Di bawah cahaya rembulan buatan Mata Samara, terletak Negeri Samarasewu, kota sihir yang diatur oleh hukum yang kaku dan Dewan Lima Bintang yang elitis. Di sinilah Yusuf, seorang pemuda yang bukan penyihir, menjalani hidupnya sebagai Skriptor Bayangan—seorang ahli yang diam-diam menyalin, menerjemahkan, dan memalsukan mantera-mantera kuno untuk para penyihir malas dan pasar gelap. Keahliannya bukan merapal sihir, melainkan memahami arsitekturnya.
Kehidupan Yusuf yang berbahaya hancur ketika ia tertangkap basah oleh Penjaga Hukum Sihir saat sedang menyalin mantera pertahanan tingkat master yang sangat terlarang: Mantera Pagar Duri Nirwana. Dalam pelariannya, Yusuf terpaksa merapal mantera kabut murahan, sebuah tindakan yang langsung menjadikannya buronan.
Terjebak di Distrik Benang Kusut, Yusuf bertemu dengan Rumi, seorang makelar licik yang menawarkan jalan keluar. Namun, kebebasan datang dengan harga yang mengerikan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yusup Nurhamid, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fondasi Logika & Penjara Ideologi
Dengan Korsin yang dikurung di sebuah gua bawah tanahdijaga oleh mantera penyegel yang terus diperbarui oleh Miyaz dan Dewan Tetua Reruntuhan yang terpaksa patuh, Yusuf akhirnya memiliki otoritas untuk memulai pembangunan ambisius: mengubah seluruh Pulau Gantung Veridia menjadi sebuah Negara Mantera. Ini bukan sekadar pertahanan; ini adalah manifestasi fisik dari filosofi sihirnyaketeraturan yang merangkul kekacauan.
Proyek utama mereka adalah Kode Kunci Dinding Laut Kabut Permanen yang akan secara struktural mencegah invasi Samarasewu di masa depan, serta integrasi final Mantera Simfoni Terpadu ke dalam kehidupan sehari-hari setiap buangan.
Tim Arsitektur Veridia segera menetapkan pembagian tugas, yang ironisnya sangat terstruktur, layaknya birokrasi Samarasewu yang dulu mereka benci:
Yusuf (Arsitek Utama) fokus pada desain makro dan penulisan Mantera Asal inti. Rumi (Spesialis Kode Samarasewu) dan Dera (Spesialis Logika Biner) dipaksa bekerja berdekatan. Tugas mereka adalah merekayasa balik sistem kunci Samarasewu, menemukan setiap cacat logis, dan merancang kode baru yang mustahil ditembus oleh sistem lama. Kebencian mereka satu sama lain adalah katalisator yang sempurna untuk menghasilkan kode yang bersih dan paranoid.
Azura (Kepala Sensorik) dan Miyaz (Kepala Struktural) menjadi pelaksana teknis. Azura memetakan setiap interaksi sihir buangan dengan Mantera Simfoni Terpadu, memastikan tidak ada lonjakan energi yang terbuang sia-sia atau teralihkan ke dalam kode kunci yang sedang dibangun. Miyaz mengawasi proyek monumental untuk mengukir rune Penarikan Energi Murni di setiap lapisan batu gantung pulau, secara efektif mengubah bebatuan menjadi sirkuit raksasa.
"Kalian harus bekerja sebagai satu pena," ujar Yusuf kepada Rumi dan Dera, berdiri di atas mereka saat mereka berdebat sengit di depan papan tulis mantera yang dipenuhi simbol. "Rumi, fokusmu adalah pada mantera kelenturan membuat kunci itu dapat beradaptasi dengan kekacauan luar. Dera, fokusmu adalah mantera kejelasan membuat kunci itu tidak dapat ditipu oleh logika biner."
Hubungan kerja Rumi dan Dera tegang dan penuh kecurigaan. Mereka adalah representasi sempurna dari dua kegagalan Samarasewu: Rumi mewakili ambisi yang berlebihan, Dera mewakili kepatuhan yang buta.
"Kau terlalu percaya pada kekacauan adaptif, Rumi," cibir Dera, mengoreksi mantera transisi Rumi dengan garis yang kaku. "Kode itu akan menjadi biner, atau itu bukan kode sama sekali. Itu akan menjadi sekadar kekacauan yang tak berarti."
"Justru di situlah letak keindahan Veridia, Dera," balas Rumi, tangannya menyentuh ukiran mantera yang baru. "Kode itu harus menjadi mantera yang hidup, bukan mesin yang kaku. Jika kodenya terlalu kaku, Korsin atau Skriptor Samarasewu lain akan melihat polanya. Kita harus membuatnya menjadi pola yang tidak pernah terulang."
Meskipun pertengkaran mereka terus-menerus, mereka berhasil. Dalam waktu satu bulan yang intens, mereka menghasilkan Kode Kunci Dinding Laut Kabut Permanen yang baru, sebuah mahakarya arsitektur sihir. Itu adalah kode yang begitu rumit dan selalu berubah (berkat masukan Rumi) namun begitu logis dan terenkripsi (berkat masukan Dera) sehingga mustahil bagi sistem Samarasewu yang kaku untuk membacanya.
Ketika Kode itu diimplementasikan melalui ritual besar yang menyalurkan energi Mantera Simfoni Terpadu ke tepi Dinding Laut Kabut efeknya segera terasa. Dinding Laut Kabut, yang dulunya hanya ilusi, kini menjadi penghalang struktural yang aktif, mengubah setiap gelombang sihir Samarasewu yang mendekat menjadi noise yang meniadakan diri sendiri.
