradu tatap. Lihat! Betapa polosnya Elsa ini. Mereka lalu tertawa kencang. Menertawakan keabsurd-an Elsa.

...----------------...

Langkah Briana semangat 45 pago hari ini. Dia sudah siap bekerja. Dia berpamitan kepada Aisha dan Steven. Mengucapkan salam dan menunggu ojolnya di depan pagar. Hari ini dia memakai sepatu sneakers, celana jeans, dan kaos yang diluarnya dipakaikan outer warna cream.

Jarak kantor dan rumahnya lumayan dekat. Hanya sekitar 15 menit, itupun kalo tidak macet.

Di satu sisi, Nevan menyugar rambutnya menggunakan ke lima jarinya. Masih basah, karena dia baru saja selesai mandi. Hari ini, pekerjaannya sangat menumpuk, bertemu calon klien yang kasusnya lumayan berat. Dia menghela nafas panjang ketika mendengar suara teriakan lantang dari bawah lantai.

“Dimana anak brengsek itu, Mecca!” suara Valerio Xaquil—ayah Nevan— memekikkan telinga Mecca sekaligus Nevan. Saat menggantikan papanya menjadi pemimpin firma hukumnya, Valerio masih berada di luar kota karena firma hukumnya akan memperluas cabang kantornya. Saat dikabari pernikahan putranya batal, Valerio tak bisa langsung pulang begitu saja. Dia lebih memilih untuk menenangkan otaknya yang panas di luar kota lebih dulu. Baru saat emosinya dirasa tenang, dia memutuskan untuk kembali pulang.

Dadanya naik turun karena emosinya memuncak kembali. Matanya seperti hampir lepas dari tempatnya. Langkah kakinya dipercepat hingga dia membuka pintu kamar Nevan dengan kasar.

Brak!

“Dasar anak tak tahu diuntung!”

Bug! Bug! Bug!

Tiga pukulan melayang di wajah Nevan. Mecca langsung melerai dan berteriak histeris saat Valerio mengamuk membabi buta menghajar Nevan. “Nevan, kamu benar-benar bikin malu Keluarga Xaquil!”

Ditendangnya lengan dan tubuh Nevan tanpa ampun. Tangan Nevan mencoba menghalau tendangan papanya yang tak henti-henti. “Cukup, Valerio sudah!”

Beberapa penjagapun lalu berhambur menahan tubuh Valerio yang masih saja ingin menghajar Nevan. Mecca merengkuh Nevan yang sudah babak belur.

“Bela saja dia terus, Mecca!” sahut Valerio dadanya naik turun saking emosinya. Tubuhnya masih tertahan di rengkuhan keempat penjaganya.

Nevan mengusap pipi dan juga bibirnya yang lebam, penuh darah. Kepalanya terasa berdenyut nyeri, badannya remuk redam. Terasa tulang-tulangnya hampir mau patah saat itu juga. Seraya dia berdiri meraih kunci mobil dan hoodie hitamnya keluar dan mendengus kasar. Melewati Valerio yang masih menyumpah-serapahi Nevan yang berlalu tanpa sepatah kata terucap dari mulutnya.

Dia berlari kecil menuruni tangga menuju ke garasi tempat mobilnya terparkir. Dia menghantam setir dan meraup wajah lebamnya dengan kasar. Segila itukah dia sampai seperti ini ?

Dia membelah jalanan tanpa tujuan. Menyetir dengan tatapan kosong. “You made me crazy, Briana.” suara lemah Nevan lirih mengacak rambutnya frustasi. Tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia mengarahkan mobilnya ke rumah Briana.

Sesampainya disana, didapati rumah Briana nampak sepi. Nevan mengamati dari dalam mobilnya. Masih pagi, pukul 08.00. Seseorang kemudian datang, menaiki motor dan masuk ke garasi mobil rumah Briana. Gadis itu melepas helm yang ia kenakan. Dan merogoh sesuatu di dalam tasnya. Setelah apa yang ia dapatkan ditemukan, gadis itu lalu melangkah ke depan. Membuka pintu kantor.

Grep!

