NovelToon NovelToon
Mendadak Nikah

Mendadak Nikah

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintapertama / Patahhati / Perjodohan / Nikahmuda / Nikahkontrak / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Tamat
Popularitas:875.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Dara Kirana

Berniat memasang alat penangkap ikan, Zena malah menemukan sesosok pria yang pingsan di tepi sungai, lantas ia dan neneknya menolong pemuda tersebut.

Suatu hari pria yang bernama Satya itu ingin membalas kebaikan orang yang telah menyelamatkannya, namun siapa sangka yang dilakukannya malah berujung petaka.
Membawa pada sebuah kesalahpahaman yang mengharuskan Zena dan Satya menikah hari itu juga.

Setelah pernikahan, Satya memperlakukan Zena dengan sangat baik hingga hal itu perlahan membuat sang istri jatuh cinta.

Namun suatu kebenaran membuat Zena harus menelan pil pahit, karena Satya ternyata sudah punya kekasih.

Bagaimana kisah selanjutnya?

Apakah perasaan Zena akan terbalas? atau dia hanya menjadi peran antagonis di kisah cinta suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dara Kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Membantu mama

Jantung Zena berdebar kencang, padahal sebelumya ia tak pernah begitu meski sering berdekatan dengan Satya.

Namun kali ini berbeda, rasanya sangat menyiksa.

Zena mendorong tubuh Satya lalu berlari masuk ke dalam.

"Hei mau kemana? Belum selesai!" Namun istrinya sudah menghilang dari pandangan.

Gadis itu masuk ke dalam kamar mandi lalu menguncinya, ia bersandar di pintu seraya memegangi jantung yang masih berdegup kencang.

"Ada apa denganku? Mengapa jadi begini" Menyenderkan kepala pada daun pintu sembari memejamkan mata.

Zena berjalan menuju washtafel lalu mencuci wajah, dipandanginya bayangan dirinya dalam cermin. "Tidak Zena." Menggelengkan kepala.

Setelah dirinya lebih tenang, jantung tak lagi kacau Zena melangkah ke luar kamar mandi.

Saat membuka pintu, terlihat Satya sedang duduk di sofa berwarna cokelat sambil memainkan handphone.

"Kenapa tadi?" tanya Satya yang menyadari kehadiran Zena namun mata tetap fokus pada benda pipih di tangannya.

"Em... anu kebelet, panggilan alam. " Zena beralasan, mendaratkan bokong di atas kasur empuk.

"Ya sudah aku tidur dulu ya Bang, ngantuk  hoammm." Pamit Zena sembari pura pura menguap.

"Ya, tidurlah." sahut Satya singkat tanpa menoleh.

"Oh ya, Abang lihat wajahmu glowing sekali malam ini, di ajak mama kemana tadi?" kata Satya masih dengan kegiatannya.

Mendengar ucapan Satya, mata Zena yang sudah terpejam langsung terbuka kembali. "Menemani Mama arisan tapi sebelum itu ke salon dulu," ujar Zena sambil duduk.

"Oh pantas saja, biasanya wajahnmu banyak komedo juga kusam." Melihat ke arah Zena.

"Perawatan dimana?" tanya Satya lagi, yang sebenarnya ingin menggoda Zena, mengingat  kelakuan gadis itu sering membuatnya tertawa meskipun kadang kadang menyebalkan & membuatnya sengsara.

"Glow in the dark salon!" jawab Zena asal karena lupa nama salon yang di singgahi tadi, lalu kembali merebahkan diri kemudian memejamkan mata sembari merapatkan selimut.

"Ada ada saja!" gumamnya seraya menggelengkan kepala, lalu terkekeh.

"Oh, jadi kalau siang kembali jelek begitu?"

"Ih menyebalkan sekali! Bodoh ah pura pura tidak mendengar saja." ucap Zena dalam hati, tanpa membuka mata.

Yang tadi pura pura mengantuk sekarang dirinya malah ngantuk sungguhan, tak butuh lama Zena sudah masuk ke alam mimpi. Terlebih betisnya masih pegal karena memakai high heels hampir seharian ini.

*****

"Bang, bangun Bang! " Zena menggoyangkan badan Satya yang masih terlelap.

"Hem." Satya merubah posisi memunggungi Zena.

"Ih kebo!" ucap hatinya.

"sudah subuh lho, shalat," ujar Zena, dari masjid sayup sayup sudah terdengar suara orang mengaji yang menandakan sebentar lagi Adzan subuh berkumandang.

"Bang ayo bangun!" Masih menggoyangkan badan Satya.

"Lima belas menit lagi." Sambil memejamkan mata.

