NovelToon NovelToon
Diantara Cinta Dan Dosa

Diantara Cinta Dan Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Jesslyn Kim

Masih saling sayang, masih saling cinta, namun terpaksa harus berpisah karena ego dan desakan dari orang tua. Ternyata, kata cinta yang sering terucap menjadi sia-sia, tak mampu menahan badai perceraian yang menghantam keras.

‎Apalagi kehadiran Elana, buah hati mereka seolah menjadi pengikat hati yang kuat, membuat mereka tidak bisa saling melepaskan.

‎Dan di tengah badai itu, Elvano harus menghadapi perjodohan yang diatur oleh orang tuanya, ancaman bagi cinta mereka yang masih membara.

‎Akankah cinta Lavanya dan Elvano bersatu kembali? Ataukah ego dan desakan orang tua akan memisahkan mereka dan merelakan perasaan cinta mereka terkubur selamanya?


Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jesslyn Kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pergi untuk sementara

Dua peristiwa hari ini sungguh sangat membuat Elana takut dan trauma. Apa benar itu ulah neneknya? Apa mungkin hanya kebetulan semata? Walaupun begitu, Ia pun tak berani menceritakan pertemuan dengan mama Erika. Elana terlalu takut, Elana sangat menyayangi Vanya dan tidak ingin kehilangannya.

"Apa kamu terluka?" Tanya Ryuji masih mendekap erat tubuh Vanya.

Vanya menggeleng lemah, tubuhnya masih gemetar dan terasa lemas. Entah apa jadinya jika tak ada Ryuji yang menarik tubuhnya tadi. Ryuji membantu memapah tubuh Vanya untuk menemui Elana.

"Mami..." Elana langsung memeluk erat tubuh Vanya.

"Mami tidak apa-apa sayang," Vanya membalas pelukan Elana, meyakinkan bahwa dirinya baik-baik saja. Ia tahu Elana begitu khawatir padanya.

"Terimakasih pak," ucap Vanya kemudian, ia baru tersadar telah di tolong Ryuji.

Ryuji hanya mengangguk. "Kalian harus lebih berhati-hati. kalau begitu saya permisi, sudah ada janji di dalam." Pamit Ryuji, ia memang hanya kebetulan lewat karena sudah membuat janji dengan orangtuanya untuk makan siang bersama.

"Iya silahkan pak."

Ryuji pun masuk ke dalam restaurant, begitu juga dengan Vanya, Elana dan sus Tari, yang memang berencana makan siang di restauran yang sama.

Vanya memindai ruangan, mencari meja yang kosong. Tiba-tiba seorang wanita paruh baya memanggilnya dengan hangat dan ramah.

"Vanya!" wanita itu menghampiri Vanya dan memeluknya.

"Ibu Widia," Vanya hanya tersenyum canggung.

"Elana Salim sama ibunya om Ryuji," Vanya meminta Elana untuk menyapa Ibu Widia.

Elana mencium tangan ibu Widia dengan sopan.

"Panggil saja oniichan," Ibu Widia mengelus pipi Elana gemas, gadis kecil ini memang cantik dan lucu.

"Selamat siang oniichan," sapa Elana sopan.

"Selamat siang cantik. Kalian mau makan? Ayo kita makan bersama saja," ajak ibu Widia.

"Terimakasih Bu, kami sudah pesan meja" tolak Vanya merasa sungkan jika harus makan bersama Ryuji dan kedua orangtuanya.

"Sayang sekali ya, lain kali kita makan bersama ya Vanya, ajak Elana juga," Ibu Widia mengambil beberapa cokelat dari tasnya lalu memberikannya pada Elana. Ibu Widia memang sangat menyukai anak-anak, hingga ia selalu membawa cokelat agar bisa memberikannya pada anak-anak yang ia temui.

Elana dengan senang hati menerimanya. "Terimakasih oniichan."

"Sama-sama sayang. Vanya lain kali kamu atur jadwal untuk makan bersama ya,"

"Baik bu," jawab Vanya kemudian, tak mungkin ia menolak ajakan ibu Widia. Walaupun tak tahu kapan mereka bisa makan bersama.

Merekapun kembali ke meja masing-masing.

-

-

Meskipun Elana dan Vanya kini berada jauh dari Vano, tapi Vano seolah merasakan apa yang sedang mereka alami. Dada Vano tiba-tiba terasa sesak, pikirannya langsung tertuju pada Elana dan Vanya. "Apa sesuatu terjadi pada mereka?" Vano berperang dengan batinnya sendiri.

"Sayang..." Tiba-tiba Bella masuk ke ruangan Vano dengan membawa makan siang yang telah di masaknya sendiri.

"Ada perlu apa?" tanya Vano ketus.

"Memangnya tidak boleh kalau aku kesini? Aku bawakan makan siang."

"Kamu tidak perlu repot-repot, bahkan makanan di sini di masak oleh koki profesional," Vano secara terang-terangan menolak Bella.

"Iya aku tahu, setidaknya kamu hargai usahaku," Bella tidak perduli, ia membuka launc box yang ia bawa kemudian menyiapkannya untuk Vano.

