NovelToon NovelToon
Pembalasan Istri Cupu

Pembalasan Istri Cupu

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Janda / Selingkuh / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Keluarga
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Nurr

"Pembalasan istri cupu" adalah cerita tentang seorang wanita yang telah lama merasa diabaikan dan tidak dihargai oleh suaminya. Namun, dia tidak lagi mau menjadi korban keadaan. Dengan tekad dan keberanian, dia memutuskan untuk membalas perbuatan suaminya dengan cara yang tidak terduga.

Dia mulai dengan meningkatkan penampilannya, mengembangkan bakatnya, dan membangun dirinya sendiri. Dia juga mencari dukungan dari orang-orang yang peduli padanya dan belajar untuk mencintai dirinya terlebih dahulu.

Pembalasan ini tidak hanya tentang membalas perbuatan suaminya, tetapi juga tentang menunjukkan dirinya sebagai wanita yang kuat dan mandiri. Dia ingin membuktikan bahwa dia tidak hanya menjadi istri yang patuh, tetapi juga seorang wanita yang berani dan berdaya.

Melalui perjalanan pembalasan ini, dia menemukan dirinya sendiri dan belajar untuk mengambil kendali atas hidupnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Nurr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

“Kakek..” lirih Amel , “apa tawaran kakek yang kemarin masih berlaku? Apakah aku boleh pulang?”

Kakek tua itu membiarkan cucunya puas menangis. Sekitar 1 jam Amel terus tergugu, menangisi Nanda, dan menangisi keputusannya yang disuruh bercerai oleh kakeknya. Jujur dia merasa buang-buang waktu selama 15 tahun, Dia sangat mencintai laki-laki yang salah walaupun pada kenyataannya dia mendapatkan Bulan.

 

Tisu berserakan, bekas air mata dan juga ingus Amel. "Aku sedih kakek! Perjuanganku selama 15 tahun benar-benar tidak dihargai, apa karena aku tidak menjelaskan latar belakangku? Tadinya aku datang ke sana ingin menjelaskan semuanya! Aku ingin mengatakan kepada Mas Nanda, kalau aku putri dari Bapak Diningrat.”

 

"Untuk apa kamu menjelaskan! Jika dia laki-laki yang benar-benar mencintaimu, dia tidak akan peduli dengan latar belakang kamu. Mau kaya ataupun miskin! Kakek Jadi curiga, sebenarnya selama 15 tahun ini kamu bahagia atau tidak sih menikah sama Nanda? Atau kamu pura-pura bahagia karena kamu mau memaksakan diri untuk hidup sama dia? Astaga Amel, kamu ini cantik, Kamu terlahir dari keluarga yang sangat kaya, Kakek heran kenapa kamu malah milih Nanda, dari sekian banyak laki-laki di muka bumi ini, Kenapa malah laki-laki kere itu yang kamu pilih!”

 

Amel diam, bibirnya manyun. “Karena anu, pokoknya, ahhhh Kakek pikir kenapa aku melakukan itu, Aku bahkan menyembunyikan identitasku, aku takut dia minder kalau tahu aku anak orang kaya, eh mas Nanda malah nggak tahu diri dan menikah lagi gara-gara Riska anak direktur! Padahal aku ke sana ingin menjelaskan, siapa aku.” Wanita itu menunduk air mata yang sempat berhenti kini mengucur lagi.

Tapi Hadi, “untuk apa? Untuk apa kamu menjelaskan itu?! Dari ucapan yang kamu katakan kepada kakek tadi, jelas jika Nanda, ingin menikah lagi, dia tidak benar-benar mencintai kamu!! Tadinya kakek ingin menjadikan dia sebagai pewaris kakek, memberikan sebagian harta yang banyak itu kepada dia,, kakek berusaha menerima dia, dan akan membawa kalian ke rumah kakek, tapi jika mendengar seperti ini! Lebih baik urus saja surat cerai, sudah cukup 15 tahun kamu menunggu dia!”

“Kakek!” Lirih Amel.

“Cucuku tidak cengeng! Sudahlah, ajak putrimu, kakek akan menjemput kamu pulang, atau kamu mau kakek antar pulang?”

Amel diam api, tiba-tiba ponsel bututnya berdering.

Bahkan kakek Hadi sampai malu melihatnya, “Astaga itu ponsel apaan!”

Amel mendengus, “ini ponsel aku! Kalau nggak ada ini aku bosen banget.” Jawab wanita itu, peta ponsel Android, yang diberikan Nanda beberapa tahun lalu. Sudah jelek dan bulukan, tapi lumayan dia bisa internetan pakai itu.

Amel kemudian mengangkat telepon, yang ternyata dari pihak sekolahan. “Apalagi ini!” Batin Amel, dia takut jika putrinya menghajar orang lagi.

“Halo selamat siang.” Ucap Amel, ketika dia mengangkat telepon tersebut.

[Selamat siang Ibu Amel, saya Yanti dari pihak sekolahan Bu, sekedar ingin menanyakan, Bagaimana kabar Bulan dan kesehatannya Bu? Karena sudah hampir 5 hari ini Bulan tidak masuk sekolah].

Amel diam, “5 hari nggak masuk sekolah! Ibu jangan bercanda, anak saya baik-baik saja. Dia sehat walafiat, dan, ”ucapan Amel tertahan, seketika dia membuka mulut dan matanya. “Jangan-jangan!”

Seru Amel, terpekik.

[Maaf bu tapi selama 5 hari Putri Ibu tidak masuk sekolah! Dan Jika seperti ini terus Bulan bisa mendapatkan SP1 Bu.]

Kemudian setelah menjelaskan pihak sekolah mematikan telepon tersebut.

“Anak itu.” Amel melotot menata ponselnya.

