NovelToon NovelToon
Iblis Yang Merindukan Cahaya

Iblis Yang Merindukan Cahaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Iblis
Popularitas:463
Nilai: 5
Nama Author: Sofiatun anjani

Kevin terbangun dari komanya ketika seorang iblis merasuki tubuhnya dan melenyapkan jiwanya.

bersikap layaknya iblis yang hendak menghancurkan dunia, namun tidak bisa membunuh satu manusia pun.

Ria masih belum sanggup kehilangan satu-satunya orang yang menjadi alasan untuknya bertahan sampai detik ini juga. Tidak, Ria tidak bisa, setelah orang tuanya meninggal 5 tahun yang lalu, Kevin lah satu-satunya orang yang terus mendampingi dan menyemangatinya untuk terus bertahan. dan kehilangannya adalah sebuah mimpi buruk paling mengerikan yang pernah Ria alami.

Sanggupkah Ria bertahan dengan kepingan dihatinya? lalu apa sebenarnya motif sang iblis? akankah Kevin bisa hidup kembali dalam raganya yang perlahan hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sofiatun anjani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Malam hari rumah makan pun akhirnya bisa tutup dari kesibukan yang padat hari ini.

"Eh Ria itu jidat lo kenapa?" tanya Linda saat Ria ikut beres-beres meja pelanggan bersama Linda

"Oh ini tadi gue nggak sengaja kepleset terus kejedot deh, nggak papa kok cuman kegores doang" ucap Ria sambil tersenyum memasang wajah biasa.

"Heh! lo kepleset di kamar mandi?! aduh itu kamar mandi emang harus dibersihin tiap hari deh" ucap Linda dengan frustasi.

"Hm, emang kenapa?" tanya Ria tidak mengerti.

"Itu kamar mandi emang udah makan banyak korban bahkan ada loh yang sampe kesleo tiga hari nggak bisa jalan, untung deh lo cuman kejedot, tapi itu tetep aja bahaya" ucap Linda serius.

"Oh ya Ria kayaknya ada yang nungguin lo dari tadi deh" ucap Linda sambil tersenyum ke arah luar.

Ria pun mengikuti arah pandang Linda dimana ia bisa melihat dengan jelas seseorang yang Ria kenali tengah berdiri di depan pintu masuk.

"Aron?" gumam Ria terkejut dengan kedatangan Aron yang entah dari mana dia tahu tempatnya bekerja.

"Wah… Ternyata emang nungguin lo ya, pacar lo kah itu? orangnya ganteng lagi" ucap Linda berbisik dengan wajah menggoda Ria.

"Dia bukan pacar gue dia cuman teman, itu aja" ucap Ria menyangkal tebakan Linda.

"Oooh… cuman temen ya… Temen tapi boong khikhi..." Linda menggoda sambil menahan tawanya yang hampir pecah melihat bagaimana Ria jelas-jelas menyangkalnya.

"Ya udah lah gue mau pulang dulu, makasih ya kak Linda buat hari ini" ucap Ria akhirnya bisa lolos dari Linda yang mungkin akan terus menggodanya jika ia tidak pergi.

"Dah… Baik-baik ya pulangnya! Awas nabrak angin!" ucap Linda sambil melambai pada Ria yang membalas dengan lambaian tangan.

"Aron, lo kenapa bisa tau kalo gue ada disini?" tanya Ria saat ia sudah ada didepan Aron yang beralih menatapnya dengan tatapan yang sulit dimengerti.

"Eh Ria!" saat tiba-tiba seseorang memanggil namanya, Ria pun menoleh dan mendapati seorang cowok masih dengan seragam pegawai tengah berlari ke arahnya.

"Eh kak Edi? ada apa, kenapa lari-lari gitu?" tanya Ria saat Edi sudah ada di depan Ria.

"Ini, dari bang Jodi" ucap Edi sambil memberikan amplop padanya yang langsung diterima Ria.

"Ini... apa bang?" tanya Ria lagi saat membuka amplop itu, Ria pun terkejut melihat apa yang ada didalamnya.

"Bang Edi ini…” Ria menatap Edi meminta penjelasan.

"Udah... terima aja itu jatah lo sebagai pegawai baru disini" ucap Edi menjelaskan.

"Tapi kan kak, ini belum hari gajian" ucap Ria merasa tidak enak menerima amplop berisi uang itu.

"Semua pegawai disini juga sama kayak lo, tiap ada pegawai baru pasti bang Jodi ngasih mereka jatah di hari pertama, udah terima aja namanya juga bang Jodi dia nggak mau nerima uang yang udah dia kasih" ucap Edi sambil tersenyum pada Ria yang akhirnya hanya bisa pasrah menerima uang itu.

Sekilas Edi melihat cowok yang bersama Ria yang juga tengah menatapnya aneh, seakan ada aura tersendiri saat melihatnya sedekat ini, dan Edi merasakan kalau aura cowok itu benar-benar gelap dan misterius.

"Makasih ya kak Edi udah nganterin ini buat gue" ucap Ria pada Edi yang kemudian langsung kembali ke fokusnya.

"Ah iya, m… kalo gitu gue balik ke belakang dulu ya masih ada yang harus gue kerjain di sana" ucap Edi yang kemudian berlalu pergi masih dengan ekor mata yang memperhatikan cowok itu.

