NovelToon NovelToon
SUSAN

SUSAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: SabdaAhessa

Susan tak pernah menyangka dirinya di timpa begitu banyak masalah.

Kematian, menghianatan, dan perselingkuhan. Bagaiamana kah dia menghadapi ini semua?
Dua orang pria yang menemaninya bahkan menyulitkan hidupnya dengan kesepakatan-kesepatan yang gila!

Akan kah Susan dapat melewati masalah hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SabdaAhessa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 16

Edward tak mengatakan apapun. Dia malah melangkah mendekati Susan yang sedang ketakutan. Sedangkan Susan melangkah mundur saat melihat Edward mendekatinya. Sampai tubuhnya menabrak dinding kamar mandi.

Edward meletakkan kedua tangannya di dinding. Mengunci Susan disana agar tak dapat bergerak.

Susan menelan ludah. Merasa ketakutan karena dia tau apa yang akan di lakukan Edward pada dirinya dengan kondisi seperti ini.

"Ed, keluar!" Kata Susan lagi.

Edward mengangkat sudut bibirnya. "Aku akan membuat mu keluar berkali-kali, Susan. Nikmati saja!"

Edward sebenarnya tau maksud perkataan Susan. Namun dia sedang menggoda Susan saat ini dengan mengatakan hal itu. Karena sebelumnya Edward tak pernah menyentuh Susan seintim itu. Namun, setelah mereka tidak memiliki hubungan apapun dan Susan menikah dengan Peter. Edward merasa rugi karena tak pernah mencicipi tubuh indah Susan.

Mata Susan kembali membulat. Dia berusaha melepaskan diri, namun Edward menahannya.

"Kau memang gila! Sekarang kau juga cabul!" Kata Susan.

"Itu karena mu!" Edward mengangkat kedua tangan Susan ke atas kepala. Membuat handuk itu longgar dan memperlihatkan kedua gunung kembar Susan.

Susan panik dan berusaha melepaskan genggaman Edward, hal itu malah semakin membuat handuknya jatuh dan kini dia telanj*ang di depan Edward.

Membuat Edward semakin panas saat melihat Susan tanpa sehelai kain pun.

Edward berusaha mencium bibir Susan. Namun Susan berontak. "Hentikan!" Teriak Susan.

"Sssttt!!! Apa kau ingin ayah mu mendengar desah*n mu juga?" Kata Edward menggoda Susan.

"Ed, tidak ada hal seperti ini di kesepakatan kita!"

"Aku tidak perlu kesepakatan apapun untuk melakukan ini pada mu."

Susan menelan ludahnya lagi. "Kau bahkan tidak membuktikan apapun pada ku selama ini! Kau hanya seorang pembohong!"

Edward tersenyum pahit. "Apa Peter tidak mengatakan bahwa perusahaannya mulai berkembang sekarang? Barang-barangnya bahkan lancar keluar masuk pasar gelap. Itu berkat siapa, Susan?"

"Kau bilang, kau menemukan sesuatu kan? Kau bilang kau akan membuktikannya pada ku, tapi sampai sekarang tidak ada sedikit pun yang terjadi, Ed! Bahkan waktu mu hampir habis!"

"Pastikan diri mu tidak akan mengurung diri lagi saat mengetahui itu." Kata Edward menantang.

"Lepasss!!!” Teriak Susan.

Edward langsung mencium paksa bibir Susan. Dia melumatnya dengan begitu kasar. Membuat Susan kesulitan untuk bernafas. Tangan kanannya masih mengunci kedua tangan Susan di atas kepala. Sedangkan tangan kirinya dengan sigap meremas gunung kembar Susan.

Memelintir dan mencubitnya.

"Hhmm!!" Teriak Susan dengan mulut masih di cium oleh Edward.

Tangan kiri Edward beralih ke milik Susan. Mengusap rambur rambut yang ada di bawah sana. Membuat pertahanan Susan mulai goyah.

"Kau suka pakai satu jari saja kan?" Bisik Edward di telinga Susan.

