NovelToon NovelToon
RETAK

RETAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Suami Tak Berguna / PSK / Pelakor jahat / Tukar Pasangan
Popularitas:674
Nilai: 5
Nama Author: Thukul/maryoto

Sinopsis:

Putri dan Yogantara, pasangan muda yang sukses dan bahagia. Mereka bekerja keras untuk memajukan bisnis mereka, Putri dengan supermarket pribadinya dan Yogantara sebagai fotografer profesional. Namun, di balik kesuksesan mereka, terdapat kekuatan yang dapat menghancurkan kebahagiaan mereka.

Brian, karyawan Putri yang terlihat baik dan setia, ternyata menyembunyikan niat jahat. Ia bermain api dengan Putri secara diam-diam, memanfaatkan kepercayaan Putri. Sementara itu, Putri mulai merasa tidak puas dengan Yogantara dan mencoba menuduhnya dengan membabi buta.

Keretakan dalam rumah tangga mereka mulai terjadi. Yogantara yang merasa tidak bersalah, menjadi bingung dan sakit hati. Ia berusaha untuk memahami apa yang terjadi, namun Putri semakin menjauhkan diri.

Apakah cinta mereka dapat bertahan dari ujian ini? Ataukah keretakan dalam rumah tangga mereka akan menjadi awal dari akhir?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Thukul/maryoto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Teror

Setelah beberapa hari di rawat karna luka parah,akhirnya supri siuman.

Supri terbangun ari tidurnya dan melihat Mbah Bong yang sedang sibuk menggoreng tempe bawang uyah dan menyiapkan sambal buat makan. Ia merasa sedikit lebih baik dan berusaha untuk duduk.

Mbah Bong melihat Supri terbangun dan berdiri mendekati tempat tidurnya. "Bagaimana, Supri? Apakah kamu sudah merasa lebih baik?" Mbah Bong bertanya dengan mata yang peduli.

"jangan Banyak bergerak dulu, nanti malah kambuh" imbuhnya

Supri mengangguk dan bertanya, "Berapa lama lagi aku akan sembuh dari racun ini, Mbah Bong?"

Mbah Bong memandang Supri , "Mungkin setelah lima hari, kamu akan mulai merasa lebih baik. Tapi, kamu harus terus minum jamu yang aku buat dan istirahat yang cukup."

Supri mengangguk dan berkata, "Aku akan melakukan apa yang kamu katakan, Mbah Bong."

Mbah Bong dan berkata, ", Supri. Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan sebagai tanda imbal balik. kamu jangan kawatir, kamu akan lekas sembuh seperti semula."

Mbah Bong kemudian kembali ke dapur untuk menyelesaikan makanan yang sedang dimasaknya. Supri memandangnya dengan rasa syukur dan berharap bahwa ia akan segera sembuh dari racun yang ada di dalam tubuhnya.

setelah sekian lama menunggubakhirnya

Mbah Bong pun selesai memasak dan memanggil Supri untuk makan. "Supri, makanan sudah siap! Mari, kita makan bersama!" Mbah Bong berkata dengan sangar

Supri yang sedang berbaring di dipan, melihat Mbah Bong membawa makanan yang harum dan lezat. Ia merasa lapar dan berusaha untuk duduk.

Mbah Bong membantu Supri duduk dan meletakkan makanan di depannya. Nasi liwet yang hangat dan harum, sambal terasi yang pedas, ikan asin yang renyah, dan lalapan yang segar, semuanya terlihat sangat menggugah selera.

Tak lupa, Mbah Bong juga menyajikan wedang jahe yang hangat dan menyegarkan. "Ini untuk menemani makan kita, Supri," Mbah Bong berkata dengan senyum.

"terimakasih mbah "

Supri dan Mbah Bong pun makan dengan lahapnya, menikmati setiap gigitan makanan yang lezat. Mereka makan dengan santai,

Setelah selesai makan, Supri merasa lebih baik dan lebih kuat. Tetapi atas perintah mbah bong sebaiknya tidur dulu lagi,

"Aku mau keluar dulu sebentar, mau ke kota untuk mencari bahan bahan.! Bahan bahan kita sudah habis," Kata mbah bong dengan supri.

"Berapa Lama,?" tanya Supri.

"Mungkin seharian, pulangnya agak malam!" jawab mbah bong .

