Mutia, Gadis Manis itu merasa Tuhan begitu menyayanginya, selain sang mama, kini ia juga di hadapkan dengan seorang Om-om mesum yang tidak lain adalah bosnya sendiri. Kedua orang tersebut bagaikan bayangan diri sendirinya, apapun yang ia lakukan pasti tidak pernah terlepaa dari pantauan mereka.
Namun semua berubah saat ia bertemu dengan Raga, pegawai baru yang tidak diragukan lagi ketampanannya.
Lantas bagaimana kisah Mutia selanjutnya? Akankah si Bos membiarkan ia dekat dengan lelaki lain?
Akan ada banyak kejahilan serta kisah seru lainnya, jangan ketinggalan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erin FY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
"Bapak, lepasin! Aku bisa jalan sendiri, gak perlu tarik-tarik!" protes Mutia dengan mencoba menarik tangannya dari genggaman Denis.
"Aku cuma mau mastiin kamu gak salah jalan."
"Salah jalan gimana? jalan ke parkiran cuma satu, jadi gak mungkin nyasar," protes Mutia lagi.
"Salah jalan ke hati yang lain. Aku mau pastiin, kamanapun kamu pergi nanti, cuma aku tempatmu pulang," ucap Denis sembari membukakan pintu mobil untuk Mutia.
Sejenak, tatapan mereka saling mengunci. Kata-kata Denis membuat Mutia salah tingkah, lelaki itu selalu bisa membuat Mutia tak berkutik dengan gombalan-gombalan recehnya.
"Kenapa lihatin gitu? sudah naksir?" tanya Denis yang membuat Mutia gelapan.
"Dasar ke PDan!" bantah Mutia sembari masuk ke dalam mobil. Denis hanya terkekeh mendengar omelan Mutia.
"Aku serius dengan ucapanku yang tadi, Mbak Mut. Jadikan aku tempatmu kembali." Tanpa menatap Mutia, Denis mengucapkan kata itu lagi, sebelum akhirnya dia menjalankan mobilnya.
Mutia bisa merasakan betul ketulusan yang Denis ucapkan, hanya saja entah kenapa dia belum jatuh cinta kepada lelaki itu. Mutia takut, perasaan Denis kepadanya justru akan menyakitinya sendiri, akankah ada cinta yang tumbuh untuk Denis dari Mutia? Sungguh Mutia sendiri pun tak yakin.
Mobil memasuki parkiran Mall, Mutia membuka pintu mobil sendiri dan berlalu dari sana, dia tak ingin ada karyawan yang melihatnya pergi bersama Denis.
"Mutia, Istirahat di mana tadi? Kok gak kelihatan?" tanya Rani saat melihat memasuki gudang.
"Tadi ke kedai punya teman, Mbak. Sudah lama gak main ke sana," jelas Mutia yang membuat Rani manggut-manggut.
"Eh, kamu sudah ketemu karyawan baru yang bernama Arga? ganteng, ya?" tanya Rani yang mendapat senyuman dari Mutia.
"Tadi sudah sempet ngobrol sih, Mbak. Anaknya nyenengin."
"Hmm ... udah nyolong start ternyata. Tapi oke sih, sapa tau kalian cocok."
"Ish, Mbak Rani apaan sih. Baru juga kenal sehari, main cocok-cocok aja."
"Lah sapa tau, kecuali kalau hati kamu sudah di curi sama Pak Denis sih," ledek Rani yang membuat Mutia langaung tersedak.
"Astaga, Mbak. yang bener saja, masa sama om-om?"
"Hari gini om-om lebih menantang, Mut," ucap Rani sembari tertawa yang membuat Mutia geleng-geleng kepala.
"Buat Mbak Rani aja," kilah Mutia seraya masuk ke dalam gudang kain.
***
Malam menghinggapi, Mutia sedang bersiap-siap untuk pulang. Beberapa karyawan sudah keluar, tinggal beberapa saja yang tertinggal di dalam.
Usai pengecekan dan lain sebagaianya, Mutia keluar, berjalan sendirian menuju parkiran. Di sana, terlihat lelaki yang amat dia hindari sudah duduk manis di atas motornya.
Mutia berdecak sebal, entah kenapa lelaki itu tak pernah capek menganggunya.
"Bapak, ngapain di sini?" todong Mutia langsung.
"Nungguin kami," jawab Denis dengan tenang.
"Ngapain nungguin aku? aku kan bawa motor. Bapak pulang aja ketimbang di sini gak ada kerjaan," omel Mutia seraya mendekat ke arah motornya.
"Kamu pulang bareng aku. Motornya tinggal sini saja."
"Ish, Bapak siapa ngatur-ngatur aku? aku pulang sendiri!"
"Mama kamu tadi telpon dan nyuruh aku biat nganterin kamu, jadi jangan protes!"
"Bapak bohong! gimana bisa ceritanya mama telpon bapak?"
"Mau bukti? oke kita telpon Mama kamu."
Denis mengeluarkan handphonenya. Setelah menekan-nekan sebentar sebuah tanda panggilan berlangsung terdengar.
Denis melakukan video call, untuk beberapa saat terlihat gambar mama Mutia muncul. Mutia melongo kaget, astaga ... dia tak percaya mamanya sudah sedemikian jauh melangkah.
tolong sambung... best nie..tak sabar nak baca...
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya (Siapa) Aku Tanpamu, searchnya pakek tanda kurung biar gak melenceng yaa