Tiba-tiba dijodohkan dengan ketua OSIS yang paling keren satu sekolah?!! Tapi orang jua rese,banyak aturan,orang nya nyebelin sedunia?!! Amit-amit
Nanda yang baru saja sampai di rumah nya, harus berdandan cantik untuk seseorang. Tak lama setelah itu Marcell yang juga baru pulang sekolah masuk ke rumah dan membicarakan soal pernikahan, ia langsung menerima permintaan ortunya.
Sekitar jam 19.45 Marcell beserta keluarga datang ke ke rumah Nanda, awalnya Nanda pikir dia akan dijodohkan dengan cowok bule atau semacamnya, tapi sayang dia salah, dia dijodohkan dengan ketua OSIS di sekolah nya.
Nanda tak punya pilihan lain selain menerimanya, "Saya bakal nikah setelah adik-adik saya pulang dari luar negeri, " ucap Nanda sopan.
Orang tua Nanda dan Marcell menyetujui nya.
Sekarang apakah Nanda dan Marcell akan saling mencintai atau akan saling membenci? Kita lihat kelanjutan dari cerita tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nazwa Amelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengantar orangtua ke bandara
"Yak udah.. Kalo gitu cepet lu tidur.. Besok gue berangkat duluan kalo lu belum bangun... " sahut Marcell.
"Iya... " jawab Nanda singkat.
Nanda meloncat ke atas kasur dan tidur dengan nyenyak. Marcell masih berdiri di depan pintu kamar Nanda.
"Jujur, gue jadi semakin sayang lu ndak... walau kita berdua belum akrab banget... Tapi gue yakin kita berdua bisa lewatin semuanya bersama, nanti saat kita sudah sah.. " gumam Marcell.
"Selamat tidur my baby... " gumam Marcell, dan pergi ke kamarnya untuk tidur.
.
.
.
.
.
Matahari sudah menampakkan sinarnya lewat jendela kamar Nanda dan Marcell. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 06.30, tapi mereka berdua masih belum sadar dari mimpi mereka.
Tok... Tok... Tok..
Ketukan pintu terdengar sangat jelas di telinga Marcell. Ia mulai membuka matanya perlahan, dan duduk untuk mengumpulkan nyawa.
"Marcell, bangun!!"
Teriakan seseorang terdengar sangat jelas, setelah berhasil mengumpulkan nyawa, ia berjalan menuju pintu.
Cklekk..
Pintu terbuka, dan terlihatlah sosok wanita yang sangat cantik di hadapannya yang membawa nampan berisi sarapan.
"Cell.. Nih makan... " ucap wanita tersebut.
"Nandaa... " gumam Marcell.
"Kok nanda? ini bunda cell... "
Entah kenapa, sejak kejadian malam itu, setiap kali di pikiran nya hanya ada Nanda.
"Kemana Nanda bund?"
"Ada di kamar, kayaknya masih tidur... " sahut bunda.
"Kamu mau makan dul--"
Bunda belum selesai dengan perkataannya, Marcell sudah berjalan pergi menuju pintu kamar Nanda.
Marcell diam, melamun, pikiran kosong. Tiba-tiba pintu terbuka.
Cklekk...
Dan terlihat dengan jelas sosok wanita yang ia mimpikan sejak kemarin malam.
"Lu baik-baik aja kan?" tanya Marcell.
"Iyaa... " sahut Nanda masih mengumpulkan nyawa.
Bunda hanya melihat kedua anaknya saling menatap satu sama lain. Mata Nanda terlihat sangat jelas di mata Marcell saat ini.
"Kalian berdua kok lama... Nanti kesian loh.. " ucap Ayah menyusul.
Ucapan ayah berhasil membuat bunda kaget, mun tidak dengan Nanda dan Marcell, mereka masih sibuk dengan dunia mereka.
"Syuut... Mereka lagi bertatapan jangan di ganggu... " bisik bunda.
Pranggg....
Suara pecahan piring berhasil membuat mereka sadar, begitupun dengan ayah dan bunda.
Marcell mengalihkan pandangan nya, dan Nanda menundukkan wajahnya karena menatap matanya terlalu lama.
Ngapain sih gue... Natap matanya?? - batin Marcell.
Aduh tadi tatapan kami udah bertemu.... Dia sadar apa nggak sih??? - batin Nanda khawatir.
"Astagfirullah.... " ucap ayah.