Sontak Susan membulatkan kedua matanya karena mengingat hal itu. Saat dimana dia keceplosan pada Edward untuk meminta pakai satu jari saja saat bermain di bawah sana.

Tanpa persetujuan dari Susan. Edward memasukkan jari tengahnya ke dalam milik Susan. Membuat Susan terperanjat kenikmatan. Tubuhnya mulai goyang naik turun menikmati permainan tangan Edward.

Edward kembali mencium bibir Susan dengan paksa. Sedangkan tangannya kirinya itu mulai mempercepat gerakan.

Edward menatap wajah Susan. Dia melihat Susan menutup matanya menikmati sensasi yang di berikan oleh Edward. Dadanya membusung menahan kenikmatan. Tubuhnya juga mulai pasrah tak melawan.

"Kena kau." Batin Edward.

Perhatian Edward beralih ke gunung kembar Susan yang sedari tadi menggesek tangannya. Dia melepaskan ciumannya dan beralih ke gunung kembar Susan.

Menghisap dengan kuat seperti bayi yang menyusu pada ibunya.

"Aahhh.." Desah*n Susan terdengar.

Sontak Susan menyadari kondisinya. Dia sedang bermain dengan Edward, mantan kekasihnya. Bukan dengan Peter.

Seketika Susan menarik paksa tangannya dan mendorong kepala Edward yang sedang melumati gunung kembarnya.

Edward terkejut dan sedikit terpental ke belakang. Dia tidak siap dengan serangan itu. Dia kira Susan sudah jatuh begitu jauh dengan permainannya.

"Kenapa? Bukankah kau menikmatinya juga?" Tanya Edward.

Susan terlihat marah. Dia segera mengambil handuknya yang tergeletak di lantai dan segera membungkus dirinya lagi dengan handuk itu.

Edward malah tertawa kecil melihat tingkah laku Susan.

"Tanggung sekali, Susan. Sedikit lagi kau akan mencapai pelepasan mu!" Goda Edward.

"Keluarrrr!!" Teriak Susan sambil menunjuk pintu kamar mandi.

Edward tak menghiraukan. Dia malah menjilati jari tengahnya yang masih basah karena cairan milik Susan. Susan sangat benci melihat adegan itu. Dia berpikir mengapa Edward jadi seperti itu. Cabul sekali.

"Kau mau juga?" Tanya Edward menjulurkan jari tengahnya pada Susan.

Susan terlihat muak. Dia bergegas berhalan menunu pintu kamar mandi. Namun lagi-lagi Edward menahannya.

"Di luar ada,James. Aku tidak mau dia melihat mu seperti ini. Tunggu disini, biar aku yang ambilkan pakaian mu!" Kata Edward.

Pria itu keluar dari kamar mandi. Susan yang melihat itu langsung menutup pintu kamar mandi dan menguncinya dari dalam. Takut jika Edward masuk lagi dia akan melakukan hal yang lebih pada dirinya.

Susan mengutuki dirinya sendiri. Dia tidak bisa berbohong, bahwa dirinya juga menikmati permainan yang Edward lakukan. Dia juga tidak bisa berbohong, bahwa permainan Edward seakan jauh lebih nikmat daripada permainan Peter.

Jari kekar itu, cara dia bermain dan ciuman itu. Seakan hak itu yang Susan nantikan dari seorang Edward. Karena selama menjalin hubungan dengan Edward, pria itu tak pernah menyentuh Susan seintim ini.

Dia seakan menjaga berlian mulia yang tak boleh debu sekecil apapun. Namun, sekarang Edward bagaimana monster yang haus akan hasrat.

Susan terduduk di lantai kamar mandi. Menyadari kesalahannya. Bagaimana bisa dia membandingkan Peter dengan Edward. Air mata mulai mengalir di pipinya. Menyandarkan kepala di pintu kamar mandi.

Susan merasa dia telah menyelingkuhi suaminya. Parahnya lagi, dia berselingkuh dengan mantan kekasihnya. Bagaimana kata dunia? Susan tak habis pikir, dia juga merasa sangat bodoh saat berhadapan dengan Edward.

