NovelToon NovelToon
Beyond The Realm Of Gods

Beyond The Realm Of Gods

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Budidaya dan Peningkatan / Mengubah Takdir
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Radapedaxa

Ketika Li Yun terbangun, ia mendapati dirinya berada di dunia kultivator timur — dunia penuh dewa, iblis, dan kekuatan tak terbayangkan.
Sayangnya, tidak seperti para tokoh transmigrasi lain, ia tidak memiliki sistem, tidak bisa berkultivasi, dan tidak punya akar spiritual.
Di dunia yang memuja kekuatan, ia hanyalah sampah tanpa masa depan.

Namun tanpa ia sadari, setiap langkah kecilnya, setiap goresan kuas, dan setiap masakannya…
menggetarkan langit, menundukkan para dewa, dan mengguncang seluruh alam semesta.

Dia berpikir dirinya lemah—
padahal seluruh dunia bergetar hanya karena napasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Radapedaxa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Perjalanan Pulang yang Terlalu Mulus

Li Yun menutup ransel anyaman besarnya yang kini kosong melompong setelah ludes diserbu warga Qinghe. Saking senangnya mereka membeli, hampir saja dia juga ikut terbawa suasana dan ingin membeli barang dagangannya sendiri. Tapi kini waktunya pulang.

Ia membungkuk hormat pada pemilik restoran.

“Kalau begitu, aku pulang dulu ya, Zhou Laifen. Dagangan sudah habis, jadi sepertinya hari ini aku bisa istirahat lebih cepat.”

Namun Zhou Laifen langsung memegang lengannya, wajahnya penuh kekhawatiran.

“Pengrajin Li! Lebih baik kau tetap tinggal. Kita tidak tahu kapan monster itu muncul lagi. Bagaimana kalau kau diserang di jalan? Setidaknya tunggu sampai para kultivator itu mengurusnya dulu.”

Orang-orang di dalam restoran ikut mengangguk panik.

“Betul!”

“Iya Pengrajin Li, jangan keluar dulu!”

“Monster itu sudah makan dua kultivator, apalagi orang biasa!”

Li Yun tersenyum kaku.

“Tenang, tenang… perjalanan ku tadi aman damai kok. Tidak ada jejak monster. Lagipula… kalau aku tidak pulang, kebunku siapa yang urus? Sayur-sayurnya tidak akan memanen diri sendiri, tahu?”

Semua terdiam.

Akhirnya Zhou Laifen hanya bisa menghela napas.

“Kalau begitu… hati-hati di jalan. Semoga dewa melindungimu.”

“Betul!”

“Hati-hati Pengrajin Li!”

“Semoga selamat sampai rumah!”

Li Yun mengangkat tangannya santai. “Terima kasih! Aku pergi ya.”

Pintu restoran terbuka, lalu tertutup kembali.

Dan begitu pintu itu menutup…

Wajah tenang Li Yun tadi langsung lenyap total.

Matanya melebar. Bibirnya bergetar. Kakinya terasa dingin.

“....”

“SIAL!”

Dia langsung merapatkan ranselnya ke tubuh, menatap jalanan sepi yang mendadak terlihat jauh lebih suram daripada sepuluh menit lalu.

“Tadi aku sok berani sekali! Bagaimana kalau monster itu benar-benar muncul!? Habis sudah riwayatku! Siapa suruh gaya berani di depan mereka! Aaaah!”

Li Yun menampar pipinya sendiri.

“Tidak! Aku harus tetap tegar! Tadi perjalanan ke kota aman, jadi pulangnya pasti aman juga…”

Dia berhenti.

Menelan ludah.

Menengok kanan.

Menengok kiri.

“A-atau mungkin monster itu cuma… lagi istirahat?”

Tak ada jawaban kecuali suara angin yang membuat rambutnya bergoyang pelan.

Li Yun langsung menggigil.