"Bii.... Kenapa?!" tanya bunda.
"Enggak nya... ini piring jatoh dari raknya... Bini juga kaget... " sahut bi elis dari dapur.
"Oh iya... Jangan lupa di beresin lagi yak bi... " sahut bunda.
"Iya,.... siap nya... " sahut bi Elis.
"Kalian berdua udah beres tatap-tatapannya?" tanya ayah.
"Siapa juga yah yang bertatapan?" tanya Marcell.
"Lah kalian berdua tadii.... " sahut ayah.
Bunda menggedor tangan suaminya itu.
"Udah jangan di bahas, kalian cepetan sarapan... Nggak usah sekolah udah telat banget ini... " sahut Bunda berjalan menuruni tangga.
"Lu siap-siap, udah ini kita bakal pergi ke bandara... " sahut Marcell.
Nanda masuk ke dalam tanpa melihat wajah Marcell sedikitpun.
"Nanda.... Lu nggak papa kan?" tanya Marcell di balik pintu.
OMG!! Apa-apaan tadiii.... Kok gue nggak berani natap matanya sih? - batin Nanda yang sedang kebingungan.
"Gue nggak papa... Sana lu juga siap-siap... " sahut Nanda.
Ehhh... Kok sepi? Dia udah pergi ke kamar nya? - batin Nanda penasaran.
Nanda membuka pintu sedikit, dan benar saja Marcell sudah tidak ada di balik pintu ini, melainkan di balik tembok ini.
Setelah beberapa menit kemudian, Nanda turun lebih dulu karna sudah ditunggu oleh ayah dan bunda di meja makan.
Tak lama setelah Nanda turun, Marcell ikut turun dengan ekspresi wajah yang sulit di baca oleh siapa pun.
Marcell duduk disamping Nanda.
Tumben Marcell mau duduk di samping Nanda? Ada apa ini? - batin bunda.
Kenapa sama Marcell? Apa dia lagi sakit? - batin Nanda.
Nanda sedang mengambilkan nasi untuk Marcell. Sedang Marcell masih menatapnya dengan penuh berharap 'memulai obrolan mereka soal pernikahan'.
"Nih makan... Ngapain lu natap gue kayak gitu?" tanya Nanda yang sedang mengambil lauk.
Marcell hanya terdiam dan mulai makan dengan tenang.
"Ayah... Kenapa sama Marcell tumben dia mau duduk di samping Nanda... Sama sekarang dia kalo makan nggak pernah debat lagi sama Nanda?" tanya bunda makin khawatir.
"Udah dong bund... Biarin.. " sahut ayah.
Mereka sekarang sedang makan bersama tanpa ada yang mengganggu.
"Cell... Kamu lagi mikirin soal pernikahan ya?" tanya Ayah, benar.
Nanda menatap Marcell dengan penuh harapan untuk menjawab pertanyaan ayah nya itu. Tapi wajah Marcell yang mengekspresikan wajah datar dan dingin itu mulai tak bisa Nanda baca sama sekali.
"Kenapa sih nih anak??" gumam Nanda makin bingung.
Setelah selesai makan, Nanda kembali ke kamarnya untuk siap-siap mengantar orang-tua nya ke Bandara hari ini.
"Nanda udah siap?" tanya Bunda di balik pintu.
Nanda keluar dengan berpakaian rapih dan siap jalan-jalan kemana aja, asal jangan di bawa kabur.
Ayah menyetir mobil dengan kecepatan sedang menuju bandara. Sedangkan Marcell masih mendiamkan Nanda yang sibuk main headphone sejak tadi.
Nggak ada peka-peka nya nih anak... Tanya kek, hibur apa, gimana caranya supaya gue nggak cemberut kayak gini... - batin Marcell yang penuh harapan.
Nanda sudah tak tahan lagi, dia berbalik badan, dan di siap melontarkan pertanyaan.
"Lu kenapa sih cell?" tanya Nanda.
"Gue nggak papa... "
"Dari tadi pagi lu mingkem mulu... Nggak seru ahh... " ucap Nanda kesal sendiri.
"Gue punya satu permintaan... "
"Apa?"
"Gue mau nanti kita berdua jalan-jalan di mall, cuma berdua... "
"Itu permintaan lu?"
"Iya... Bisa apa ngga?"