Susan juga dapat merasakan sisa-sisa kenikmatan yang di berikan oleh Edward. Dia merasakan miliknya sangat basah sekarang.

"Susan sayang, ini pakaian mu!" Kata Edward di balik pintu kamar mandi.

Susan tersadar dari lamunannya. "Pergi, Ed! Ku mohon.." Suara Susan gemetar karena menangis.

"Ayolah, Susan.. Beri aku kesempatan untuk merasakan menjadi suami mu sebentar saja." Bujuk Edward.

Susan tak bergeming. Dia terus menangis tak sanggup menghadapi Edward.

Tiba-tiba suara ponsel Edward berbunyi.

Drttt.. Drrttt.. Drrtttt..

Edward mengambil ponsel yang ada di saku jas hitamnya. Dia segera menerima panggilan telepon setelah tau nomor itu milik siapa.

"Ada apa?" Tanya Edward di telpon.

Susan diam dan mendengarkan percakapan Edward yang menelpon di depan pintu kamar mandi.

"Dia memang bodoh! Lalu dimana dia sekarang?" Tanya Edward lagi.

"Biarkan saja, aku ingin melihat pengecut itu menangani masalahnya."

Edward menutup panggilan telpon. Dan kembali lagi kepada Susah yang masih ada di dalam kamar mandi.

Tok tok tokk!!!

Suara pintu di ketuk oleh Edward.

"Sampai kapan kau akan ada di dalam sana? Keluarlah!" Kata Edward.

Susan masih tak bergeming.

Lalu ponsel lain berbunyi. Itu ponsel Susan yang ada di atas meja. Susan yang berada di dalam kamar mandi dapat mendengar ponselnya berbunyi.

"Siapa yang menelpon?" Batin Susan. "Tolonglah, siapapun bantu aku!"

Edward mengambil ponsel itu dan melihat siapa yang menelpon. Dia tersenyum kecut. Peter. Peter yang menelpon.

"Susan, suami mu menelpon. Apa kau tidak ingin menjawabnya." Kata Edward.

Susan bimbang antara keluar atau tidak. Jika dia keluar Edward bisa saja melecehkan dirinya lagi. Tapi firasat Susan tidak enak soal Peter. Seakan terjadi sesuatu pada suaminya itu.

Susan mengumpulkan nyalinya untuk membuka kunci pintu kamar mandi. Membukanya perlahan dan melihat Edward sedang berdiri disana sambil memegang ponselnya yang masih berbunyi.

Susan mengulurkan tangan untuk meminta ponselnya pada Edward. Sedangkan tangan lainnya memegang handuk takut handuk itu terjatuh lagi.

Edward memberikan ponsel itu pada Susan. Dia diam berdiri dan menatap Susan yang gemetar karena ketakutan pada dirinya.

Panggilan berakhir. Lalu ada sebuah video yang di kirim oleh si penelpon. Susan membukanya. Ternyata video yang memperlihatkan Peter tengah tak sadarkan diri dengan bersumpah darah. Peter tergeletak di lantai.

Sontak Susan terkejut melihat video itu. Dia melihat ke arah Edward, curiga ini adalah perbuatan Edward.

Namun, si penelpon menelpon lagi. Susan langsung menjawabnya.

"Nyalakan speakernya!" Kata Edward pelan.

Susan menuruti perintahnya, dia segera menyalakan speaker ponsel.

"Siapa kau?" Tanya Susan.

"Tenang dulu cantik.." Kata pria di telpon.

"Siapa kau!" Teriak Susan.

"Aku Martin. Pemilik Bilimart Group, kau pasti mengingat ku. Singkat saja, suami mu ini berhutang ratusan triliun pada ku. Tapi dia tidak sanggup membayarnya, padahal aku lihat Alpha Group sekarang mulai naik daun lagi. Dan.."

Belum selesai Martin bicara, Susan menyelanya.

"Apa mau mu?"

