NovelToon NovelToon
Panduan Tokoh Numpang Lewat

Panduan Tokoh Numpang Lewat

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Sistem / Menjadi NPC / Mengubah Takdir / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Najwa Aaliyah Thoati

Su Runa hanya ingin hidup tenang, bekerja santai, dan rebahan damai di apartemen kecilnya. Tapi siapa sangka, setelah satu malam penuh deadline dan mie instan, hidupnya malah “di-upload” ke dunia kolosal sebagai… tokoh numpang lewat?!

Kini dengan nama Yun Ruona, ia mendapati dirinya bukan putri bangsawan, bukan tokoh utama, bahkan bukan penjahat kelas kakap—melainkan karakter sampingan yang kalau muncul, biasanya cuma jadi latar pemandangan.

Awalnya, hidupnya berjalan damai. Sistem hanya memberi satu misi: “Bertahan Hidup.” Tidak ada skenario aneh, tidak ada takdir tragis, tidak ada paksaan ikut alur novel. Ia tumbuh sebagai gadis biasa, menjalani kehidupan versinya sendiri—bebas dan santai.

…sampai takdir iseng mempertemukannya dengan seorang pria misterius. Sejak saat itu, hidup Yun Ruona yang tenang berubah jadi drama tak terduga, penuh salah paham kocak dan situasi yang bikin geleng-geleng kepala.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Aaliyah Thoati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13: Misi Pertama: Hidup

“Jangan lama-lama, ya, Gege,” katanya di sela isak. “Meimei belum sempat kasih nama untuk kucingku.”

Yun Zhen tertawa kecil, berjongkok dan mengusap rambut adiknya. “Tapi kau belum punya kucing, Meimei.”

“Makanya tunggu sampai Meimei punya dulu,” balas Yun Ruona, berusaha menahan tangis. “Nanti Meimei kirim surat buat Gege.”

Ia mengangguk. “Kirimlah. Tapi jangan lupa gambar yang banyak, ya. Karena surat tanpa gambar terasa seperti pagi tanpa burung.”

Yun Ruona tertawa di sela tangisnya. Ia melepaskan pelukan itu perlahan, menatap kakaknya naik ke gerobak.

Langkah-langkah itu terdengar berat tapi teratur — seperti waktu yang menunda perpisahan.

Saat roda kayu mulai berputar, suara gemericik lembut terdengar dari sumur belakang — entah hanya berupa gema belaka, atau malah doa yang belum sempat diucapkan.

ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ

Gerobak mulai menjauh, menyusuri jalan tanah yang membelah hamparan sawah muda. Dari jendela kecil, Yun Zhen menatap ke belakang.

Siluet rumahnya semakin mengecil, tapi sosok-sosok di depan gerbang tetap berdiri di tempat: ayah, ibu, dan adiknya — tiga titik cahaya di antara bayangan hijau ladang.

Angin musim panas berembus, membawa suara yang samar.

“Gegeee ...!”

Ia menoleh. Di ujung jalan, Yun Ruona berlari sambil melambaikan tangan, rambutnya berkibar liar, langkahnya terseret gaun panjangnya. Ia hampir terjatuh, tapi tetap tersenyum lebar — senyum yang akan tinggal lama di dalam ingatan.

Yun Zhen menyentuh saku dada — bunga plum kecil itu sudah mulai kering. Tapi aromanya masih ada, lembut, seperti kenangan yang menolak pudar.

Ia menatap langit biru di atas sana — langit musim panas yang belum sempat ia rayakan.

Dalam hati, ia berbisik:

“Jika rumah ini adalah napasku, maka setiap langkah di luar sana akan menjadi gema dari napas itu.”

Gerobak terus berjalan.

Di belakang, angin mengangkat kelopak bunga terakhir dari halaman rumah keluarga Yun, membawanya ke udara, menari perlahan sebelum hilang di langit yang luas.

Dan di bawah langit itu — seorang anak laki-laki menuju masa depan, dan seorang gadis kecil berdiri di depan rumahnya, menatap jalan kosong, menunggu musim berikutnya tiba.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Angin sore mulai reda. Bayangan pepohonan menjulur panjang di tanah, menutupi halaman yang kini terasa terlalu sunyi. Su Yulan sudah masuk rumah, Yun Haoran sedang membereskan surat di ruang kerja, tapi Yun Ruona masih di sana — di depan gerbang, berdiri sendirian.

