NovelToon NovelToon
Ketika Suamiku Pergi

Ketika Suamiku Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ni R

Ditinggal saat sedang hamil, Elma terpaksa bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya seorang diri. Yang lebih menyakitkan daripada sekedar ditinggal, ternyata suami Elma yang bernama Dion secara diam-diam menceraikan Elma. Dan dibalik pernikahan tersebut, ada kebenaran yang jauh lebih menyakitkan lagi bagi Elma. Penasaran? Yuk baca ceritanya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dendam

Sinar matahari sore yang redup masuk melalui jendela rumah sakit. Suasana ruang rawat terasa hening, hanya terdengar suara alat medis yang berbunyi pelan. Amar masih setia duduk di kursi samping ranjang Elma. Wajahnya terlihat lelah, matanya sembab karena semalaman tidak tidur menjaga perempuan itu.

Tiba-tiba, kelopak mata Elma perlahan bergerak. Napasnya terdengar berat, tubuhnya masih sangat lemah. Namun akhirnya, mata itu terbuka, menatap kosong ke arah langit-langit ruangan. Amar yang sejak tadi menunggu langsung menyadarinya. Ia segera berdiri, mendekat, lalu meraih tangan Elma dengan hati-hati.

“Elma...” suara Amar parau, penuh rasa lega sekaligus cemas. “Syukurlah, akhirnya kau sadar. Aku sangat khawatir padamu.”

Namun Elma hanya diam, matanya tidak fokus, seolah tidak benar-benar melihat Amar. Wajahnya pucat, bibirnya kering, dan di sudut matanya ada air bening yang mulai jatuh perlahan.

Amar menunduk, menatap Elma dengan tatapan penuh sesal. “Maafkan aku, Elma. Aku terlambat menyelamatkanmu. Seandainya aku datang lebih cepat, semua ini tidak akan terjadi. Seandainya aku tidak meninggalkanmu sendirian malam itu...” suaranya bergetar, menahan emosi yang mendesak keluar.

Elma akhirnya mengalihkan pandangan ke arah Amar. Namun ia tidak berkata apa-apa, hanya menatap dengan mata basah. Air matanya mengalir begitu saja, menuruni pipi pucatnya.

“Tidak apa-apa jika kau marah padaku, tidak apa-apa jika kau membenciku. Tapi tolong jangan menyerah. Aku berjanji, aku akan menjagamu, Elma. Aku tidak akan membiarkan siapa pun menyakitimu lagi,” kata Amar tulus sambil menggenggam tangan Elma lebih erat.

Hati Elma terasa perih mendengar ucapan itu. Rasa sakit di tubuhnya memang luar biasa, tetapi jauh lebih menyiksa adalah luka di hatinya. Ia kehilangan bayi yang selama ini menjadi harapan satu-satunya. Bayi yang seharusnya menjadi penguat, sekarang telah tiada karena kejamnya orang-orang yang membencinya.

Dalam diam, pikiran Elma kembali pada kejadian malam itu. Ia masih bisa merasakan bagaimana tangan kasar membekap mulutnya, bagaimana tendangan demi tendangan menghantam perutnya. Jeritan yang tidak terdengar karena hujan deras, dan akhirnya, darah yang mengalir deras di antara kedua kakinya. Ingatan itu membuat tubuhnya bergetar.

Air matanya semakin deras. Elma menutup mata rapat-rapat, seakan ingin mengusir semua bayangan itu. Tetapi semakin ia mencoba melupakan, semakin jelas pula teror itu kembali.

“Dion...” bisiknya lirih, hampir tidak terdengar.

Amar mencondongkan tubuh, berusaha mendengarkan. “Apa kau bilang sesuatu, Elma?”

Elma membuka matanya kembali. Kali ini tatapannya tidak kosong lagi, melainkan dipenuhi luka dan kebencian. “Aku tahu, semua ini bukan kebetulan. Dua orang itu, mereka pasti suruhan Dion dan keluarganya.

