Meri menjadi berubah seratus persen setelah kematian Mama nya satu bulan yang lalu, anak bungsu ini menjadi sangat menakutkan bagi para saudara nya. tidak bisa lagi mereka mau tidur dengan tenang, di tambah kematian Mama mereka yang masih jadi misteri.
Ada apa kah dengan Meri?
Apa penyebab kematian Mama Meri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18. Mencabuti Kuku
Meri terbaring lemah di ranjang rumah sakit dan belum juga sadarkan diri karena pukulan nya Mai memang sangat kencang tadi, bahkan jidat nya harus dapat jahitan sebanyak lima buah. bukan sengaja juga Mai melakukan nya karena dia pun harus menyelamatkan Mela yang mau di bantai, takut sekali apa bila kepala Mela sampai lepas dari raga nya.
Mungkin saja itu memang bisa terjadi kalau tadi Mai tidak mengambil tindakan nekat, sudah pasti Mela akan menyusul Devan yang sudah di akhirat sana. untung lah walau harus melukai adik nya namun Mai bisa menolong kedua dua nya, mereka hanya harus mengalami luka saja dan itu jelas lebih baik.
Lebih baik begitu dari pada sampai harus celaka di bantai sampai kepala mau di copot paksa dari raga, mana mungkin sanggup mereka menerima nya. di tambah Sadewa memang sudah memberi peringatan kalau iblis ini memang mau membunuh semua orang yang ada di rumah ini, jadi tentu semua jadi waspada.
Devan memang sudah di bunuh dan sekarang Mai agak curiga soal kematian Mama Ajeng, mungkin saja Meri ada di balik itu semua, sayang nya saat itu kan mereka belum sadar kalau adik mereka sudah mengalami hal hal yang buruk, lagi pula mereka tidak satu rumah sehingga tidak sadar akan perubahan sang adik, ini baru tau setelah kematian Mama mereka karena tinggal satu rumah.
"Bagai mana ini, Meri belum juga sadar." Mai takut adik nya celaka.
"Dokter bilang tidak apa apa tadi, mungkin masih pengaruh obat nya." jawab Ervan berusaha menangkan.
"Tadi gimana cerita nya, Mai? kenapa bisa tiba tiba saja ada kejadian seperti ini." Ernan memang tidak tau karena dia lagi mandi.
"Aku juga tidak tau awal nya bagai mana, yang ku lihat Meri berusaha menarik kepala nya Kak Mela agar lepas dari raga nya." jawab Mai pelan dan agak takut karena itu hal yang sangat seram.
"Ya Allah, tambah saja sekarang masalah ini." gumam Ervan juga ikut merinding.
Mela juga sedang tertidur setelah di beri obat penenang oleh dokter agar dia tidak ketakutan dan juga kesakitan lah, di bagian leher saja tampak memar kemerahan yang pasti rasa nya sakit bukan main. sungguh kelakuan Meri sudah di luar batas, bagai mana bisa kepala mau di lepas dari badan.
"Ini sudah tidak bisa lagi di pahami, iblis itu memang ada dan dia berniat membunuh kita semua!" Ernan cemas sekali.
"Gimana kabar nya dari Sadewa, apa teman nya itu mau membantu?" tanya Mai penasaran.
"Belum ada kabar loh, aku sudah tanya dia juga tadi." gumam Ernan pelan.
"Ya Allah kok ada ada saja lah, untung Kak Mela tidak sampai celaka." Ervan mengusap wajah nya kasar.
"Meri yang ku lihat tadi sungguh seram sekali, tidak pernah ku bayangkan kalau dia akan begitu." Mai berucap lirih dengan rasa takut yang sangat besar.
"Apa yang sebenar nya terjadi dulu, pasti memang ada sesuatu yang sangat parah sehingga efek nya timbul sekarang." Ernan sangat penasaran.
"Aku juga tidak tau, Mama dekat nya dengan Bang Devan! mereka sering ngobrol soal harta, kalau Meri kan hanya karena bungsu dan menjadi kesayangan." sahut Mai agak gelisah.
"Kamu tidak pernah dengar soal pesugihan dari keluarga Mama atau Papa, Mai?" tanya Ervan hati hati.
Mai menggeleng karena dia memang tidak pernah dengar soal itu, Mai berjalan untuk mengurangi rasa gelisah nya, sambil dia penasaran karena ruangan milik Meri tiba tiba saja padam lampu nya, takut bila adik sampai berulah lagi.
