NovelToon NovelToon
Legenda Shinobi Satu Pukulan

Legenda Shinobi Satu Pukulan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Time Travel / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Daud Nikolas

Di dunia Bintang Biru, setiap manusia akan melalui ritual kebangkitan bakat. Mulai dari peringkat terendah Rank F hingga yang tertinggi Rank SSS, bakat inilah yang menentukan jalan hidup seseorang—apakah menjadi manusia biasa atau pahlawan yang mampu mengguncang alam semesta. Sejak lahir, Ye Chen dianggap tak memiliki masa depan. Bakatnya hanyalah elemen kayu dan aura rubah biasa. Namun, tak seorang pun tahu bahwa rubah di dalam dirinya adalah Rubah Ekor Sepuluh, eksistensi mitos yang melampaui seluruh makhluk sihir. Saat upacara kebangkitan dimulai, seluruh langit bergetar. Ye Chen justru memecahkan batas manusia dan memperoleh bakat misterius: Saitama—Fisik Tak Terbatas, kekuatan tubuh yang berkembang tanpa ujung hingga melampaui segala logika. Namun perjalanan Ye Chen tak sendiri. Kekasih masa kecilnya, seorang gadis berbakat yang selalu berada di sisinya, membangkitkan garis keturunan kuno Uchiha sejak kecil, lengkap dengan mata yang menyala bak api takdir. Tidak hanya itu, dia

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daud Nikolas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 18

Ye Chen dan Lan Shuang kembali dengan wajah puas. Dari hasil pengeboman berturut-turut di langit, mereka berhasil mengumpulkan total 500.000 poin pemburu tambahan.

Xiaolin dan Yu Zhong segera menghampiri mereka dengan penasaran.

“Kak Ye, apakah semua monster yang kalian bantai sudah musnah sepenuhnya?” tanya Yu Zhong hati-hati.

Ye Chen mengangguk pelan.

“Diperkirakan, semua monster di Hutan Angin Gelap ini sudah habis. Tidak ada yang tersisa.”

Lan Shuang menambahkan dengan nada santai, “Kalau pun masih ada, paling hanya sisa-sisa yang bersembunyi di lubang.”

Mendengar itu, Xiaolin dan Yu Zhong saling berpandangan, wajah mereka berubah pucat.

“Saudara Ye… apa yang dikatakan adik perempuanmu itu benar?” tanya Xiaolin terbata.

Ye Chen mengangguk lagi.

“Benar.”

Keduanya spontan menghirup udara dingin. Mereka sadar betapa besar skala kekuatan dua bersaudara itu. Dalam waktu singkat, seluruh Hutan Angin Gelap yang terkenal berbahaya kini telah bersih tanpa satu pun monster tersisa.

Ye Chen menatap mereka dan berkata tenang,

“Ayo kembali. Di sini sudah tidak ada lagi yang perlu diperhatikan. Semua monsternya telah kami bantai.”

Xiaolin dan Yu Zhong segera tersadar, lalu mengangguk cepat.

“Saudara Ye benar, di sini memang tak ada lagi yang perlu diperhatikan. Ayo kembali.”

Mereka berempat pun meninggalkan hutan itu.

Sesampainya di pinggiran Hutan Angin Gelap, mereka bertemu dua saudari dari keluarga Ling — Ling Ge dan Ling Li. Begitu melihat Xiaolin dan Yu Zhong kembali dengan selamat, keduanya langsung berlari menghampiri dengan wajah lega.

“Kalian berdua kembali dengan selamat! Ini luar biasa!” seru Ling Ge sambil meneteskan air mata. Ia masih teringat bagaimana Xiaolin dan Yu Zhong nekat menahan serangan Goblin besar agar mereka bisa melarikan diri.

Ling Li pun ikut menunduk haru. “Terima kasih… kalian benar-benar pria sejati. Meski suka pamer, kalian tak pernah meninggalkan rekan kalian. Tidak seperti pria tak tahu malu itu… Lou Yu.”

Ucapan itu membuat suasana sedikit hangat, meski hawa pertempuran masih terasa di udara.

