NovelToon NovelToon
Perjuangan Gadis SMA

Perjuangan Gadis SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / Anak Genius / Anak Yatim Piatu / Teen School/College / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hanafi Diningrat

Najwa, siswi baru SMA 1 Tangerang, menghadapi hari pertamanya dengan penuh tekanan. Dari masalah keluarga yang keras hingga bullying di sekolah, dia harus bertahan di tengah hinaan teman-temannya. Meski hidupnya serba kekurangan, Najwa menemukan pelarian dan rasa percaya diri lewat pelajaran favoritnya, matematika. Dengan tekad kuat untuk meraih nilai bagus demi masa depan, dia menapaki hari-hari sulit dengan semangat pantang menyerah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanafi Diningrat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Karma pertama

Najwa duduk di kamar sambil membuka tas kecil pemberian Andi. Di dalamnya ada kamera mini, alat perekam suara, dan beberapa gadget kecil lainnya. Semuanya terlihat canggih meski berukuran kecil.

"Najwa, kamu lagi ngapain?" Kirana masuk tanpa ketok pintu.

Najwa cepat-cepat nutup tasnya. "Lagi belajar."

"Belajar apa? Kok ada barang-barang aneh?"

"Nggak ada apa-apa, Kir." Najwa memasukkan tas ke dalam lemari. "Cuma peralatan elektronik buat tugas sekolah."

Kirana menatap Najwa dengan curiga. Sejak kemarin, sahabatnya itu berubah banget. Lebih pendiam tapi matanya ada api yang menakutkan.

"Najwa, kita harus ngobrol."

"Ngobrol tentang apa?"

"Tentang yang kemarin. Tentang nomor telepon itu."

Najwa berpura-pura sibuk ambil buku dari tas sekolah. "Nomor telepon apa? Aku udah lupain."

"Bohong. Aku kenal kamu dari kecil. Kamu pasti udah hubungi dia."

"Siapa? Aku nggak hubungi siapa-siapa."

Kirana duduk di kasur Najwa sambil menatap matanya. "Najwa, please jangan bohong sama aku. Kita sahabat."

"Kalau kita sahabat, kamu harus dukung aku."

"Aku dukung kamu kalau kamu lakuin yang bener. Tapi kalau kamu mau balas dendam, aku nggak bisa dukung."

Najwa menghela napas panjang. "Kir, aku capek dijadiin korban terus. Sekarang saatnya aku yang berkuasa."

"Berkuasa gimana?"

"Kamu nanti juga bakal tau."

Keesokan harinya di sekolah, Najwa mulai execute plannya. Target pertama: Kevin Adriansyah. Cowok yang paling suka nyinyirin dia dan paling vokal menuduhnya sebagai teroris.

Najwa udah mengamati kebiasaan Kevin selama seminggu. Setiap hari Selasa, Kevin ikut les bahasa Inggris di bimbel deket sekolah. Dia selalu jalan sendirian lewat gang yang agak sepi.

"Kevin, mau pulang bareng?" Indah menawarkan setelah bel pulang berbunyi.

"Nggak usah. Gue ada les." Kevin ngambil tas sambil keluar kelas duluan.

Najwa menunggu beberapa menit sebelum ikut keluar. Dia udah pasang kamera mini di tas ranselnya yang bisa merekam tanpa ketahuan.

Kevin jalan santai sambil main handphone. Dia nggak sadar kalau Najwa ngikutin dari jarak jauh dengan kamera yang terus merekam.

Pas lagi lewat gang sempit, Kevin berhenti di depan warung rokok. Najwa sembunyi di balik mobil sambil terus merekam.

"Om, marlboro satu bungkus." Kevin bilang ke penjual rokok.

"Loh, kamu kan masih sekolahan. Belum boleh beli rokok."

"Ah, Om jangan gitu dong. Gue udah langganan di sini."

Penjual rokok itu geleng-geleng kepala tapi tetep kasih rokok ke Kevin. "Jangan bilang-bilang ya. Nanti gue yang kena masalah."

"Tenang, Om. Gue nggak akan bilang siapa-siapa."

Kevin bayar rokok terus jalan lagi sambil sobek plastiknya. Najwa masih ngikutin sambil terus merekam.

Di gang yang lebih sepi, Kevin berhenti sambil keluarin rokok. Dia nyalain lighter sambil ngisap rokok pertama.

"Perfect." Najwa berbisik sambil zoom in kameranya ke wajah Kevin yang lagi ngisap rokok.

Tapi ternyata itu bukan akhir dari show Kevin. Gak lama kemudian, ada cowok SMA lain yang datang ke gang itu.

"Kevin! Udah lama nunggu nih." Cowok itu terlihat lebih tua dan badannya kekar.