Ia menggenggam udara, seolah masih bisa merasakan ujung jubah kakaknya yang tertinggal di tangannya.

“Kenapa cepat sekali, ya...” gumamnya, menatap arah jalan tanah yang kini sepi. “Padahal aku belum sempat kasih tahu kalau bunga plumnya belum gugur semua.”

Seekor burung kecil melintas di atasnya, bersiul pelan. Yun Ruona mengangkat kepala, mengikuti geraknya sampai burung itu menghilang di balik awan. Ada sesuatu yang aneh di dadanya — semacam ruang kosong yang belum tahu cara diisi.

Dan untuk sesaat, di dalam keheningan itu, seberkas bayangan lain menyelinap di benaknya — samar, seperti kilasan mimpi yang datang dari tempat yang jauh.

Dulu, di kehidupan pertamanya, ia adalah anak tunggal. Hidupnya sederhana: tiga orang dalam satu rumah kecil yang hangat. Sampai takdir, dengan perlahan tapi pasti, mencabut satu per satu cahaya di rumah itu.

Ia ingat malam kelulusannya — foto-foto di atas meja, kue kecil yang ia beli sendiri, dan kursi kosong di seberang. Hanya dirinya, lilin, dan hening yang menua. Setelah itu, dunia terasa terlalu besar untuk dihuni sendirian.

Su Runa, gadis yang dulu ia sebut dirinya sendiri, menambal kesepian dengan suara ceria di video. Tangannya lincah, suaranya ringan, tapi tak seorang pun tahu betapa berat diam yang menunggu di balik layar. Apartemen kecilnya adalah rumah dan sekaligus penjara; aman, tapi sunyi.

Namun kini, sebagai Yun Ruona, ia punya rumah lagi. Ayah yang sering menegur dengan nada lembut, ibu yang menyiapkan teh hangat setiap pagi, dan seorang kakak yang—anehnya—selalu tahu kapan harus menjahilinya agar ia tertawa.

Yun Ruona menunduk, memungut kelopak plum yang jatuh di tanah, lalu menyimpannya di saku bajunya. “Kalau Gege bawa satu, Nana juga harus punya satu,” katanya pelan, seolah mencoba menambal rasa kehilangan dengan logika anak-anak.

Langit mulai berwarna jingga. Cahaya matahari terakhir menimpa wajahnya, membentuk siluet kecil di depan pagar kayu.

Lalu, sesuatu terjadi.

Udara di sekelilingnya bergetar pelan — bukan karena angin, tapi seperti riak yang muncul di atas permukaan air ketika batu dijatuhkan. Warna langit di hadapannya berpendar sebentar, kemudian sebaris tulisan samar muncul di udara, seperti sinar matahari yang menulis di kabut.

>【Sistem Kehidupan Aktif】

Misi awal: 存活 (Cún huó) — Bertahan hidup.

Yun Ruona membeku.

“M—maksudnya apa ini?” tanyanya, menatap tulisan yang melayang di depan matanya. “Siapa yang ngomong? Gege? Kau sembunyi di mana, hah?”

Tidak ada jawaban. Hanya suara jangkrik yang mulai berdendang di kejauhan.

Tulisan itu tetap di sana, berpendar lembut seperti kunang-kunang, dingin tapi tidak menyeramkan. Hanya ... terlalu tenang. Terlalu asing.

Yun Ruona mengernyit. “Bertahan hidup? Itu saja? Gak ada yang lain?”

Tulisan tetap diam.

“Nggak ada hadiah?”

Hening.

“Nggak ada petunjuk?”

Masih hening.

Ia memelototinya, kesal. “Kalau kau ini sistem, harusnya bisa jawab, kan? Halo! Aku manusia, bukan kucing liar! Aku bahkan belum selesai belajar baca karakter yang susah itu, tahu!”

Titik cahaya bergetar sedikit, seolah berpikir. Lalu muncul satu baris lagi:

>【Misi utama sudah ditetapkan. Tidak ada tambahan perintah.】

Yun Ruona menatapnya lama, pipinya menggembung. “Kau ... kaku banget, tahu nggak! Masa aku cuma disuruh ‘bertahan hidup’? Tetap hidup aja udah aku usahakan tiap hari! Kau pikir aku niat mati, hah?”