Amar menahan napas. Sebenarnya ia sudah menduga hal yang sama. Tapi, mendengar langsung dari mulut Elma membuat amarahnya semakin memuncak.

“Elma...” Amar mencoba menenangkan, “aku juga berpikir begitu. Diana, Ratna, bahkan Dion. Mereka semua tidak ingin kau mempertahankan bayi itu. Tapi tolong, jangan biarkan kebencian itu menguasaimu. Kau harus tetap kuat.”

Namun Elma justru menggenggam selimut di atas tubuhnya dengan kuat, air matanya kembali jatuh. “Bagaimana aku bisa tenang, Amar? Mereka sudah merenggut segalanya dariku. Dion, pria yang dulu pernah bersumpah mencintaiku, sekarang justru mengirim orang untuk membunuh anakku, darah dagingnya sendiri.”

Nada suaranya dipenuhi kepedihan, juga kebencian. “Aku tidak akan pernah memaafkan mereka. Tidak pada Dion, tidak pada Ratna, tidak pada Diana. Aku membenci mereka... aku dendam...”

Amar terdiam. Ia bisa merasakan betapa dalam luka yang dirasakan Elma. Perempuan itu bukan hanya kehilangan anaknya, melainkan juga rasa percaya pada orang-orang yang seharusnya melindunginya. Amar ingin berkata banyak hal, tetapi ia tahu sekarang bukan waktunya untuk menasihati. Yang Elma butuhkan hanyalah seseorang yang bersedia mendengar.

Ia lalu duduk kembali di kursi, masih menggenggam tangan Elma. “Kalau itu membuatmu lebih kuat, simpanlah perasaan itu. Tapi tolong, jangan biarkan kebencianmu merenggut kesehatanmu. Kau harus tetap hidup, Elma. Aku mohon, demi dirimu sendiri.”

Elma menutup mata, air matanya tidak berhenti mengalir. Ia tidak menjawab, hanya membiarkan tangannya berada dalam genggaman Amar. Dalam hati, ia sudah bertekad. Ia akan menanggung semua sakit ini, tetapi suatu saat, ia ingin orang-orang yang telah menghancurkan hidupnya merasakan penderitaan yang sama.

Waktu berlalu perlahan. Hari mulai gelap, namun Amar tidak bergeser dari samping Elma. Ia menolak pulang, bahkan ketika perawat menyarankan agar ia beristirahat. “Aku tidak akan meninggalkan dia sendirian,” jawab Amar singkat namun tegas.

Elma sesekali terlelap, lalu terbangun kembali. Pandangannya sering kosong, seolah pikirannya melayang ke masa lalu. Amar tetap setia menemaninya, berbicara hal-hal kecil untuk mengisi kesunyian.

“Elma, kau ingat dulu saat kita sekolah? Kau satu-satunya yang mau duduk sebangku denganku, ketika semua orang menertawakanku karena tubuhku gemuk dan wajahku dianggap jelek. Kau tidak pernah malu. Kau selalu bilang, aku temanmu,” ucap Amar sambil tersenyum tipis, mencoba mencairkan suasana.

Mata Elma bergerak menatap Amar. Sekilas ada cahaya kehangatan di dalamnya, meskipun masih tertutup kabut kesedihan.

“Sekarang giliranku, Elma. Aku akan menjadi orang yang berdiri di sampingmu, seperti dulu kau berdiri di sampingku.”

Elma akhirnya menutup matanya kembali, namun kali ini genggaman tangannya pada tangan Amar sedikit lebih erat.

Di sisi lain, di rumah Ratna, suasana justru penuh dengan kegembiraan. Ratna, Diana, dan Fira berkumpul dengan wajah berseri. Mereka merasa beban di pundak sudah hilang.

“Akhirnya selesai juga. Elma tidak akan pernah mengganggu kita lagi setelah ini,” ujar Diana sambil tertawa.

Fira mengangguk setuju. “Dan Dion tidak perlu lagi cemas. Aku sudah bilang, aku tidak akan membiarkan anak dari perempuan itu lahir. Sekarang, semuanya sudah terkendali.”