"Sorry, tadi ada acara di sekolah." Kevin nyalamin cowok itu. "Barangnya ada?"

"Ada dong. Lo udah bawa duitnya?"

Kevin keluarin amplop coklat dari tasnya. "Ini dua ratus ribu. Lengkap kan?"

Cowok itu ngecek isi amplop terus keluarin plastik kecil berisi sesuatu yang putih dari kantong jaketnya.

Najwa melotot. Itu narkoba! Kevin nggak cuma ngerokok, tapi juga beli narkoba!

"Ini yang biasa. Kualitas premium." Cowok itu ngasih plastik kecil ke Kevin.

"Makasih, Bang. Minggu depan gue pesan lagi."

"Oke. Tapi hati-hati ya. Jangan sampe ketahuan guru atau ortu."

"Tenang aja. Gue udah jago nyembunyiin."

Mereka berdua pisah arah. Kevin masukin plastik berisi narkoba ke kantong dalam tasnya, terus lanjut jalan ke bimbel.

Najwa masih mengikuti sambil deg-degan. Ini jauh lebih besar dari yang dia kira. Kevin nggak cuma bad boy yang ngerokok, tapi juga pemakai narkoba!

Sampai di bimbel, Kevin masuk dengan santai seakan nggak terjadi apa-apa. Najwa berhenti ngikutin dan balik ke panti dengan perasaan excited banget.

"Jackpot!" Najwa bergumam sambil cek hasil rekaman di kameranya.

Video itu jelas banget. Kevin beli rokok, ngerokok di tempat umum, ketemu dealer, beli narkoba, semua terekam dengan HD.

Malam itu, Najwa edit video sambil bikin salinan di beberapa flashdisk. Dia juga capture beberapa screenshot yang jelas buat dijadiin foto.

"Kevin Adriansyah, sekarang giliran lo yang merasain." Najwa tersenyum sambil ngeliat hasil editannya.

Keesokan harinya, Najwa dateng sekolah lebih pagi dari biasanya. Dia masuk ke kelas kosong dan naruh amplop berisi screenshot Kevin di beberapa tempat strategis.

Satu amplop dia taruh di meja guru, satu lagi di papan pengumuman, dan satu lagi di loker siswa yang sering dibuka rame-rame.

Di amplop, dia tulis: "Kevin Adriansyah membeli dan menggunakan narkoba. Bukti terlampir. - Orang yang peduli keamanan sekolah"

Jam tujuh pagi, siswa-siswa mulai berdatangan. Najwa pura-pura baca buku sambil ngeliatin reaksi mereka yang nemuin amplop.

"Eh, ada amplop di papan pengumuman!"

"Isinya apa?"

"Foto-foto Kevin lagi... oh my god!"

"Kevin ngerokok!"

"Ini dia lagi beli sesuatu dari orang nggak dikenal!"

"Itu narkoba kali!"

Berita itu nyebar dengan cepat banget. Dalam hitungan menit, seluruh sekolah udah tau tentang foto-foto Kevin.

"KEVIN!" Bu Ratih berteriak pas masuk kelas sambil bawa amplop. "Ikut saya ke ruang kepala sekolah. Sekarang!"

Kevin yang baru masuk kelas langsung pucat. "Bu, ada apa?"

"Jangan pura-pura nggak tau! Kita bicarakan di ruang kepala sekolah!"

Semua siswa ngeliatin Kevin sambil berbisik-bisik. Ada yang ketawa, ada yang shock, ada yang ngerecord pake hp.

"Kevin pemakai narkoba?"

"Pantesan dia sombong banget."

"Disgusting banget sih."

"Untung aku nggak pernah deket-deket sama dia."

Kevin keluar kelas sambil nunduk malu banget. Wajahnya merah padam, tangannya gemetar.

Najwa ngeliatin semua ini sambil nahan senyum. Rasanya puas banget ngeliat Kevin yang biasanya sombong, sekarang jadi kayak anak hilang.

"Najwa, kamu denger nggak tentang Kevin?" Sinta berbisik sambil duduk di sebelahnya.

"Iya, shocking banget. Nggak nyangka dia pemakai narkoba."

"Siapa ya yang foto dia? Berani banget."

"Mungkin orang yang udah sebel sama kelakuannya."

Sinta mengangguk. "Iya sih, Kevin memang suka nyinyirin orang."

Istirahat pertama, Kevin belum balik ke kelas. Katanya dia masih di ruang kepala sekolah sama orang tuanya yang udah dipanggil.

"Denger-denger Kevin mau dikeluarin dari sekolah." Indah ngegosip sama temen-temennya.

"Serius? Kasihan juga sih."

"Kasihan apanya? Dia kan emang salah. Masa anak SMA udah pake narkoba."