>【Sistem tidak memahami pertanyaan.】

Ia menatapnya lebih tajam, seperti hendak mengintimidasi — tapi sayangnya yang dihadapinya hanya cahaya tanpa wajah. Akhirnya ia menghela napas panjang, bersedekap sambil menggumam, “Dasar batu bercahaya aneh. Kalau kau mau aku bertahan hidup, ya, bantu sedikit, kek. Kasih tahu caranya, kek.”

Tidak ada reaksi.

"Jari emas? Gudang ajaib? Air suci ajaib? Sistem gosip? Pengganda atau pengubah kualitas suatu barang? Aku bukan dokter militer, bukan ilmuwan, bukan koki, bukan agen rahasia, bukan penulis novel, bukan perancang busana. Aku cuma konten kreator DIY barang. Mana bisa aku mengubah dunia secara besar-besaran!" protes Yun Ruona.

Cahaya itu malah perlahan meredup, meninggalkan hanya satu huruf terakhir yang masih bersinar: 「活」— hidup.

Yun Ruona menatap huruf itu, dan entah kenapa, amarah kecilnya perlahan luntur. Ia mengulurkan jari, mencoba menyentuhnya, tapi cahaya itu pecah menjadi serpihan halus, lalu menghilang seperti debu emas terbawa angin.

Ia berdiri di sana lama sekali, menatap udara kosong.

“... Bertahan hidup, ya?” gumamnya akhirnya, menatap ke arah jalan yang dilalui kakaknya. “Kalau itu misi yang kau kasih, aku akan bertahan. Sampai dunia ini kiamat!”

Suara lembut itu terhempas oleh angin sore. Di halaman yang mulai gelap, hanya ada gadis kecil dengan mata bening yang menatap jauh ke langit — langit yang perlahan kehilangan warnanya, tapi menyimpan sesuatu yang belum sempat dikatakan.

Dan di antara bayang-bayang pepohonan, seberkas cahaya kecil berkilau sekali lagi — seolah menegaskan, bahwa takdirnya baru saja dimulai.

✨ Bersambung ✨

1
Fitri R
semangat upnya thor
Fitri R
semangat thor upnya
Fitri R
lanjut
Fitri R
semangat thor upnya...
Ravenel Whitly
Ceritanya seru, menarik.

Tentang reinkarnasi jadi bayi, trus tetiba ada sistem. Tapi sistemnya bukan membantu si FL punya kehidupan lebih baik. Lebih ke sistem yang menghubungkan perasaan atau ikatan hubungan gitu. Ini sistem yang baru sih.

Dari judulnya Panduan Tokoh Numpang Lewat. sempet di sebutkan bentar di bab 1 & 4 tentang novel dan ingatan FL. Tapi masih belum di temukan. Ini sangat pas, berarti tokoh numpang lewat itu beneran lewat aja di buku tanpa ada yang kenal dan sadar akan keberadaannya.

Sepertinya dari 24 bab ini masih pembuka cerita. belum masuk ke intinya. Mungkin semakin ke tengah, akan semakin terbuka alur-alur tersembunyi lainnya.

Good job Author. Aku suka gaya pikirmu. Lanjutkan! aku dukung .... /Joyful//Determined//Applaud//Rose//Heart//Good/
Aisyah Suyuti
menarik
Fitri R
lanjut upnya thor...semangat
Fitri R
lanjut upnya thor....semangat
Fitri R
lanjut
DJSH _ Tutul
Ceritanya seru, gak bosen, ringan, tapi misterius.

bikin nagih deh. ditunggu bab berikutnya, ya!

/Good/
Kinara Wening
Sebagai penulis novel ini, cukup menguras otak. kadang sampai begadang buat mikir outline dan istilah lainnya. padahal belum nulis satu bab pun. perjuangan awal nulis cerita ini gak mudah. aku ingin cerita ini tidak hanya menghibur, tapi membekas dihati kalian.

dengan berkat dukungan dan cinta kalian, aku bisa tetap ada di sini dan tetap melanjutkan kisah ini, meski gak mudah.

makasih semuanya! love U All ....
/Rose//Heart//Pray/
Yourali
Karya yang bagus. ada lucunya, ada seriusnya, ada tema keluarganya, ada sistemnya. Belum tahu gimana romansa cerita ini karena masih kecil FL-nya.

Kutunggu dewasamu, Nana!

alurnya mulus bgt. gak kerasa kepaksa alurnya, kayak lagi naik rollercoaster!

pokok sukak bgt!!!!
semangat mamathor!
/Drool//Angry//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!