"Lampu kamar Meri padam kah?" Mai berjalan membuka pintu.
"Loh kok bisa rumah sakit kamar ini mati lampu nya!" Ervan juga kaget.
"Lihat dulu Meri nya, aduh mana ponsel ku!" Ernan juga tergesa gesa karena takut ada apa apa di dalam kamar yang mendadak saja gelap gulita.
Blap, Blap.
Lampu koridor juga mati dan kemudian hidup lagi sehingga membuat setan seram yang tidak tertahan kan, Mai memegang erat tangan suami nya karena hati nya mulai merasa tidak enak. Ervan tau kalau istri nya cemas, namun dia juga takut dan mulai kepikiran kalau ini ulah iblis yang ada di tubuh Meri.
"Allahu Akbar!" Ernan yang menyorot dengan lampu ponsel nya menjadi tegang.
"Heheheeeee...
"Ya Allah, Meri!" Mai menjerit kencang karena adik nya sudah berjongkok di atas ranjang rumah sakit.
"Bagai mana ini, Bang?!" Ervan ketakutan tapi juga mau menolong adik nya.
"Jangan ganggu adikku, tolong jangan ganggu dia!" teriak Mai histeris.
"Heheeeee...
Meri yang sudah di kuasai oleh iblis lagi itu malah mencabuti kuku nya sendiri sampai berdarah darah, sudah ada sekitar tiga yang di cabut, semua nya mengucurkan darah segar sambil seringai mematikan keluar dari bibir nya sehingga siapa saja yang melihat maka sudah pasti akan ketakutan setengah mati.
"Dokter, tolong adik saya! Dokter kemari lah." Mai berteriak keras sambil menatap kanan kiri yang gelap.
"DOKTEEEEER..." Ervan juga berteriak karena takut Meri tambah gila saja.
"Hentikan, Meri!" Ernan nekat mendekat karena ini kalau tidak di hentikan maka habis semua kuku nya.
"Bantu Bang Ernan, Bang!" Mai menjerit lagi karena Ernan masuk dalam kamar.
Ervan segera memegangi Meri yang tambah kalap saja seperti bukan diri nya lagi, ini memang bukan diri nya yang dulu, sesuatu yang sangat jahat sudah mengambil alih tubuh gadis ini. entah bagai mana nanti cara nya agar selamat, karena semakin kesini malah semakin menakutkan saja.
Yang mau menolong belum ada kabar karena Sadewa masih kepikiran dengan omongan nya Purnama kalau dia harus memperhatikan Quina juga agar jangan sampai di ganggu iblis, jangan karena mau menolong orang tapi istri malah dapat bahaya.
"Hahahaaaaa....lepaskan aku, aku akan membunuh kalian semua." Meri tertawa keras.
"Sadar lah, Meri." Ervan terus memegangi tangan nya.
"Mati lah kalian semua, tidak ada satu pun yang akan selamat." Meri seolah mengancam mereka semua.
"Apa mau mu dan siapa dirimu ini?" Mai memberanikan diri untuk mendekat.
"Sudah begini kau baru bertanya siapa aku, apa kau takut dan kau penasaran siapa aku?" Meri menampakan gigi nya yang putih bersih itu.
Namun mata nya sudah merah seperti di masukin darah segar, tangan nya juga terasa sangat dingin, gadis ini bisa di tandai apa bila tubuh nya dingin seperti es maka dia pasti sudah di rasuki oleh sesuatu yang tak kasat oleh mata sehingga jelas akan membuat masalah.
Selamat malam, yang sebelah memang up satu ya karena mau kejar kontrak ini dulu.
belum tahu ja kebengisan Arya gmn,, jgn macam-macam dech, kok malah nantangin 🤦🏻♀️🤦🏻♀️😤😤😤
ini siervan cari gara2 dia udh mau Arya menolong malah belok pula karna tawar orang lain ini kalu purnama yg nangani udh kn bnting dia
Arya membantu tanpa imbalan adu gmn sich cara mereka berfikir
yakin lh Arya pasti bisa menangani kasus ini
kak author nanti bikin Arya JD pangeran yg luar biasa ya hbt nya
bingung si boleh,,,tapi kan ini seolah tdak prcaya sama arya,bukan masalah brg ny susah dicari 😒
aduh Arya jgn gegabah deh,,soalnya mba pur jg lg tempur sm si asu jd blm bs bantu,,nurut aja apa kata Maharani,,🙁