Romansa Anak SMA menceritakan tentang kisah cinta dan persahabatan yang terjalin diantara teman satu sekolah yang ada di satu lingkup sekolah yang sama.
Gio dan Alenka adalah musuh pada awalnya, setelah Alenka menyelamatkan Gio dari hipotermia parah. Sejak saat itu, benih cinta mulai tumbuh dihati Gio. Akan tetapi, Alenka sudah punya pacar waktu.
Cinta tak kemana, mereka saling jatuh cinta dan berjanji akan menikah demi menghindari hal-hal yang tak diinginkan. Lagipula kedua orang tua mereka juga setuju dengan hubungan mereka. Akan tetapi, perjalanan cinta mereka sangat tidak mudah. Demi persahabatan mereka harus menjalani putus nyambung dalam hubungan mereka.
Di selingi dengan kisah cinta beberapa temannya juga, dan kisah persahabatan yang kuat.
Kisah cinta, kisah persahabatan, kelabilan remaja terangkum dalam cerita ini.
Jangan lupa terus dukung author ya, supaya bisa selalu menghasilkan karya yang enak buat dinikmati semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Senja🧚♀️, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
"Tumben lo bawa mobil?" tanya Ellena ketika mereka mau pulang. Bukan pulang deng, mereka mau nongkrong dulu, merayakan hari jadiannya Ellena dengan Leon.
"Ya, pengen aja." Alenka tersenyum lalu masuk ke dalam mobil.
"Gue bareng Alenka aja, lo sendirian nggak apa kan Boy?" seru Rama, lalu dia berlari dan masuk begitu aja ke dalam mobil Alenka.
"Ngapain lo?" tanya Alenka kaget tetiba Rama masuk aja ke mobilnya.
"Gue mau bareng lo aja, kapan lagi bisa naik mobil mewah kayak gini." jawabnya dengan senang. Meskipun diusir Alenka pun, Rama masih saja tidak mau keluar. Alenka bukannya serius ngusir Rama, dia cuma bercanda doang.
Tak lama kemudian mereka sampai di sebuah kafe tempat biasa mereka nongkrong. Kehebohan terjadi saat Leon maju ke depan dan menyanyi buat Ellena. Musik yang terdengar begitu indah, dibarengi dengan petikan gitar dari Gio yang menambah keromantisan lagu itu.
"Gue baper nj*r," seru Ciara kegirangan. Dia bukannya tidak pernah diperlakukan romantis oleh Arka, tapi karena dia memang orangnya suka heboh.
"Nyanyiin pacar lo ngapa Ka!" ucap Rama.
"Iya Ka, biar tambah bahagia tuh si Ciara." Refina menyahut.
"Iya Ka, nyanyiin Ciara ngapa! nyanyiin lagu sebujur bangkai." celetuk Alenka sambil tertawa, membuat Ciara mencak-mencak. Dan disambut tawa oleh teman-temannya.
Mata Alenka tanpa sengaja memandang Gio yang sedang memainkan petikan gitar. Begitu juga Gio, yang menatapnya dengan tersenyum manis. Mata mereka saling beradu pandang. Senyuman juga menghiasi bibir Gio. Tapi tiba-tiba Alenka
menoleh karena merasakan hal aneh dalam hatinya. Nafasnya menjadi semakin cepat, jantungnya juga berdetak tak karuan.
"Gue kok deg deg-an ya?" gumamnya seorang diri.
"Malam semua, gue disini mau bernyanyi untuk seseorang yang special dalam hidup gue, dia sangat suka dengan lagu ini." begitu Gio menghentikan perkataannya, dia langsung memainkan gitar dan bernyanyi.
"Gio udah punya pacar ya?" tanya Refina fokus ke kata-kata Gio.
Alenka menatap Ineke, seketika dia melihat wajah Ineke yang murung karena perkataan Gio. Alenka tahu, sulit buat Ineke move on dari perasaannya ke Gio. Tapi mau gimana lagi, cinta tak bisa dipaksakan.
Tetiba Alenka terkejut karena ternyata lagu yang Gio nyanyikan adalah lagu kesukaan Alenka. "Ini kan lagu kesukaan gue?" gumamnya lagi seorang diri.
Alenka sempat curiga dengan perasaan Gio ke dirinya. Dia pun sempat tersenyum senang. Entah kenapa hatinya merasa sangat bahagia, apalagi saat Gio menatapnya dan tersenyum ke arahnya lagi.
"Beruntung banget ya, cewek yang bisa dapetin Gio." ucap Ellena memuji.
"Iyalah, secara dia kan ganteng banget, pinter, tajir juga." sahut Refina juga memuji Gio.
"Intinya sih bukan karena dia tajir, tapi karena dia emang baik banget orangnya, rendah hati juga." Alenka tak ketinggalan memuji Gio.
