Heavenhell Athanasia Caventry pernah percaya bahwa cinta akan menyelamatkan hidupnya. Namun, lima tahun pernikahan hanya memberinya luka: suami yang mengkhianati, ibu yang menusuk dari belakang, dan kehilangan terbesar, bayi yang tak sempat ia peluk. Saat ia memilih mengakhiri segalanya, dunia ikut runtuh bersamanya.
Namun takdir memberinya kejutan. Heavenhell terbangun kembali di masa remajanya, sebelum semua penderitaan dimulai. Dengan ingatan masa depan yang penuh darah dan air mata, ia bertekad tidak lagi menjadi pion dalam permainan orang lain. Ia akan menjauh dari Jazlan, menantang Loreynzza ibu yang seharusnya melindungi, dan membangun kehidupannya sendiri.
Tapi kesempatan kedua ini bukan sekadar tentang mengubah masa lalu. Rahasia demi rahasia yang terkuak justru menggiring Heavenhell pada jalan yang lebih gelap… sebuah kebenaran yang dapat membalikkan segalanya.
Kesempatan kedua, apakah ini jalan menuju kebebasan, atau justru jebakan takdir yang lebih kejam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadian?
Mata Heavenhell jelalatan kesana kemari ketika telah menginjakkan kakinya di lapangan sekolah. Bukan apanya, tapi karena keadaan sangat ramai dari yang biasanya. Semua pandangan siswa berfokus padanya, tidak hanya yang ada di sekitar lapangan tapi juga di gedung sekolah. Sebenarnya ini ada apa sih? Apa ia akan dibully massal tapi kenapa?
"Isha, ini ke..."
Heavenhell membulatkan matanya ketika tidak mendapati kehadiran Kaneeisha disampingnya. Kepala gadis itu celingak-celinguk mencari keberadaan teman terkasihnya itu. Terlihat Kaneeisha tengah berdiri di pinggir lapangan bersama kedua kakel tadi. Baru saja Heavenhell ingin menghampirinya tapi langkahnya terhenti.
"Heavenhell."
Suara itu tidak asing di telinganya, perlahan tapi pasti gadis membalikkan tubuhnya dan mendapati Alvarez berdiri di depannya dengan tegap membuat semua orang bersorak.
"Ini sebenarnya ada apa sih?" batin Heavenhell bingung.
Sumpah Heavenhell merasa tidak mengerti apa yang terjadi di tengah sorak-sorakan ini. Gini nih kalau di kehidupan lampaunya dulu ia terlalu bucin dengan Jazlan, ia jadi buntu kan soal beginian.
"Iy-iya, kak," jawab Heavenhell kaku.
Alvarez berjalan mendekat kearahnya dan berhenti didepan Heavenhell. Jantung gadis itu berdegup kencang bukan karena salting atau deg-degan tapi lebih karena gugup dengan semua ini. Apa ia lari aja yah dari sini tapi gimana caranya banyak orang cuy.
"Lo lucu kalo lagi gugup gitu," tutur Alvarez yang sama sekali tidak membantu meredakan kegugupan Heavenhell.
"Ini ada apa yah, kak? Kenapa rame-rame gini?" tanya Heavenhell membuat Alvarez tersenyum kecil.
Karena menurutnya Heavenhell sangat lucu sekarang.
"Lo pikir kenapa coba?"
Heavenhell mengernyitkan alisnya bingung lalu menggelengkan kepalanya. Ia sama sekali tidak memiliki clue apapun tentang apa yang sedang terjadi, mendadak ia menjadi oon tapi memang ia begitu sih.
"Selain bokap lo atau mungkin saudara laki-laki lo, apa ada lelaki lain di hati lo?" tanya Alvarez lagi.
Pertanyaan bak menghantam relung hati Heavenhell. Di hatinya sekarang hanya ada Valdrin, Adhvan, dan Kaneeisha saja, mereka adalah orang terpenting dihidupnya. Dan juga Jazlan. Heavenhell menggelengkan kepalanya ketika nama itu terlintas di benaknya.
Tidak! Lelaki itu hanya masa lalunya dan tidak berarti lagi. Walaupun namanya masih sedikit terselip di dalam hatinya namun itu bukanlah apa-apa. Heavenhell sudah move on dan telah menata kembali hidupnya setelah kesempatan kedua yang diberikan kepadanya. Ia akan menghapus nama Jazlan di hatinya sedikit demi sedikit.
"Nggak ada, kak," jawab Heavenhell pelan membuat senyum puas terbit di bibir Alvarez. Lelaki itupun melangkah lebih dekat.
"Kalau gitu, lo mau nggak jadian ama gue?"
Degg!!!
Sontak Heavenhell mendongakkan kepalanya menatap Alvarez. Matanya berkedip-kedip seolah berusaha memfokuskan dirinya dengan apa yang baru saja dikatakan lelaki tersebut. Jadian? Dengannya? Anomali macam apa ini? Harusnya tidak begini kan?
Gadis itu berusaha mencari letak kebohongan di mata Alvarez, namun tidak ada. Yang ada hanya kesungguhan dan pancaran cinta untuknya. Ini pertama kalinya ia menemukan seseorang menatapnya sedalam itu.