"Lima belas menit lagi? Huh sekalian satu jam lagi." teriak hati Zena geram sambil memikirkan ide agar Satya segera bangun.

Zena berjalan mondar mandir di samping tempat tidur, tak lama kemudian ia mendapatkan ide cemerlang di otaknya.

Wanita muda itu menyeringai jahat sembari tertawa iblis dalam hati, sudut bibirnya tertarik menahan agar tak kelepasan.

"Saatnya beraksi!" bisik hati Zena seraya memandang Satya yang terbungkus selimut.

"Maling! maling! Ada maling! tolong!" teriak Zena kencang tepat di telinga suaminya.

Satya segera terbangun mendengar teriakan istrinya, reflek segera turun dari tempat tidur dengan cara melompat "Mana malingnya!" Mata Satya celingukan, dirinya belum sadar sepenuhnya, energi belum semua terkumpul sehingga ia agak oleng.

"BUAHAHAHA!" Zena tertawa sambil memukul mukul meja rias melihat suaminya kelimpungan.

Satya menurunkan tangannya. "Dasar iseng!"

"Makanya Bang kalo tidur jangan kebo!"

Tanpa memperdulikan ucapan Zena, Satya segera melenggang ke kamar mandi.

"Eh... Bang tunggu dulu!" Zena mencegah dengan gerakan tangannya, namun Satya begitu cepat masuk ke dalam kamar mandi.

"Ish! Aku saja dulu kenapa? huh aku kan tidak tau dimana letak airnya." gumamnya.

"Badanku lengket sudah dua hari tidak mandi, untung ada parfum yang menyelamatkan!"

Zena kembali tertawa mengingat reaksi Satya ketika bangun tadi, namun kali ini tidak bersuara.

Lima belas menit kemudian Satya sudah keluar dari kamar mandi dengan pakaian lengkap, pemuda itu langsung menggelar sajadah.

"Kau tidak Shalat?" tanya Satya memperhatikan Zena yang masih diam duduk di atas tempat tidur.

"Mandi dulu."

"Jadi dari tadi kamu belum mandi? Terus kenapa bangunin Abang?"

Zena menyayangi kuda, memperlihatkan barisan giginya. "Aku... Aku... Tidak tau dimana airnya?" ujar Zena terbata sekaligus malu.

"Ha? terus kemarin kemarin bagaimana?"

"Tidak mandi, cuma cuci muka saja." jawab Zena jujur, dia sangat malu lalu menenggelamkan wajahnya di bantal.

"Astaghfirullah Zen." hanya itu yang keluar dari mulut Satya sembari menggelengkan kepala.

Tanpa basa basi lagi Satya kemudian melenggang ke kamar mandi diikuti oleh Zena dan memberitahukan bagaimana cara menyalakan Shower.

Zena mengangguk paham "ternyata sangat mudah," bisik hati Zena.

"Mau Abang mandiin sekalian?" goda Satya menaik turunkan alisnya.

"Ish apa sih Bang, sana keluar!" Wajah Zena memerah karena malu sambil mendorong badan Satya keluar.

"Nanti kamu tidak tahu caranya mandi." Tambah Satya sambil tersenyum jahil.

"Apa sih Bang aneh!" Zena langsung menutup pintu kamar mandi "Bukk!"

"Pelan pelan Zen, rusak pintuku!" ujar Satya sedikit kencang agar istrinya mendengar.

Satya tersenyum mengingat tingkah Zena, ia duduk di atas sajadah menunggu Adzan berkumandang.

*****

Selesai shalat subuh Zena turun ke dapur, semalam sudah janjian sama mama Alisha mau bikin sarapan bareng sekalian beliau mengenalkan menu menu kesukaan Satya.

"Pagi Ma... " sapa Zena ramah.

"Pagi. " sahut mama tanpa menoleh, ia sibuk berkutat dengan bahan makanan.

Tentu mama tak sendiri di sana juga ada bi Nila dan Bi Nani si pelayan baru yang mengerjakan yang lain.

"Pagi Bi." sapa Zena pada Bibi.

"Pagi juga Non." sahut bibi.

Zena segera membantu mama.

Semua sudah selesai di bersihkan dan si siapkan tinggal waktu pemasakan saja.

"Zen, kamu goreng ini ya? Bisa goreng kan?" tanya mama.

"Bisa dong ma, di kampung Zena hampir setiap hari masak," sahut Zena.

"Bagus!"

Zena mengambil sebuah wajah lalu menaruhnya di atas kompor, lalu ia mencari minyak goreng namun yang di cari tidak terlihat.

"Ma." panggil Zena dengan mata masih menelusuri setiap sudut dapur.