"Aku punya dua pilihan. Aku akan mengambil alih Alpha Group atau kau tidur dengan ku. Maka aku akan memberi Peter kesempatan lagi untuk melunasi semuanya."

Sontak Susan tersentak. Pilihan macam apa itu. Mengapa dirinya selalu di hadapkan dengan laki-laki macam seperti itu. Belum selesai dengan Edward, sekarang dia harus menghadapi Martin.

Sedangkan Edward yang masih ada di dalam kamar hanya diam mendengarkan percakapan Susan.

"Bagaimana? Kau tenang saja, aku belum membunuhnya. Tapi.. Jika kau tidak dapat memilih, maka aku akan segera membunuhnya dan mengambil alih Alpha Group."

Air mata Susan kembali mengalir dengan deras. Hidungnya sampai merah.

Edward yang melihat itu merasa tak tega. Dia merebut ponsel Susan dan mematikan sambungan telpon.

Edward berusaha memeluk Susan. Namun di tolak. Susan berjalan ke arah sofa dan duduk disana. Handuknya sedikit menyingkap saat dia duduk.

"Aku akan membantu mu." Kata Edward menawarkan bantuan.

"Mari kita buat lebih mudah. Kau mau tidur dengan ku atau dengan Martin?" Tanya Edward.

Sontak Susan menatap tajam Edward. Pertanyaan macam apa itu.

"Diam, Ed!" Kata Susan.

"Aku akan membawa Peter kembali dan melunasi seluruh hutangnya pada Martin. Tapi.. ya itu!" Edward menunjuk tubuh Susan yang terbungkus handuk.

Tatapan Susan di penuhi kebencian pada Edward. Bagaimana dia bisa memilih. Ini sama sekali bukan pilihan. Namun dia tetap harus memilih salah satunya.

Tidur dengan Edward, mantan kekasihnya. Atau tidur dengan Martin, orang yang dia kenal hanya sebatas rekan bisnis.

Susan mengenal Edward, pria itu tak pernah tidur dengan wanita lain sebelumnya. Kecuali di video panas yang katanya hanya hasil editan itu. Sedangkan Martin? Jika dia memberi syarat seperti itu pada Susan, bukankah itu artinya dia sudah biasa melakukannya? Bagaimana jika dia punya penyakit kelamin yang menular?

Pikiran Susan di penuhi pertanyaan-pertanyaan itu semua. Dia masih belum bisa menentukan pilihannya.

"Ingat, Susan. Peter ada di tangannya sekarang, dia bisa saja membunuhnya jika kau tidak segera memberi keputusan." Edward mengingatkan.

Edward menyilangkan kedua tangannya di dada sambil menatap Susan. Dia seakan tau jawaban apa yang akan di berikan oleh Susan. Mana mungkin Susan mau tidur dengan Martin Luther, yang usianya sudah tua itu. Perut buncit dan nafasnya yang bau alkohol.

Bersambung..

1
Adi Putra
ku tunggu janda mu🤣
Adi Putra
dalam batin Edward, akhirnyaaaa🤣
Adi Putra
menggatal🤣
Riska Rosiana
🥲🥲🥲
Riska Rosiana
auto trauma🤣
Andreee
kesempatan🤣
Andreee
mampus kouu ana
Andreee
pokol teros peterr, jan kasih amponn
Andreee
🤣🤣🤣🤣
Andreee
amunisi gk tuu
Adi Putra
kasi napas eddd🤣
Riska Rosiana
🤣🤣🤣🤣
Olivia
susan bakal plh pa y
Adi Putra
Edward ini katanya cinta, tp nyusain susan mulu y
Olivia
Peter bangs*t bgt ya, benci bgt gue
Olivia
Peter ma Anna jodoh keknya, sama2 gk ada otak
Riska Rosiana
Wait waittt Peter bisa menggila jg ye
Riska Rosiana
Oh jadi si Peter yg selingkuh..aku kira susan yg bakalan selingkuh ama edward
Riska Rosiana
kayaknya Susan ini masih ada perasaan ya sm si edward
Adi Putra
si Edward bener bener lu ye
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!