Istri Untuk Tuan Simon

Wajah Simon mengatakan segalanya bahwa dia salah tingkah sekarang.

Ini untuk kali pertamanya bagi Simon merasakan hal hal aneh setelah semakin dekat dengan Laura. Mulutnya memang ketus tetapi jiwa murninya yang penuh perhatian pada orang lain tidak pernah berubah ketika dia mulai dekat dengan orang lain.

Anehnya, dia dan Laura baru dekat beberapa hari tetapi dia sudah bisa merasakan berbagai hal sekaligus saat bersama istrinya.

Simon kembali ke tempat duduknya dengan wajah malu, dia mengusap wajahnya dengan kasar lalu memalingkan perhatiannya ke arah lain,” ekhmmm... aku tidak khawatir, apa untungnya juga bagiku mengkhawatirkan rubah licik seperti dirimu?” ketus Simon.

“ mana mungkin aku mau peduli pada perempuan aneh sepertimu, jangan terlalu percaya diri Laura, duduk yang benar atau kau akan jatuh lagi, jika sampai terjadi aku tidak akan tanggung jawab,” celoteh Simon sambil mengutak atik ponselnya padahal dia hanya mengusap usap layarnya tanpa membuka aplikasi apa pun hanya untuk menghilangkan rasa gugupnya.

Laura tertawa kecil, dia melirik Simon sambil tersenyum dengan semburat merah di pipinya.

Kedua netranya lalu terarah pada Dani dan Hendry yang juga tertawa dengan kelakuan Simon.

“ Anda hebat nyonya,” batin mereka berdua sambil menunjukkan jari jempol mereka pada Laura.

“ Nyonya, kita belum berkenalan bukan?” celetuk gadis itu sambil berbalik dan menatap Laura.

Laura membalas tatapan Dani, dia tersenyum lembut . Sangat manis dan cantik engan wajahnya yang natural tanpa make up .

Deg deg..

Dani malah tertegun melihat kecantikan istri bosnya. Bahkan yang seorang perempuan pun sampai di buat termangu dengan kecantikan harta nasional yang selama ini terkubur dan terpendam di dalam rumah Raymond.

Kupu kupu malang yang kehilangan cahayanya karena kelakuan bejat tuan Raymond dan keluarganya .

Dani jelas terpesona dengan kecantikan Laura,” Kau sangat cantik...” ucap Dani spontan dengan kedua matanya yang terus menatap Laura.

Laura tersenyum lembut, "aku Laura, jangan panggil Nyonya aku tidak setua itu, berapa usiamu?” tanya laura dengan lembut.

“ Emmm 22 tahun,” jawab Dani dengan penuh semangat sambil menatap Laura dengan penuh semangat.

“ Kalau begitu panggil kakak saja Dani,” ucap laura .

Deg deg deg...

“ kakak? Bo.. boleh kah? Tuan Simon.. bolehkah? Bolehkah? Bolehkah?” Dani tampak sangat bersemangat, dia sampai mendesak Simon untuk segera menjawab.

Simon menatap jengah pada Dani yang memang mendapat sebutan adik kecil di organisasi Aryn dia yang termuda dan paling sadis di antara orang orang di organisasi itu.

“ Terserah, kan dia sudah bilang, pakai telingamu Dani.” Ketus Simon yang sudah berhasil mengendalikan perasaannya yang acak acakan karena Laura.

Dani terlihat begitu senang , gadis itu berteriak kegirangan.

“ Yeayyyyyy akhirnya aku ada kakak perempuan hahahah yesshhh ini akan menyenangkan!" seru Dani sambil mengangkat kedua tangannya ke atas dan tertawa bahagia.

Dani punya kisah hidup yang menyedihkan. Tetapi berkat Simon dan organisasi yang dia bentuk, Dani memiliki orang orang yang bisa dia andalkan , orang yang tidak akan meninggalkan atau menghina gadis tersebut.

Laura menatap Dani sambil tertawa kecil.

Menurutnya Dani itu gadis yang menggemaskan, tapi belum tahu saja dia bagaimana beringasnya Dani saat menghajar semua orang yang berlaku tidak sesuai dengan keinginannya, mereka bisa mati bahkan sebelum di sentuh oleh Dani.

“ Bos, kalau begini aku boleh terus dekat kak Laura kan? “ tanya Dani penuh harap.

Pengalaman perdana punya kakak perempuan setelah sekian lama hidup di antara para pria dan prajurit yang tak membedakan gender.

Simon mengangguk meski tak menatap, dia masih mendengarkan pembicaraan mereka.

Dani sangat bahagia begitupun dnegan Laura.

Setelah bertemu dengan Simon dia punya banyak teman, bahkan berdebat dengan Sadrakh seperti pagi tadi adalah hal yang tak pernah terbayangkan oleh Laura seumur hidupnya.