Tangan Elsa mendadak di tahan oleh tangan kekar Nevan. Elsa lalu menengadah kaget, matanya mengerjap kuat saat melihat wajah tampan Nevan penuh luka dan lebam.

“Astagfirullahhaladzim,” pekik Elsa sedikit kencang.

Nevan lalu mengedikkan dagunya, dan menyuruh Elsa masuk ke dalam kantor. Nevan lalu berdiri di depan meja tempat Elsa bekerja. Mata Elsa dan bulu kuduknya bergedik ngeri saat memandangi wajah Nevan babak belur. Terbengong-bengong tak paham.

“Apa Om mau minum ? Saya ambilkan.”

Nevan mendengus kesal. “Nggak perlu, gue mau tanya Briana ada ?”

Tenggorokan Elsa langsung tercekat. Matanya membulat. “A-anu, itu Kak Briana kan kerja. Udah nggak disini, eh maksud saya rumahnya tetap disini.”

Nevan menyipit mendekat ke Elsa. Buru-buru Elsa menjauhkan wajahnya ke belakang. Takut, saat melihat wajah Nevan yang mengerikan. “Lo bilang gue, kerjanya dimana ?!”

Pupil mata Nevan yang biasanya teduh, kini menggelap menahan rasa sakit fisik dan juga psikisnya.

“Se-sebentar saya inget-inget dulu ya, Om.”

Tangan Elsa mendadak gemetaran, ia meraih benda pipih dari saku celananya. Matanya kemudian beradu mengawasi mata Nevan yang melotot tajam. Hingga Elsa menelan ludahnya dalam-dalam.

“Kalo nggak salah namanya William-william gitu, Om. Elsa juga agak lupa.”

Jawab Elsa menyengir menggaruk kepalanya.

“Maksudmu William Entertainment ?”

“Ah! Betul itu namanya.”

Jari tangan Elsa membentuk sebuah pistol yang mengarah ke depan wajah Nevan.

“Baiklah, terimakasih. Gue permisi dulu.”

Berlari kecil Nevan membuka pintu dan langsung menginjal pedal gas menuju William Entertainment.

Terbangun dari lamunannya, Elsa mengetuk keningnya sendiri. “Aku ntar dimarahin Kak Briana nggak ya ?”

1
Lies Atikah
ah cangkeul thor kapan bersamanya
Lies Atikah
jangan lembek bri melawan lah
Imam Kambali S. Ped
yup cepat lanjut
Lies Atikah
yang tegas atuh Bri sama Nepan kok mau aja dileceh kan udah gak punya harga diri yah s nevan ingat si nevan udah tunangan coba buka hati sama Reno kalau ga bisa berteman aja buat si natan cemburu jangan jadi lembek
Imam Kambali S. Ped
tenang dibawa nevan
Herlina
Luar biasa
Surati
bagus
Fidia K.R ✨
Aku udah mampir di ceritanya ka thor yaa😉 Overalls aku suka jalan cerita nya👍🏻
💞N⃟ʲᵃᵃ࿐yENni💖
maaf kak baru mampir, awal cerita yg luar biasa semoga seterusnya ceweknya gak melow jgn mau ditindas trs sm cwok 👍👍👍😍😍😍😍😍
վմղíα | HV💕
nyimak thor mampir juga keceritaku
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
Jangan lupa baca karya terbaru Author dengan judul Cinta Yang Lain ya... 🥰
©h♦©♦
Otw ikut kak!
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
kak ak mampir ya
tina yusuf
akur ceritanya bagus ,suka
tina yusuf
briana jangan mau di perlakukan begitu putusin aja
Widya Tutik
keren
🌕🌊🍁🪷
jangan lupa minta daddy nevan belikan pabriknya sekalian boy
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐: Pabrik thomas and friends 😅😅
total 1 replies
𝕾𝖆𝖌𝖊🄶𝖗𝖊𝖊𝖓92࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
Hi kak Elna, akan ada extra chapter dan next ada kejutan lagi..

Jangan lupa subscribe supaya kalau aku update bisa kelihatan di kakak. ☺😘
Elna Nur
ini serius end thor🥺
𝕻𝖔𝖈𝖎𝕻𝖆𝖓
judulnya kok gda kak?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!