"Iya." jawab mama singkat.

"Minyak gorengnya mana?"

Mama lantas melihat ke tempat biasanya minyak berada namun kali ini tak ada. Apa habis pikir mama Alisha.

"Bi... " Panggil Mama.

Bi Nila dan bi Nani segera mendekat. "Ada apa Nya?" ucap bi Nila, sementara temannya hanya tertunduk.

"Minyak goreng habis?"

"Maaf Nya, saya lupa beli kemarin." Bi Nila menyesal.

Mama Alisha menghela napas. "Ya sudah, tidak apa apa nanti beli," tukas mama sembari memberikan isyarat tangan menyuruh mereka pergi.

"Jadi bagaimana Ma?"

Mama Alisha tersenyum memandang menantunya "Tidak apa, kita gunakan air frayer saja."

Mama membawa makanan yang hendak di goreng tadi menuju air frayer berada.

"Bisa Ma goreng tanpa minyak?" Zena heran.

"Bisa, air frayer ini memang khusus goreng tanpa minyak." Memasukkan satu persatu makanan ke dalam air frayer.

"Oh, apa saja yang bisa di masak dengan ini?" tanya Zena lagi, dirinya sudah seperti balita yang baru bisa bicara saja. Banyak bertanya pikir gadis itu.

"Tempe, ayam, ikan, gorengan dan banyak lagi, pokoknya semua bisa" Mama mengeluarkan makanan yang sudah matang lalu memasukkan yang masih mentah.

"Selamat pagi Mama... " sapa Syifa yang ikut turun ke dapur.

"Lagi buat apa Ma?" Mendekati mama dan kakak iparnya.

"Oh ngajarin mba Zen masak." Tambahnya Mengangguk angguk.

"Ini mba Zen, air frayer ini sangat praktis juga bisa menghemat pengeluaran minyak, semua bisa dimasak di sini tanpa perlu minyak sedikitpun." Jelas Syifa.

Setelah menjelaskan pada kakak iparnya, Syifa melangkah menuju meja makan lalu menuangkan segelas air untuk minum.

"Bener bener praktis, tidak perlu pusing bikin yang di goreng goreng kalau mendadak tidak ada minyak seperti tadi."

"Bikin nasi goreng bisa Ma?"

KRIK KRIK KRIK

Pertanyaan yang meluncur dari mulut Zena membuat suasana hening sejenak, padahal gadis itu sebenarnya sedang bercanda namun semua orang yang ada di sana menganggapnya serius.

Bi Nila dan bi Nani yang tak jauh dari situ yang juga mendengar pertanyaan Zena, mereka saling beradu pandang sembari menahan tawa. "Pftttt"

Semetara Syifa yang sedang minum jadi tersedak mendengar kalimat menggelikan yang Zena ucapkan.

"UHUK UHUK UHUK"

Setelah itu Syifa tertawa sendiri tanpa suara sembari memegangi perutnya yang terasa keram.

Berbeda dengan mama, beliau hanya melongo. ingin tertawa juga tapi lebih memilih menahannya dalam hati takut menyinggung perasaan sang menantu.

"Nasi goreng tidak bisa Zen."

"Oh iya Ma." Zena nyengir kuda seraya menggaruk kepala yang tidak gatal karena merasa tak enak sudah menanyakan hal bodoh.

Bersambung....

1
Apriana Suci
Luar biasa
H
😂😂🤣🤣🤣
H
😂😂😂
gorgeous virgo
🤣🤣🤣🤣🤣
gorgeous virgo
gile, nenek mau membunuh Satya ini namanya 🤣🤣🤣🤣
gorgeous virgo
koit si Satya makan jengkol Mulu 🤣🤣
gorgeous virgo
🤣🤣🤣🤣
范妮
wkwkwkkww......
ada" ajah...
Ida
rasain tuh,,,
Pety Rikfy
mampus zena lemah.lemot bodo pon
kavena ayunda
kok sad.ending knp g nikah ma dion aja pasti seru
kavena ayunda
bangsattt emang dia gk nyadar.salahnya apa.tukang selingkuh
Avrilia Budiman
zena zena jdi greget aq sama kamu😬😬
Avrilia Budiman
ahay ahay udah ada tanda2 nih satya🤭
Lilis Ilham
lanjutkan thor
Lilis Ilham
semangat thor gercep
Saljuniza
walaupun ceritanya sedih😭😭😭diterakhir tpi ceritanya👍👍👍
Elya Rosalina
ceritanya bagus, walaupun sad ending, sampai aq mewek
Rari
Bagus walau agak bertele tele
maling duit
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!