Ragil yang sedang menyamar menjadi seorang duda dan laki-laki yang buta harus dipertemukan dengan seorang gadis yang menyebalkan baginya dan hampir saja membuat gagal rencananya.
"Sekali lagi kamu mengganggu saya. Saya akan m3m6unuhmu!" Ragil.
"Ayo kita menikah, Om duda!" Adele.
Ragil merasa geram karena Adele seperti tidak takut dengan dirinya.
Apakah Ragil akan berhasil dengan semua rencananya atau justru berakhir takhluk dengan gadis lugu seperti Adele yang sifatnya seperti anak kecil.
Stay Tune!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria_azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DIKA KETAHUAN
Clara yang tidak kuat menanggungnya sendiri akhirnya memutuskan untuk menghubungi sang papa.
Saat ini Dika sedang bersantai untuk menyiapkan acara tahlilan nanti malam untuk sang putri.
Dika mengurus semuanya. Dia sangat bersedih sekali, walau Ines suka membantah ucapannya yang namanya ikatan anak akan selamanya bersatu.
Dika begitu menyayangi Ines. Bukan karena tak cinta dengan Gania, tapi dia tergoda dan akhirnya menikahi Rona selama puluhan tahun lamanya tanpa ketahuan olehnya. Dan Dika juga sangat menyayangi Clara anak dari hasil pernikahannya dengan Rona.
Sedang sibuk mengurus semuanya plus menenangkan sang istri yang masih sangat terpukul atas kepergiannya Ines, tiba-tiba Dika mendapat telepon.
Dika menjauh dari mereka untuk mengangkat telepon dari Clara.
"Halo, Clara."
"Ada apa lagi kamu menelpon Papa?" tanyanya.
"Papa sedang sibuk sekarang. Jangan telepon lagi kalau tidak terlalu penting," ucapnya.
"Pa ... "
"Mama baru saja selesai operasi. Mama dinyatakan lumpuh karena cedera kepala yang dialaminya," lirih Clara sambil berderai air mata.
"Apa? Lumpuh?" ujar Dika.
"Ada-ada saja mamamu itu. Bagaimana ceritanya mamamu bisa jatuh?" tanya Dika.
"Tidak tahu, Papa."
"Tapi tadi Clara coba tanya sama sales marketingnya katanya mama tergelincir lalu jatuh dari atas tangga," jawab Clara.
"Apa maksudnya sales marketing?" tanya Dika.
"Mama mau beli rumah baru, Pa," jelasnya.
"Argh. Selalu saja menghambur-hamburkan uang yang tidak penting," geram Dika.
"Besok Papa pulang. Tidak sekarang."
"Kamu jagain dulu mamamu di rumah sakit sampai Papa datang," ucap Dika.
"Iya, Pa," lirih Clara lalu sambungan teleponnya terputus.
Dika bergumam sendiri. "Ada-ada saja."
"Kenapa juga Rona harus jatuh dari atas tangga sih!" gerutunya.
Dika lalu berbalik badan dan ingin bergabung dengan yang lainnya lagi tapi langkah kakinya terhenti karena ternyata di belakangnya sudah ada Gania yang menatapnya sedih, lekat dan penuh amarah.
"Mama ... " lirih Dika.
Gania mendekati Dika. Dia sebenarnya tadi ingin masuk ke dalam kamar, tapi justru mendengar percakapan yang begitu mencurigakan sekali dari sang suami.
Gania menguping, dia mendengarkan semuanya dan akhirnya Gania tahu jika Dika, suami yang sangat dia sayangi sudah berselingkuh darinya.
Dika hanya diam saja ketika Gania mendekatinya. "Papa ... "
"Apa maksudnya semua ini?" tanyanya.
"Apa maksud ucapan Mama?" tanya Dika.
"Papa tidak mengerti?" Dika pura-pura tidak tahu.
"Mama tidak bodoh. Mama sudah mendengar semuanya!" jawab Gania.
"Yang mana, Ma?" tanya Dika lagi.
"Mama salah dengar palingan," ucapnya.
Gania menatap sedih, marah plus benci kepada sang suami. Lalu dia mengambil paksa ponsel Dika dari tangannya.
"Mama berikan ponsel Papa!" ucap Dika.
Gania langsung mencoba menghubungi Clara dan tidak lama langsung diangkat olehnya.
"Halo, Pa."