***

Pada akhirnya Ria pun pulang ditemani Aron yang masih belum mengatakan apapun sejak dari pantai.

"Jadi… Aron, lo gimana bisa tau kalo gue ada di mana?" tanya Ria membuka percakapan karena suasana yang semakin canggung.

"Kau pikir aku ini anjing penjaga rumah hah!" ucap Aron kesal, jujur saja Aron hanya ingin memastikan sesuatu pada Ria, walaupun sebenarnya juga ia tidak bisa tinggal diam di rumah saja.

"Ah...oh… maaf gue nggak bermaksud gitu" ucap Ria yang merasa bersalah karenanya, Ria pun semakin canggung untuk bicara lagi, melihat Aron yang tidak lagi memperdulikannya, padahal Ria pikir ia bisa ngobrol banyak dengannya.

"Ria!!" saat tiba-tiba seseorang yang sangat ia kenal memanggil namanya.

"Mita? kalian juga?" Ria terkejut mendapati teman-temannya ada disini dan menemukannya.

"Heh?... Kevin?! lo beneran Kevin?!" tanya Mita melihat seorang cowok yang bersama Ria.

"Eh…? apa itu beneran Kevin?"

"Lo udah sembuh? sukur deh…" tak hanya Mita yang lain pun ikut terkejut melihat Kevin, tapi hal itu malah membuat Ria menggigit bibir takut ketahuan kalau Kevin yang ada didepan mereka bukanlah Kevin lagi.

"Wow…! ini benar-benar kejutan, akhirnya lo siuman juga, gue pikir lo nggak bakalan bangun lagi" ucap Raka dramatis sambil merangkul Kevin yang kemudian menjauhkan tangan Raka dari bahunya.

"Ck!" Aron berdecak kesal sambil menatap sinis padanya sang pelaku.

Raka yang mendapat perlakuan kasar seperti itu pun terkejut dan menatap Kevin bingung. Mita, Seli, dan Roy pun ikut terkejut dan bingung dengan sikap Kevin yang kasar.

"A a ah… maaf ya kayaknya Kevin masih agak sensitif selepas perawatan di rumah sakit" ucap Ria mengendalikan situasi agar teman-temannya tidak curiga.

"Ah… gitu ya… bisa gitu juga ya lo" dan dengan polosnya Raka mempercayai perkataan Ria sambil tertawa renyah.

"Eh itu jidat lo kenapa Ri?" tanya Seli yang menyadari plester di kening Ria.

"Ah… ini nggak sengaja kejedot tadi pas kerja" jawab Ria bohong.

"Duuh... Kok bisa kejedot gitu sih... Lo kerjanya nggak yang berat-berat kan? Kaaannn...!" Mita sedikit menekankan kata penjelasnya sambil melirik Raka yang jadi pelaku atas pekerjaan baru Ria.

Raka pun hanya memalingkan wajah seakan tidak mendengar apapun.

"Oh ya, kebetulan kita ketemuan bareng kayak gini lagi gimana kalo kita ke pasar malam?" usul Seli mengalihkan topik.

"Waah… bener juga ya, malam ini kan ada pasar malam yang baru buka" sahut Raka yang juga teringat dengan pasar malam.

"Ya udah nunggu apa lagi yuk pergi!" ucap Mita memimpin di depan penuh antusias.

"Ria! Kevin! ayo! kalian ikut juga kan?!" ujar Mita melihat Ria dan Kevin yang masih diam saja.

"Ah! e… i iya kami nyusul nanti!" hanya itu yang bisa Ria katakan untuk sekarang ini. Sementara teman-temannya sudah pergi duluan.

Ria pun menghela nafas panjang, lega karena teman-temannya belum menyadarinya.

"Jadi Aron, bisa gue minta satu hal ke lo? gue nggak mau bohongin temen-temen gue lebih dari ini"

"Kau ingin aku menyingkirkan mereka? itu mudah asal kau mau sujud di kakiku" ucap Aron memotong.

"Bukan…! bukan itu maksud gue…! gue cuman minta lo pura-pura jadi Kevin buat semalam ini" ucap Ria sambil menyatukan kedua tangan memohon pada Aron.

"Kalo itu orang lain mungkin gue bisa bohong, tapi gue nggak bisa bohong ke mereka, gue nggak mungkin ngehancurin harapan mereka, jadi tolong berpura-puralah jadi Kevin… Yah?" Ria memohon dengan sangat.

"Gue bakal bilang ke mereka kalo lo amnesia dan nggak inget apa-apa, lo cuman harus ikutin arahan gue aja kok. Ya…?" pinta Ria memberi usul, berharap Aron akan mengikuti rencananya dengan baik.

Saat tiba-tiba Aron kembali merasakan sesuatu yang aneh di dadanya, melihat Ria yang tengah memohon kepadanya dengan tulus membuat dadanya kembali terasa sakit sama seperti kemarin.

Aron tidak tahu apa yang tengah terjadi dengannya, tapi ia juga tidak bisa membiarkan sakit ini terus berlangsung. Sejak ia melihat foto-foto di album Ria Aron selalu merasakan hal seperti ini, seakan itu bukan dirinya, dan itu juga yang menjadi alasannya datang menemui Ria yang juga entah bagaimana Aron tahu dimana dia berada.

"Menyebalkan!"

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!