Ye Chen dan Lan Shuang menatap dari kejauhan. Ye Chen tersenyum tenang, sementara Lan Shuang hanya diam dengan ekspresi datar.

Tiba-tiba terdengar suara laki-laki dari arah lain, disertai tawa dan wajah penuh percaya diri.

“Hahaha, kalian masih hidup? Syukurlah!”

Begitu melihat wajahnya, Ling Li, Ling Ge, Xiaolin, dan Yu Zhong langsung menunjukkan ekspresi jijik dan marah.

“Lou Yu, kau sampah pengecut, masih berani muncul di sini?” ucap Xiaolin dengan nada tenang, namun penuh amarah, mengingat bagaimana Lou Yu dulu meninggalkan mereka berdua menghadapi goblin besar sendirian.

Wajah Lou Yu menegang, ia membalas dengan suara kesal.

“Aku tidak punya pilihan lain! Kalau aku tidak lari, aku yang mati! Lagipula, kalian semua juga selamat, kan?”

Mendengar alasan itu, mereka berempat semakin muak. Pria yang hanya mementingkan diri sendiri itu tak pantas lagi disebut rekan.

Lou Yu pura-pura tak peduli dan menatap dua orang baru yang berdiri tak jauh darinya — Ye Chen dan Lan Shuang.

Begitu melihat Lan Shuang, matanya membesar, menelan ludah, dan hawa nafsu mulai muncul di wajahnya.

“Cantik sekali… indah dan tak tertandingi,” gumamnya pelan. Ia mulai melangkah mendekat dengan senyum sombong.

“Boleh tahu nama gadis ini? Perkenalkan, aku Lou Yu dari keluarga Lou di Kota Sun. Ayahku berada di alam Ruang Hampa, dan kakekku berada di Alam Pegunungan. Bolehkah aku mengundangmu makan?” katanya penuh percaya diri, yakin Lan Shuang akan terpesona mendengar silsilah keluarganya.

Melihat itu, Xiaolin dan Yu Zhong langsung menelan ludah.

“Gawat… anak anjing ini cari mati,” gumam mereka panik, mengingat betapa berbahayanya Lan Shuang yang bahkan mampu meledakkan gunung dan sungai.

Ye Chen di samping Lan Shuang hanya tersenyum tenang.

Seperti dugaan, Lan Shuang marah. Matanya berputar, berubah menjadi Mangekyō Sharingan Sasuke. Ia menatap tajam ke arah Lou Yu.

Dalam sekejap, Lou Yu merasa tubuhnya terseret ke dunia lain — dunia gelap tanpa akhir, dengan bulan merah darah menggantung di langit. Tubuhnya tertahan, tak bisa bergerak.

“Ap-apa ini? Di mana aku?” teriaknya panik.

Dari langit yang hitam, ribuan gagak hitam turun, berkumpul menjadi sosok Lan Shuang.

“Selamat datang di duniaku… Tsukuyomi. Di sini, perbandingan waktu adalah 1 banding 100. Rasakanlah penderitaannya,” ucap Lan Shuang dingin.

Tongkat hitam tajam muncul di tangannya, lalu menusuk tubuh Lou Yu.

“AAARGHHH!!” teriaknya kesakitan. Tongkat-tongkat hitam lain muncul tanpa henti, menembus tubuhnya dari segala arah.

Siksaan berlangsung berhari-hari dalam dunia itu, hingga Lou Yu mati rasa.

Namun di dunia nyata, semua itu hanya berlangsung satu detik.

Lou Yu jatuh ke tanah dengan mulut berbusa, matanya memutih, dan pingsan.

Ye Chen memegang tangan Lan Shuang dengan lembut.

“Sudah, adik. Sudah malam, ayo pulang,” ucapnya pelan.

Lan Shuang menutup sharingannya, lalu menggenggam tangan kakaknya erat-erat. Mereka berdua berjalan pergi bergandengan tangan.

Melihat Lou Yu pingsan, Xiaolin mendengus.

“Huh, pantas. Sampah macam dia berani menggoda Nona Lan Shuang, itu sama saja cari mati.”