Ratna menepuk bahu putrinya. “Kau memang anak yang pintar, Diana. Apa yang kita lakukan adalah untuk masa depan keluarga. Kita tidak boleh membiarkan orang seperti Elma merusak kehidupan kita.”

Dion hanya diam. Ia menatap kosong ke arah meja, mendengarkan tawa mama dan kakaknya serta istrinya. Namun di dalam hati, bayangan wajah Elma terbaring penuh darah sempat menghantui pikirannya. Ia segera menggelengkan kepala, mencoba menepis rasa bersalah itu. “Aku tidak boleh goyah,” batinnya. “Yang penting sekarang keluargaku aman.”

Malam itu, dua dunia yang berbeda berjalan berlawanan arah. Di satu sisi, Ratna dan keluarganya merayakan kemenangan dengan tawa. Di sisi lain, Amar duduk setia di samping Elma yang terbaring lemah, berjuang menahan sakit dan luka batin yang begitu dalam.

Namun ada satu hal yang pasti, luka di hati Elma telah berubah menjadi bara. Dan ketika bara itu semakin menyala, ia tidak akan lagi menjadi perempuan yang sama seperti dulu. Elma bersumpah dalam hati, ia akan membalas dendam atas rasa sakit dan penderitaannya.

1
Sunaryati
Kutunggu Amar segera lakukan
Sunaryati
Lanjuut skin seru, semangat Elma
R Ni: sipp kakak🌻🌻🌻
total 1 replies
Sunaryati
Mudah- mudahan lancar
R Ni: iya kakak🌻🌻🌻
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙
R Ni: 🌻🌻🌻🌻🌻
total 1 replies
reti
makin seru ceritanya
R Ni: makasih kakak👍🏻👍🏻👍🏻
total 1 replies
Dwi Agustina
Semangat Anar dan Elma💪💪💪👍
R Ni: yeee semangat 👍🏻👍🏻
total 1 replies
reti
nikahin elma aja amar biar ada yang melindungi, toh elma sdh cerai.
R Ni: nanti kak👍🏻👍🏻
total 1 replies
reti
jahat banget dion sekeluarga. klo emang gak mau sm elma ya udah toh sdh cerai..
R Ni: mereka halal di goreng👍🏻👍🏻
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙💙
R Ni: 🌻🌻🌻🌻🌻
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙
R Ni: 🍇🍇🍇🍇🍇
total 1 replies
Vay
♥️♥️♥️♥️
R Ni: /Watermalon//Moon//Moon//Moon//Moon/
total 1 replies
Vay
💙💙💙💙💙
R Ni: /Moon//Moon//Moon//Moon//Moon/
total 2 replies
Vay
❤️❤️❤️❤️❤️
R Ni: 🍨🍨🍨🍨🍨
total 1 replies
Vay
💜💜💜💜💜
R Ni: 🌻🌻🌻🌻🌻
total 1 replies
Vay
♥️♥️♥️♥️
R Ni: 🍧🍧🍧🍧🍧🍧
total 1 replies
Sunaryati
Balas mereka tapi jangan sampai hatimu dikuasai nafsu setan seperti mereka
R Ni: Memang akan dibalas👍🏻👍🏻👍🏻
total 1 replies
Vay
💜💜💜💜💜
R Ni: 🍓🍓🍓🍓🍓
total 1 replies
Vay
💜💜💜💜
R Ni: 🧋🧋🧋🧋🧋
total 1 replies
Sunaryati
Biarkan karma yang membalasnya Elma, kau bangkit dan tata hidupmu, tunjukkan pada mereka, kau mampu bahagia .
R Ni: halal balas dendam👍🏻👍🏻👍🏻
total 1 replies
Sunaryati
Bayi Fira jika lahir cacat atau mati, dan tak punya anak lagi, sedangkan Elma mendapatkan suami yang menyayangi dan memiliki anak yang baik
R Ni: jadi yatim piatu boleh lah🤦🏻‍♂🤦🏻‍♂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!