Edgar dan Louna dituduh membuang bayi hasil hubungan mereka. Enggan berurusan dengan hukum, akhirnya Edgar memutuskan untuk menikahi Louna dan mengatakan bayi itu benar anak mereka.
Selayaknya mantan kekasih, hubungan mereka tidak selalu akur. Selalu diwarnai dengan pertengkaran oleh hal-hal kecil.
Ditambah mereka harus belajar menjadi orang tua yang baik untuk bayi yang baru mereka temukan.
Akankah pernikahan yang hanya sebuah kesepakatan itu berubah menjadi pernikahan yang membahagiakan untuk keduanya ?
Atau mereka akan tetap bertahan hanya untuk Cheri, si bayi yang menggemaskan itu.
Yuk ikuti kisahnya...!!
Setiap komen dan dukungan teman-teman sangat berharga untuk Author. Terimakasih 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengungkapkan Perasaan
Max menuju ke ruangan nya seorang diri tanpa ditemani oleh Leo. Leo diperintahkan olehnya untuk mengerjakan sesuatu di luar.
Saat tiba di meja Louna, Max berhenti sejenak. Louna pikir Max akan memberinya sebuah perintah. Tapi rupanya pria itu hanya diam dan masuk ke ruangan nya.
"Kenapa Tuan Max ? Apa dia marah padaku". Tanya Louna seorang diri.
Beberapa waktu kemudian, Louna membawa sebuah map dan mengetuk pintu ruangan Max. Kemudian ia membuka pintunya.
"Tuan, saya ingin membacakan agenda hari ini". Kata Louna sedikit takut. Aura Max sangat berbeda dengan hari-hari biasanya.
"Sejak kapan kau dan Edgar menjalin hubungan, Louna ?" Tiba-tiba saja Max menanyakan hal yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.
"Maaf, Tuan.."
"Jawab saja Louna". Ucap Max sekali lagi dengan agak keras .
"Kami dulu menjadi kekasih saat berkuliah. Kemudian Edgar melanjutkan kuliahnya di luar negeri. Kami bertemu lagi beberapa waktu yang lalu dan memutuskan menikah". Jelas Louna.
Max memejamkan matanya. Jadi benar semua ini ? Louna sudah tidak bisa didapatkan nya lagi.
Ia tersenyum sangat manis pada Louna. Tidak menyeramkan lagi seperti tadi.
"Yasudah, aku hanya ingin bertanya itu. Kau boleh pergi ". Usir Max.
"Tapi Tuan, saya belum membacakan agenda anda hari ini". Kata Louna.
"Yasudah bacakan". Louna membacakan agenda Max hari ini yang sudah disusun rapi oleh Leo. Nanti jika Leo sudah datang ia ingin mengucapkan banyak terimakasih yang sudah membantu nya menyelesaikan pekerjaannya.
"Apa Tuan Max dan Edgar saling mengenal ?" Tanya Louna. Ia sudah tidak takut lagi menghadapi Max sebab Max sudah kembali ke mode seperti biasanya.
Entah kenapa pria itu tadi mungkin ketempelan penunggu lobi, pikir Louna.
"Iya hanya teman lama". Jawab Max. Ia tidak akan mengelak. Mungkin nanti dirumah, Edgar akan menanyakan tentang dirinya pada Louna.
Louna hanya mengangguk-angguk. Kemudian ia pamit keluar. Tidak tertarik dengan hubungan teman lama mereka.
Leo datang saat hampir jam istir. Ia tiba-tiba meletakkan paperbag berisi makanan dari sebuah restoran di mejanya.
"Wah, terimakasih Leo. Kau benar-benar tau jika aku lapar". Kata Louna.
"Iya sama-sama. Tapi nanti berterimakasih lah pada Tuan Max. Dia yang menyuruhku". Balas Leo.
"Baiklah. Tidak masalah". Memang biasanya juga seperti itu. Tuan Max yang menyuruh dan memberi uang. Leo hanya bagian membelinya saja.
"Kau makan siang dimana ?" Sebuah pesan dari Edgar baru Louna buka.
"Bos ku membelikan makanan untuk ku". Louna memfoto makanan yang hampir dibuka nya dan mengirimkannya pada Edgar.
Kemudian tidak ada balasan lagi dari Edgar. Padahal sudah ada tanda terbaca. Tanpa Louna tau, jika disana Edgar sedang menahan dirinya. Ia kepanasan sendiri melihat istrinya mendapatkan perhatian dari pria lain.
"Yasudah kau makan saja. Nanti aku menjemputmu". Akhirnya balasan dari Edgar masuk juga.
Louna menyimpan ponselnya dan memakan makanan yang terlihat menggugah selera itu.
..
"Lou, masuklah. Ada yang perlu kita bahas". Kata Leo dari depan pintu ruangan Max.
