NovelToon NovelToon
CINTA YANG TERSEMBUNYI

CINTA YANG TERSEMBUNYI

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikah Kontrak / Dijodohkan Orang Tua / Cinta setelah menikah
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Three Flowers

Pertemuan pertama Alana dengan Randy terjadi secara kebetulan, dimana Alana langsung terpesona dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Tak disangka - sangka, ternyata Randy adalah pemuda yang dijodohkan dengannya oleh nenek mereka berdua karena persahabatan. Namun saat Randy mengajak Alana berbicara empat mata, pemuda itu mengakui bahwa ia telah memiliki seorang kekasih, dan ia bersedia menikahi Alana hanya karena tak ingin mengecewakan neneknya. Pada akhirnya Alana pun terjebak dalam pernikahan yang semu, yang membuatnya harus menyembunyikan cintanya di balik kisah asmara Randy dan kekasihnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Flowers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

UJIAN

Pagi itu seperti biasa Alana menuju ruang kerja Randy untuk menyiapkan minuman dan baju kerjanya. Ternyata pintunya masih terkunci, rupanya Randy masih tidur. Alana tidak tahu suaminya pulang jam berapa semalam setelah menemui kekasihnya. Alana meletakkan minuman dan baju di meja depan ruang kerja Randy dan kembali ke kamarnya. Setelah membaca buku latihan soal ujian, gadis itu melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 7. Apakah dia tidak akan terlambat ke kantor? Batinnya. Lalu Alana menelepon Randy, bermaksud untuk membangunkannya.

"Ya, Alana ...." Suara Randy terdengar agak serak seperti baru bangun tidur.

"Randy, maaf aku membangunkanmu. Tapi apakah kamu nanti tidak terlambat ke kantor?" Tanya Alana.

"Ah, iya. Terimakasih Alana, untung saja kamu membangunkanku. Aku akan segera bersiap ke kantor." Jawab Randy. Tak lama kemudian, Randy sudah tampak rapi dan siap untuk berangkat ke kantor. Ia tidak sempat sarapan karena ada meeting pagi ini.

"Randy, besok aku akan ujian. Apakah nanti kamu bisa mengantar aku untuk survey lokasi ujian?" Tanya Alana saat mengantar Randy ke depan.

"Baik, nanti aku jemput kamu sekalian makan setelah meeting selesai." Ujar Randy sambil berpamitan. Alana mencium tangan suaminya dan tersenyum lega. "Terimakasih." Sahutnya.

Di kantor, selesai meeting Randy langsung menuju parkiran karena ia telah berjanji akan mengantar Alana survey lokasi ujian.

"Randy, tunggu!" Tiba - tiba Delia setengah berlari mengikutinya. Randy menghentikan langkahnya dan menoleh pada kekasihnya itu.

"Kamu mau kemana, kenapa lselesai meeting angsung pergi?" Tanya Delia.

"Aku akan mengantar Alana survey lokasi ujian," jawab Randi.

"Kenapa harus ikut ujian? Bukankah bisa langsung mendaftar dengan membayar lebih?" Tanya Delia.

"Iya, tapi Alana ingin mencobanya dulu lewat jalur ujian." Sahut Randy, lalu segera pamitan untuk berangkat menjemput Alana. Delia memandang kepergiannya dengan kesal. Rupanya gadis itu ingin menunjukkan bahwa dia hebat, bisa lulus ujian dengan kemampuannya sendiri. Dasar sombong dan suka mencari perhatian, tuduh Delia dalam hati.

Keesokan paginya, Randy dan Alana sarapan bersama sebelum berangkat ke lokasi ujian. Friska datang membawakan jus jeruk untuk Alana dan Randy. Di dalam gelas jus jeruk Alana sudah diberi obat tidur oleh Friska, atas perintah Delia untuk menggagalkan ujian Alana.

"Terimakasih," Alana meminumnya beberapa teguk, lalu berhenti. Ia memandang jus jeruknya.

"Kenapa?" Tanya Randy.

"Rasanya agak lain," jawab Alana, "mungkin ada biji yang tercampur, agak pahit."

"Punyaku enak, kamu mau tukar?" Tanya Randy yang sudah meminum setengah gelas sambil tersenyum, "tidak mau bekasku, ya?"

"Tidak, biar kuhabiskan punyaku saja." Buru - buru Alana melanjutkan meminum jusnya karena cukup salah tingkah dengan ucapan Randy yang menawarkan jusnya dan terdengar romantis baginya.

Beberapa saat kemudian Randy sudah mengantar Alana ke lokasi ujiannya. Ia melihat istrinya begitu bersemangat dan mendokannya agar lulus ujian.

Di dalam ruang ujian, cukup lama Alana dan peserta ujian yang lain mendengarkan arahan dari Pengawas Ujian tentang tata tertib dan cara mengerjakan ujian. Tiba - tiba Alana merasa sedikit mengantuk dan ia pun menguap.

"Silahkan dimulai," ujar Pengawas Ujian.