Vano tak menyentuh makanan itu sedikit pun, hingga Bella berinisiatif untuk menyuapi Vano.

"Sebaiknya kita bercerai," ucap Vano secara tiba-tiba.

Bagai di sambar petir di siang bolong, secara tiba-tiba Vano meminta untuk bercerai. Bella mendadak lemas hingga sendok yang di pegangnya jatuh begitu saja.

"Aku tidak mau," jawab Bella cepat. Dadanya tiba-tiba terasa sesak.

"Bagaimanapun hubungan kita tidak bisa di pertahankan, aku hanya akan menyakitimu," Vano mencoba memberi pengertian.

"Aku tidak perduli! Selama kamu jadi milikku, aku rela walaupun terus merasakan sakit,"

"Bella... "

"Inikah balasanmu setelah apa yang kita lakukan saat di Paris? Kamu menganggap aku apa hah?!" kini Bella marah.

"Bella, aku sudah bilang aku mabuk dan tidak ingat apa-apa," Vano tetap dengan pendiriannya, ia merasa tak melakukan apa-apa terhadap Bella.

"Kamu memang mabuk, tapi yang sudah kamu ambil dariku, tak bisa kembali lagi," ucap Bella yang kini berlinang airmata.

"Itulah alasan aku tidak mau berhubungan denganmu, aku tidak ingin ada keterikatan di antara kita."

"Kalau kamu berani gugat aku, aku akan buat keluargamu bangkrut dalam sekejap," ancam Bella murka.

"Silahkan lakukan," Vano seolah tidak takut dengan ancaman Bella, kemudian ia pergi meninggalkan Bella begitu saja. Vano sungguh tak tahan lagi, ia tak bisa terus berpura-pura baik didepan Bella yang justru membuat Bella semakin berharap padanya. Biarlah dirinya di anggap kejam daripada harus terus menyakiti Bella. Selain Bella, ada Vanya dan juga Elana yang juga terluka karena sikapnya. Bodoh memang, kenapa dirinya baru bisa mengambil sikap sekarang.

-

-

Malam itu Elana sangat gelisah, potongan demi potongan peristiwa hari ini bagai kaset rusak yang terus menerus berputar di otaknya. Elana terus memikirkan hal yang sama berulang-ulang, membuat gadis itu tak bisa memejamkan matanya.

"Elana, kenapa nak?" Vanya yang sedari tadi memeluk Elana merasakan pergerakan Elana yang tak biasa. Karena biasanya Elana akan tertidur nyenyak ketika Vanya memeluknya.

"Mami... Elana mau ketemu papi," ucapnya terlihat begitu sedih.

"Besok ya sayang.. sekarang sudah malam," Vanya mencoba memberi pengertian.

"Elana mau sekarang... Elana mau tinggal sama papi," tiba-tiba Elana menangis.

"Sayang... Kenapa? Apa mami buat salah?" Jujur Vanya panik sekaligus sedih saat Elana bilang ingin tinggal bersama Vano.

Elana hanya menggeleng sambil terus menangis.

"Sayang lihat mami! Mami minta maaf kalau mami ada salah, mami minta maaf karena belum bisa jadi ibu yang baik buat Elana. Mami mohon... Elana jangan tinggalkan mami," Airmata Vanya pun lolos begitu saja.

"Mami gak ada salah, hanya saja Elana mau tinggal sama papi sekarang,"

"Iya tapi kenapa?"

Elana tak menjawab, gadis kecil itu terus saja menangis.

Berbagai cara telah Vanya lakukan untuk membujuk Elana, tapi semua itu sia-sia. Elana tetap dengan keinginannya. Dan akhirnya Vanya menyerah, ia tak tega melihat Elana terus menangis. Vanya mengambil gadget Elana yang di berikan Vano tempo hari.

"Halo sayang... " ucap Vano saat panggilan terhubung, mengira kalau Elana yang menghubunginya.

"Ini aku... Bisa kamu kesini sekarang?" suara Vanya bergetar menahan tangis.

"Ada apa Vanya?" Vano pun panik.

"Elana, dia menangis karena merindukanmu. Aku sudah membujuknya. Tapi sudah satu jam ini dia tidak berhenti menangis."

"Aku segera kesana," Vano pun mengakhiri panggilan.

"Sudah ya sayang jangan menangis lagi. Papi sudah di perjalanan, mau kesini," Vanya mencoba menenangkan Elana.

"Benar mami?"

Vanya hanya mengangguk sambil terus memeluk Elana.

Setengah jam kemudian, Vano datang ke apartemen Vanya. Walaupun sepanjang perjalanan pria itu liputi kecemasan.

"Sayang...." Vano menghampiri Elana yang masih tersedu-sedu, bahkan gadis itu terlihat sudah lelah.

"Papi..." Elana langsung memeluk erat Vano.

"Sudah jangan menangis.. Papi di sini," Vano pun membalas pelukan Elana.

"Elana mau tinggal sama papi, boleh?"

"Sayang mami bagaimana?" Tanya Vano bingung dengan posisinya saat ini.

Elana tidak menjawab.

"Apa mami berbuat salah sama Elana?" Tanya Vano lagi.