Dulu dengan Jazlan, boro-boro ia ditatap begitu yang ada hanya tatapan penuh hina dan cercaan. Dan ini sedikit membuat Heavenhell gugup setengah mati karena tidak tau harus berbuat apa.
Bukan seperti ini niatnya.
"Terima... Terima.. Terima.."
Sorak-sorakan dari seluruh siswa yang menyaksikan mereka. Bahkan Kaneeisha turut bersorak dengan gembira di pinggir lapangan. Sebuah buket bunga mawar merah dipersembahkan Alvarez untuk Heavenhell membuat sorakan semakin keras. Hal itu malah semakin membuat Heavenhell risau dan panas dingin.
Gadis itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Semua orang menyuruhnya untuk menerima cinta dari Alvarez namun kenapa ia malah merasa tidak yakin dan kosong. Ini sangat mendadak sehingga hatinya belum tahu harus merespon seperti apa? Atau ia tolak aja yah tapi nanti para penontonnya kecewa.
Heavenhell tetap menatap ke sekelilingnya untuk meredakan kegugupannya hingga matanya berhenti pada satu titik. Terlihat Aretha berdiri diantara siswa-siswi yang bersorak-sorai dengan wajah muram. Gadis itu menggeleng pelan seolah memberi kode kepada Heavenhell untuk menolak Alvarez. Ekspresi Aretha sangat jauh dari kata baik-baik saja. Yang entah mengapa membuat keraguan Heavenhell menghilang.
Ia kemudian menatap Alvarez yang berdiri di depannya yang dengan sabar menunggu jawabannya. Lelaki ini adalah pria yang akan menjadi suami masa depan Aretha dan sekarang menginginkannya. Bukankah ini yang ia inginkan, menghancurkan cinta pertama Aretha? Dan ia berhasil mengalihkan perhatian Alvarez sehingga pria itu memilih dirinya. Lantas apa yang harus ia tunggu? Rencananya akan berhasil dengan satu jawaban yang akan meluncur dari bibirnya.
"Mau, kak," jawab Heavenhell menundukkan wajahnya membuat suasana semakin heboh dan di penuhi riuh tepuk tangan. Bisa dipastikan Heavenhell akan menjadi trending topic disekolahnya hari ini.
Sebuah pelukan hangat menyentak lamunan Heavenhell. Sial, untuk pertama kalinya ada yang memeluknya erat selain Valdrin. Aliran darah Heavenhell terasa terhenti dan jantungnya berdebar kencang.
Parfum Alvarez terasa memenuhi indra penciumannya membuat Heavenhell sedikit merinding.
"Makasih banget, gue pikir lo bakal nolak gue karena lo kelamaan mikir," bisik Alvarez membuat bulu kuduk Heavenhell berdiri. Dengan ragu gadis itu membalas pelukan Alvarez. Rasanya agak aneh tapi mungkin karena ini pertama kali baginya. Yah, keadaan semakin rumit karena ia malah berpacaran dengan calon suami masa depan Aretha. Tapi terasa adil karena Aretha juga dulunya menikah dengan Jazlan saat dirinya masih sah istri Jazlan.
Aretha meninggalkan tempat itu dengan penuh amarah dan linangan airmata. Sial, ia benar-benar kalah oleh Heavenhell. Cinta pertamanya kandas atau bisa dibilang ia cinta sendirian karena Alvarez sama sekali tidak menganggapnya penting. Sial!
Sementara diatas lantai 2 terlihat Jazlan mengepalkan tangannya diatas pagar pembatas tembok. Ia menyaksikan semuanya tanpa terlewat apapun. Dimulai sejak Heavenhell menginjakkan kaki dilapangan sekolah hingga mereka benar-benar menjadi sepasang kekasih. Amarah dan rasa cemburu membara didalam hatinya. Nafasnya naik turun karena ia merasa ingin meledak sekarang.
Harusnya dia yang disana bukan Alvarez.
"Ale, lo baik-baik aja kan?" tanya Renan pelan sambil bersembunyi dibalik pilar bersama Sagara.
Jangan harap mereka berdua ingin berdiri disamping Jazlan sekarang. Yang ada mereka bisa dilempar kebawah olehnya karena gelap mata. Biarlah mereka dikata pengecut yang penting mereka selamat dari pecutan emosi Jazlan.
"Ale kek pengen makan orang, cok. Iihh.. Takut gue," bisik Sagara agak gemetar karena aura negatif yang dikeluarkan Jazlan.
Mereka berdua sengaja bersembunyi di pilar yang agak jauh dari Jazlan supaya ada jeda untuk mereka lari dulu sebelum temannya itu menyerang.
Jazlan memilih mengabaikan mereka berdua dan fokus menatap bagaimana pasangan baru itu berpelukan dan Alvarez memberikan bunga bunga mawar pada Heavenhell yang dibalas dengan senyum manis. Karena kegiatannya di klub bola basket sekolah membuatnya ketinggalan jauh dan ditikung dengan tajam oleh Alvarez.
Sudah sejauh mana kedekatan mereka berdua saat Jazlan sibuk dengan aktivitasnya. Menyesal ia memilih bergabung dengan klub basket karena membuat cintanya lepas dari tangan. Harusnya ia fokus saja jadi atlet equestrian (penunggang kuda).
Tapi satu hal yang pasti, ia tidak melepaskan Heavenhell dengan mudah apalagi untuk Alvarez.