Alana mulai mengerjakan soal ujian dengan tenang, satu demi satu. Syukurlah, ini cukup mudah karena sudah aku pelajari dan soalnya keluar, batinnya senang. Tapi semakin lama rasa kantuk itu semakin tidak tertahankan, bahkan kepala Alana sempat tertunduk sampai hampir terantuk meja. Pengawas Ujian mendekatinya dan bertanya, "anda tidak apa - apa, nona? Apakah mengantuk?"

"Eh ...iya, tiba - tiba saya mengantuk." Jawab Alana sambil menahan malu. Alana segera melanjutkan mengerjakan soal ujian berikutnya. Rasa kantuknya sedikit menghilang karena terkejut ditegur Pengawas Ujian tadi. Beberapa soal bisa ia kerjakan dengan cukup lancar, tapi itu tidak berlangsung lama. Ia harus kembali bertarung melawan rasa kantuknya dan itu membuatnya semakin tidak bisa berkonsentrasi dan berpikir dengan maksimal.

Waktu ujian pun selesai, Pengawas Ujian membangunkan Alana. Gadis itu tersentak dan langsung panik.

"Makanya kalau mau ujian itu jangan begadang," ujar Pengawas Ujian itu sambil memandang heran tak habis pikir kenapa bisa peserta ujian malah tertidur saat mengerjakan soal.

Alana segera bangkit dan berjalan cepat meninggalkan ruangan. Randy yang masih menunggunya di mobil terkejut melihat wajah Alana yang tampak lesu sekali.

"Randy, aku tertidur di kelas." Mata Alana tampak merah dan berkaca - kaca.

"Kok bisa? Bukankah tadi pagi kamu segar sekali dan bersemangat?" Tanya Randy heran.

"Aku tidak bisa konsentrasi, bahkan banyak jawaban yang belum terisi ...," sahut Alana lemas. Mukanya tertunduk menahan tangis.

"Apakah tadi malam kamu belajar terus sampai kurang tidur?" Tanya Randy lagi sambil memandang Alana dengan iba. Gadis itu menggeleng, "tidak, karena waktuku cukup banyak untuk belajar jauh hari sebelumnya sehingga tadi malam aku tidak perlu memaksakan diri. Aku tidur tepat waktu, Randy."

"Ya sudah, tidak usah terlalu dipikirkan, Alana," ujar Randy sambil melajukan mobilnya. "Kalau tidak lulus, bukankah tinggal ambil jalur lain? Beres, kan?"

Alana mengangguk meski hatinya kecewa. Rasa kantuknya masih melekat, ditambah dengan laju mobil yang dikemudikan Randy dengan tenang, membuatnya tak kuasa membuka mata. Randy meliriknya, lalu menggelengkan kepalanya. Pasti dia begadang tapi tidak mau mengakuinya, pikir Randy.

Setibanya di halaman rumah, Alana belum juga bangun dari tidurnya. Randy menatap wajah gadis yang sedang terkulai karena tertidur pulas itu. Riasan ringan di wajahnya menyatu alami dengan kulit yang lembut dan terkena sinar matahari dari balik jendela mobil, membuatnya bersinar namun nampak syahdu. Benar kata nenek, gadis ini ternyata sangat cantik walaupun ia sedang tidur, batin Randy. Kemudian ia keluar dari mobilnya dan membuka pintu mobilnya, lalu perlahan menggendongnya keluar menuju ke dalam rumah. Alana yang sedang terpengaruh obat tidurnya benar - benar tidak menyadari akan hal itu, sampai saat Randy akan meletakkan tubuhnya di ranjang, Alana terbangun dan bergerak, membuat Randy ikut terjatuh hampir menimpanya.

"Randy, apa yang terjadi? Dimana ini?" Tanya Alana dan semakin terkejut saat menyadari dirinya dan Randy begitu dekat dalam posisi yang tidak semestinya. Wajah dan tubuh Randy tepat di atasnya, hampir menyentuhnya.

"Aduh," keluh Randy sambil melepaskan Alana dan berusaha bangkit, "kamu mengejutkan saja. Kenapa tiba - tiba bergerak?" Alana yang kebingungan lalu melihat ke sekeliling ruangan yang ternyata adalah kamarnya sendiri.

"Apakah aku tertidur?" Ia baru menyadarinya dan mengatur tubuhnya dalam posisi duduk.

"Tidak, lebih tepatnya kamu berpura - pura tidur supaya aku menggendongmu ke sini," sahut Randy jahil. Alana memukul lengan pemuda itu. "Enak saja memfitnah," ujarnya kesal tapi sambil tertawa.

"Ya sudah, lanjutkan saja tidurmu sampai puas. Aku akan ke kantor," ujar Randy, lalu bergegas pergi meninggalkannya. Alana terpaku di atas ranjangnya. Ia keheranan bagaimana bisa rasa kantuk menyerangnya dengan begitu hebatnya hingga ia tidak merasakan apa - apa sewaktu Randy membawanya ke kamar. Namun saat ia membayangkan momen dimana Randy menggendongnya, ada perasaan campur aduk di hatinya, antara rasa malu dan senang. Jantungnya berdetak dengan cepat.