Namun, saat pertahanan luar mereka mengeras, ancaman baru muncul dari dalam: Korsin.
Korsin dipenjara, tetapi ia tidak diam. Ia menyadari bahwa ia tidak bisa melawan Yusuf dengan sihir, jadi ia beralih ke senjata utamanya: ideologi.
"Penjara ini bukan terbuat dari batu, Yusuf," kata Korsin, saat Yusuf mengunjunginya di selnya. "Ini terbuat dari ketakutan mereka. Kau telah memenjarakan sihir mereka sendiri. Kau telah mencuri anarki mereka, dan menggantinya dengan Tirani Desain."
Korsin telah menghabiskan waktunya untuk berbicara kepada para penjaga buangan yang bertugas di sekelilingnya, menanamkan benih keraguan. Ia menggunakan filosofi lama Veridia yang berharga kebebasan mutlak sihir untuk melawan arsitektur baru Yusuf.
"Di mana janji kebebasan liar?" Korsin berbisik kepada para penjaga. "Mantera Simfoni Terpadu ini hanyalah Kekuasaan Otoritas baru. Kau hanya menukar rantai besi dengan rantai kode. Setidaknya di Samarasewu, kami tahu apa yang kami layani. Di sini? Kalian hanya melayani Logika Yusuf."
Korsin berhasil. Keraguan menyebar di antara buangan dan bahkan di kalangan Dewan Tetua yang sudah tertekan. Mereka mulai menyebut Yusuf sebagai Skriptor Raja, merujuk pada ketakutan lama mereka akan pemerintahan monarki atau birokrasi. Mereka mulai melihat mantera Yusuf bukan sebagai perisai, tetapi sebagai sangkar emas.
Nenek Tula segera menyadari krisis ini. "Korsin menghancurkanmu dari dalam, Yusuf. Kau mengunci sihir mereka, dan itu membuat mereka merasa dicuri. Ideologi lebih kuat dari mantera apa pun."
Yusuf mengerti. Ia telah merancang solusi teknis yang sempurna, tetapi ia mengabaikan faktor manusia atau lebih tepatnya, faktor jiwa sihir mereka. Untuk membangun Negara Mantera, ia tidak hanya harus mengukir rune di batu; ia harus menulis mantera di hati para buangan.
Yusuf memanggil seluruh komunitas buangan ke reruntuhan utama, tempat Mantera Simfoni Terpadu terasa paling kuat. Ia berdiri di podium, dengan Azura, Miyaz, Rumi, dan Dera di sisinya sebuah koalisi yang mustahil.
"Korsin benar," kata Yusuf lantang, membuat semua orang terkejut. "Aku telah memenjarakan sihir liar kalian. Tapi aku tidak memenjarakannya untuk diriku sendiri. Aku memenjarakannya untuk kalian."
Yusuf mengambil Pena Pemberatnya dan menulis sebuah mantera di udara. Itu adalah mantera yang sederhana, namun penuh makna.
"Mantera Simfoni Terpadu adalah fondasi rumah baru kita," lanjut Yusuf. "Fondasi itu harus kuat. Tetapi sebuah rumah bukan hanya fondasi. Rumah adalah tempat di mana kalian dapat menulis cerita kalian sendiri."
Ia kemudian menunjuk ke arah Rumi dan Dera. "Rumi pernah menjadi pengkhianat dan mencoba menghancurkan Kabut. Dera pernah menjadi musuh dan ingin menangkap kita semua. Sekarang? Mereka bekerja bersama, menciptakan kode yang melindungi kita semua. Ini adalah bukti bahwa Mantera Veridia lebih kuat dari masa lalu Samarasewu kita."
Yusuf kemudian mengumumkan Deklarasi Arsitektur barunya: Protokol Manifestasi Individu.
"Mulai hari ini," ujar Yusuf, Pena Pemberatnya bersinar keemasan. "Mantera Simfoni Terpadu tidak hanya akan menyerap dan melindungi. Ia akan memperkuat! Setiap penyihir yang merapal mantera dalam batas yang aman akan melihat mantera mereka diperkuat oleh Simfoni. Kekuatan sihir kolektif akan mendorong Mantera Individu kalian ke tingkat yang tidak pernah kalian bayangkan. Kalian akan memiliki kebebasan yang lebih besar daripada sebelumnya, karena kalian tidak lagi takut akan kehancuran diri sendiri atau invasi."
Protokol Manifestasi Individu adalah sentuhan jenius Yusuf. Ia tidak hanya mencabut Protokol Netralisasi Ancaman Internal; ia mengubahnya menjadi alat pemberdayaan. Para buangan, yang merasa sihir mereka tercekik, kini melihat sihir mereka menjadi lebih kuat dan lebih stabil.
Gumam ketidakpercayaan berubah menjadi desahan kekaguman, lalu menjadi teriakan persetujuan. Yusuf telah memenangkan pertempuran ideologis melawan Korsin. Ia telah membuktikan bahwa arsitekturnya bukan tirani, melainkan platform untuk kebebasan yang lebih besar.
Dengan politik internal yang kini stabil dan Kode Kunci Dinding Laut Kabut Permanen yang aktif, Yusuf tahu ia telah mencapai tahap awal tujuannya. Veridia telah berevolusi dari sekelompok buangan menjadi sebuah Negara Mantera yang bersatu dan kuat. Namun, ia tidak lupa bahwa Korsin masih berada di bawah tanah, dan Dera belum sepenuhnya dapat dipercaya. Konflik baru antara kebebasan terstruktur Veridia dan kekuatan lama Samarasewu hanya tinggal menunggu waktu.