Louna masuk dan membawa satu berkas beserta tablet yang biasa ia gunakan.
Mereka bertiga melakukan rapat dadakan untuk membahas sesuatu. Max terlihat sangat berwibawa jika dalam mode serius seperti ini.
Louna bahkan tidak bisa mengalihkan pandangannya kearah lain sebab sayang jika pemandangan indah di depan mata terlewatkan begitu saja.
Dulu, ia sering berkhayal jika Max mengungkapkan cinta padanya. Maka tanpa berpikir lama lagi ia pasti akan menerimanya. Tapi sayangnya, sampai Louna menikah pun kata itu tidak pernah di dengarnya.
Sekarang, harapan untuk menjadi Nyonya Max pun sudah hilang tak bersisa. Meskipun ia masih belum bisa menerima pernikahan nya dan Edgar, tapi bukan berarti ia ingin mengotori pernikahan mereka dengan perselingkuhan.
"Bagaimana menurut kalian ?" Tanya Max pada Louna dan Leo.
"Saya lebih setuju dengan ide pertama, Tuan". Kata Leo. Sedangkan Louna masih terdiam.
Leo menyenggol lengan Louna dan Louna menatap Leo. "Sebentar, aku masih menimbang keputusan". Jawab Louna.
Ia tidak mau dikira melamun meski pada kenyataannya memang ia melamun.
"Saya setuju usulan yang pertama saja, Tuan. Lebih efisien dan hemat budget". Kata Louna dan dijawab anggukan kepala oleh Max dan Leo.
Bagaimana Louna bisa menjawab ? Sebab ia sudah mempelajarinya tadi. Jadi ia tidak bingung.
"Kalau begitu urusan ini aku serahkan pada kalian berdua. Kabari aku jika sudah selesai". Kata Max.
"Baik, Tuan".
...
"Lou, mau kuangar pulang ?" Tanya Max saat melihat Louna masih berada di depan lobi.
Edgar mengabari bahwa ia masih dijalan dan menyuruh Louna untuk menunggu di dalam saja.
"Oh, tidak perlu Tuan. Tidak perlu repot-repot". Jawab Louna.
"Yasudah, kalau begitu biar aku menemanimu disini sampai Edgar datang". Kata Max.
Louna hanya bisa setuju. Ini kan perusahaan Max. Mau di berada dimana dan melakukan apa ya terserah dia.
"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Ya meskipun terlambat. Tapi aku rasa perlu mengatakan ini agar tidak mengganjal dihatiku". Kata Max.
Louna merasa tegang juga. Kira-kira apa yang akan disampaikan oleh Bos nya ini. Tidak biasanya Max bersikap misterius seperti ini.
"Sebenarnya aku menaruh perasaan suka padamu, Lou. Aku berencana mengungkapkan nya tidak lama setelah ini. Tapi malah kabar pernikahan mu yang lebih dulu ku ketahui". Katanya dengan tersenyum.
Louna sungguh terkejut dengan pengakuan Max yang tiba-tiba. Apa Leo tau tentang ini ? Kenapa dia tidak memberitahu Louna ? Bukankah selama ini tidak ada hal yang disembunyikan oleh Leo tentang Bos mereka.
Lidah Louna keluar. Tidak tau harus menjawab apa. Ia hanya bisa membuka mulutnya tanpa ada satupun kata yang keluar.
"Hahaha kenapa kau tidak mengatakannya dari dulu, Tuan". Tidak disangka respon Louna begitu. Max pikir Louna akan mengatakan 'aku tidak pantas untukmu, Tuan'.
"A.. Apa ?" Sekarang ganti lidah Max yang kelu. Benar-benar tidak di duga balasan dari Louna.
"Jika kau mengatakannya dulu, mungkin saja aku menerimanya. Tapi jika kau mengatakannya sekarang, maaf aku tidak bisa menerima sebab aku sudah bersuami". Kali ini jawaban Louna lebih masuk akal.
"Tapi meskipun begitu, terimakasih sudah mengatakannya padaku. Aku senang rupanya ada juga pria yang menyukai ku. Kupikir selama ini aku tidak laku". Kata Louna kemudian tertawa sendiri.
Max yang tadinya masih bingung ingin mengatakan apa lagi akhirnya ikut tertawa juga.
"Kau cantik, Lou. Kau baik dan pintar. Hanya pria bodoh yang tidak menyukaimu".
"Seleramu memang bagus, Tuan. Tapi aku berharap kau bisa menemukan wanita yang lebih baik dariku. Kau dan dia bisa sama-sama mencintai ". Kata Louna begitu menyejukkan hati Max.
Max mengangguk. Ia mengucapkan terimakasih dengan apa yang Louna katakan.
Setelah itu datanglah mobil Edgar dan berhenti tepat di depan mereka berdua.
...
Happy Reading ♥️
Tolong dukungannya ya kakak...
lanjut thor