Sementara itu Friska yang dari tadi mengamati keduanya sepulang ujian, kini mengetik dan mengirim pesan pada Delia.

'Nona Delia, sepertinya obatnya berhasil. Alana pulang sambil tertidur sampai digendong oleh Tuan ...' tulis Friska.

Delia yang membacanya langsung naik pitam, tapi tak mampu berbuat apa - apa karena kalau ia memarahi Randy, itu sama saja dengan membongkar kenyataan bahwa ada yang melapor padanya tentang hal itu. Kedoknya bersama Friska akan terbongkar.

Hari pengumuman ujian tidak terasa telah tiba. Alana terpaku melihat hasilnya. Sejurus kemudian tangisnya mulai pecah. Usahanya selama ini belajar setiap hari siang dan malam tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Ia tidak lulus ujian. Berjuta rasa kecewa membelenggu hatinya dan ia mengurung diri di kamar sambil menangis di balik selimutnya. Randy yang merasa heran atas ketidakhadiran Alana di ruang kerjanya menghampiri kamar Alana dan membuka pintunya.

"Alana, bangun ..., apakah kamu sakit?" Tanya Randy. Alana membuka selimutnya dan bangkit dari posisi tidurnya. Ia terduduk di samping Randy yang sedang khawatir padanya. Randy melihat mata Alana yang bengkak dan basah, ia segera menyadari apa yang telah terjadi.

"Kamu tidak lulus?' Tanya Randy. Alana menjawab dengan anggukan kepala.

"Bukankah aku sudah bilang, kamu akan tetap kuliah meski tidak lulus ujiannya. Tetap di universitas itu, tetap di jurusan itu. Semua tidak ada yang berubah dari yang kita rencanakan, lalu buat apa menangis? Uang bukanlah masalah bagi kita." Randy menasehati Alana.

"Aku menyesali usahaku yang sia - sia. Mengapa aku harus mengantuk dan tertidur di hari itu." Alana menjelaskan perasaannya.

"Memangnya kalau tidak mengantuk kamu yakin bisa lulus?" Tanya Randy dengan wajah jahilnya.

"Kamu tidak percaya padaku?" Tanya Alana geram. Randy mengangkat bahunya sambil menahan tawa dalam hatinya.

"Aku lancar mengerjakan semua soal di awal ...," tegas Alana.

"Bagaimana dengan soal di tengah dan di akhir? Bisa saja berbeda dengan yang kamu pelajari. " Ledek Randy.

"Tapi saat aku terbangun dan sadar, aku yakin aku mengenali soalnya tapi tidak ada waktu lagi untuk menjawab," jelas Alana lagi.

"Sudah, sudah ...." Randy mengelus kepala Alana untuk menghiburnya, "mau dilihat dari sisi manapun, tidak ada pengaruhnya lulus atau tidak. Yang penting nanti saat kuliah, kamu jalani dengan bersungguh - sungguh. Jangan nyontek teman terus.."

"Ih, siapa yang mencontek teman?" Protes Alana kesal. Randy tertawa.

"Lebih baik kamu bersiap - siap untuk besok, kita akan berlibur ke pantai," ujar Randy spontan. Sebenarnya ia bisa merasakan kekecewaan Alana. Ia tahu bagimana perjuangan Alana belajar siang dan malam, dan ia yakin gadis itu seharusnya lulus ujian karena selama ini nilai try outnya juga selalu tinggi.

"Ke pantai? Kenapa tiba - tiba?" Tanya Alana.

"Aku sudah merencanakannya, setelah lulus ujian, aku akan mengajakmu berlibur ke pantai sebagai ganti bulan madu kita yang tertunda." jawab Randy.

"Tapi aku tidak lulus ujian," sahut Alana polos.

"Bagiku sama saja. Justru aku ingin ini bisa sedikit menghiburmu dan melupakan soal ujian itu." Ujar Randy tulus.

Alana menatapnya. Lagi - lagi kamu begitu baik, tetap memperhatikan dan mengerti aku meski pernikahan ini hanya sandiwara, pikir Alana terharu. Bagaikan bulan yang begitu jauh dan tak dapat diraih, tetapi sinar lembutnya tetap menerangi langit malam. Begitu pun dengan Randy yang tidak bisa diraihnya, tetapi sikap dan perhatiannya mampu menerangi hati Alana yang sedang galau.

1
Siswanto Sun
Alur ceritanya rapi...kisahnya bergulir tertata.. membuat pembaca ingin terus mengetahui kisah selanjutnya... berharap happy ending tuk semua tokohnya kecuali tuk tokoh jahatnya tentunya
manda atha
lanjutt plss
Maria Luisa
Aku geram banget sama si antagonis di cerita ini, tapi itu membuatku ga bisa berhenti baca!
Vanne Mcguire
Gila seru!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!