Emang begitulah kenyataannya, kalau Gio bukan orang baik, dia tidak akan mau menolong Alenka pada waktu. Pada waktu Alenka hampir dilecehin oleh Kiano. Apalagi, waktu kejadian itu mereka masih jadi musuh bebuyutan. Meskipun tak tahu apa alasan mereka saling bermusuhan.
"Cie Alenka, muji-muji Gio nih." goda Boy, dia dan Rama udah dua kali memergoki Alenka dan Gio jalan bareng. Boy dan Rama bahkan berpikir mereka udah jadian tapi disembunyiin dari teman-temannya.
"Emang gitu kenyataannya, coba gue tanya sama lo, Gio orangnya baik nggak?" Alenka balik bertanya.
"Iya bener sih, dia baik banget malah, setia kawan juga." Boy yang berkali-kali menerima bantuan dari Gio, entah bantuan semangat atau finansial, menyetujui apa yang Alenka katakan.
Tapi cara berpikir Ineke berbeda dengan yang lain. Dia melihat ada sesuatu yang Alenka rasakan terhadap Gio. Dia juga sempat melihat beberapa kali, Gio dan Alenka saling pandang.
"..."
****
Weekend pun tiba, weekend adalah hari yang menyenangkan bagi sebagian orang. Apalagi bagi mereka yang sudah bekerja selama seminggu. Maka weekend adalah pilihan yang tepat untuk melepas penat. Entah itu dengan liburan atau hanya dengan beristirahat di rumah.
"Alenka, tante kangen banget sama kamu." Elsa memeluk Alenka dengam bahagia.
"Alenka juga kangen sama tante." mereka berpelukan layaknya ibu dan anak.
Awalnya Alenka berpikiran liburan itu hanya liburan biasa. Tapi begitu malam tiba, Alenka baru sadar kalau dia akan bertunangan dengan Gio. Rencana itu sudah disiapkan secara matang oleh kedua oramg tuanya dan juga kedua orang tua Gio.
"Mama hanya mau kamu nggak salah pilih pasangan hidup, mama yakin Gio adalah pilihan tepat." ucap Vika menggenggam tangan Alenka. Vika tahu kalau anaknya pasti akan menolak.
"Gi, kamu anak mama satu-satunya, mama kepengen kamu nikah dengan wanita yang baik, dan mama yakin kalau Alenka adalah pilihan yang tepat untuk menjadi pendamping kamu. Kamu harapan mama dan papa satu-satunya." Elsa juga tidak kalah dramatis dari sahabatnya, Vika.
"Malam hari ini, papa, mama, om Darius dan tante Elsa, sudah merencanakan ingin menjodohkan kalian." ucap Rahman, papa Alenka.
Gio dan Alenka tak langsung menjawab. Mereka saling terdiam beberapa saat, setelah kemudian Gio menyetujui perjodohan itu. "Aku nggak mau melawan mama sama papa, Gio yakin apa yang baik menurut papa dan mama, itu pasti terbaik buat Gio." alibi Gio, padahal dia dari awal emang udah setuju dengan perjodohan itu.
"Alenka mikir-mikir dulu." Alenka masih belum mau menjawab. Dia punya banyak dilema dihatinya. Salah satunya, dia sebenarnya mulai menyukai Gio, tapi dia juga tidak mau menusuk Ineke, sahabatnya sendiri.
Kedua orang tua Gio memberi izin kepada Alenka untuk berpikir. Mereka juga tidak mau memaksakan kehendak mereka, jikalau Alenka menolak untuk dijodohkan dengan anak mereka.
Setelah selesai makan malam. Gio mengajak Alenka untuk jalan-jalan mencari udara segar. Gio lalu membawa ke pantai yang tak jauh dari villa milik keluarga. Sepasang sejoli itu duduk di pinggir pantai yang gelap, hanya diterangi oleh satu lampu yang ada di belakang mereka.
"Gi, kenapa lo mau dijodohin sama gue? lo tahu kan, itu artinya lo akan nikah sama gue dan habisin sisa hidup lo sama gue." tanya Alenka yang penasaran kenapa Gio main mau terima aja perjodohan mereka.
"Iya gue tahu itu."
"Terus apa lo ikhlas habisin sisa hidup lo sama orang yang nggak pernah lo cinta? nikah kan nggak buat sehari atau dua hari, tapi buat selamanya." mungkin itulah alasan kenapa Alenka masih harus berpikir lagi tentang perjodohannya dengan Gio.
"Gue ikhlas, karena.. gue suka sama lo." Alenka terkejut mendengar jawaban Gio. Dia menoleh dan ternyata Gio juga sudah menoleh dan menatapnya.
"Mak..sud lo?" Alenka menjadi gagap seketika.
Gio tersenyum mendengar pertanyaan Alenka. Lalu dia melempar pandangannya ke laut lepas di depannya. "Gue suka sama lo, makanya gue mau dijodohin sama lo," tanpa memandang Alenka, Gio berkata dengan sangat jelas.
aku klo ada cwok kyk gitu, chat, ato nyamperin bakal aku tolak, terus pergi.
najiiss...