 

Kakek menautkan alis, “Kenapa dengan cicitku?”

Amel menatap kakeknya,

 

“astaghfirullahaladzim anak itu! Dia bolos sekolah padahal berangkat terus dari rumah ! Ya udah kakek, aku jalan dulu ya, ketika nanti aku akan pulang, aku akan kabarin kakek!”

Amel bergegas pergi, dia sedih atas keadaannya, dan Sekarang putrinya malah menambah beban lagi. “Bulan !! Gadis itu!”

Sedangkan Hadi, dia akan memberikan ruang kepada cucunya untuk berpikir lebih jernih. Dan dia juga mengatakan, jika cucunya jangan terlalu sedih karena dia akan selalu bersamanya.

 

“Amel apa dia nggak tahu kalau anaknya itu mirip sekali dengan ibunya waktu kecil!” Gumam Hadi, karena Ibu Amel, adalah anak dari sahabatnya sendiri, tapi sayang, usianya tidak panjang, Clarissa, meninggal saat Amel berusia 5 tahun.

 

Sedangkan Amel, Dia segera pulang. Dia ingin tahu apakah putrinya sudah pulang atau belum.

 

Dan begitu dia sampai di rumah. “Ibu ingin makan! Tolong go-food-in makan ibu!” Ucap Erma kepada Amel, ketika wanita itu Kini baru pulang.

 

“Ibu apakah Bulan sudah pulang? ”tanya Amel, tanpa menggubris permintaan dari mertuanya itu.

 

“Ibu ingin makan! Kamu kenapa malah nanyain ,Bulan kebiasaan banget, orang ngomong apa kamu jawabnya apa! Lama-lama kamu tuh nggak sopan ya sama ibu!”

 

Amel menatap mertuanya, membuat Erma meringis, baru pertama kali dia melihat tatapan wanita itu seperti ini.

 

“Aku tanya, Apakah anakku sudah pulang? Atau belum Bu?” Padahal Apa susahnya jika sang Ibu menjawab, Amel melewati mertuanya yang sedang bermain ponsel, kemudian dia langsung membuka kamar putrinya, dan di dalam sana kosong, putrinya belum pulang sama sekali padahal ini sudah jam 04.00 sore.

“Ke mana gadis itu!” Batin Amel.

Bahkan sampai jam 05.00 dia menunggu, Bulan belum pulang juga. Dia khawatir kepada putrinya, dia khawatir pada masa depannya, dan sekarang mertuanya terus mengomel karena meminta makan, minta pulsa, minta uang untuk pergi jalan-jalan bersama teman-temannya.

 

“Bu aku keluar dulu! Bulan belum pulang.” Ucap Amel kemudian pergi meninggalkan rumah.

 

“Nggak pulang lagi juga nggak apa-apa kalian!”balas Erma akhirnya jengkel, “percuma Kalian ada di sini juga! Cuman bikin pusing!”

 

Amel menoleh, dia membuang nafas, kemudian pergi. Dia sendiri sudah berganti pakaian, hanya menggunakan daster lusuh, Ya sayang jika dia buang.

 

Di tangannya dia menggenggam dompet kecil berisi ponsel dan juga beberapa lembar uang receh.

 

Wanita itu mendatangi tempat yang kemungkinan didatangi oleh sang putri.

 

Dia mendatangi danau, karena jelas di sekolahan alanya tidak ada, dia mendatangi tempat bermain yang ada di dekat komplek, di sana juga tidak ada.

 

“Bulan ! Kamu di mana. ” Amel berjalan lemas. Dia ingin sekali menelpon suaminya, Tapi apa dia peduli.

 

Dia terus berjalan, kini menyusuri Jalan Raya, dia entah mau pergi ke mana, Jika sesuatu terjadi kepada Bulan, habislah dia, semakin hancurlah masa depannya.

 

“Anak bengal itu di mana!” Lirih Amel, “Ibu harusnya nyari kamu kemana Bulan!” Amel menangis. Dia tidak tahu harus pergi ke mana untuk mencari putrinya, menelpon Nanda pun, rasanya Dia gengsi, lebih tepatnya dia masih marah atas keputusan laki-laki itu.

 

Dan disaat bersamaan ketika Amel menangis, seseorang melihatnya. “Ada orang sambil jalan sambil nangis gitu!” Batin lelaki itu. Dia terus memperhatikan, sampai Amel tidak terlihat, dan ketika melihat sesuatu yang ada di tangan Amel, “itu kayak emak-emak yang kemarin ngasih gue ubi Cilembu deh! Aneh banget, Kenapa dia mewek di pinggir jalan kayak gini!” Batin seseorang itu, yang tak lain adalah Davit.

 

Dan di rumah Amel, Nanda pulang bersama seseorang. “Pokoknya Tante setuju, kalau kalian mau menikah.” Ucap Erma kepada Riska yang dibawa oleh sang anak.

Riska nampak malu-malu, Sebenarnya dia juga tidak cinta-cinta banget kepada Nanda  tapi, berhubung Nanda dimiliki oleh seseorang, dan dia harus merebut Nanda dari pasangannya.

 

“Amel di mana Bu?”tanya Nanda kepada ibunya.

1
Aki
Aku suka banget sama twist yang ada di cerita, semoga semakin menarik aja nanti!
Kinah Parinduri: Iya kakak tunggu bab selanjutnya ya
total 1 replies
Iolanthe
Cerita ini bagus banget, aku sangat penasaran dengan kelanjutannya.
Kinah Parinduri: Tunggu terus kelanjutannya ya kakak
total 1 replies
Fiqri Skuy Skuy
Menarik perhatian.
Kinah Parinduri: semoga kakak kakak pada suka ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!