"Kalo soal jalan-jalan di mall nggak usah di tanya... Gue mah selalu mau.. "
Marcell mulai menunjukkan senyuman manisnya di depan Nanda. Dan tentu saja itu berhasil membuat Nanda salting.
Orang tuanya hanya menyimak obrolan dari belakang, dan tersenyum melihat Marcell mau membuka hatinya untuk perempuan.
Kayak nya Nanda istimewa atau apa lah itu... Sekali ngobrol udah bikin Marcell senyum-senyum sendiri... - batin ayah senang.
Bunda yang melihat suaminya senyum-senyum sendiri jadi semakin penasaran ada apa. "Ayah sehat?" tanya bunda.
"Iya bunda kenapa? Alhamdulillah sehat... " sahut ayah kaget.
"Nggak papa... Liat ayah sikap nya aneh aja gitu... " sahut bunda.
"Cell nanti kan pulang nya kamu sama Nanda mau ke mall... Mau naik apa?" tanya bunda.
"Naik taksi online aja bun... " sahut Marcell.
"Panass.... " omel Nanda.
"Kan ada Ace kenapa harus panas?"
"Iih, elu mah kurang paham... Atas keadaan kondisi gue... "
"Emangnya ada apa sama kondisi lu? Mau sekalian dibawa ke rumah sakit?"
"Nanda mabok perjalanan Cell.. Kalo pake ace dia bakal muntah... " sahut Bunda.
"Ohh.. nanti kan tinggal di buka jendela nya, apa susah... "
"Kan gue bilang panass... panas... " sahut Nanda kesal.
Marcell hanya terdiam memikirkan cara agar Nanda nggak kepanasan di dalam mobil tanpa harus menggunakan ace dan membuka jendela.
"Lu lagi mikirin apaan?" tanya Nanda.
"Nggak bukan apa-apa... " sahut Marcell.
Entah harus bilang apa lagi sama kedua anaknya itu, Bunda sudah kehabisan topik.
"Kok bunda diem?" tanya Ayah.
"Bunda udah kehabisan topik... " sahut bunda.
.
.
.
.
.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta
"Nah kita udah sampe di bandara, sekarang kita cari mamah Nanda, " sahut bunda bahagia.
Marcell dan Nanda tak menanggapi omongan bunda, tapi mereka hanya tersenyum singkat di depannya.
"Udah bund jangan pura-pura bahagia... kasian.. " sahut ayah.
Sekarang mereka sedang menunggu mamah Nanda dan ayahnya yang sedang membeli cemilan.
"Nanda... " ucap lembut sang mamah pada putri sulung nya.
Nanda berlari memeluk mamahnya, dan menangis di dalam pelukan nya.
"Mamah jangan lupa kabarin Nanda kalo udah sampe di Turki... Hiks... Hiks.. "
"Iya tenang aja... Kan biasanya mamah suka ngabarin kamu... "
"Udah... Masa anak ayah nangis, nanti cantiknya ilang loh... "
"Bodoamat... Biar nggak ada yang suka sama Nanda... " sahut Nanda.
"Iya bagus... Biar gue aja yang suka sama luu.. " sahut Marcell.
"Aduuh, anak bunda udah mulai belajar nge bucin... " sahut bunda.
Marcell tersenyum dan mulai salam pada kedua calon mertua nya itu.
"Jagain Nanda yah cell... Mamah nitip, walau kalian belum sah... " ucap mamah
"Yah tetep aja harus dijaga... " sambung ayah.
"Iya yah, mah tenang aja... Marcell bakal ngelakuin apa aja kok, asal Nanda bahagia... " ucap Marcell.
Blushing...
"Aduuh... Muka Nanda kok merah... " goda bunda.
"Laahh, baru juga gue bucin bentar, lu udah baper... " sahut Marcell.
"Soalnya langka tau, buat anak sedingin lu itu nge bucin... " sahut Nanda.
Tak lama setelah itu pesawat yang akan di naiki oleh kedua orang tuanya itu akan segera berangkat.
Setelah beberapa menit, pesawat itu pun berangkat, sekarang Nanda bersama keluarga Marcell Alfarizky.
terlalu halu...
Mampir yuk ke karyaku " MY PRINCESS "
Terima Kasih
Mila berumur 17 tahun tp jahat dan licik banget,sementara bokapnya cuman kepsek doang😠
Nanda pingsan apa jangan jangan ntar dia sadar dia udah bisa ingat kembali..