“Aku… aku ini manusia biasa. Rapuh. Rentan. Kalau aku mati, aku mati beneran! Oh dewa langit, tolong lindungi aku yang hanya ingin hidup damai dan makan daging hari ini…”

Ia mulai berjalan cepat.

Lalu semakin cepat.

Sampai nyaris lari kecil seperti anak kelas satu dikejar ayam tetangga.

Sementara itu… di atas langit retak

Langit di sisi lain hutan tiba-tiba terbuka oleh sebuah retakan besar memanjang. Cahaya merah emas menyeruak keluar seperti lava surga.

BOOOOM!!!

Sebuah sosok melesat keluar, jatuh menghantam tanah hingga membuat kawah kecil. Asap mengepul.

Ketika asap menipis, terlihat seorang pria jangkung bertopi jerami, pakaian lusuh tapi bersih, sebilah pedang panjang tergantung di pinggangnya. Di tangan, ia membawa botol alkohol yang aromanya saja cukup membuat gajah pingsan.

Pria itu mengusap wajahnya dengan malas.

“Ugh… dasar para tua bangka bau tanah itu… nyuruh aku seenaknya menyelesaikan masalah dunia bawah. Mereka kira aku bisa menutup retakan langit? Aku ini pendekar pedang, bukan kuli bangunan!”

Ia meneguk alkoholnya.

“Hahhh… tapi aroma dunia bawah memang tetap juara. Alkohol dunia atas terlalu ‘suci’, nggak ada gregetnya. Dunia bawah… ah~ rasa fermentasinya menenangkan jiwa.”

Dia melempar pandang ke sekitar. Matanya sedikit menyipit.

“Hm? Ini… jejak makhluk iblis. Dan cukup tebal.”

Dia menggaruk kepala, menggerutu seperti petani yang baru sadar ladangnya diserbu babi hutan.

“Hah… Sepertinya mereka mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk kabur ke dunia bawah, ini semakin merepotkan. Tapi setidaknya aku pulang kampung. Sudah lama aku tidak minum alkohol rasa tanah asli. Hehehe…”

Dia meneguk lagi.

“Baiklah! Aku, Xiao Zhen, pendekar pedang darah gila, akan… menyelesaikan tugas ini.”

Ia berhenti.

Lalu tertawa keras.

“Setelah aku beli alkohol dulu! Tugas belakangan! Alkohol number one!”

Seketika tubuhnya melesat seperti meteor emas.

Kembali ke Li Yun

Li Yun kini sudah hampir sampai di kediamannya. kediaman itu tampak seperti surga yang dipenuhi cahaya suci di tengah hutan pekat.

Begitu ia sampai di gerbang…

BRAK!!!

Ia menutup pintu gerbangnya sangat keras, seolah ada hantu di belakangnya.

Li Yun bersandar pada pintu, napasnya tersengal. Keringat dingin mengalir deras dari pelipis hingga dagu.

“Ya dewa… aku selamat… aku benar-benar selamat… Untungnya makhluk itu tidak keluar…”

Ia menyeka keringat, mencoba bernapas pelan. Detak jantungnya yang seperti genderang perang akhirnya mereda.

Namun kemudian sebuah pikiran muncul.

“…Tapi… kenapa perjalanan pulang tadi terasa terlalu mulus?”

Ia memicingkan mata.

“Tidak ada suara aneh, tidak ada aura seram, tidak ada jejak monster… padahal katanya monster itu ada di sekitar hutan…”

Hening beberapa detik.

Lalu Li Yun tertawa kecil.

“Hahahaha! Aku memang terlalu overthinking. Monster apaan? Paling-paling cuma hewan liar yang kebetulan besar sedikit.”

Li Yun merentangkan tangannya.

“Baiklah! Sekarang mandi! Lalu lanjut memancing! Hari ini aku sangat sial karena tidak mendapatkan daging karena kota lagi mengalami musibah, makan ikan lagi pun tak apa lah..”

1
Kirana
true 😂
Davide David
lanjut thor💪💪💪💪
RDXA: siap laksanakan 🔥
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!