Yu Zhong menimpali, “Masih mending cuma dihipnotis. Kalau Nona Lan Shuang serius, mungkin tubuhnya sudah meledak jadi abu.”

Ling Li dan Ling Ge hanya bisa menatap bingung.

“Saudara Yu, Saudara Xiao… siapa sebenarnya Nona Lan Shuang dan pria tadi?” tanya Ling Ge penasaran.

“Oh, mereka yang menyelamatkan kami,” jawab Xiaolin santai.

“Begitu ya? Mereka pasti sangat kuat,” ujar Ling Li kagum.

Yu Zhong tertawa kecil.

“Kuat? Hahaha, bahkan terlalu kuat. Kalian kan sempat merasakan gempa-gempa besar tadi?”

Ling Ge dan Ling Li mengangguk.

“Itu karena dua orang tadi. Mereka membasmi semua monster di Hutan Angin Gelap ini, termasuk Raja Elang Bersayap Empat.”

“Apa!?” seru keduanya terkejut. Mereka memang sempat melihat awan berbentuk jamur membentang ke langit dan merasakan getaran besar, tapi tak menyangka semua itu ulah dua anak muda yang seusia mereka.

Saat sadar Lou Yu masih tergeletak, mereka baru mengerti kenapa Xiaolin dan Yu Zhong sejak awal menatapnya seperti menatap orang mati.

“Huh, mampus kau. Pantas mendapatkannya,” gumam Ling Ge kesal.

Kedua saudari itu kemudian mengangkat tubuh Lou Yu yang pingsan. Meski jijik, mereka tetap membawanya keluar hutan — tidak pantas membiarkannya mati di sana.

Ye Chen dan Lan Shuang memesan taksi untuk pulang. Begitu sampai di rumah, mereka langsung disambut oleh ayah dan ibu mereka di ruang tamu.

“Nak, bagaimana? Apakah semuanya berjalan lancar?” tanya Lan Batian dengan nada santai sambil menatap kedua anaknya.

Sementara itu, Xia Yu, ibu mereka, masih sibuk di dapur menyiapkan makanan.

Ye Chen menangguk sambil tersenyum. “Sudah, Ayah. Kami sudah mendaftar dan mendapatkan lisensi kartu pemburu Rank A.”

“Oh, begitu.” Lan Batian mengangguk pelan. Ia tahu betapa kuat kedua anaknya, namun bijak karena tidak menampilkan kekuatan asli mereka di depan umum. Kalau mereka memperlihatkannya, bukan hanya kota ini, mungkin seluruh Bintang Biru akan gempar, pikirnya dalam hati.

“Sudahlah, jangan dibahas lagi,” katanya akhirnya dengan senyum hangat. “Ayo makan dulu. Ibu kalian memasak ayam panggang kali ini.”

Tak lama kemudian, Xia Yu datang membawa nampan besar berisi ayam panggang yang masih mengepul panas. Aroma harum langsung memenuhi ruangan.

Ye Chen dan Lan Shuang tersenyum bahagia, lalu segera duduk di meja makan.

“Wah, ibu memang yang terbaik!” seru Lan Shuang ceria.

Xia Yu tersenyum lembut. “Makan yang banyak, kalian pasti lelah setelah seharian di luar.”

Keluarga kecil itu pun makan bersama dengan suasana hangat dan penuh tawa. Tidak ada pembicaraan tentang pertempuran atau kekuatan, hanya kebersamaan yang damai.

Namun, keesokan harinya, dunia luar akan diguncang oleh berita besar tentang penyapuan monster di Hutan Angin Gelap.

Nama Ye Chen dan Lan Shuang akan menggema di kota sun

1
Daud Nikolas
guyss.izin off ya 5 hari mau persiapan uts bntr aja👍
Kaka Putra
tetap konsisten thor
Kaka Putra
jangan berenti update thor jarang²nih dapet novel menarik,dimari
Daud Nikolas: ok bg aman💪
total 1 replies
Daud Nikolas
ayo guyss baca
Daud Nikolas: jangan lupa like comment dan subrek ya guyss💪
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!