Semuanya adalah hal pertama yang sangat dia ingin rasakan sejak dulu.

Itu sebabnya Laura yang terlalu bersemangat sampai menghadiahi Simon sebuah kecupan terimakasih yang spontan.

Dani terlihat sangat gembira, bahkan Hendry dan Simon yang jarang melihat gadis kecil itu tertawa bahagia seperti saat ini sampai terheran melihat Dani.

Sepertinya kehadiran Laura mengubah sifat semua orang yang ada di sekitarnya secara perlahan-lahan. Aura positif yang disebarkan Laura berhasil membuat hati setiap orang yang melihat dan berbicara dengan dirinya perlahan berubah.

Hal yang paling terlihat adalah pada Simon, Sadrakh dan Dani yang terlihat berbeda sejak kehadiran Laura.

“ Laura memiliki aura yang bagus, tidak kusangka tuan Simon bisa kembali ke dirinya yang dulu karena perempuan ini,”batin Hendry .

Perjalanan mereka dihiasi dengan celoteh menyenangkan dari Dani yang terlihat bersemangat.

Pada titik ini dia terlihat seperti adik kecil yang ingin di manja, bukan ketua penyusun siasat tim Aryn yang ditakuti oleh banyak perusahaan ketika tim itu sudah bergerak.

Perjalanan mereka memakan waktu yang cukup panjang untuk sampai ke kediaman keluarga Kent. Rumah di mana Simon lahir dan tumbuh besar sampai akhirnya dia memilih tinggal mengasingkan diri setelah kedua orangtuanya meninggal.

Hingga akhirnya perjalanan panjang itu berakhir ketika rombongan mereka memasuki area kediaman keluarga Kent. Sebuah rumah besar dan luas yang hanya di tempati oleh para pengurus rumah.

Simon jarang ke rumah itu setelah kakeknya meninggal. Dia membiarkan rumah dikelola oleh Hendry dan diatur oleh kepala pelayan yang bertugas menjaga rumah itu dengan benar.

Hanya saja kondisi di rumah ini berbeda, orang orang di dalam sana tahu kalau Simon adalah pria lumpuh dan bisu, berbeda dengan mansion Mignolet yang merupakan milik pribadi Simon.

Masuk kembali ke kediaman Kent, berarti Simon memiliki dua pilihan, antara menunjukkan dirinya yang tak cacat atau kembali berpura pura cacat.

Hendry dan seluruh kru tidak ada yang keluar sebelu tuan mereka keluar. Mereka jelas tahu penyamaran Simon, semuanya menunggu reaksi pria itu.

“ Tuan, kita sudah tiba di rumah besar, apa yang akan Anda lakukan?” tanya Hendry.

Simon masih diam, dia menatap ke arah rumah besar nan mewah tetapi masih menyimpan misteri bagi dirinya. Ada sesuatu yang mencurigakan dengan rumah itu sejak kematian kedua orangtuanya. Tetapi sampai saat ini dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Laura menatap rumah besar itu, dia memicingkan matanya sambil mengamati tempat itu. Halaman yang luas dan bangunan yang besar dan luas ini pasti dihuni setidaknya oleh 20 pelayan sekaligus untuk perawatannya.

Bahkan rumah itu lebih besar dari rumah milik keluarga Raymond.

Laura menatapnya tapi rasanya aura rumah itu tak seindah ekspektasinya, suasana dan orang orang yang berdiri di sekitar rumah itu , tatapan pelayan dan penjaga sangat kelam dan mencekam, seolah ada kekuatan lain yang mengatur rumah itu.

“ Rumah ini aneh,” ucap Laura tiba-tiba.

“ Berbeda dengan mansion tadi, meski banyak jebakan di depannya, setidaknya auranya tidak segelap dan sesuram rumah ini. Seperti ada musuh yang sedang mengintai, orang orang itu tatapannya aneh, “ ucap Laura yang keceplosan isi pikirannya.

Ketiga orang di dalam mobil itu di buat terbelalak dengan ucapan Laura yang begitu mengejutkan, Mereka pikir Laura tidak tahu. Bagaimana bisa Laura menyadari jebakan di dekat mansion dan juga aura gelap di rumah keluarga Kent.

“ Laura? Apa yang kau katakan?” Simon menarik tangan perempuan itu dan menatapnya terkejut.

“ Ehh... ti... tidak.. tidak aku hanya mengada ada seja, maaf tuan maaf, tidak akan kulakukan lagi,” ucap Laura sambil menutup mulutnya dnegan kedua tangan.

“ Aduhhh Laura bodoh, kenapa keceplosan sih?”

“ Siapa sebenarnya kak Laura ini?”

“ Laura, kau juga merasakannya? Bagaimana bisa?”

.

.

.

Like, vote dan komen