Setelah pamitan dengan Supri, Mbah Bong perlahan melangkahkan kaki keluar dari gubuknya. Ia mengintari jalan setapak yang berliku-liku, melewati semak-semak dan pohon-pohon yang rindang.

Siang itu sangat terik sekali, matahari terasa seperti membakar kulit Mbah Bong. Udara panas dan kering membuatnya merasa seperti mau pingsan. Tapi, Mbah Bong tidak mau menyerah. Ia terus berjalan, satu langkah demi satu langkah, dengan napas yang terengah-engah.

Mbah Bong telah berjalan selama beberapa jam, dan akhirnya ia melihat jalan raya di kejauhan. Ia merasa lega dan bersemangat,

"Ayo,. Kuat....jangan ngeluh,sudah dekat" mbah bong memaksa tubuhnya.

Dengan langkah yang lebih cepat, Mbah Bong menuju ke jalan raya.

Akhirnya, Mbah Bong mencapai jalan raya dan berhenti sejenak untuk menarik napas.

tak berselang lama Angkodes pun Lewat, mbah bong berusaha menyetop dan ikut ke arah kota.

*********

Sementara itu, di rumah Muryadi, semuanya tampak biasa-biasa saja. Rumah kecil itu sangat asri dan enak dipandang mata. Siang itu, Muryadi tidak pergi ke ladang, melainkan memilih untuk beristirahat di rumah.

Di Saat sedang enak enaknya menikmati jagung bakar dan Teh poci sambil mendengarkan Radio,

Tiba-tiba, terdengar suara orang minta tolong. Sumber suara itu dari rumah Rivan, rumahnya yang berhadapan. Orang yang minta tolong itu adalah Ika, istri Rivan.

Muryadi pun Bereaksi mencari Sumber suara itu.

Dari kejauhan ada wanita setengah baya,Umur 30an datang, ialah ika istri Rivan

Ika berlari ke rumah Muryadi dengan wajah yang panik dan khawatir. "Pak Muryadi, tolong! Tolong aku!" Ika berkata dengan suara yang gemetar.

"Ada Apa Ka?." tanya Muryadi.

"itu di rumahku ada Sesuatu, aku takut." jawab ika dengan penuh ketakutan

Muryadi yang mendengar jawaban suara Ika, segera berlari ke rumah Rivan untuk melihat apa yang terjadi. "Apa apaan ini" Muryadi bertanya dengan khawatir.

Ika menunjuk ke arah belakang rumahnya. "Lihat! Lihat apa yang ada di sana!" Ika berkata dengan suara yang gemetar.

Muryadi melihat ke arah yang ditunjuk Ika, dan ia juga melihat sesuatu yang tidak biasa. Ada sesuatu yang hitam dan besar, seperti bayangan yang mengintai dari belakang rumah.

Muryadi merasa khawatir dan penasaran. "Apa itu?" Muryadi bertanya kepada Ika.

Ika menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu. Aku melihatnya tiba-tiba muncul di sana. Aku sangat takut."

Muryadi memutuskan untuk menyelidiki lebih lanjut. "Aku akan pergi ke belakang rumah untuk melihat apa yang terjadi," Muryadi berkata kepada Ika.

Ika mengangguk. "Hati-hati, Muryadi. Aku sangat khawatir."

Muryadi berjalan ke belakang rumah Rivan dengan hati-hati, tidak tahu apa yang akan ditemukannya. Setelah beberapa saat, ia mencapai tempat di mana Ika melihat sosok hitam tersebut.

Muryadi melihat ke sekeliling dan mencari tahu apa yang ada di sana. Setelah beberapa saat, ia melihat sesuatu yang hitam dan besar di tanah. Ia mendekati dan melihat bahwa itu adalah plastik hitam yang membungkus sesuatu.

Muryadi membuka plastik tersebut dan menemukan bangkai babi di dalamnya. Ia merasa jijik dan marah. "Ini teror!" Muryadi berkata kepada dirinya sendiri.

Muryadi segera kembali ke rumah Rivan dan memberitahu Ika dan Rivan tentang apa yang ditemukannya. "Kalian di-teror orang!" Muryadi berkata dengan marah.

Ika terkejut dan khawatir. "Siapa yang bisa melakukan hal seperti ini?" Ika bertanya.

Muryadi menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu, tapi kita harus melaporkan hal ini ke polisi."

Ika mengangguk. "Ya, kita harus melaporkan hal ini. Kita tidak bisa membiarkan orang seperti ini terus-menerus melakukan teror kepada kita.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!