"Tapi yang foto dia siapa ya? Kayak detektif aja."

Najwa dengerin obrolan mereka sambil makan bekal. Di dalam hati, dia merasa bangga banget bisa execute plan dengan sempurna.

Sore itu, Kevin balik ke kelas dengan mata sembab. Dia ngambil tasnya tanpa ngeliatin siapa-siapa.

"Kevin, lo mau kemana?" Rizki bertanya.

"Pulang. Gue... gue diskors selama dua minggu." Kevin menjawab dengan suara pelan banget.

"Diskors?"

"Iya. Dan harus ikut rehabilitasi."

Kevin keluar kelas sambil diliatin semua orang. Yang tadinya takut sama dia, sekarang pada ngeliatin dia dengan tatapan jijik dan kasihan.

"Karma is real." Salah satu siswa berkomentar.

"Iya, dia suka ngejudge orang lain ternyata dia sendiri yang bermasalah."

"Najwa pasti seneng banget nih. Yang paling sering dibully sama Kevin."

Najwa cuma senyum tipis denger komentar itu. Dia memang seneng, tapi nggak boleh keliatan terlalu obvious.

Pulang sekolah, Najwa jalan sambil ngerasa lega banget. Mission pertama sukses. Kevin udah dapet balasannya.

Handphonenya bergetar. Ada pesan dari Andi.

"Denger-denger ada drama di sekolah lu. Good job. Ini bonus buat kerja bagus lu."

Gak lama kemudian, Najwa nerima transfer lima ratus ribu di rekeningnya. Uang pertama dari "kerja" barunya.

"Satu turun, dua lagi." Najwa bergumam sambil ngeliatin saldo rekeningnya yang nambah.

Sampai di panti, Kirana udah nungguin di kamar dengan wajah serius.

"Najwa, kita harus ngobrol."

"Ngobrol apa lagi, Kir?"

"Tentang Kevin. Aku denger dia kena skandal hari ini."

Najwa pura-pura kaget. "Oh iya? Skandal apa?"

"Jangan pura-pura nggak tau. Aku yakin kamu yang lakuin."

"Lakuin apa? Aku nggak ngapa-ngapain Kevin."

"Najwa, foto-foto itu dari mana? Siapa yang motret dia?"

"Mana aku tau. Mungkin musuhnya yang lain."

Kirana menatap mata Najwa dengan tajam. "Kamu berubah, Najwa. Aku nggak kenal kamu lagi."

"Aku berubah jadi lebih baik. Nggak lemah lagi."

"Ini bukan jadi lebih baik. Ini jadi jahat."

Najwa berdiri sambil menatap Kirana dengan dingin. "Jahat? Kevin yang jahat sama aku dulu. Sekarang dia dapet balasannya."

"Tapi cara kamu salah!"

"Cara aku efektif. Sekarang dia ngerasain gimana rasanya dikucilkan."

"Najwa..."

"Sudahlah, Kir. Kamu nggak akan ngerti." Najwa ambil handuk buat mandi. "Yang penting sekarang Kevin udah nggak bisa nyinyirin aku lagi."

Najwa keluar kamar sambil ninggalin Kirana yang nangis. Dia tau sahabatnya itu sedih, tapi dia udah gak peduli lagi.

Yang penting, rencana balas dendamnya udah mulai berjalan. Kevin down, tinggal Indah sama Rizki.

Malam itu, Najwa tidur dengan perasaan puas. Untuk pertama kalinya dalam hidup, dia yang berkuasa. Dan rasanya... enak banget.

1
kalea rizuky
Sinta ne sok tau
kalea rizuky
Sinta ne g tau ya di posisi nazwa
kalea rizuky
nah gt donk bales pake otak jangan teriak teriak
kalea rizuky
pantes like dikit MC terlalu goblok. Thor lain kali. bkin cerita yg valid donk
kalea rizuky
tolol mending gk usah sekolah
kalea rizuky
bisanya nangis mending g usa sekolah pergi dr situ jual rmh trs krja
kalea rizuky
ne cwek oon mending penjarain bapak lu yg durhala
kalea rizuky
bodoh mending pergi lahh atau racun aja bapak loe biar mampus
parti camb
saran aja kata gue diganti dgn kata "saya/aku
😘Rahma_wjy😉 IG @rwati964021
saran aja nih untuk author, harus nya klo sma polisi, atau sma orng lain yg gk d knal or orng yg lbih tua bilang nya saya, jngn gue. klo gue itu untuk k sesama teman... ttp smangat ya💪💪
Rarara: iya kak,lupa ganti itu
total 1 replies
😘Rahma_wjy😉 IG @rwati964021
devinisi bpk nyusahin anak... bkn nya anak d nafkahin mlh ank d sruh krja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!