Lagi-lagi Elana tak menjawab, gadis situ hanya menggelengkan kepala.

"Sebentar, papi mau bicara sama mami," Vano melepaskan pelukannya, kemudian ia mengajak Vanya keluar dari kamar Elana.

"Vanya, apa yang terjadi?"

"Aku tidak tahu.. Tiba-tiba saja Elana menangis dan ingin tinggal bersamamu," jawab Vanya jujur. Ia pun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada Elana.

"Apa kamu melakukan sesuatu yang membuat Elana marah?"

"Aku tidak melakukan apapun mas, aku tidak tahu salahku apa," kini pertahanan Vanya runtuh, air matanya lolos begitu saja.

Vano menghapus air mata Vanya lembut. "Sudah jangan menangis.. aku akan coba bujuk Elana," Vano begitu sakit melihat orang-orang yang ia sayangi menangis seperti ini.

Vano masuk kembali ke dalam kamar Elana, sedangkan Vanya lebih memilih menunggu di ruang tamu. Biarlah mereka berbicara empat mata dari hati ke hati.

Setelah membujuk Elana lebih dari satu jam, akhirnya Vano keluar dari kamar. "Bagaimana mas?" Vanya segera menghampiri Vano.

Vano hanya menggeleng, "Elana tetap tidak mau tinggal di sini," jawabnya lesu.

Seketika dada Vanya terasa sesak, badannya melemas bahkan dirinya hampir saja ambruk, Vano dengan sigap menahan tubuh Vanya dan menuntunnya untuk duduk di sofa.

Vano mengambilkan segelas air putih agar Vanya sedikit bisa tenang.

"Aku tidak bisa hidup tanpa Elana mas, tolong kamu bujuk dia," kini bahkan Vanya memohon kepada mantan suaminya itu.

"Segala cara telah aku lakukan untuk membujuk Elana, tapi tetap saja dia tidak mau," Jawab Vano jujur, ia telah melakukan yang terbaik untuk membuka Elana, tapi tetap saja Elana tidak mau.

"Tapi kenapa tiba-tiba begini? Aku tidak melakukan apapun terhadap Elana," Vanya terus terisak, entah pakai cara apa lagi membujuk Elana.

"Aku tahu Vanya, aku percaya padamu," Vano sangat percaya pada Vanya.

"Untuk malam ini aku bawa Elana tinggal bersamaku dulu, besok aku akan bujuk Elana lagi,"

Walaupun berat hati terpaksa Vanya harus merelakan Elana tinggal bersama Vano untuk sementara, Vanya tak tega, dan merasakan sakit ketika melihat Elana terus menangis seperti itu.

***

Jangan lupa like, komen, dan subscribe yaa....

1
Author.N.
tuh kan bayi itu nungguin lu vanoooooooooooo
Author.N.
kok kesel ya sama vano 😒 baru juga kelar acara dah kabur ke rumah mantan. terlepas dia sayang apa engga sama bella. tapi kan bayi kecil itu anaknya (sebelum DNA keluar) itu adalah anaknya. ga ngehargai bgt dihhh. emosi gw ma vano
Author.N.
eh kenapa kok tanya papi ini 😅
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
lama² stres tuh si Vano karena perbuatannya sendiri.wkwkwk
Author abal-abal: tutorial mempersulit hidup 🤭
total 1 replies
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
syukurlah kalo elana udah mulai lupa tentang celakanya vanya
Q⃟ui𝐧🦋
Kalau itu ternyata anak kandung, kamu mau apa vano 😭
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
buat apa Vano melakukan itu apakah untuk tes DNA
Author.N.
mau tes DNA kah?
Author.N.
bagusss 😍 Welkam baby ganteng
Q⃟ui𝐧🦋
Bisa juga ryuji bikin bertingkah gemes 🤭
Q⃟ui𝐧🦋
Emang udh salah paham 😭
✰͜͡v᭄HIATUS𝐀⃝🥀ᵒᶠᶠ'ᴳᶜ
biarkan aja si Bella melakukan apapun nanti juga dia akan menyesali perbuatannya
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
ini cocoknya dipanggil nenek sihir sii 😂
Alana syafa
Gengsi amat 😋
Author.N.
diihh bahaya ternyata nih cewek. masa mo nyingkirin elana. takutnya malah kebalik, semacam karma dibayar tunai. bukan elana yang tersingkir tapi malah dia
Author.N.
kok kamu kayak kurang semangat gitu sih bang
Q⃟ui𝐧🦋
Sm ryuji lebih fresh rasanya. Soalnya vano darinya awal ga tegas. Punya kesempatan dia sndiri yang buang.
༄༅⃟𝐐.𝓪𝓱𝓷𝓰𝓰𝓻𝓮𝓴_𝓶𝓪
mobil lebih terlihat waawww
🏘⃝Aⁿᵘ Yu
si Vanya bodoh... itu si Ryuji faham ada yg tidak rebesssss...
akankah Karina kapur jadi kunci??? nantikan kelanjutannya.........
🏘⃝Aⁿᵘ Yu
apaaaaaah.... kamu meluk Rindu..... lebih baik melul Ryuji..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!