"Apa Papa mau pulang malam ini untuk menemui mama?" ucap Clara membuat Gania semakin kecewa kepadanya.
Tut! Gania langsung mematikannya.
Dika menarik tangan Gania lalu masuk ke dalam kamar karena di situ sedang ada banyak orang termasuk keluarga mereka.
Di dalam kamar, Dika langsung mencoba menjelaskan kepada Gania.
"Mama ... "
"Papa bisa jelasin," ucapnya.
"Jelasin apa, Pa?" lirihnya berderai air mata.
"Papa mau jelasin jika di luar sana Papa punya selingkuhan?" ujarnya.
Dika diam mendengarkan. "Kenapa Papa lakukan ini sama Mama?"
"Apa yang kurang dari Mama hingga Papa melakukan ini sama Mama?" ucap Gania.
"Papa jahat!" teriak Gania.
"Ok Papa akui. Papa memang sudah sangat lama berselingkuh dari Mama."
"Dan tadi putri Papa dengan selingkuhan Papa. Dia adiknya Ines." Jujur Dika membuat Gania semakin menangis bersedih.
"Papa jahaaaaaaaaaaaaaaaaaaaattt!" teriak super keras dari Gania.
"Mama benci sama Papa!" ucapnya sambil memukul dadanya Dika.
Gania mengamuk di dalam kamar karena baru saja mengetahui perselingkuhan sang suami yang selama ini dia sembunyikan.
Dika mencoba menenangkan Gania, tapi karena dia masih sangat syok atas kepergian Ines membuatnya semakin stres dan marahnya tidak terkendali.
Karena saking stres dan terpukul akhirnya Gania terkena serangan jantung.
"Mama!" teriak Dika langsung mendekati Gania.
Dika segera membawa Gania ke rumah sakit terdekat dibantu oleh Ridwan. Semuanya menjadi kacau dan semuanya berantakan kehidupannya Dika seperti yang Ragil harapkan.
Ragil belum menjalankan rencananya lagi tapi Gania sudah keburu terkena serangan jantung.
Anak buah yang disuruh untuk menjadi mata-matai Dika langsung melaporkannya kepada Arfan dan Ragil.
"Ada apa?" tanya Arfan.
"Tuan Arfan. Nyonya Gania terkena serangan jantung," lapor sang anak buah.
"Cari tahu apa penyebab nyonya Gania terkena serangan jantung kamu segera laporkan kepada saya," ucap Arfan.
"Akan saya cari tahu dulu, Tuan," jawab sang anak buah lalu sambungan teleponnya terputus.
Anak buah itu lalu mencari tahu lebih detail lagi. Dan setelah mendapatkan informasinya anak buah tersebut langsung menghubungi Arfan lagi.
Arfan tentu saja langsung memberitahukannya kepada Ragil.
"Hah? Hahahahahaha." Ragil tertawa bahagia sekali.
"Gania terkena serangan jantung gara-gara mengetahui perselingkuhannya Dika?" ucap Ragil sambil tertawa.
"Mereka justru memperlancar rencanaku." Ucapnya sambil menenggak minuman beralkohol.
Arfan yang diam mendengarkan lalu mendapat telepon dari salah satu anak buahnya yang lain.
"Ada apa?" tanya Arfan.
"Tuan. Gadis yang kemarin bersama tuan Ragil sekarang ada di rumah dan sedang mencari tuan Ragil," ternyata itu anak buah yang menjaga rumah Ragil.
"Iya biarkan saja kalian jangan sakiti dia. Biar dia sesuka hatinya sendiri," jawab Arfan.
"Baik, Tuan," jawab sang anak buah lalu sambungan teleponnya terputus.
"Tuan ... " panggil Arfan.
Ragil hanya melirik sekilas. Lalu Arfan bicara. "Di rumah ada Adele yang mencari Anda, Tuan."
"Biarkan saja. Dia gadis idiot yang suka mengusik hidupku," ujar Ragil.
"Suruh anak buah untuk jangan ngapa-ngapain dia," pesan Ragil sambil berlalu pergi dari hadapannya Arfan.
"Baik, Tuan," jawab Arfan. Dan Adele sendiri yang tidak melihat Ragil ada di dalam rumah langsung kembali pulang ke rumahnya lagi.
Bersambung ....
😁🤭🤭
ngk salah kamu dika
kurang sadis dek🤣🤣